BAB I PENDAHULUAN
kehidupan lain dalam biologi, tumbuhan hidup dapat dipelajari dari perspektif
yang berbeda, dari tingkat molekul , genetika dan biokimia melalui organel , sel ,
setiap tingkat ini seorang ahli botani mungkin prihatin dengan klasifikasi
makanan, serat, dan bahan bakar dan obat – obatan yang memungkinkan
Sel merupakan unit fungsional terkecil struktur tubuh makhluk hidup yang
memiliki beragam bentuk dan ukuran, struktur dan fungsi. Sel terdapat dalam
suluruh bagian tumbuhan baik di akar, batang dan daun yang membentuk
utama, yaitu sistem akar tunggang dan sistem akar serabut. Benda ergastik adalah
kedalam beberapa bagian utama, yakni akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
memahami tentang struktur sel, benda ergastik dan morfologi dari bagian
Khusus daun dan bunga, morfologinya sedikit lebih bervariasi. Ada jenis
ada jenis yang lengkap dan tidak lengkap. Suatu daun yang tangkainya
bercabang- cabang pada tangkai ini baru terdapat helain daun, sehingga pada
setiap tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun dinamakan “daun majemuk”.
Pada daun majemuk dapat dibedakan menjadi ibu tangkai daun, tangkai anak daun
monokotil bentuk daunya sejajar, akarnya serabut, pada batang monokotil terdapat
kambium, dan bijinya berkeping dua. Pada tumbuhan dikotil bentuk daunnya
yang baik dan benar. Dan kegunaannya adalah memberikan pengetahuan kepada
praktikan tentang cara menggunakan mikroskop yang baik dan benar. Tujuan
praktikan tentang morfologi tumbuhan dikotil dan monokotil. Tujuan modul III
(anatomi tumbuhan) untuk mengetahui struktur akar, batang dan daun tumbuhan
sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh
yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa
sehingga ia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang
menggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan
diperbesar dari lensa objektif. Lensa Objektif, lensa ini berada dekat pada objek
yang di amati, lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Tabung
objektif dengan cara memutarnya. Reflektor (Cermin), terdiri dari dua jenis
cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk
memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di
meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya
Penjepit Kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek
agar tidak mudah bergeser, Lengan Mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada
dikotil meliputi terna, semak-semak, perdu maupun pohon yang mempunyai ciri-
ciri morfologi sebagai berikut yaitu, mempunyai lembaga dengan dua daun
lembaga (berbiji belah) dan akar serta pucuk lembaga yang tidak mempunyai
pelindung yang khusus, akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar
buku-buku yang tidak jelas, duduk daun biasanya tersebar atau berkarang,
kadang-kadang saja berseling, daun tunggal atau daun majemuk, sering kali
terdapat 2 daun pertama yang letaknya tegak lurus pada bidang median dikanan
kiri cabang tersebut, bunga bersifat ditetra, atau pentramer (Judianto, 1992).
morfologi yaitu berupa terna, semak, atau pohon yang mempunyai system akar
serabut, batang berkayu atau tidak, biasanya tidak atau tidak banyak bercabang-
berseling, Buah dengan biji yang mempunyai endosperm, jarang tidak, lembaga
7
mempunyai daun lembaga yang berubah menjadi alat penghisap makanan dari
endosperm untuk lembaga sebelum dapat mencari makanan sendiri. Baik akar
maupun pucuk lembaga dilindungi oleh suatu sarung, pelindung akar disebut
perkecambahan sarung yang merupakan pelindung tadi akan tertembus oleh organ
Daun tunggal yaitu daun yang dalam satu tangkai hanya terdapat satu
helaian daun. Macam – macam daun tunggal yaitu daun tunggal lengkap adalah
daun yang mempunyai bagian – bagian seperti prlepah, tangkai dan helaian daun,
contohnya daun talas (Colocasia esculenta). Daun tunggal bertangai adalah daun
tunggal yang mempunyai bagian – bagian dan helaian daun, contohnya daun
mangga (Mangifera indica L). Daun tunggal berupih adalah daun tunggal yang
mempunyai bagian pelepah atau upih atau helaian daun, contohnya daun jagung
(Zea mays L). Daun duduk atau sessilis adalah daun tunggal yang hanya
