Anda di halaman 1dari 24

MENGIDENTIFIKASI MACAM-MACAM GERAK

PADA TUMBUHAN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Bapak Tedy Niko Jatmiko Saputro,S. Pd

Oleh :
Alif Nur Hasanah
120351402778

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Desember 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat-Nya yang
telah memberikan jalan dan pemikiran sehingga makalah yang berjudul
Mengidentifikasi Macam-Macam Gerak pada Tumbuhan dapat terselesaikan
dengan cukup baik.
Adalah suatu kehormatan bagi penulis untuk menyajikan makalah ini
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak, yaitu :
1. Bapak Tedy Niko Jatmiko Saputro,S. Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan program studi pendidikan IPA
Universitas Negeri Malang.
2. Teman-teman program studi pendidikan IPA Universitas Negeri
Malang dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan
pengarahan kepada penulis, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Untuk itu kritik dan saran demi kebaikan makalah ini pada masa
mendatang akan sangat membantu penulis. Dan apabila ada kekurangan dari
makalah ini, penulis mohon maaf. Ibarat tiada gading yang tak retak, tiada satu
hal pun di dunia ini yang tanpa cela. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin!

Malang, Desember 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Gerak..................................................................................................
2.2 Hakikat Tumbuhan..........................................................................................
2.3 Ragam Gerak pada Tumbuhan........................................................................
2.3 Proses Tumbuhan Melakukan Gerak............................................................... 15
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.......................................................................................................... 17
3.2 Saran................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 19

ii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Gerak Fototropisme Positif................................................................


2.2 Gambar Gerak Geotropisme............................................................................
2.3 Gambar Gerak Hidrotropisme......................................................................... 10
2.4 Gambar Gerak Tigmotropisme........................................................................ 11
2.5 Gambar Gerak Fotonasti.................................................................................. 12
2.6 Gambar Gerak Niktinasti................................................................................. 14

Iii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Jika diperhatikan arah tumbuh suatu tumbuhan atau mencoba menyentuh
daun putri malu, maka terlihat bahwa tumbuhan yang terletak pada suatu tempat
dengan keadaan cahaya hanya satu arah, akan tumbuh ke arah datangnya cahaya.
Demikian pula daun putri malu akan menutup ketika disentuh. Keadaan ini
memunculkan pertanyaan bagaimana suatu tumbuhan dapat melakukan gerak?
Apa saja macam-macam gerak yang dilakukan tumbuhan?
Salah satu ciri mahluk hidup adalah bergerak. Tumbuhan sebagai mahluk
hidup juga melakukan gerak sebagai respon terhadap rangsangan. Jika hewan dan
manusia dapat melakukan gerakan secara aktif dan berpindah tempat, gerakan
pada tumbuhan sangat terbatas sehingga tumbuhan dikatakan melakukan gerakan
yang pasif. Gerakan yang dilakukan tumbuhan hanya pada bagian tertentu saja,
misalnya bagian ujung tunas, ujung akar, ataupun pada bagian lembar daun
tertentu.
Pada prinsipnya, gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses
pertumbuhan dan adanya kepekaan tumbuhan terhadap rangsangan atau
kemampuan iritabilitas yang dimiliki oleh tumbuhan. Sebagai tanggapan terhadap
suatu rangsangan, tumbuhan melakukan gerakan yang menuju ke arah datangnya
rangsangan atau menjauhi, bahkan melakukan gerak tanpa menunjukan arah
tertentu (Nuryani, 1994).
Ada dua macam gerak yang dilakukan tumbuhan berdasarkan sumber
datangnya rangsangan, yaitu gerak endonom dan gerak etionom. Gerak endonom
adalah gerakan pada tumbuhan yang diakibatkan oleh rangsangan yang berasal
dari dalam tumbuhan itu sendiri.
1
2

Gerak ini terbagi menjadi dua yaitu nutasi dan higroskopis. Gerak etionom
adalah gerakan pada tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan yang berasal
dari luar tumbuhan. Faktor penyebab gerakan etionom bisa berasal dari sentuhan,
air, cahaya, suhu, zat kimia, dan gravitasi bumi. Gerak etionom dibedakan
menjadi tiga yaitu tropisme, nasti dan taksis (Nuryani, 1994).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bertolak dari latar belakang di atas, masalah yang dibahas dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1.

Apakah hakikat gerak?

2.

Apakah hakikat tumbuhan?

3.

Apa saja ragam gerak yang dilakukan oleh tumbuhan?

4.

Bagaimana proses tumbuhan melakukan gerak?

1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH


a.

Tujuan Umum :
Menjelaskan kepada pembaca pembelajaran tentang macam-macam gerak
pada tumbuhan.

b.

Tujuan Khusus :
1. Menjelaskan kepada pembaca tentang hakikat gerak.
2. Menjelaskan kepada pembaca tentang hakikat tumbuhan.
3. Menjelaskan kepada pembaca tentang ragam gerak pada tumbuhan.
4. Menjelaskan kepada pembaca tentang proses tumbuhan melakukan gerak.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT GERAK


Bergerak merupakan salah satu ciri makluk yang tidak begitu jelas
membedakan antara makhluk hidup atau tak hidup. Gerak pada makhluk pun tidak
selalu dapat diamati dengan mata telanjang, misalnya pada tumbuhan tingkat
rendah dan binatang karang. Jika hewan dan manusia dapat melakukan gerakan
secara aktif dan berpindah tempat, gerakan pada tumbuhan sangat terbatas,
sehingga tumbuhan dikatakan melakukan gerak pasif (Nuryani, 1994). Gerakan
yang dilakukan tumbuhan hanya pada bagian tertentu saja, misalnya bagian ujung
tunas, ujung akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu.
Gerak pada makluk hidup melibatkan alat-alat tubuhnya baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pergerakan tersebut terkoordinasi secara teratur
dengan kegiatan tubuh yang lainnya seperti bernafas yang juga berhubungan
dengan proses transportasi . Pada umumnya, gerak yang terjadi pada tumbuhan
merupakan bentuk respon tumbuhan terhadap suatu rangsangan baik sentuhan,
cahaya, suhu ataupun zat kimia. Dengan kata lain, gerak tumbuhan menunjukkan
ciri-ciri tumbuhan yang berupa iritabilitas (peka terhadap rangsangan). Dengan
bergerak, tumbuhan dapat melakukan perkembangan dan pertumbuhan bahkan
juga dapat melakukan interaksi dengan tumbuhan yang lain atau makhluk yang
lainnya.

3
4

2.2 HAKIKAT TUMBUHAN

Tumbuhan merupakan organisme autotrof, multiseluler atau uniseluler,


berklorofil dan sel-selnya memiliki dinding sel. Dalam melaksanakan proses
kehidupan, tumbuhan juga melakukan kegiatan pernapasan, transportasi,
pengeluaran, gerak dan iritabilitas. Seperti halnya manusia dan hewan, tumbuhan
juga bernafas. Pernafasan pada tumbuhan dilakukan oleh seluruh bagian organ
tumbuhan yang hidup.
Tumbuhan bernapas mengambil oksigen dari lingkungan dengan tujuan
untuk memperoleh energi. Hampir semua tumbuhan merupakan autotrof yang
menjadi sumber pemberi makan hampir seluruh kehidupan dunia secara langsung
maupun tidak langsung. Kehidupan hewan dan manusia sangat bergantung pada
keberadaan tumbuhan (Campbell, 2002).
Secara spesifik, tumbuhan merupakan fotoautotrof, yaitu organisme yang
menggunakan cahaya sebagai sumber energi untuk menyintesis zat-zat organik.
Tumbuhan menghasilkan energi bagi kehidupan melalui proses fotosintesis dan
respirasi (Campbell, 2002). Ciri-ciri tumbuhan selain bergerak pada umumnya
adalah :

Bereproduksi secara seksual dan aseksual.

Memiliki zat hijau daun (klorofil) yang terbungkus pada kloroplas


sehingga mampu berfotosintesis.

Memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa

Menanggapi rangsangan (iritabilita).

Bernafas.

Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk amilum.

Melakukan adaptasi terhadap lingkungannya.


Tumbuhan dapat diklasifikasikan menjadi dua macam berdasarkan ada dan

tidaknya pembuluh, yaitu Atracheophyta dan Tracheophyta (Rohana, 2012). Yang


termasuk tumbuhan atracheophyta atau tumbuhan tidak berpembuluh adalah
tumbuhan
5

lumut (Bryophyta) sedangkan yang termasuk tracheophyta atau tumbuhan


berpembuluh adalah tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji.
Tumbuhan berbiji dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan berbiji tertutup (Angiospermae). Tumbuhan angiospermae
dibedakan menjadi dua kelas yaitu dikotil (berkeping dua) dan monokotil
(berkeping tunggal).
2.3 RAGAM GERAK PADA TUMBUHAN
Para ahli membedakan gerak tumbuhan berdasarkan asal sumber
rangsangan. Jika gerak tumbuhan terjadi karena rangsangan berasal dari dalam
tumbuhan disebut gerak endonom. Gerak ini dikenal pula sebagai gerak otonom
atau gerak spontan (Saeful, 2008). Contoh gerak autonom yaitu gerak protoplasma
pada sel-sel daun tanaman lidah buaya dan umbi lapis bawang merah yang masih
hidup, gerak melengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuh,
dan gerak tumbuhan ketika tumbuh, seperti tumbuhnya akar, batang, daun, dan
bunga. Pada tumbuhan yang sedang mengalami masa pertumbuhan terjadi
penambahan massa dan jumlah sel (Agus, 2008). Pertumbuhan ini menimbulkan
gerak autonom. Gerak endonom dibagi menjadi dua macam, yaitu nutasi dan
higroskopis.
a)

Nutasi
Nutasi adalah gerak ujung batang tumbuhan yang sedang tumbuh atau

organ lain seperti daun, stolon/geragih, tangkai bunga, dan akar yang gerakannya
membentuk lintasan melingkar di udara (Muhaimawati, 2012).
b)

Higroskopis
Higroskopis adalah gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh kadar air

di dalam bagian tumbuhan, seperti pecahnya kulit buah polong-polongan,

pecahnya kulit buah tumbuhan pacar air, dan membukanya kotak spora tumbuhan
lumut dan paku pada saat mengeluarkan spora (Neni, 2011).
Gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar
tumbuhan disebut gerak etionom. Berdasarkan hubungan antara arah respon
gerakan dengan arah asal rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu gerak tropisme, taksis, dan nasti.
1)

Tropisme
Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah gerakannya

dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Bagian yang bergerak bisa cabang,
daun, kuncup bunga, atau sulur. Gerak tropisme dibedakan menjadi dua, yaitu
tropisme positif apabila gerak itu menuju sumber rangsangan dan tropisme negatif
apabila gerak itu menjahui rangsangan. Ditinjau dari sumber rangsangannya,
tropisme dapat dibedakan menjadi fototropisme, geotropisme, hidrotropisme,
kemotropisme dan tigmotropisme.

Fototropisme

Gerak fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang dikarenakan oleh


rangsangan cahaya. Gerakan bagian tumbuhan yang menuju ke arah cahaya
disebut fototropisme positif, sedangkan gerakan bagian tumbuhan yang menjauhi
arah cahaya disebut fototropisme negatif.
Mekanisme fototropisme dijelaskan dari percobaan yang dilakukan oleh
Boysen dan Jensen dan disempurnakan dengan penemuan auksin oleh F.W. Went.
Auksin memiliki peran penting dalam pembelokan batang ke arah cahaya (Wasis,
2008). Auksin merupakan kordinator kimiawi yang berperan dalam pertambahan
sel dan pertumbuhan. Auksin berada pada ujung pucuk, sehingga ketika cahaya
berada di atas tumbuhan, akan terjadi distribusi auksin dari pucuk ke daerah
pemanjangan (elongasi) secara vertikal. Namun, ketika cahaya diberikan dari
salah satu sisi batang, menyebabkan distribusi auksin secara lateral (asimetrik)
dari sisi yang mendapatkan cahaya ke sisi yang gelap. Bagian tanaman yang tidak
mendapatkan sinar memiliki konsentrasi auksin yang lebih tinggi.
7

Hal ini menyebabkan sisi batang yang ada pada daerah gelap akan
mengalami pertumbuhan sel lebih cepat, sehingga batang seperti berbelok ke arah
datangnya cahaya. Diperkirakan distribusi auksin yang asimetrik disebabkan oleh
gabungan tiga mekanisme yang berbeda, yaitu:
Terjadinya perusakan auksin oleh cahaya (photodestruction) pada bagian
koleoptil atau titik tumbuh yang terkena cahaya.
Meningkatnya sintesis auksin pada bagian koleoptil yang gelap.
Adanya angkutan auksin secara lateral dari bagian yang terkena cahaya
menuju ke bagian yang gelap (Sukaiyah, 2010).
Cahaya yang paling efektif dalam merangsang fototropisme adalah cahaya
gelombang pendek, sedangkan cahaya merah tidak efektif karena merupakan
cahaya yang bergelombang panjang. Diduga respon fototropisme ini berkaitan
dengan zat karoten dan riboflavin, karena kombinasi penyerapan spektrum oleh
karoten dan riboflavin mirip dengan pola kerja spektrum terhadap fototropisme.

Gambar 2.1 Gerak fototropisme positif


(Sumber Gambar : www.sukasains.com)

Geotropisme

Akar selalu tumbuh ke arah bawah akibat adanya gaya tarik bumi atau
gravitasi bumi. Gerak tumbuh akar merupakan salah satu contoh dari gerak
geotropisme, yaitu gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi.
8

Karena gerak akar diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi dan arah
gerak menuju arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar tersebut
disebut geotropisme positif, sebaliknya gerak organ tumbuhan yang menjauhi
pusat bumi disebut geotropisme negatif seperti gerakan ujung batang yang
cenderung menjauhi gaya tarik bumi. Contoh lain dari geotropisme adalah gerak
tumbuh pada bunga kacang. Pada waktu bunga mekar, gerakannya menjauhi pusat
bumi, maka termasuk geotropisme negatif. Tetapi setelah terjadi pembuahan,
gerak bunga ke bawah menuju tanah atau pusat bumi dan berkembang terus
menjadi buah kacang tanah. Dengan demikian, terjadi perubahan gerak tumbuh
pada bunga kacang tanah. Sebelum pembuahan adalah geotropisme negatif dan
setelah pembuahan adalah geotropisme positif. Pertumbuhan bunga ini juga
dipengaruhi oleh peranan hormon pertumbuhan.
Keadaan auksin dalam proses geotropisme ini, apabila suatu tanaman
diletakan secara horizontal, maka akumulasi auksin akan berada di bagian bawah.
Hal ini menunjukan adanya transportasi auksin ke arah bawah sebagai akibat dari
pengaruh geotropisme. Untuk membuktikan pengaruh geotropisme terhadap
akumulasi auksin, telah dibuktikan oleh Dolk pada tahun 1936.
Dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa auksin yang
terkumpul di bagian bawah terlihat lebih banyak dibandingkan dengan bagian
atas. Sel-sel tanaman terdiri dari berbagai komponen bahan cair dan bahan padat.
Dengan adanya gravitasi, maka letak bahan yang bersifat cair akan berada di atas,
sedangkan bahan yang bersifat padat berada di bagian bawah. Bahan-bahan yang
dipengaruhi gravitasi dinamakan statolith misalnya pati dan sel yang terpengaruh
oleh gravitasi dinamakan statocyste.

Gambar 2.2 Gerak geotropisme


(Sumber Gambar : www.sukasains.com)

Hidrotropisme

Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh


rangsangan air. Jika gerakan mendekati air disebut hidrotropisme positif. Misal
akar tanaman bergerak menuju tempat yang banyak mengandung air di tanah. Jika
tanaman tumbuh menjauhi air disebut hidrotropisme negatif. Misalnya gerak
pucuk batang tumbuhan yang tumbuh ke atas menjauhi air. Respon tumbuhnya
tanaman ditentukan oleh stimulus gradien atau konsentrasi air dan kelembaban.
Kelembaban menyebabkan membeloknya akar ke daerah yang mengandung air
dengan konsentrasi yang lebih besar.
Pengamatan terkait hidrotropisme belum banyak berkembang dikarenakan
bagian tumbuhan yang mendapat pengaruh adalah akar yang terletak di dalam
tanah. Tetapi jika dibandingkan dengan pengaruh gravitasi, pertumbuhan akar ke
bawah lebih dimungkinkan karena adanya rangsangan gravitasi dibandingkan
rangsangan air (Swastika, 2011).

10

Gambar 2.3 Gerak Hidrotropisme


(Sumber Gambar : www.sukasains.com)

Kemotropisme

Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena adanya rangsangan


zat kimia. Jika gerakannya mendekati zat kimia disebut kemotropisme positif.
Contohnya gerak akar menuju zat kimia di dalam tanah. Jika gerakannya
menjauhi rangsangan zat kimia disebut kemotropisme negatif.

Tigmotropisme

Tigmotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena adanya rangsangan


sentuhan pada satu sisi atau persinggungan. Tigmotropisme dapat diamati pada
tanaman kacang panjang dan mentimun. Ujung batang kacang panjang dan
mentimun dapat membelit pada tempat merambatnya. Sulur akan terus tumbuh
memanjang mencari struktur pendukung untuk mengokohkan tegaknya tanaman
tersebut. Sulur sangat sensitif terhadap sentuhan. Terjadinya kontak antara sulur
dengan suatu benda akan merangsang sulur tersebut tumbuh membengkok ke arah
benda yang tersentuh tadi. Hal ini disebabkan karena perbedaan kecepatan
pertumbuhan yang diduga karena sel-sel yang terkena kontak sentuhan akan
memproduksi ABA (asam absisat) yang menghambat pertumbuhan.
Sedangkan

sisi

yang

berlawanan

menghasilkan

auksin

sehingga

pertumbuhannya menjadi lebih cepat. Akibatnya sulur membelok dan meliliti


sumber sentuhan. Respon sulur sebagian melibatkan perubahan tekanan turgor.
Karena diduga telah terjadi perubahan kandungan ATP dan fosfat anorganik yang
cepat akibat rangsangan sentuhan pada sulur.
11

Gambar 2.4 Gerak Tigmotropisme


(Sumber Gambar : www.sukasains.com)

2)

Taksis
Taksis adalah gerak seluruh tubuh atau gerak berpindah tempatnya bagian

dari tubuh tumbuhan yang arah perpindahannya dipengaruhi oleh rangasangan.


Gerakan yang arahnya mendekati sumber rangsangan disebut taksis positif,
sedangkan gerak yang menjauhi sumber rangsangan disebut taksis negatif. Pada
umumnya gerakan ini terjadi pada tumbuhan tingkat rendah.

Kemotaksis

Kemotaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan zat


kimia. Contohnya gerak gamet jantan berflagela (spermatozoid) yang dihasilkan
oleh anteridium lumut ke arah gamet betina (sel telur) di dalam arkegonium
tumbuhan lumut. Spermatozoid bergerak karena tertarik oleh sukrosa atau asam
malat. Pergerakan ini terjadi karena adanya zat kimia yaitu sukrosa atau asam
malat yang terdapat pada sel gamet betina.

Fototaksis
Fototaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan

cahaya. Contohnya pada ganggang hijau yang pertumbuhannya langsung menuju


cahaya yang intensitasnya sedang. Tetapi bila intensitas cahaya meningkat, maka
akan tercapai batas tertentu dan ganggang hijau tiba-tiba akan berbalik arah dan
berenang menuju cahaya, sehingga terjadi perubahan gerakan yang semula
fototaksis positif menjadi fototaksis negatif.

12

3)

Nasti
Gerak nasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang arahnya tidak

ditentukan ke atau dari sumber rangsangan. Rangsangan tersebut dapat berupa


sentuhan, suhu, cahaya, dan kelembaban. berdasarkan jenis rangsangan yang
mempengaruhinya, gerak nasti dibedakan menjadi fotonasti, termonasti,
seismonasti, niktinasi, dan nasti kompleks (Neni, 2011).

Fotonasti

Fotonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan cahaya.


Misalnya gerakan mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) ketika
memperoleh sinar matahari pada saat siang hari.

Gambar 2.5 Gerak Fotonasti


(Sumber Gambar : www.sukasains.com)

Termonasti
Termonasti merupakan gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh
suhu. Contoh termonasti yang terjadi di daerah dingin, misalnya bunga tulip dan
bunga crokus yang membuka karena adanya pengaruh suhu. Bunga-bunga
tersebut mengembang jika mengalami kenaikan suhu. Jika suhu menurun, bungabunga tersebut akan menutup lagi.

13

Seismonasti

Seismonasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh


rangsang getaran. Seperti halnya gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa
pudica) jika disentuh. Jika hanya satu anak daun dirangsang dengan sentuhan,
rangsangan itu dapat diteruskan ke seluruh tubuh tumbuhan sehingga anak daun
yang lain ikut mengatup seperti layu.
Sentuhan merupakan salah satu rangsang dari luar terhadap gerakan daun
putri malu. Arah menutupnya daun akibat sentuhan adalah tetap walaupun
rangsang sentuhannya berbeda. Tumbuhan putri malu memberikan respon yang
sangat cepat yaitu sekitar 0,1 detik setelah rangsangan diberikan dan penyebaran
reaksi terhadap rangsangan ini ke bagian atas dan bawah tumbuhan berjalan antara
40-50 cm/detik. Jika ujung daun putri malu disentuh, maka akan terjadi aliran air
yang menjauhi daerah sentuhan. Adanya aliran air ini menyebabkan kadar air di
daerah sentuhan berkurang, sehingga tekanan turgornya mengecil. Akibatnya daun
putri malu akan menutup dan tampak seperti layu. Lamanya waktu menutup
tergantung pada suhu dan keras halusnya getaran.
Jika hanya satu anak daun dirangsang, rangsangan itu diteruskan ke
seluruh tumbuhan, sehingga anak daun lain ikut mengatup. Kegunaan respon ini
diduga bahwa pelipatan anak daun akan mengagetkan dan mengusir serangga
sebelum mereka sempat memakan daunnya. Pelipatan terjadi karena air diangkut
keluar dari sel motor pada pulvinus. Penyebaran isyarat daun putri malu telah
bertahun-tahun diteliti, terbukti ada dua macam mekanisme yaitu elektrik dan
kimiawi. Potensial kerja disebabkan oleh aliran sejumlah ion tertentu melintasi sel
parenkim yang dihubungkan oleh plasmodesmata xilem dan floem, dengan
kecepatan kira-kira 2cm per sekon. Potensial kerja tidak akan melewati pulvinus
dari satu anak daun ke anak daun lainnya, kecuali bila respon kimiawi juga
terlibat sehingga hanya beberapa anak daun saja yang terlibat. Hal ini disebabkan
oleh suatu bahan yang bergerak melalui pembuluh xilem bersamaan dengan aliran
transpirasi. Bahan aktif ini dikenal sebagai turgorin.
14

Niktinasti

Gerak niktinasti (nyktos = malam) adalah gerak bagian tubuh tumbuhan


karena pengaruh rangsang dari lingkungan di malam hari. Contoh gerak niktinasti
adalah gerak menutupnya daun tumbuhan yang tergolong tumbuhan polongpolongan (Leguminoceae) menjelang malam hari. Gerak ini disebabkan oleh
perubahan tekanan turgor sel-sel pada jaringan di dalam persendian daun.
A.W. Galston dan kawan-kawannya mendeteksi adanya perpindahan ion
kalium dari bagian atas ke bagian bawah pulvinus dan sebaliknya. Perpindahan
ion kalium telah menyebabkan perubahan potensial osmotik yang besar pada selsel motor yang mengakibatkan daun bergerak ke atas atau ke bawah. Diduga
auksin terlibat dalam kegiatan ini. Auksin yang diproduksi pada siang hari
terutama diangkut ke bagian bawah petiol.
Ion kalium akan bergerak ke bagian tubuh tumbuhan yang memiliki
kandungan IAA lebih tinggi. Air masuk ke bagian bawah pulvinus dan daun akan
bangun. Angkutan auksin berkurang pada malam hari, sedangkan pada siang hari
terjadi reaksi sebaliknya. Auksin yang diberikan ke bagian atas atau bagian bawah
pulvinus akan menyebabkan tidur dan bangunnya daun secara berturut-turut
(Agus, 2008). Sejumlah sel di pulvinus yang menggembung saat membuka
disebut ekstensor, sedangkan sel yang mengkerut dinamakan fleksor. Gerak ini
terjadi pada tumbuhan polong-polongan.

Gambar 2.6 Gerak Niktinasti


(Sumber Gambar : www.sukasains.com)

15

Nasti kompleks

Gerak nasti kompleks adalah gerakan sebagian tubuh tumbuhan yang


disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus, seperti karbon dioksida, pH, suhu dan
kadar kalsium. Contoh gerak nasti kompleks adalah gerak membuka dan
menutupnya stomata karena pengaruh cahaya matahari, zat kimia, dan air. Seperti
mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan pohon waru (Hibiscus
tiliaceus) yang dipengaruhi oleh cahaya dan suhu.

2.4 PROSES TUMBUHAN MELAKUKAN GERAK


Tumbuhan selalu dipengaruhi oleh energi dan berbagi parameter masa di
lingkungannya. Seringkali perubahan pada salah satu atau lebih parameter ini
menyebabkan munculnya respon tropistik atau nastik atau keduanya. Perubahan
lingkungan dapat menginduksi suatu proses pada tumbuhan yang bisa berlanjut
bahkan setelah rangsangan tidak lagi ada dalam bentuk semula. Hal itu terjadi
pada gerak harian daun yang berubah arah sebagai responnya terhadap terbit dan
terbenamnya matahari. Demikian pula batang akan terus tumbuh membengkok
menuju cahaya atau menjauhi gravitasi selama beberapa waktu lamanya setelah
rangsangan cahaya atau gravitasi hilang.
Rangsangan selalu bekerja pada sistem mesin yang menjadi bagian
tumbuhan, dan bagian yang menerima rangsangan dinamakan reseptor. Setelah
rangsangan diterima, ia diubah (ditranduksi) menjadi bentuk lain, yamg sering
dikenal dengan isyarat, yang kemudian diteruskan menjadi suatu respon motor
(pertumbuhan atau kerja pulvinus ), itulah yang menyebabkan timbulnya gerak
tumbuhan.
Wolfgang Haupt di Jerman dan Mary Ella telah menyunting sebuah buku
(1979) tentang gerakan pada tumbuhan. Dalam bagian pendahuluan, mereka
membahas tiga tahap gerakan dan dari ketiganya terbentuk kerangka kerja bagi
penelitian yaitu penerimaan, bagaimana cara tumbuhan atau bagaimana tumbuhan

melacak

rangsangan lingkungan

yang

menyebabkan

timbuknya

respon,

transduksi
16

bagaimana cara mekanisme penerimaan mentransduksikan rangsangan yang


diterimanya kepada sejumlah sel pada organ yang akan melakukan gerakan dan
terakhir respon apa yang sebenarnya terjadi selama berlangsungnya gerakan
(Wasis, 2008).
Berdasarkan penelitiannya, diperoleh hasil bahwa ketika tumbuhan
mendapatkan rangsangan, tumbuhan akan mentransduksi rangsangan tersebut
menjadi bentuk energi yang kemudian dijadikan isyarat bagi tumbuhan lalu
diubah lagi menjadi respon motor atau kerja pulvinus yang pada akhirnya bisa
mempengaruhi timbulnya gerak yang dilakukan oleh tumbuhan itu. Setiap gerak
tumbuhan mengalami proses yang berbeda-beda tergantung dari segi faktor yang
mempengaruhinya.

BAB III
PENUTUP

3.1

SIMPULAN
Adapun simpulan yang dapat diambil dari isi makalah ini adalah :

1.

Gerakan pada tumbuhan merupakan suatu respon terhadap rangsangan


baik yang berasal dari dalam maupun dari luar tumbuhan.

2.

Berdasarkan arah rangsangannya, gerak pada tumbuhan dibedakan


menjadi dua, yaitu gerak etionom dan gerak endonom (autonom).

3.

Gerak endonom dibagi menjadi dua, yaitu gerak nutasi dan higroskopis.

4.

Berdasarkan hubungan antara arah respon gerakan dengan asal


rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu gerak
tropisme, gerak nasti dan gerak taksis.

5.

Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi


oleh arah datangnya rangsangan. Mcam-macam gerak tropisme adalah
fototropisme,

geotropisme,

hidrotropisme,

kemotropisme,

dan

tigmotropisme.
6.

Gerak nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh
arah datangnya rangsangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri,
misalnya karena perubahan tekanan turgor. Macam-macam gerak nasti
adalah fotonasti, niktinasti, termonasti, seismonasti, dan nasti kompleks.

7.

Taksis adalah gerak seluruh tubuh atau bagian dari tubuh tumbuhan yang
berpindah tempat dan arah perpindahannya dipengaruhi rangsangan. Gerak
taksis dibagi menjadi dua, yaitu fototaksis dan kemotaksis.

17

18

3.2 SARAN
1.

Ditujukan kepada peserta didik


Peserta didik hendaknya memahami semua macam-macam gerak
yang terjadi pada tumbuhan secara baik dan benar.
Peserta didik hendaknya dapat menunjukkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pergerakan pada tumbuhan.
Peserta didik hendaknya dapat menjelaskan proses terjadinya gerak
pada tumbuhan.

2.

Ditujukan pada Guru Pengajar


Guru pengajar sebaiknya tidak hanya menjelaskan materinya saja
tetapi juga menunjukkan langsung contoh nyatanya.
Guru pengajar hendaknya memberikan materi dari berbagai sumber
referensi yang mendukung.
Guru pengajar selain menjelaskan melalui buku juga membuat slideslide presentasi agar materi lebih mudah diserap.
Guru pengajar hendaknya memberikan latihan soal sebagai evaluasi
hasil kegiatan belajar mengajar setelah pemberian materi di setiap
akhir KBM.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, dkk. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.


Karim, Saeful, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depatemen Pendidikan Nasional.
Krisno, Agus, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Pusat Perbukuan Depatemen Pendidikan Nasional.
Kusumawati, Rohana, dkk. 2012. Biologi untuk SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara.
Muhaimawati. 2012. Macam-macam Gerak pada Tumbuhan. (online)
(http://biologiceria.blogspot.com/), diakses 21 November 2012.
Neni. 2011. Makalah Fisiologi Tumbuhan II. (online)
(http://Neniz.blogspot.com/), diakses 23 November 2012.
Rustaman, Nuryani. 1994. Biologi 2 untuk SLTP. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sari, Swastika. 2011. Gerak Pada Tumbuhan. (online)
(http://swastikasari.blogspot.com/2011/10/makalah-gerak-padatumbuhan.html/), diakses 24 November 2012.
Sukaiyah.2010. Gerak pada Tumbuhan.(online)
(http://sukasains.com/belajar-IPA-online/), diakses 2 November 2012.
Wasis. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
..............2012. Gerak Tumbuhan. (online)
(http://wikipedia.org/gerak-pada-tumbuhan/), diakses 9 November 2012.

19

Anda mungkin juga menyukai