Anda di halaman 1dari 19

BIOLOGI UMUM

TINGKAH LAKU MAKHLUK HIDUP

Disusun oleh :

1. Dhian Anjarwani (160100


2. Iqlas Sari AS (160100
3. Merissa Sumiardi (160100
4. Meza
5. Putri Azzahra (16010048)

Dosen pembimbing:
Elza Safitri,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
TAHUN AJARAN : 2016/2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang . Tiada kata yang
pantas di ucapkan selain syukur kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan kepada
penulis nikmat dengan rahmat-Nya ,penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk dan isi yang sederhana
Makalah ini dibuatuntuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Umum . penulis
menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu
yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian..
Demikianlah makalah ini penulis buat Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama
bagi penulis sendiri.
Semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah SWT dan selalu diberkahi Allah SWT dalam
setiap urusan kita. Amin yaa rabbal` Alamin.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua organisme hidup, baik tumbuhan atau hewan mempunyai aktifitas
bereaksi terhadap rangsangan lingkungannya. Tidak semua reaksi ini tercakup sebagai
tingkah laku . tingkah laku adalah mengikut sertakan lebih dari reaksi satu sel
( kecuali individu memang terdiri dari satu sel ) lebih dari satu organ , dan lebih dari
satu sistem organ.

Tingkah laku mencakup seluruh individu dan di tunjukkan terhadap lingkungan


di luar individu.tingkah laku untuk hewan terjadi begitu cepat sehingga sukar bagi si
pengamat untuk memastikan apa yang telah dilihatnya. Sedanggkan tingkah laku pada
tumbuhan berlangsung demikian lambat sehingga si pengamat menemui kesulitan
untuk menentukan apakah telah terjadi sesuatu.

Ilmu peri laku masih muda dan belum dibagankan,maka setiap ilmuwan
mendekatinya dengan caranya masing masing.betapapun uniknya cara pendekatan
mereka itu ,namun ada satu tujuan yanng sama,yakni mendalami rahasia kehidupan
makhluk hidup.oleh karana itu, semakin kita merasa mengenal satu organisme
semakin kita menafsirkan tingkah lakuitu secara antropomorfik. Dalam memahami
tingkah laku sangatlah penting untuk menentukan reseptor yang dimilikinya dan
seberapa jauh kepekaannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tingkah laku.
2. Apa saja tingkah laku bawaan pada makhluk hidup.
3. Apa saja tingkah laku terjar pada makhluk hidup
C. Tujuan Pembahasan
1. mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari ringkah laku
2. mahasiswa mengetahui apa saja yang meliputi tingkah laku bawaan dan tingkah
alku terajar pada makhluk hidup
3. mahasiswa dapat membedakan tingkah laku bawwan dan tingkah laku terajar pada
makhluk hidup
BAB II

PEMBAHASAN
A. sejarah etologi

istilah etologi diturunkan dari bahasa yunani sebagaimana “ethos” berarti


kebiasaan atau perilaku dan logos berarti imu jadi etologi adalah cabang ilmu biologi
yang mempelajari tentang tinkah laku makhluk hidup.sedang perilaku merupakan
suatu tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.

Setiap makhluk hidup akan melakukan interaksi dengan lingkungannya sejak


pertama kali mereka dilahirkan. Untuk tetap eksis setiap makhluk hidup harus mampu
mampu melakukan adaptasi, baik pada tingkatan populasi maupun komunitas pada
suatu biosfer.

B. Tingkah laku bawaan


1. Tingkah laku pada tumbuhan

tingkah laku pada tumbuhan lazimnyadisebut gerak.gerak pada tumbuhan sangat


lambat dan sukar di amatisecara langsung.pada tumbuhan tingkat tinggigerak
terutama terjadi dalam bentukmembengkok,membelit dan memanjang dari
sebagian atau organ tumbuhanpada tumbuhan tingkatrendah dapat diamati gerak
seluruhnya.

Gerakan tumbuhan terjadisebagai respon terhadap rangsangan tertentu.


Beberapa gerak yang dilakukan oleh turnbuhan, dihasilkan sebagai respon
turnbuhan terhadap sejurnlah rangsangan dari luar a tau dari lingkungannnyaSuatu
ransanganmugkin tak tentu arahnya atau rangsangan mungkin berupa gravitasi
,panas ,zat kimia, cahaya dan sentuhan .

Berdasarkan arah rangsangannya, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi


tiga, yaitu: gerakHygroskopis, geraketionom, dan gerak endonom (autonom).
Gerak Hygroskopis disebabkan oleh perbedaan kadar air. Gerak etionom
merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari
luar. Sedangkan gerak endonom (autonorn) merupakan reaksi gerak tumbuhan
yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari dalam atau dari tumbuhan itu
sendiri.

1.1. Gerak Higroskopis

Gerakan ini disebabkan oleh perbedaan kadar air. Sel-sel tumbuhan


mempunyai kernampuan yang tidak sarna dalam rnenerima dan melepaskan
aimya. Jika lingkungan dala keadaan kering, sel-sel yang lebih cepat
melepaskan air akan berkerut, sementara sel-sel yang lainnya relatif tetap.
Akibatnya, akan terjadi tarik menarik antara bagian yang kekurangan air dan
bagian yang normal. Kekuatan tarik menarik ini akan menentukan arah gerak
tumbuhan.

Contoh:

 Pecahnya buah polong yang sudah kering pada


lamtoro,jarak,dan kembang merak.
 Membukanya sporangium pada tumbuhan paku akibat
berkerutnya sel-sel anulus.

Gerak Higroskopis pada lamtoro (Leucaena sp.)

1.2. Gerak Etionom

Berdasarkan hubungan antara arah respon gerakan dengan asal


rangsangan,gerak etionom dapat dibedakan menjadi:, gerak nasti gerak
tropisme dan gerak taksis.

1.2.1 nasti

Nasti adalah gerak tumbuhan terhadap rangsangan, yang arah


geraknya tidak ditentukan oleh rangsangan tetapi oleh tumbuhan itu
sendiri. Gerak nasti terjadi karena perbedaan tekanan turgor.

1.2.1.1. Fotonasti

Fotonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh


rangsangan cahaya matahari. Contoh: Membuka dan
menutupnya bunga pukul empat (Mirabilis jalava)
Gerak fotonasti pada Mirabilis jalava

1.2.1.2. Niktinasti

Niktinasti merupakan gerakan nasty yang disebabkan oleh


suasana gelap (gerak tidur). Pada umumnya, daun-daun
tumbuhan polong-polongan (Leguminosaceae) akan menutup
pada waktu malam. Daun-daun tersebut akan membuka kembali
pada pagi hari. Selain disebabkan oleh suasana gelap, gerak
“tidur” daun-daun tersebut dapat terjadi akibat perubahan
tekanan turgor di dalam persendian daun.

Gerak niknasti pada turi (Sesbania grandiflora).

1.2.1.3. Tigmonasti

Tigmonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh


rangsangan mekanis berupa sentuhan atau tekanan. Istilah
tigmonasti berasal dari bahasa Yunani, yaitu thigma yang
berarti sentuhan.Gerak tigmonasti disebut juga dengan
eismonasti. Contohnya: menutupnya daun putrid malu
(Mimosa pudica) saat disentuh.
Gerak tigmonasti Mimosa pudica

1.2.1.4. Termonasti

Termonasti merupakan gerakan nasti yang disebabkan


oleh rangsangan suhu. Contoh, bunga tulip akan mengembang
bila mendadak mengalami kenaikan temperature dan akan
menutup lagi bila temperaturnya menurun.

Tulip Gerak termonasti


1.2.1.5. Haptonasti

Haptonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh


sentuhanserangga. Contohnya pada tumbuhan venus (sejenis
tumbuhan perangkap lalat). Bila ada lalat yang menyentuh
bagian dalam daun, daun akan segera menutup sehingga lalat
akan terperangkap di antara kedua belahan daun
Tanaman venus merupakan contoh haptonasti

1.2.1.6. Nasti kompleks

Merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa


faktor sekaligus,seperti karbon dioksida, pH, suhu dan kadar
kalsium. Contohnya : gerak membuka dan menutupnya
stomata pada daun.

1.2.2. Tropisme

Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya


dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Bagian yang bergerak itu
misalnya cabang,daun, kuncup bunga atau sulur. Gerak tropisme dapat
dibedakan menjadi tropisme positif apabila gerak itu menuju sumber
rangsangan dan tropisme negatif apabila gerak itu menjauhi sumber
rangsangan. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, tropisme dapat
dibedakan lagi menjadi fototropisme, geotropisme, hidrotropisme,
kemotropisme, tigmotropisme dan gravitroprisme

1.2.2.1. Fototropisme

Fototropisme merupakan gerak tropisme yang di sebabkan


oleh rangsangan cahaya matahari.contoh,ujung tanaman yang
ada di dalam ruangan akan membelok kearah datangnya cahaya.

Gerak Fototropisme tanaman

1.2.2.2. Geotropisme
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena
pengaruh gravitasi bumi. Jika arah geraknya menuju rangsang
disebut geotropisme positif, misalnya gerakan akar menuju
tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang disebut
geotropisme negatif, misalnya gerak tumbuh batang menjauhi
tanah.

Geotropisme positif pada akar dan


negatif pada batang

1.2.2.3. Kemotropisme

Kemotropisme merupakan gerak tropisme yang


disebabkan oleh rangsangan zat kimia. Kemotropisme positif
jika arah geraknya mendekati sumber rangsangan. Misalnya
gerak akar menuju zat makanan di dalam tanah. Kemotropisme
negatif jika arah geraknya menjauhi sumber
rangsangan.misalnya,gerak akar yang menjauhi racun.

1.2.2.4. Hidrotropisme

Hidrotropisme merupakan gerak tumbuhan akar yang


dipengaruhi oleh ketersediaan air tanah.pada umumnya, akar
tumbuhan lurus ke bawah,tetapi jika pada arah ini tdak
terdapat cukup air,maka akar akan tumbuh membelok kearah
yang cukup air.

1.2.2.5. Tigmotropisme

Tigmotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena


adanya rangsangan sentuhan satu sisi atau persinggungan.
Contoh: gerak membelit ujung batang a tau sulur dari
cucurbitaceae dan, passiflora. Contoh tanaman yang bersulur
adalah ercis, anggur, markisa, semangka dan mentimun.

1.2.3. Taksis

Taksis merupakan gerak pindah tempat seluruh tubuh tumbuhan


menuju atau manjauhi rangsangan di sebut gerak taksis.Berdasarkan
jenis rangsanganya,taksis dibedakan menjadi dua macam, yaitu
fototaksis dan kemotaksis.

1.2.3.1. Fototaksis

Fototaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan


oleh rangsangan berupa . cahaya. Contohnya pada ganggang
hijau yang langsung menuju cahaya yang intensitasnya sedang.
Tetapi bila intensitas cahaya meningkat maka akan tercapai
batas tertentu dan ganggang hijau tiba-tiba akan berbalik arah
dan berenang menuju cahaya. Sehingga terjadi perubahan yang
semula gerak fototaksis positif menjadi fototaksis negatif

1.2.3.2. Kemotaksis

Kemotaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan oleh


rangsangan zat kimia. Contohnya : gerak garnet jantan
berflagela (spermatozoid) yang dihasilkan oleh anteridium
lumut ke arah garnet betina (sel telur) di dalam arkegonium.
Spermatozoid bergerak karena tertarik oleh sukrosa a tau asam
malat. Pergerakan ini terjadi karena adanya zat kimia pada sel
garnet betina.

1.3. Gerak Autonom (Endonom)

Gerak autonom (endonom) adalah gerak yang belum diketahui


penyebabnya secara pasti,namun diperkirakan gerak ini disebabkan oleh
rangsangan yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri.Dengan kata
lain,gerak autonom adalah gerak yang tidak disebabkan oleh rangsangan dari
luar.

Contoh :

 Gerak mengalirnya sitoplasma dalam sel


 Gerak kloroplas memutar mengelilingi isi sel pada sel-sel daun
Hydrilla sp.

2. Tingkah laku bawaan pada hewan


Perilaku adalah aktivitas suatu organismeakibat adanya suatu stimulus.dalam
mengamati periaku,kita cenderung menempatkan diripada organisme yang kita
amati,yakni dengan menganggapbahwa organisme tadi melihat dan merasakan
seperti kita.seringkali suatu perilakuhewan terjadi karena pengaruh genetikadan
karena proses belajar atau pengalaman dari lingkungan.

Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang


menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada suatu organismemerupakan
pengaruh alami atau karena akibat asuhanatau pemeliharaan.hal ini merupakan
sebuah perdebatan yang masih berlangsung.dari berbagai hasil kajian diketahui
terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya,yaitu genetis dan lingkungan
sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.

2.1. innate

merupakan tingkah laku yang telah ada pada diri individu yang dibawa
sejak lahir dan berkembang secara tetap atau pasti.perilaku ini tidak
memerlukan proses belajar dalam aplikasinya. Tingkah laku ini bersifat
menurun sepertinya halnya struktur,tingkahlaku terhadap rangsangan tertentu
terdapat pada hampir setiapindividu dalam suatu spesies.

Dalam perilaku ini dikenal adanya istilah insting terutama berupa insting
dasar yang menjadikan suatu hewan dapat melakukan sesuatu atau bertindak
dalam kondisi tertentu.

Contoh :

a. laba laba tampa pengalaman sebelumnya menenun dan memasang jaring


seperti laba laba tua.
b. Anak penyu yang baru menetas akan langsung ke laut

Laba laba membuat jaring Anak penyu berenang ke laut


jaring
2.2. Daerah teritorial

merupakan perilaku mempertahankan suatu area tertentu (home range)


dari kehadiran spesies atau individu pesaing sehingga suatu hewan dapat
memiliki sumber makanan, tempat bereproduksi atau beraktivitas dan
memelihara anak dan keturunannya dengan pesaing yang minimal atau
bahkan tanpa adanya pesaing. 

Tingkah laku teritorial mempunyai nilai untuk mempertahankan


kelangsungan hidup organisme.hewan yang ditempatkan di lingkungan asing
sukar menghindari predator .tingkahlaku teritorial dapat membatasi ukuran
populasi yang berbiak sampai ke jumlah pasangan tertentu.

2.2.1 daerah jajahan

Daerah yang dikunjungi satwa liar secara tetap karena menyuplai


makanan,minuman serta memiliki fungsi sebagai tempat berlindung dan
bersembunyi.batas dari daerah jelajah atau teritori kadang kadang tidak jelas
misalnya yang terjadi pada beberapa mamlia seperti gorila ,singa,banteng dan
lainnya.

Untuk mempertahankan teritotinyasatwa liar menunjukkan perilaku conflict


behavior aktivitasnya dengan menunjukkan aggressive display dan triumph
ceremony( pada angsa).luas daerah jelajah semakin luas sesuai ukuran tubuh
satwa liatbaik dari golongan herbifora maupun dari golongan karnifora

2.3. komunikasi

Komunikasi adalah suatu bentuk interaksiatau hubungan antara satu


organisme dangan organisme lainnya. Komunikasi secara biologis dapat
diartikan sebagai suatu aksiatau suatu tindakan dari organisme yang dapat
merubah suatu pola tingkah lakupada organisme lain dengan berbagai cara
dan bentukpenyesuaian diri yang dilakukan oleh satu atau kedua
organismeyang bersangkutan.bentuk penyesuaian diri dapat dalam
bentukpemberian sinyal ,pemberian respon atau keduanya.
Komunikasi pada umumnya terjadi diantara sesama spesies, misalnya
untuk mengenali pasangan kawin. Pada hewan-hewan social komunikasi
dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengetahui koloninya. Komunikasi
dapat pula terjadi untuk menghndari bahaya. Komunikasi dapat terjadi
melalui perantara senyawa kimia menggunakan Feromon, yaitu senyawa
kimia yang disekresikan keluar tubuh organisme dan dapat dikenali (melalui
bau, dimakan, dan lain-lain) oleh sesama spesies dan akan berguna untuk
berbagai kehidupannya, misalnya untuk kawin, tempat berkumpul (agregasi),
menemukan makanan, mengenali koloni, adanya bahaya, dan lain-lain.

2.4. Agonistik
Semua tingkah laku yang mengarah kepada terjadinya perkelahian
pada hewan-hewan satu spesies disebut tingkah laku agonistik. insting
berkelahi pada hewan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal meliputi genetik, saraf, dan hormon. Sedangkan faktor eksternal
meliputi lingkungan. Aspek-aspek yang ada dalam tingkah laku agonistik
antara lain ancaman, pengejaran, dan pertarungan fisik.Perilaku agonistik ini
pada umumnya merupakan ritual, memperlihatkan kekuatan, dan keindahan
(dapat berupa suara, tubuh dan lain-lain).

Per ilaku agonistik terjadi pula untuk menarik pasangan kawinnya, banyak
jenis burung jantan melakukan hal tersebut dengan mengeluarkan suara yang
indah dan khusus, adapula yang melakuakan tarian dan mempertontonkan
keindahan tubuhnya untuk menarik pasangannya.

Musim GugurDua ekor rusa Fallow saling


bertarung

2.5. Altruistik

Perilaku altruistik atau altruisme kelihatannya merupakan perilaku


yang sering dikatakan sebagai “perilaku non egois”, perilaku ini banyak
dilakuakan oleh hewan-hewan yang berkoloni. Individu yang melakuakan
perilaku ini tidak mendapatkan keuntungan, bahkan dapat mematikan dirinya,
akan tetapi perilaku ini akan memberikan keuntungan bagi kelompoknya atau
koloninya, sehingga terjadi peningkatan kebugaran dari koloni terssebut.

2.6. Ritme biologi

Bioritme merupakan mekanisme internal yang dapat menghasilkan aksi


perilaku secara ritmik (teratur). Bioritme berupa irama perilaku hewan yang
selalu berulang, terpola dan terjadi secara periodik mengikuti irama tertentu.
baik berupa irama harian, bulanan, atau tahunan. Munculnya Bioritme
dipengaruhi oleh:

a. Kombinasi kontrol perilaku jangka pendek.


b. Pengaruh lingkungan secara alamiah yang mempunyai siklus 
c. Pengembangan variasi fisiologis endogen dan ritme perilaku yang secara
periodik selaras dengan ritme perlakuan yang terjadi pada spesies selama
rentang evolusinya.
Berdasrkan irama pemicu eksternal, Bioritme dibagi atas:

2.6.1. Ritme harian

. Ritme berulang selama 24 jam yang dipicu oleh faktor temperatur.


Termasuk hal ini adalah hewan diurnal, nocturnal, dan crepusculer

 Diurnal adalah sikap perilaku hewan yang aktif disiang hari


 Nokturnal sikap perilaku hewan yang aktif di malam hari
seperti kelelawar dan burung hantu
 Crepusculer

2.6.2. Ritme bulanan

Ritme Bulanan dan Pasang Surut Mengikuti siklus rotasi bulan, Siklus
rotasi bulan menimbulkan pasang-surut, pasang surut tidak secara
langsung menjadi pemicu ritme bulanan, tetapi fluktuasi antara paparan
air laut dengan udara terbuka yang dominan, contohnya perilaku filtrasi
bivalvia dan perilaku polychaeta

2.6.3. Ritme tahunan

Ritme Tahunan. Irama jangka panjang, berkaitan dengan


perilaku migrasi, reproduksi,hibernasi,estavasi, dan dormansi,

 Migrasi
 Hibernasi adalah suatu proses tidur panjang di musim dingin
yang biasa dilakukan oleh hewan-hewan tertentu, yang hidup di
daerah dengan empat musim atau di daerah kutub.suatu kondisi
ketidakaktifan penurunan metabolisme pada hewan .
 Estavasi adalah suatu proses dimana hewan tidak aktif ketika
suhu lingkungan sangan panas
 Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami
oleh organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan dari
suatu keadaan yang tidak mendukung tumbuhan normal

Contoh hibernasi hewan pada musim dingin


Contoh dari migrasi pada
burung

C. Perilaku Terajar

Belajar adalah suatu perubahan dalam perilaku yang merupakan hasil dari
pengalaman. Proses belajar seringkali diidentifikasi sebagai suatu upaya untuk
mendapatkan informasi dari adanya interaksi, atau perilaku yang memang telah ada
pada organism (hewan) dan cenderung memberikan pengertian dari suatu upaya coba-
coba. Kita ketahui bahwa perilaku di pengaruhi factor genetik, sehingga organism
(hewan) dapat memiliki hubungan dengan individu lain, dan juga dapat berhubungan
dengan lingkungan. Sebagai contoh, kelulus hidupan dari suatu spesies karena mampu
berkembang biak, tetapi dalam proses tersebut terlibat pula seleksi alamiah yang pada
akhirnya akan mempengaruhi kehidupan organisme (hewan) tersebut.

1. Habituasi

merupakan jenis perilaku hewan yang mengabaikan suatu stimulus yang


berulang-ulang dan tidak membahayakan dirinya. Perilaku ini dapat juga
dikatakan sebagai bentuk kehilangan respons hewan terhadap jenis stimulus
tertentu yang berdasarkan pengalamannya sebelumnya bahwa stimulus yang ia
rasakan tidak pernah menimbulkan ancaman atau bahaya bagi dirinya sendiri. 

Habitusi akan dihasilkan setelah organisme (hewan) belajar, sehingga akan


kehilangan respons bila stimulus dilakukan berulang-ulang dan tidak
membahayakan dirinya.

Contoh perilaku ini misalnya anda menyentuh atau memukul secara perlahan
seekor kucing pada bagian belakangnya (ekor), maka ia akan menoleh ke
belakang, bila anda memukul dengan berulang kali, maka kucing tersebut tidak
akan menghiraukannya atau tidak akan menoleh. Akan tetapi hal menarik akan
terjadi bila anda memukul perlahan dibagian lain, atau anda memukul perlahan
setelah beberapa hari, kucing akan memberikan respons kembali. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa respons dasar pada prinsipnnya tidak hilang,
tetapi untuk sementara waktu termodifikasi karena belajar.

2. Imprinting

merupakan suatu perilaku berupa pengenalan atau persepsi terhadap suatu


objek seperti induk yang berlangsung pada periode kritis setelah lahir (periode
kritis ini berbeda masing-masing hewan). Sebagian besar unggas biasanya
memperlihatkan perilaku ini ketika baru lahir, salah satunya adalah sekelompok
angsa yang baru lahir anda beri makan atau angsa-angsa tersebut melihat suatu
objek yang memberinya makan, maka anak-anak angsa tersebut akan
menganggap anda atau objek tersebut sebagai induknya dan akan terus mengikuti
anda atau objek. Walaupun anak-anak angsa tersebut melihat induknya yang
benar, mereka akan mengabaikannya dan terus menganggap bahwa objek atau
anda adalah induknya. Conto tersebut adalah hasil percobaan Konrad Lorenz
yang mendapatkan hadiah Nobel karena kajian tersebut.

3. Asosiasi

perilaku yang disebabkan oleh suatu hasil dari suatu respons terhadap kondisi-
kondisi tertentu, baik kondisi tersebut diketahui atau tidak. Kondisi penyebab
prilaku tersebut dikatakan pula sebagai stimulus. Respons adalah sesuatu yang di
produksi atau dihasilkan karena adanya stimulus. Perilaku ini dapat dibagi
menjadi:

3.1. Pengkondisian Klasik

merupakan perilaku dimana hewan akan terbiasa untuk melakukan


tindakan tertentu karena adanya orientasi hadia (reward) yang akan dia peroleh
jika hal tersebut ia lakukan dan adanya hukuman (punishment) jika ia tidak
melaksanakannya. Ini biasanya dikondisikan selama proses pembelajaran yang
sebagian besar dilakukan oleh manusia sebagai pendidiknya (contoh di dunia
sirkus).

Persepsi tentang hadiah dan hukuman yang berasosiasi langsung dengan


stimulus tertentu ini akan menjadi permanen sehingga kendati kemudian tidak
ada hadia atau hukuman setelah respon yang ia lakukan, respon tersebut akan
tetap ia lakukan pada periode berikutnya ketika ada stimulus serupa. 

3.2. Pengkondisian Operant


Perilaku ini lebih merupakn hasil kondisi yang disebut mencoba-coba
atau “trial and error”. Semakin dekat individu mendapatkan respon dengan
adanya stimulus positif, maka induvidu tersebut akan semakin mudah
mengulang keberhasilan respon yang dilakukan. Perilaku ini termasuk dalam
melatih seekor hewan. Dapat juga terjadi pada seekor hewan yang semakin
lama semakin sedikit mengeluarkan energinya untuk mendaptkan makanan.
Perilaku ini sering kali dijumpai pula pada hewan yang tidak akan
mengulangi perbuatannya karena ternyata perbuuatan tersebut dapat
membahayakan dirinya.

4. Imitasi

merupakan perilaku hewan yang diperolehnya dengan mengamati perilaku


hewan lain lalu menirukannya tetapi peniruan ini terjadi setelah melewati periode
kritis perkembangannya. Banyak contoh hewan seperti anjing, kucing atau
serigala yang belajar teknik tertentu dalam berburu mangsa dengan meniru
induknya.

5. Inovasi

merupakan perilaku paling cerdas dimana suatu hewan dapat merespon


sesuatu stimulus pada kondisi tertentu dalam memecahkan permasalahannya
secara cepat dan spontan kendati tidak ada pembelajaran yang identik dengan
kondisi tersebut sebelumnya. Subjek dari inovasi adalah penyelesaian masalah
(problem solving).

Inovasi atau disebut juga “reasoning” adalah suatu kemampuan untuk


merespons sesuatu terhadap keadaan baru dan dilakukan dengan tepat. Perilaku
tipe ini terjadi pada proses belajar dan merupakan perilaku yang memiliki kualitas
tinggi pada organisme (hewan). Perilaku ini berhubungan dengan kemampuan
organisme (hewan) untuk melakukan pendekatan terhadap suatu situasi yang baru
dan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi. Intinya, setiap organisme (hewan
dan juga manusia) dapat memiliki perilaku tertentu atau bertindak untuk
melakukan sesuatu dengan alasan tertentu atau berfikir.

D. Perilaku menghindari predator


1. Kamuflase

Kamuflase adalh suatu metode yang memungkinkan sebuah organisme yang


biasanya mudah terlihat menjadi tersamar atau sulit dibedakan denngan lingkungan
sekitarnya .metode ini bisa saja penyamarabberupa bentuk ,warna,rupa sikap,suara
dan sebagainya
Keahlian dari kupu-kupu ini
adalah mampu berkamuflase
seperti daun yang mati untuk
menghindar dari serangan
predator
 Gambar kamuflase kupu-
kupu daun mati

Kata dengan jenis tertentu


mampu melakukan kamuflase
dengan lingkungannya untuk
menghidari predator seperti
ular

2. Mimikri

Kata mimikri berasal dari istilah bahasa Yunani mimetikos (suka meniru,
merupakan tiruan) yang merupakan turunan dari mimetos (kata sifat verba) dari
mimeisthai (meniru). Dalam bahasa Inggris, kata mimicry dipakai untuk hewan dan
tumbuhan setelah tahun 1851. Biasanya mimikri menyerupai suatu spesies sebagai
salah satu cara menghindari bahaya, misalnya bila berhadapan dengan
predator.mimikri dapat dibagi menjadi mimikri Miller, mimikri Bates dan mimikri
agresif.

a. Mimikri Miller adalah hewan yang dapat dimakan sangat mirip dengan hewan
yang tidak dapat dimakan.

Monarch (Danaus plexippus) Viceroy (Limenitis archippus)


Kupu kupu monarch sangat mirip dengan kupu kupu viceroy yang
beracun padahal kupu-kupu monarch tidaka beracun
b. Mimikri Bates adalah hewan yang tidak berbahaya menyerupai hewan lain
yang berbahaya. Misalnya sejumlah ular di AS yang tidak berbahaya memiliki
warna seperti ular tanah yang sangat berbisa.
Larva Spicebush Swallowtail i (kiri) meniru pola dan perilaku
ular hijau umum (kanan); ulat ini akan menaikkan bagian
depan tubuh mereka yang terlihat seperti ular saat menyerang,
dan mereka bahkan tetap mengeluarkan organ yang terlihat
seperti lidah ular!

c. Mimikri agresif adalah mengembangkan alat untuk mengelabui mangsanya.


Ikan anglerfish (Antennarius) dari Filipina mempunyai satu pemikat yang mirip
ikan kecil untuk memikat mangsanya, pemikat tersebut adalah perkembangan dari
duri pada sirip punggung pertama. Kunang-kunang jantan dan betina saling
tertarik dengan cahaya kelap-kelipnya, pola kelap-kelip ini berbeda untuk setiap
spesies. Tetapi ada suatu spesies kunang-kunang betina yang dapat meniru kelap-
kelip spesies yang lain, bila jantan spesies yang lain itu datang akan dimakan.

Anda mungkin juga menyukai