mempunyai helaian daun saja dan langsung menempel pada batang, contohnya
Daun majemuk adalah apabila didalam satu tangkai terdapat lebih dari satu
helaian daun. Tangkai daun tersebut dapat bercabang – cabang dan pada cabang
tangkainya terdapat anak daun. Bagian – bagian daun majemuk terdiri dari ibu
tangkai, tangkai daun, anak daun. Berdasarkan susunan anak daun pada ibu
tangkai daun majemuk dibedakan menjadi beberapa macam seperti daun majemuk
menyirip, daun majemuk menjari, daun majemuk bangun kaki, dan daun majemuk
Pada tumbuhan dikotil struktur anatomi akarnya dilindungi oleh tudung akar
kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel
kaliptra ada yang mengandung butir- butir amilum dinamakan kolumela. Pada
batang dikotil terdapat lapisan- lapisan dari luar ke dalam epidermis terdapat atas
selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi
dibentuk dari kambium gabus, kemudian pada korteks batang disebut juga kulit
pertama, terdir dari beberapa lapis sel, yang tersusun atas jaringan kolenkim,
makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim, dan adapun stele atau silender
pusat merupakan lapisan terdalam dari batang, lapisan terluar dari stele disebut
Struktur anatomi akar tumbuhan monokotil yaitu batas antara ujung akar
dengan kaliptra jelas, periskel terdiri dari beberapa sel berdinding tebal, letak
berkas pengangkut antara xilem dan floem. Batang tanaman monokotil, berkas
vaskuler menyebar dan paling banyak terdapat di daerah yang mendekati kulit
memanjang. Hal ini sesuai dengan pendapat Karman, (2008) yang menyatakan
bahwa ikatan pembuluh menyebar pada seluruh batang monokotil, tetapi yang
paling banyak terdapat di daerah yang mendekati kulit batang. Pada monokotil
memanjang.
2.4 Fotosintesis
oleh tumbuhan hijau dan organisme autotrofik lainnya dengan keberadaan energi
dan H2O) pada tumbuhan berpigmendengan bantuan energy cahaya matahari diseb
cahayamatahari
pigmenfotosintesis
10
dalam reaksi fotosintesis dan dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen
karbohidrat dan melepaskan oksigen. Cahaya matahari meliputi semua warna dari
spektrum tampak dari merah hingga ungu, tetapi tidak semua panjang
.Atom O pada karbohidrat berasal dari CO2 dan atom H padakarbohidrat berasal
klorofil dan bahan-bahan organik. Sinar matahari merupakan faktor utama yang
Fotosintesis dapat dibedakan menjadi dua reaksi, yaitu siklus terang dan
mengubah energi matahari menjadi energi kimia (Campbell, Reece, & Mitchell,
2002). Pada siklus terang, yang berlangsung pada membran fotosintesis, energi
cahaya dikonversi menjadi energi kimia yang terdiri dari NADPH2 dan ATP
Siklus gelap adalah jalur di mana terjadi reduksi CO2 menjadi gula. Siklus
gelap sesungguhnya tidak terjadi dalam kondisi gelap, hanya saja reaksi ini tidak
tergantung pada cahaya. Karena CO2 merupakan senyawa yang miskin energi,
yang luar biasa pada tangga energi (Fried & Hademenos, 2006). Pada siklus
gelap, yang berlangsung dalam stroma, NADPH2 dan ATP dimanfaatkan sebagai
2.5 Transpirasi
berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata,
lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi tanaman. Suhu secara tidak
pada permukaan daun tumbuhan dapat terjadi jika tekanan uap air dalam sel daun
lebih tinggi dibandingkan tekanan uap air yang ada di udara (Susanto, 2005).
12
Faktor yang mempengaruhi laju transpirasi ada faktor internal dan faktor
stomata, Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara
relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata
tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi
penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembaban.
selanjutnya adalah jumlah dan kondisi morfologis daun, makin luas daerah
daun, ketebalan, ada tidaknya lapisan lilin atau kutikula, banyak sedikitnya bulu di
(Syamsuri, 2004).
Kelembaban, Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju
neto dari air yang hilang, dengan demikian seandainya faktor lain itu sama,
Kenaikan suhu cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali.
Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun
13
yang terkena sinar matahari mempunyai suhu lebih tinggi dari pada suhu udara.
Cahaya, Sehelai daun yang terkena sinar matahari langsung akan mengasorbsi,
cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi di bawah sinar matahari, pengaruh
angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju
nutrisi, dan mineral dari tanah dengan bantuan akar melalui proses osmosis,
karena tekanan air rendah yang terdapat di daun dan bagian atas tanaman, air
melakukan perjalanan dari akar ke bagian atas tumbuhan melaui xylem.. Air dan
mineral bersama dengan CO2 dan klorofil di daun lantas siap menjalani proses
fotosintesis. Di tahap ini, proses transpirasi dimulai ketika mencapai daun, air
16 Maret 2018. Pada hari Jumat serta waktu praktikum dari jam pukul 13.30
adalah mikroskop. Adapun alat yang digunakan dalam praktikum tentang struktur
morfologi tumbuhan monokotil dan dikotil adalah cutter, tissue, pinset, lup (kaca
pembesar), alat tulis. Adapun alat yang digunakan dalam praktikum anatomi
tumbuhan adalah mikroskop, objek glass, cover glass, cutter, dan tissue. Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum fotosintesis adalah cawan petri, pemanas
listrik, gelas kimia, cutter, dan tissue. Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum transpirasi adalah rak dan tabung reaksi, cutter, tissue, dan kertas
grafik.
berukuran 30 cm, kecambah kacang hijau (toge), kecambah jagung, biji jagung,
air, daun kembang merak, daun jeruk, daun dadap, daun kelor, daun johar, daun
15
gamal, dan daun biduri. Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum anatomi
tanaman hydrilla verticillata, bawang merah, kentang, dan air. Adapun bahan yang
digunakan dalam praktikum fotosintesis adalah daun singkong, kertas timah atau
alumunium foil, alkohol 70% dan larutan lugol. Adapun bahan yang digunakan
dalam praktikum transpirasi adalah dua jenis tanaman yang berbeda morfologi
preparat yang akan diamati di bawah mikroskop. Apabila preparat sudah terfokus
maka bila akan menggunakan pembesaran yang lebih kuat, hanya pengatur halus
yang boleh digunakan, pada pembesaran dari bayangan dari suatu objek dapat
sekecil mungkin setelah itu huruf ”d” tersebut diletakkan di atas deck glass
kemudian ditutupi dengan cover glass dan setelah itu diamati dengan mikroskop
siapkan tanaman monokotil ( Jagung, padi, rerumputan teki), dan tanaman dikotil
(mangga, tomat, cabai) yang akan diamati. Kemudian potonglah setiap tanaman
menjadi 3 bagian (batang, daun, akar), amatilah setiap tanaman tersebut dengan
Pada percobaan mengamati daun majemuk dan daun tunggal terlebih dahulu
siapkan daun-daun yang akan diamati, daun johar, daun kelor, daun gamal, daun
kembang merak, daun putri malu, daun biduri. Kemudian amati tipe daun
menyirip ganda dua, beranak daun, bangun kaki, dan lain-lain). Dan terakhir
amati bagian-bagian daun majemuk, ibu tangkai daun, dan tangkai anak daun.
setipis mungkin tanaman yang sudah disiapkan dengan posisi melintang. Amatilah
3.3.5 Fotosintesis
laboratorium dengan daun yang baik dan segar. Daun dari tanaman singkong
biasanya memberikan hasil yang lebih baik, kemudian tutuplah salah satu daun
tanaman tersebut dengan kertas aluminium foil, tiga hari dari sebelum praktikum.
Setelah tiga hari, bukalah kertas timah yang sudah menutupi daun singkong
kemudian masukan daun singkong ke dalam gelas kimia yang berisi alkohol 70%,
lalu masukan juga daun yang tidak ditutupi oleh kertas timah pada tanaman yang
sama, kemudian panaskan gelas kimia sampai daun yang berada di dalamnya
berubah warna menjadi kepucatan, lalu pindahkan daun yang telah dipanaskan
pada cawan petri, tetesi kedua daun tersebut dengan larutan lugol atau larutan
3.3.6 Transpirasi
akar setiap tanaman dibagian pangkalnya, lalu masukan ke dalam tabung reaksi
yang telah berisi yang telah berisi 5 ml air, 1 tabung hanya berisi air sebagai
control, kemudian ditetesi dengan minyak kelapa, beri tanda tera pada batas
minyak, susun dalam rak tabung, lalu letakkan masing-masing rak pada 2 tempat
berbeda, satu pada tempat yang terkena sinar matahari langsung dan lainnya pada
tempat teduh, setiap 10 menit lakukan pengukuran jumlah air yang tersisa dengan
cara menghitung jumlah air yang hilang. Jumlah air yang hilang dapat dihitung
dengan meneteskan kembali air ke dalam tabung sampai kembali ke posisi tanda
18
perubahan jumlah volume air pada kertas grafik, dimana waktu pada sumbu
horizontal (X) dan volume air yang hilang pada sumbu vertical (Y) untuk ketiga
jenis tumbuhan.