Anda di halaman 1dari 37

PERCOBAAN VI DAN VII : PENGENALAN MIKROSKOP

DAN ANATOMI DAUN, BATANG, DAN AKAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh mahluk hidup tersusun mulai dari struktur-struktur yang

sangat kecil sampai struktur yang sangat besar atau kompleks. Struktur

yang lebih besar akan sangat mudah diamati oleh mata secara langsung,

bahkan tanpa menggunakan alat bantu. Akan tetapi bagi struktur benda

atau objek yang lebih kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,

seperti sel dan jaringan pada mahluk hidup membutuhkan alat bantu

untuk dapat mengamatinya. Karena keterbatasan penglihatan manusia

inilah yang menjadi dorongan para ilmuwan untuk mencari alat yang bisa

digunakan untuk mempermudah mengamati bagian tubuh mahluk hidup

yang sangat kecil itu yang dikenal dengan mikroskop.

Mikroskop adalah alat utama yang digunakan untuk mengamati

benda-benda kecil. Mikroskop dapat mengamati berbagai macam ukuran

mulai dari ukuran 0,1 mm. Objek yang dipelajari dalam biologi adalah

mahluk hidup, dan sebesar apapun mahluk hidup tersebut pada dasarnya

tersusun oleh sel-sel yang sangat kecil. Dengan munculnya mikroskop,


ilmu biologi berkembang dengan sangat pesat. Anatomi tumbuhan

merupakan ilmu yang mempelajari struktur fisik tumbuhan. Hal ini juga

yang dikenal dengan sebagai fitoanatomi, dengan praktisi disiplin ilmu ini

dikenal dengan sebagai fitoanatomis.

Anatomi tumbuhan juga tertarik dalam pengembangan tumbuhan,

dari tahap awal mereka sebagai benih hingga kematangan mereka

menjadi dewasa. Dengan membedah dan mempelajari tumbuhan, peneliti

dapat belajar mengenai perbedaan antara berbagai tumbuhan, yang

merupakan bagian penting dari taksonomi tumbuhan. Dua tumbuhan

mungkin terlihat sangat mirip di permukaan, misalnya tetatpi secara

radikal berbeda ketika mereka dibedah dan dilihat dibawah mikroskop.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah agar mahasiswa terampil

menggunakan mikroskop serta untuk mengenali anatomi daun,

batang, dan akar.

2. Tujuan percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui bagian -

bagian mikroskop beserta fungsinya, serta untuk mengetahui dan

mengamati anatomi daun, akar, dan batang.

.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat)

adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat

dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan

menggunakan alat ini disebut mikroskopi dan kata mikroskopik berarti

sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata (Anonim, 2012).

Mikroskop yang pertama kali digunakan oleh ilmuwan (saintis)

zaman Renaissans, dan mikroskop yang mungkin kita gunakan adalah

mikroskop cahaya. Dalam mikroskop cahaya (light microscope, LM),

cahaya tampak diteruskan melalui spesimen dan kemudian melalui lensa

kaca. (Campbell, 2010). Adapun bagian – bagian mikroskop yaitu:


1. Lensa okuler berfungsi memperbesar benda yang diamati.

2. Lensa objekif berfungsi untuk memperbesar bayangan objek yang

akan diamati.

3. Tabung mikroskop berfungsi mengatur fokus, dan dapat dinaikkan

atau diturunkan.

4. Makrometer berfungsi untuk menggerakkan tabung mikroskop secara

vertikal dengan pergeseran besar atau secara kasar.

5. Mikrometer berfungsi untuk menggerakkan tabung mikrskop secara

vertikal dengan pergeseran halus.

6. Revolver berfungsi untuk menempatkan lensa objektif yang di

kehendaki.

7. Panggung mikroskop terdapat meja preparat atau tempat sediaan

objek terdapat lubang untuk jalan masuk cahaya ke mata pengamat.

8. Kondensor berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada objek atau

specimen.

9. Diafragma berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk

melalui lubang pada panggung mikroskop.

10. Cermin reflektor Untuk menangkap cahaya yang masuk melalui

lubang pada panggung mikroskop dengan cara menggeser

kedudukannya.

11. Penjepit objek berfungsi untuk menjepit preparat di atas meja benda

agar kedudukan preparat stabil.


12. Kaki mikroskop berfungsi untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri

dengan baik.

13. Tiang merupakan tempat bersendi dengan mikroskop/pengangan

dengan sumbu inklinasi.

14. Lengan atau pegangan mikroskop merupakan bagian dari mikroskop

yang dipegang saat mikroskop di angkat.

15. Pengatur kondensor merupakan bagian yang diputar jika ingin

menaikkan atau menurunkan mikroskop.

16. Lubang meja sediaan merupakan tempat lewatnya cahaya dari

kondensor masuk ke kaca objek terus ke lensa objektif.

Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk fisik

dan struktur tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa latin Morphus yang

berarti wujud dan bentuk, dan logos yang berarti ilmu (Gembong, 2009).

Morfologi tumbuhan berbeda dengan anatomi tumbuhan yang

secara khusus mempelajari struktur internal tumbuhan pada tingkat

mikroskopis (Gembong, 2009).

1. Daun

Daun merupakan alat tubuh yang penting bagi tumbuh-tumbuhan

karena banyak proses metabolisme yang terjadi di daun, misalnya

proses fotosintesis menghasilkan bahan yang sangat dibutuhkan oleh

tubuh tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Semua daun mula-

mula berupa tonjolan jaringan,yaitu primordia dimana pada waktu ujung


pucuk tumbuh, primordia daun baru mulai terbentuk menurut pola khas

untuk tiap jenis tumbuhan (Gembong, 2003).

Secara morfologi dan anatomi, daun merupakan organ tubuh yang

paling bervariasi. Batasan secara menyeluruh dari semua tipe daun

yang terlihat pada tumbuhan disebut phyllom (filom). Berdasarkan

variasi tersebut, filom dapat digolongkan kedalam daun lebar, prophyll,

katafil, hipsofil, kotiledon. Daun lebar (daun hijau) berfungsi khususnya

untuk melakukan, fotosintesis. Biasanya berbentuk pipih mendatar

sehinggah mudah memperoleh sinar matahari. Katafil adalah sisik pada

tunas atau batang dibawah tanah, berfungsi sebagai pelindung atau

tempat menyimpan cadangan makanan. Prophyll merupakan daun

pertama yang tumbuh paling bawah di cabang lateral, pada monokotill

hanya ada satu helai prophyll, sedangkan pada dikotil dijumpai dua

helay prophyll. Hypsofil merupakan tipe-tipe brachtea yang bergabung

dengan bunga dan berfungsi sebagai pelindung, kadang-kadang

hypsofil berwarna cerah dan menyerupai mahkota bunga. Kotiledon

merupakan daun pertama pada tumbuhan (Hidayat,1995).

Daun tidak selamanya berbentuk helaian pipih serta melebar dan

fungsinya untuk proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Daun

dapat berupa bentuk maupun fungsinya, daun berbentuk benang-

benang dan fungsinya untuk memanjat atau berupa sisik berdaging

pada umbi lapis, berupa daun tajam pada tanaman kaktus. Daun yang

mengalami perubahan bentuk dan fungsinya tadi dinamakan daun


metamorfosa (modifikasi daun), misalnya daun pembelit (sulur) pada

daun kembang sungsang (Gloria superb), daun kacang polong (Pisum

sativum) (Belfield, 1971).

a. Bagian-bagian utama dan tambahan pada daun adalah sebagai

berikut: (Gembong, 2003).

1) Tangkai daun (Petioles), merupakan bagian daun yang

mendukung helaiannya dan berfungsi untuk menempatkan

helaian daun pada posisi sedemikian rupa sehingga dapat

memperoleh cahaya matahari sebanyak-banyaknya.

2) Helaian daun (Lamina), merupakan bagian daun yang

terpenting dan lekas menarik perhatian maka suatu sifat yang

sesungguhnya hanya berlaku untuk helaiannya, disebut pula

sebagai daunnya.

3) Pelepah / upih daun (Vagina), merupakan bagian daun syang

melekat atau memeluk batang, juga mempunyai fungsi sebagai

pelindung kuncup yang masih muda (misal pada daun tebu),

dan member kekuatan pada batang tanaman (misal pohon

pisang).

4) Daun penumpu (Stipula), biasanya berupa dua helai yang

kecil, terletak dekat pangkal tangkai daun, dan umumnya

berguna melindungi kuncup yang masih ada.

5) Lidah-lidah (Ligula), merupakan suatu selaput kecil yang

umumnya terdapat pada batas antara upih dan helaian daun


pada keluarga rumput-rumputan (Graminae). Alat ini berguna

mencegah mengalirnya air hujan kedalam ketiak antara batang

dan upih daun sehingga pembungkusan dapat dihindarkan.

b. Modifikasi Struktur dan Bentuk Daun

Daun dapat bermodifikasi menjadi bentuk lain sesuai dengan

perubahan fungsi utamanya sebagai alat untuk fotosintesis

sehingga bentuknya berbeda dengan daun biasa. Organ-organ

yang merupakan modifikasi daun, antara lain berikut ini:

(Belfield,1971).

1) Sisik pada umbi lapis (bulbus), berfungsi sebagai tempat

menyimpan cadangan makanan, sisik pada bagian pangkalnya

tebal, lunak, dan berdaging. misalnya, bawang merah

(Alium cepaL).

2) Cabang pembelit (sulur cabang), Merupakan alat pembelit yang

berasal dari cabang, terletak pada ketiak daun dan sering kali

masih mendukung daun-daun kecil. Misalnya, anggur

(Vitis inivera L).

3) Duri (Spina), duri terbentuk dari modifikasi daun umumnya

sukar ditinggalkan, apabila ditinggalkan akan meninggalkan

bekas yang dapat menyebabkan tanaman menjadi mati.

2. Batang

Batang merupakan bagian tumbuhan penting sehingga sering

dikatakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Batang sebagian besar


tumbuhan terletak diatas tanah, namun ada pula batang yang

terdapat didalam tanah, bahkan ada tumbuhan yang tampak tidak

berbatang (planta acaulis) walaupun sesungguhnya berbatang

hanya sangat pendek sekali sehingga seolah-olah tidak berbatang

(Gembong, 2003).

Tumbuhan biji berbelah dua (Dicotyledoneae) pada umumnya

mempunyai batang yang dibagian bawahnya lebih besar dan

semakin ke ujung semakin mengecil, bercabang atau tidak

bercabang. Sebaliknya, pada tumbuhan biji tunggal

(Monocotyledoneae) mempunyai batang yang dari pangkal sampai

ujung batang tidak menunjukkan perbedaan besarnya

(Gembong, 2003).

Umumnya batang pada tumbuhan mempunyai bentuk bulat,

bersegi, pipih dengan permukaan batang licin, beralur bentuk

bersayap, berambut, dan berduri (Sumardi,1992).

Telah dikemukakan bahwa batang tubuhnya kearah datangnya

cahaya matahari, namun mengenai arahnya dapat memperlihatkan

berbagai variasi, seperti tegak lurus, menggantung seperi pada

anggrek, menyulur berbaring seperi pada semangka, merunduk,

menanjak seperi pada sirih dan fanili (Gembong, 2003).

Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang dan ada pula

yang tidak bercabang.Cara percabang batang dapat dibedakan

menjadi percabangan monopodial seperi pada cemara, simpodial,


dan dikotomi seperi pada paku-pakuan. Cabang yang besar dan

secara langsung keluar dari batang atau dinamakan dengan dahan,

sedang cabang-cabang yang lebih kecil dinamakan ranting

(Sumardi,1992).

a. Secara anatomi batang monokotil berbeda dengan batang

dikotil. Namun secara umum terdapat susunan jaringan dari

luar ke dalam yang sebenarnya mirip dengan susunan jaringan

akar. Susunan jaringan tersebut adalah: (Sumardi, 1992).

1) Epidermis merupakan jaringan terluar dari batang.

2) Korteks terdiri atas dua bagian yaitu:

a. bagian kolenkhim yang berbatasan dengan epidermis

b. bagian parenkim yang letaknya lebih ke dalam

Pada tumbuhan tertentu terdapat endodermis yang

letaknya di bagian dalam korteks, tetapi pada tumbuhan

tertentu bagian ini sulit dibedakan.

3) Jaringan pembuluh angkut terdiri dari

Xilem (pembuluh kayu) berfungsi untuk mengangkut air

dan mineral dari dalam tanah lalu diserap oleh akar

kemudian menuju ke bagian tumbuhan di atas permukaan

tanah. Floem (pembuluh tapis) berfungsi untuk mengangkut

hasil proses fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh

tanaman.
3. Akar

Akar merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan dan

umumnya tumbuh didalam tanah dengan arah tumbuh kepusat

bumi dan meninggalkan cahaya. Berbeda dengan batang, akar

tidak berbuku, tidak beruas, dan tidak mendukung daun atau

bagian-bagian lainnya. Akar tumbuh terus pada ujungnya,

bentuknya sering kali meruncing hinggah mudah menembus tanah,

dan warnanya keputian atau kekuningan (Gembong, 2003).

Akar dengan sistem percabangannya berfungsi untuk

memperkuat berdirinya tumbuhan, menyerap air dan zat-zat

makanan yang terlarut didalam air dari dalam tanah

(Judianto,1992).

a. Bagian-bagian yang umum terdapat pada akar, antara lain

sebagai berikut : (Gembong, 2003).

1) Leher akar atau pangkal akar (Collum)

2) Ujung akar (Apex radicis)

3) Batang akar (Corpus radicis)

4) Cabang-cabang akar (Radix lateralis)

5) Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (Pilus radicalis)

6) Tudung akar (Calyptras)


Bagian – bagian akar dilihat dari struktur melintang :

(Hidayat, 1995).

1) Batas ujung akar dan kaliptra jelas

2) Perisikel terdiri dari beberapa lapis sel

3) Punya empulur yang luas sebagai pusat akar

4) Tidak ada kambiumnya

5) Jumlah lengan protoxilem banyak (lebih dari 12)

6) Letakxylem dan floem berselang-seling

Struktur AnatomiAkar Tumbuhan Monokotil :(Hidayat, 1995).

1) Epidermis, korteks, dan perisikel memiliki struktur, letak,

dan fungsinya seperti pada akar tanaman dikotil.

2) Xilem dan floem, seperti pada akar tanaman dikotil, tetapi

letak keduanya saling berdekatan karena tidak memiliki

cambium.

3) Empulur, terletak di bagian tengah serta dikelilingi xylem

dan floem yang berselang-seling.


Struktur anatomi akar tumbuhan dikotil (anatomi) ( Hidayat 1995).

1) Batas ujung akar dan kaliptra tidak jelas

2) Perisikel terdiri dari 1 lapis sel

3) Tidak punya empulur / empulurnya sempit

4) Mempunyai kambium

5) Jumlah lengan xylem antara 2-6

6) Letak xylem di dalam dan floem di luar (dengan cambium

sebagai pembatas).

b. Sistem akar : (Gembong, 2003)

1) Sistem perakaran tunggang, terjadi bila akar lembaga

tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang

menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok tersebut

disebut akar tunggang (Radix primaria), umumnya terdapat

pada tumbuhan dikotil dan biji telanjang (Gymnospermae).

2) Sistem perakaran serabut, terjadi bila akar lembaga dalam

perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh

berkembangnya sejumlah akar yang kurang lebih sama

besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar

ini bentuknya seperti serabut,jadi disebut akar serabut.

Umumnya terdapat pada tumbuhan Monokotil.


c. Modifikasi Akar, Batang, dan Daun (Gembong, 2003).

Pada berbagai jenis tumbuhan sering kita jumpai bagian-bagian

yang merupakan modifikasi (penjelmaan) dari bagian-bagian

akar, batang, dan daun, seperti berikut ini :

1) Kuncup (Gemma), merupakan bagian tumbuhan yang

sesungguhnya adalah calon tunas, jadi terdiri atas calon

batang beserta calon daun-daunnya.

2) Rimpang (Rhyzome), merupakan batang beserta daunnya

terdapat di dalam tanah, bercabang, tumbuh mendatar, dari

ujungnya dapat tumbuh tunas yang nantinya akan menjadi

tumbuhan baru.

3) Umbi (Tuber), merupakan modifikasi batang disebut umbi

batang (Tubercaulogenum) atau modifikasi akar disebut

umbi akar (tuberrhizogenum).

4) Umbi lapis (Bulbus), merupakan modifikasi batang dan

daun. Dikatakan umbi lapis karena memperlihatkan

susunan yang berlapis.

5) Duri (Spina), merupakan modifikasi salah satu bagian

pokok tumbuhan, biasanya sukar ditinggalkan dari batang

sehingga disebut sebagai duri sejati (Speriacaulogenum),

sedangkan bila hanya bersifat sementara disebut duri

temple (Spina aculeus).


4. Stomata daun

Stomata adalah lubang atau sebuah celah yang terdapat pada

epidermis organ tumbuhan yang berwarna hiaju yang dibatasi oleh

sel khusus yang disebut dengan sel penutup (Gembong, 2003).

Fungsi stomata adalah mengatur pertukaran gas antara

oksigen dan karbon dioksida pada daun, hal ini diperlukan dalam

mengatur jalur metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi

anaerobik dalam sel tumbuhan (Gembong, 2009).

a. Tipe-tipe stomata (Judianto, 1992).

1) Anomositik

Yaitu tipe stomata yang sel penutupnya dikelilingi oleh sel

tertentu yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dengan sel

epidermis lainnya.
2) Anisositik

Yaitu tipe stomata yang setiap sel penutupnya dilelilingi oleh tiga

sel tetangga yang ukurannya tidak sama besar.

3) Parasitik

Yaitu tipe stomata yang setiap sel penutup diiiringi oleh sebuah

sel tetangga yang sejajar dengan sumbu sel tetangga.

4) Diasitik

Yaitu tipe stomata dikelilingi oleh dua sel tetangga, dinding

bersama dari kedua sel itu tegak lurus terhadap sumbu melalui

panjang sel penutup serta celah.

5) Aktinositik

Yaitu setiap sel penutup dikelilingi 4 atau lebih sel tetangga yang

susunannya melingkar dan sel-selnya memanjang keradial

terhadap sel penutup.

6) Siklositik

Yaitu stomata yang dikelilingi oleh satu atau dua lapis sel tetangga

secara melingkar.

5. Jaringan pada tumbuhan


1) Monokotil

Xylem dan floem : terletak pada meristem dasar dan tersebar

tetapi berdekatan dalam satu tempat, dengan perbandingan lebih

besar ukuran xylem dan floem.

2) Dikotil

 Xylem : terdapat pada bagian dalam kambium.

 Floem : terdapat pada bagian luar kambium.

A. Klasifikasi Tanaman

1. Jagung (Zea mays L)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Zea

Species : Zea mays L

2. Mangga (Mangifera indica L)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Rutales
Famili : Anacardiaceae

Genus : Mangifera

Species : Mangifera indica L

3. Ubi kayu (Manihot utilissima)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Species : Manihot utilissima

4. Pandan (Pandanus amarilynofous)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Pandanales

Famili : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Species : Pandanus SP.


5. Bawang bombay (Alium cepa)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Liliales

Famili : Liliaceae

Genus : Allium cepa

Species : Allium cepa

6. Rumput teki (Cyperus rotundus)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Cyperales

Famili : Cyperaceae

Genus : Cyperus

Species : Cyperus rotundus

7. Pinus (Pinus mercusi)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Gymnospermae

Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Coniferales

Famili : Pinaceae

Genus : Pinus

Spesies : Pinus merkusi

8. Bayam (Amaranthus biltum)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Caryophyales

Famili : Caryophyaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus biltum

9. Kacang tanah (Arachis hyrogeae L)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Leguminales

Famili : Popilianaceae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis hyrogeae L


10. Kelor (Moringa oleifera L)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Famili : Moringaceae

Genus : Moringa

Spesies : Moringa oleifera

11. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Marvales

Famili : Marvaceae

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus rosa-sinensis


B. Uraian Bahan

1. Flouroglusin (Dirjen POM, 1997; 142)

Nama resmi : TRIHIDROS

Nama lain : Flouroglusin

RM : C6H3(OH)3

Pemerian : Hablur / serbuk hablur, putih atau

kekuningan.

Kelarutan : sukar larut dalam air, larut dalam etanol

(95%) dan dalam eter.

Cara pembuatan : Larutan flouroglusin P 1% b/v dalam

etanol 90% P dimana flougrolusin 1 %

yaitu 1 gram flougrolusin di larutkan dalam

100 mL air.

Fungsi flougrolusin : Untuk mempelajari struktur anatomi akar

saat dilakukan penglihatan dengan

mikroskop. Bagian bagian yang diperjelas

untuk glouroglusin adalah xilem dan floem

pada akar.

2. Kloralhidrat (Dirjen POM, 1997; 142)

Nama Resmi : CHLORALIHYDRAS

Nama lain : Klorahidrat

Berat molekul : 165,40

Rumus molekul : C2H3Cl3O2


Pemerian : Hablur transparan, tidak meleleh tidak

basah, tidak berwarna, bau tajam khas,

rasa kaostik dan agak pahit. Melebur pada

suhu lebih kurang 550 dan perlahan lahan

menguap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam

minyak zaitun, mudah larut dalam etanol

(95% P), dalam kloroform P, dan dalam

eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah kaca tertutup rapat,

terlindungi cahaya, dan ditempat sejuk

Kegunaan : untuk mempermudah pengamatan karena

larutan ini dapat memisahkan fragmen-

fragmen yang ada kemudian melisiskan

sel.
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1) Alat

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu balpoin,

bunsen, degglas, empulur, korek api, mikroskop, objek glass,

penggaris, pensil, dan silet.

2) Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu

flouroglusin, kloralhidrat, akar bawang bombay, akar jagung, akar

kacang tanah, akar ubi kayu, batang bayam duri, batang jagung,

batang kacang tanah, batang kelor, batang kembang sepatu, batang

pandan, batang rumput teki. daun jagung, daun kacang tanah, daun

mangga, daun pandan, dan daun pinus.


B. CaraKerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dipotong melintang dan membujur ( Akar, Batang, dan Daun)

tersebut dengan menggunakan silet.

3. Hasil potongannya diletakkan di objek glass.

4. Diteteskan kloralhidrat (akar/batang), flouroglusin (daun) lalu

ditutup dengan degglass.

5. Difiksasi pada bunsen.

6. Diletakkan dimeja preparat dan diamati dengan mikroskop.

7. Setelah diamati dan didapatkan difoto dengan kamera.


BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan

No Tanaman Deskripsi Tanaman

1. Daun jagung (Zea mays L) Berdasarkan hasil pengamatan

yang telah dilakukan dengan

menggunakan mikroskop

dengan pembesaran 40 pada

daun terdapat sel tetangga dan

sel penutup dan dilapisan daun

adalah epidermis. Dan tampak

jelas juga menunjukkan letak

stomata atau tipe stomata pada

daun jagung.

2. Daun pinus Terdapat sel penutup pada

(Pinus merkusi) stomata berbentuk seperti ginjal

dan berjumlah dua buah. Pada

lingkungan dinding sel

penutupnya inilah yang akan

membentuk bontatana yaitu

pembuluh lubang, lubang kecil

yang menghubungkan ruang


antara sel dinding mesofil daun

dengan luas.

3. Daun Mangga Pada daun mangga di dapati

(Mangifera indica) tipe stomata anomositik.

Dimana sel penutup dikelilingi

beberapa sel yaitu memiliki

bentuk dan ukuran yang sama.

Kemudian didapat tipe stomata

anomositik.

4. Daun Pandan Pada daun pandan melintang

(Pandanus Sp.) terdapat stomata yang bertipe

parasitik yang memiliki sel

epidermis dan sel penutup dua

akan lebih secara ventrikel

dengan pembesaran 10 x. Pada

daun pandan membujur

terhadap stomata bertipe

parasitis yang memiliki sel

epidermis dan sel penutup dua

atas lebih secara ventrikel

dengan pembesaran 40 x.
5. Batang Bayam Jaringan epidermis terdiri dari

(Amaranthus biltum) selapis sel yang melindungi

jaringan dibawahnya. Jaringan

korteks tediri dari selapis sel

yang melindungi jaringan

dibawahnya. Terdiri dari

koleneum, serabut-serabut dan

parenkim, tipe berkas

pengangkut yang dimilikinya

adalah kolaterci terbuka dimana

xylem dan floem dipisahkan

oleh kambium.

6 Batang Jagung Epidermis batang dilindungi oleh

(Zea mays L) lapisan kutikula. Pada epidermis

batang terdapat stomata

korteks, batang terdiri dari

rectum dan beberapa lapisan

terdiri dari skelenium dan yang

berfungsi untuk mendukung

batrang dan melindungi berkas

pengangkut.
7. Batang Kacang Tanah Pada batang kacang tanah

(Arachis hipogea) tersusun atas epidermis,

korteks, xylem, floem, dan

kambium pembuluh. Berkas

pembuluh pada batang dibagian

dalam kambium dan kambium

yang terletak diantara berkas

xylem dan floem.

8. Batang Kelor Pada batang kelor didapatkan

(Moringa oleifera) xylem dan floem yang terdapat

sel antara xylem dan floem

dipisahkan oleh kambium.

9 Batang Kembang Sepatu Pada batang kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensi L) tersusun atas epidermis,

korteks, floem, kambium.

Korteks dibawah epidermis

terdiri dari parenkim yang berisi

kloroplas. Tipe beruas

pengangkut terbuka, termasuk

tumbuhan dikotil, berkas

pengangkut teratur didalam


lingkaran.

10 Batang Rumput Teki Tipe beruas pengangkut

(Cyperus rotundus L) terbuka, termasuk tumbuhan

dikotil, berkas pengangkut

teratur didalam lingkaran. Ini

tersusun atas epidermis,

korteks, floem, kambium, xylem,

dan empulur. Epidermis berada

paling luar, korteks dibawah

epidermis terdiri dari parenkim

yang berisi kloroplas.

11. Batang Pandan Terdapat xylem yang

(Pandanus Sp.) merupakanjaringan pengangkut,

xylem dan floem ini dibatasi oleh

kambium pada batang pandan

tersebut.

12 Akar Jagung (Zea mays L) Struktur akar jagung terdiri dari

lapisan luar ke lapisan terdalam

adalah epidermis, korteks,

endodermis, floem, xylem, dan

empulur. Xylem selalu


berada.lebih dalam dari pada

floem dan memiliki ukuran sel

yang lebih besar dibandingkan

dengan floem.

13. Akar Kacang Tanah Jaringan pembuluh tersusun

(Arachis hipogea) atas jaringan xylem dan floem

dipisahkan oleh sel-sel

parenkim yang dikenal sebagai

kambium silinder pusat tersusun

atas lingkungan tepi dan

jaringan pembuluh korteks, akar

sebagian besar menempati akar

terdiri atas beberapa lapis,

didalam korteks terdapat ruang

antara sel yang memanjang

sepanjang akar.

14. Pada akar monokotil antara


Akar Bawang Bombay
xylem dan floem tidak terdapat
(Alium cepa)
kambium, sehingga xylem dan

floem tersusun secara tidak

teratur. Epidermis yang

membentuk dinding sekunder

yang tebal sehingga mudah


diamati penampang

melengkung akar dengan

pewarnaan yang baik.

15. Akar Ubi Kayu Akar ubi terdapat parenkim yang

(Manihot Utilissima) berfungsi menyimpan pati

sebagai cadangan makanan,

memiliki kloroplas pada

daunnya. Akar ubi kayu

dikelilingi oleh xylem dan floem.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan,dapat disimpulkan bahwa fungsi dari

bagian-bagian mikroskop yaitu :

1. Lensa okuler berfungsi memperbesar benda yang diamati.

2. Lensa objekif berfungsi untuk memperbesar bayangan objek yang

akan diamati.

3. Tabung mikroskop berfungsi mengatur fokus, dan dapat dinaikkan

atau diturunkan.

4. Makrometer berfungsi untuk menggerakkan tabung mikroskop secara

vertikal dengan pergeseran besar atau secara kasar.

5. Mikrometer berfungsi untuk menggerakkan tabung mikrskop secara

vertikal dengan pergeseran halus.

6. Revolver berfungsi untuk menempatkan lensa objektif yang di

kehendaki.

7. Panggung mikroskop merupakan meja preparat atau tempat sediaan

objek terdapat lubang untuk jalan masuk cahaya ke mata pengamat.

8. Kondensor berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada objek atau

specimen.

9. Diafragma berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk

melalui lubang pada panggung mikroskop.


10. Cermin reflektor berfungsi untuk menangkap cahaya yang masuk

melalui lubang pada panggung mikroskop dengan cara menggeser

kedudukannya.

11. Penjepit objek berfungsi untuk menjepit preparat di atas meja benda

agar kedudukan preparat stabil.

12. Kaki mikroskop berfungsi untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri

dengan baik.

13. Tiang merupakan tempat bersendi dengan mikroskop/pengangan

dengan sumbu inklinasi.

14. Lengan atau pegangan mikroskop merupakan bagian dari mikroskop

yang dipegang saat mikroskop di angkat.

15. Pengatur kondensor merupakan bagian yang diputar jika ingin

menaikkan atau menurunkan mikroskop.

16. Lubang meja sediaan merupakan tempat lewatnya cahaya dari

kondensor masuk ke kaca objek terus ke lensa objektif.

Jaringan pelindung terdiri dari epidermis, exodermis, endodermis,

dan gabus. Epidermis merupakan lapisan luar dari tubuh tumbuhan

sebelum melakukan penebalan sekunder, berasal dari protoderm.

Jaringan pelindung yang berasal dari jaringan dasar dinamakan

hypodermis. Sel epidemis dapat berbentuk khusus berbeda dengan sel-

sel epidermis tetangganya, misalnya sel silica, sel gabus, sel kipas, litokis,

stoma dan trikoma. Gabus terjadi dari hasil pembelahan kambium gabus
yang merupakan meristem sekunder. Gabus luka adalah lapisan sel-sel

bergabus yang mentup luka pada pucuk tumbuhan.

B. Saran

Setelah melakukan percobaan, kami dari kelompok 4 menyarankan

agar embuat metode pembelajaran lebih seru, mudah dimengerti dan

waktu praktikum digunakan dengan sebaik-baiknya, sehingga praktikum

dapat berjalan dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Belfield, W, and M. Dearden. 1971. A Practical Course in Biology. Oxford,


New York : Pengamon Press Ltd.

Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Jurusan


Biologi FMIPA-Universitas Teknologi Bandung.

Sumardi, I. Dan A. Pudjoarianto. 1992. Struktur dan Perkembangan


Tumbuhan. Yogyakarta : Fakultas Biologi Universitas Gadjah
Mada.

Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Judianto, S. A. 1992. Mengerti Morfologi Tumbuhan (Apa dan Mengapa).

Bandung : Penerbit Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai