Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BAGIAN TUBUH TUMBUHAN DAN HEWAN SERTA SISTEM ALAT


GERAKNYA
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
‘’ ILMU PEGETAHUAN ALAM’’

Dosen Pengampu : Andriono Manalu, M.Pd


Disusun Oleh :
Ristika Ulyartha Silalahi (2001010093)

UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN PEMATANG SIANTAR


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji sukur marilah kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat
dan karunia dari - Nya, dan kemauan yang keras di sertai bantuan dari berbagai pihak maka
dapatlah di susun Makalah ini dengan judul: “Pengaruh Kebudayaan Hindu – Budha dan Islam
Terhadap Kebudayaan Indonesia” sebagai pemahaman tambahan.
Sudah tentu hasil Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat
memohon saran yang sifatnya konstruktif untuk kesempurnaannya. Semoga apa yang dipaparkan
dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan pada khususnya. Dan dengan
segala kritikan yang bertujuan untuk membangun dari makalah ini penulis tetap sambut dengan
hati yang ikhlas. Mudah-mudahan Allah tetap memberkati kita semua, amin.

Pematang Siantar, 3 oktober 2021

Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Bergerak tidak harus berarti bahwa
makhluk hidup tersebut berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. Bergerak mencakup
semua perubahan kedudukan tubuh atau bagian-bagian tubuh.
Tumbuhan dan hewan memiliki peranan yang penting dalam menjaga kelangsungan dan
keseimbangan kehidupan di dunia. Tumbuhan hijau, misalnya memiliki peranan sangat sentral
didalam menyediakan makan bagi dirinya sendiri dan bagi makhluk hidup lain dengan
kemampuannya mengadakan fotosintesis. Tidak hanya fotosintesis, tumbuhan juga melakukan
pernapasan atau respirasi, osmosis, difusi, reproduksi.
Tumbuhan juga melakukan suatu gerakan, namun gerakan pada tumbuhan bersifat pasif
berbeda dengan hewan dan manusia yang bergerak aktif. Mungkin dalam kehidupan sehari-hari
kita melihat tumbuhan dari bentuk luarnya saja dan banyak masyarakat yang tidak tahu
bagaimana sebenarnya cara kerja organ-organ dalam tumbuhan sehingga tumbuhan bisa tumbuh
besar dan menghasilkan bunga dan buah. Maka dari itu sangat perlu kita mengulas tentang
tumbuhan.
Begitu juga dengan hewan, banyak hewan-hewan yang kita lihat bentuk luarnya saja,
seperti hewan vertebrata dan invertebrata. Namun sama halnya dengan tumbuhan seperti yang
telah dipaparkan diatas, bahwa tidak banyak masyarakat yang mengetahui bagaimana sebenarnya
organ-organ dalam yang bekerja pada tubuh hewan sehingga hewan tersebut bisa bertumbuh,
berkembang, dan bisa bergerak aktif.
Banyak lagi kegiatan yang dilakukan dalam tubuh hewan melalui organ-organ yang ada
didalam tubuh hewan yang membentuk banyak sistem-sistem untuk memudahkan hewan 
melakukan aktivitas sehari-hari.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana sistem gerak pada tumbuhan ?
2.      Bagaimana sistem gerak pada hewan ?
C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui sistem gerak pada tumbuhan.
2.      Mengetahui sistem gerak pada hewan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    GERAK PADA TUMBUHAN


Perlu kita ketahui tumbuhan itu sebenarnya bergerak, namun gerak pada tumbuhan itu
bersifat pasif tidak seperti hewan yang bergerak secara aktif. Karena reaksi rangsangan yang
diberikan pada hewan lebih cepat dibandingkan reaksi pada tumbuhan. Berdasarkan
penyebabnya gerak pada tumbuhan, digolongkan menjadi gerak esionom, gerak endonom dan
gerak higroskopis. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas secara rinci masing – masing
jenis gerakan pada tumbuhan.
1.      Gerak Esionom
Gerak esionom adalah gerak yang dipengaruhi rangsangan dari luar. Gerak esionom
terbagi menjadi Tropisme, Nasti, dan Taksis.
a)      Tropisme
Gerakan yang disebabkan oleh rangsangan dari luar dan gerakannya dilakukan oleh sebagian
dari tubuhnya. Tropisme ada dua macam yaitu tropisme positif dan tropisme negatif. Tropisme
positif apabila arah gerakannya menuju kearah sumber rangsangan. Sebaliknya, apabila arah
gerakannya berlawanan dengan datangnya rangsang disebut tropisme negatif.
Berdasarkan jenis rangsangannya, tropisme dibagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1)      Fototropisme, adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang cahaya. Apabila
gerak tumbuhan tersebut menuju ke arah cahaya, berarti tumbuhan tersebut melakukan gerak
fototropisme positif. Apabila gerakan tumbuhan ini menjauhi arah cahaya, maka disebut
fototropisme negatif. Contoh gerak fototropisme positif adalah tanaman biji-bijian yang sedang
tumbuh tunas.
2)      Geotropisme, adalah gerakan bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi (gaya tarik) bumi.
Apabila arah pertumbuhan tersebut ke atas, maka termasuk geotropisme negatif. Akan tetapi,
apabila arah pertumbuhan menuju kebawah berarti termasuk gerak geotropisme positif. Contoh
geotropisme positif adalah pertumbuhan akar yang selalu menuju kebawah atau kedalam tanah.
3)      Kemotropisme, adalah bila rangsangan berupa zat kimia. Contoh dari gerak kemotropisme,
adalah akar tanaman mangrove Aviceniayang memiliki cabang akar yang tumbuh ke atas untuk
memperoleh oksigen. Hal ini disebabkan Avicenia tumbuh di lahan yang miskin oksigen.
4)      Tigmotropisme, bila rangsangan berupa sentuhan atau kontak fisik dengan benda padat. Gerak
ini dialami pada tumbuhan yang merambat. Contohnya adalah gerakan sulur yang melilit pada
benda atau dahan yang mengenai sulur tersebut.
5)      Hidrotropisme, adalah gerak bagian tumbuhan menuju kearah yang basah atau berair. Arah
pertumbuhan menuju tempat yang berair disebut gerak hidrotropisme positif. Apabila arah
pertumbuhan tanaman menjauhi tempat yang berair disebut gerakan hidrotropisme negatif.
Contoh hidrotropisme positif adalah gerak kangkung yang mendekati sungai.
b)     Nasti
Nasti adalah gerak bagian tumbuhan akibat pengaruh dari luar dan arah gerakannya tidak
dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Nasti dibagi lagi menjadi lima berdasarkan jenis
rangsangannya :
1)      Niktinasti adalah gerak nasti karena kondisi gelap. Contohnya gerak menutupnya daun
majemuk (lamtoro, turi) karena cahaya gelap.
2)      Seismonasti adalah gerak nasti karena pengaruh rangsang berupa sentuhan. Contoh
seismonasti adalah gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica) karena sentuhan. Daun
putri malu akan menutup apabila disentuh. Dan setelah didiamkan agak lama, daun tersebut akan
membuka kembali. Gerak tersebut sebagai tanggapan atas reaksi yang datang dari luar,
sedangkan arah gerakannya tidak ditentukan oleh arah datangnya rangsang.
3)      Termonasti adalah gerak nasti yang dipengaruhi rangsang berupa suhu. Contohnya mekarnya
bunga tulip pada suhu tertentu.
      
4)      Fotonasti adalah gerak nasti yang dipengaruhi oleh rangsang berupa cahaya. Contoh fotonasti
adalah gerak mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada sore hari.
5)      Nasti Kompleks adalah gerak nasti yang dipengaruhi lebih dari satu macam rangsang.
Contohnya gerak membuka dan menutupnya mulut daun (stomata) karena cahaya matahari, zat
kimia, air dan suhu.
c)      Taksis
Taksis merupakan gerak pindah tempat seluruh bagian tumbuhan yang arah gerakannya
ditentukan oleh sumber rangsangan. Gerak taksis dibagi menjadi taksis positif dan taksis negatif,
taksis positif apabila gerak menuju sumber rangsangan, dan taksis negatif bila gerak menjauhi
sumber rangsangan. Berdasarkan jenis rangsangannya, taksis dibedakan menjadi :
1)      Fototaksis, bila rangsangan berupa cahaya. Contoh gerakan kloroplas kesisi sel yang mendapat
cahaya matahari (taksis positif)
2)      Kemotaksis, adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang zat kimia.
Contoh:  Spermatozoid pada arkegonium lumut-lumutan dan paku-pakuan yang bergerak karena
tertarik oleh zat gula atau protein.

Jadi perbedaan nasti, taksis dan gerak tropisme adalah gerak nasti terjadi akibat perbedaan
kecepatan perubahan tekanan, gerak tropisme merupakan gerak akibat tumbuh dan kedua gerak
tersebut bukan merupakan gerak pindah tempat, sedangkan gerak taksis adalah gerak seluruh
bagian tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi rangsangan.

2.      Gerak Endonom
Gerak endonom adalah gerak pada tumbuhan yang belum diketahui penyebabnya. Gerak
endonom disebut pula gerak otonom (gerak sendiri). Hal tersebut terjadi karena diduga
penyebabnya adalah rangsangan yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Contoh: gerak
rotasi sitoplasma
3.      Gerak Higroskopis
Gerak Higroskopis adalah akibat kadar air yang rendah. Contoh: kacang polong pecah saat
kering.

B.     GERAK PADA HEWAN


Secara umum hewan bergerak aktif, yaitu bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Hewan dapat melakukan gerakan karena memiliki rangka sebagai penguat tubuhnya. Selain itu
rangka juga berfungsi sebagai tempat melekatnya otot-otot untuk pergerakan tubuh. Sistem
rangka bukanlah merupakan sistem yang mutlak harus dimiliki oleh setiap jenis hewan.
Beberapa sistem gerak pada hewan sebagai berikut:
1.      Sistem Gerak pada Invertebrata
Hewan invertebrata adalah hewan yang tidak mempunyai tulang belakang. Sistem gerak
hewan invertevrata tentu saja berbeda dengan sistem gerak hewan vertebrata. Hewan invertebrata
tidak mempunyai endoskeleton, tidak mempunyai dinding sel dan secara umum tubuh hewan
invertebrata di bagi menjadi begian kepala, bagian dada dan bagian perut. Hewan invertebrata
terdiri dari beberapa phylum, yaitu protozoa, porifera, cnidaria, Ctenophora, vermes, Artropoda,
Mollusca, Coellenterata. Masing-masing phylum tentu mempunyai sistem gerak yang berbeda.
a)      Gerak Amoeboid
Gerak Amoeboid adalah suatu bentuk gerak yang merupakan ciri khas amoeba dan
protozoa lain. Sel-sel ameboid mengubah bentuknya dengan menonjolkan dan menarik
pseudopodia (kaki semu) dari titik mana saja pada permukaan sel. Sel-sel seperti itu diselubungi
oleh suatu membrane lembut dan sangat fleksibel, disebut plasmalema. Dibawah plasmalema
terbentuk lapisan tak-berbutir (non granular), suatu ektoplasma yang seperti gel, yang
menyelubungi endoplasma yang lebih encer. Selama gerak ameboid, beberapa pseudopodia
dapat mulai terbentuk di beberapa bagian sel tetapi biasanya hanyansatu yang dominan dan sel
begerak ke arah itu. Perlu ditegaskan bahwa sebenarnya tidak ada bagian depan (anterior) yang
permanen, karena kaki semu yang dominan dapat terbentuk dipermukaan sel mana saja. Seperti
yang sudah disebut diatas, sitoplasma amoeba dapat dibagi menjadi ektoplasma yang setengah
keras/ kaku di bawah membrane sel dan endoplasma yang lebih encer yang terletak lebih dalam.
b)     Gerak Flagel
·         Flagel yang merupakan organel relatife panjang, biasanya terdapat tunggal atau beberapa saja
pada sel.
·         Flagel adalah khas pada kelas Mastigophora (Flagellata). Yang juga mempunyai flagel
misalnya koanosit Porifera, Gastroderm banyak Colentrata, solenosit Annelida dan sel sperma
banyak hewan. Kelijak pada klas pada Ciliata dan biasa terdapat pada tubuh permukaan
Coelenterata, Turbellaria dan Nemertia. Pada semua fylum hewan kecuali Nematoda dan
Arthopoda.
2.      Sistem Gerak Vertebrata
Hewan vertebrata membutuhkan sistem rangka untuk menyokong berat tubuh. Hal tersebut
diatasi dengan adanya endoskeleton (rangka dalam). Endoskeleton dapat tumbuh seiring dengan
pertumbuhan tubuhnya. Endoskeleton tersusun dari tulang dan tulang dan otot bekerja sama
dengan membentuk sistem gerak. Endoskeleton hewan memiliki bentuk khas, bentuk khas inilah
yang memberi bentuk tubuh pada masing-masing jenis hewan.
a)      Sistem Gerak Hewan yang Hidup di Udara
Burung juga memiliki rangka dalam. Burung terbang dengan cara mengepakkan sayap.
Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot tersebut
melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika salah satu otot menarik ke
bawah otot yang lain menarik sayap ke atas. Bulu burung (selain berfungsi untuk terbang, bulu-
bulu pada burung juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga
panas tubuhnya. Otot bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Teknik terbang (Burung
terbang dengan mengepakkan sayap, yaitu mengepakkan saya dari atas ke bawah untuk
menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong
dan mengangkatkan sayap, memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat
mengangkat sayap, memerlukan kekuatan yang lebih kecil. Pada saat mengangkat sayap,
burung menempatkan posisi
sayapnya ke semula, untuk memulai gerakan gerakan mendorong dan mengangkat tubuh
kembali.
b)     Sistem Gerak Hewan yang Hidup di Air
Air memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan udara sehingga hewan lebih sulit
bergerak di air. Namun sebaliknya, air memiliki gaya angkat yang lebih besar dibandingkan
dengan udara. Beberapa hewan yang hidup di air memiliki struktur tubuh dan sistem gerak yang
khas.
Untuk bergerak didalam air, ikan memiliki:
1)      Bentuk tubuh yang aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan ketika bergerak
didalam air;
2)      Ekor dan sirip ekor yang lebar untuk mendorong gerakan ikan dalam air;
3)      Sirip tambahan untuk mencegah gerakan yang tidak di inginkan;
4)      Gelembung renang untuk mengatur gerakan vertical; Susunan otot dan tulang belakang yang
flexsibel untuk mendorong ekor ikan didalam air.
c)      Sistem Gerak Amphibia
Contoh amphibia adalah katak. Katak memiliki rangka dalam (endoskeleton). Rangka katak
tersusun dari tiga kelompok tulang yaitu tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota
gerak. Katak adalah pelompat yang baik karena tungkai belakangnya panjang dan memiliki otot
yang sangat kuat. Katak ini juga memiliki selaput renang di tungkainya sehingga bisa berenang.
Selaput ini memberikan tekanan yang kuat melawan air sehingga terjadilah gerakan di air.
d)     Sistem Gerak Reptilia
Ular dan buaya adalah contoh dari reptilia. Reptil memiliki rangkadalam, contoh pada
gambar di bawah, gambar rangka ular). Rangka ular tesusun dari tulang tengkorak, tulang badan
dan tulang ekor. Tulang badan ular terdiri dari ruas-ruas tulang belakang yang jumlahnya paling
sedikit seratus ruas. Hal ini, akan memudahkan ular bergerak. Tulang rusuk ular tidak melekat
pada tulang dada dan tulang belakang seperti manusia. Akan tetapi, akan dihubungkan dengan
tulang belakang dengan tulang otot yang elastis. Hal ini memungkin ular untuk mengembangkan
rongga dadanya misalnya pada saat menelan mangsa yang besar.
Bagaimana ular bergerak? Ular bergerak dengan merayap, caranya ular membentuk
tubuhnya berkelok-kelok mengelilingi batu atau dengan benda-benda ditanah kemudian ular
menekan batu-batuan atau tanahdan menyebabkan ular dapat bergerak maju atau ke samping.
e)      Gerak pada Mamalia
Hewan bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya. Untuk berenang, ikan menekan
melawan air. Untuk terbang, burung menekan untuk melawan udara. Kuda memiliki rangka
dalam menyokong tubuhnya. Seperti pada halnya manusia, alat gerak kuda adalah tulang-tulang
yang dibantu otot-otot. Pada saat berjalan dan berlari, kaki belakang kuda menekan melawan
tanah dan tubuh bergerak ke depan. Dalam mengamati gerakan kuda, paling tepat di mulai dari
kaki belakang karena dari kaki belakang inilah kekuatan terbentuk.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Gerak pada tumbuhan bersifat pasif tidak seperti hewan yang bergerak secara aktif.
Berdasarkan penyebabnya gerak pada tumbuhan, digolongkan menjadi gerak esionom, gerak
endonom dan gerak higroskopis.
2.      Secara umum hewan bergerak aktif, yaitu bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Hewan dapat melakukan gerakan karena memiliki rangka sebagai penguat tubuhnya. Selain itu
rangka juga berfungsi sebagai tempat melekatnya otot-otot untuk pergerakan tubuh. Sistem
rangka bukanlah merupakan sistem yang mutlak harus dimiliki oleh setiap jenis hewan.

B.     SARAN
1.      Kita sangat perlu mengetahui proses terjadinya gerakan di dalam tubuh tumbuhan dan hewan,
untuk memudahkan kita melestarikan jenisnya.
2.      Semoga pembaca mampu memahami isi dari makalah ini, dapat mengkaitkan dan
mengaplikasikannya sebagai bahan perkuliahan dengan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai