Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

“JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG

DIKOTIL DAN MONOKOTIL”

Disusun Oleh:

Nama : Dita Linda Yan

Nim : F1072161022

Kelas : V PPAPK

Kelompok :3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2018
“JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG
DIKOTIL DAN MONOKOTIL”

Abstrak

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari sistem jaringan pada batang


dan akar dikotil dan monokotil, mempelajari tipe berkas pengangkut pada batang
dan akar dikotil dan monokotil, dan mempelajari tipe stele pada batang dan akar
dikotil dan monokotil. Metode praktikum dilakukan dengan melakukan
pengamatan preparat awetan dan preparat segar batang dan akar dikotil dan
monokotil menggunakan mikroskop. Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa
batang yang tergolong dikotil yaitu preparat awetan batang Cucurbita SP.
Memiliki berkas pembuluh yang tersusun secara teratur dengan tipe berkas
pembuluh angkut kolateral terbuka. Sedangkan batang tumbuhan monokotil yaitu
preparat awetan batang Zea mays. Berkas pembuluhnya tersusun secara tersebar
dengan tipe pembuluh angkut kolateral tertutup. Pada akar monokotil berkas
pembuluhnya tersusun secara teratur sedangkan akar dikotil berkas pembuluhnya
tersusun secara menyebar. Tumbuhan yang tergolong dari akar monokotil adalah
Preparat awetan akar Zea mays dan preparat akar segar Cyperus roduntus. dan
dikotil preparat awetan akar Arachis hypogeae dan preparat basah akar dikotil
Carica papaya.

Kata kunci : jaringan, akar, batang, dikotil, monokotil, Kolateral Tertutup,


Kolateral Terbuka

Abstract
This practice aims to study the tissue system of dicotyledonous and
monocotyl stems and roots, study the transport file types in dicotyledonous and
monocotyledons and roots, and study the type of stele on dicot and monocot stems
and roots. The practicum method is carried out by observing preserved
preparations and fresh preparations of dicot and monocot stems and roots using a
microscope. From the results of the observations, it was seen that the stems were
classified as dicotyledons, which were preserved stems of Cucurbita SP. Having a
vessel file arranged regularly with the type of open collateral transport vessel file.
While monocotyledonous stems are preparations preserved stems Zea mays. The
vein is arranged in a scattered manner with the type of closed collateral transport
vessel. In the monocot roots the bundle file is arranged in a regular manner while
the dicotyledonous root bundle is arranged spread. Classified plants from monocot
roots are preparations preserved by roots of Zea mays and fresh root preparations
of Cyperus roduntus. and dicotilized preparations preserved roots of Arachis
hypogeae and wet preparations of dicotyledonous roots Carica papaya.

Keywords: tissue, root, stem, dicot, monocot, Closed Collateral, Open Collateral
PENDAHULUAN

Anatomi (berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang


berarti memotong) adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur
dan organisasi dari makhluk hidup. Tumbuhan merupakan salah satu
keanekaragaman hayati yang ada di bumi. Sehingga anatomi tumbuhan adalah
cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari
tumbuhan itu sendiri yaitu struktur yang pembangun tumbuhan tersebut.
Kingdom plantae atau dunia tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan
tidak dan tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan tidak berpembuluh adalah
kelompok lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh meliputi tumbuhan paku-
pakuan dan tumbuhan berbiji.Tumbuhan Berbiji (spermatophyte) merupakan
kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang
berupa biji. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan didalamnya
mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Spermatophyta diklasifikasikan
lagi menjadi 2 subdivisi , yakni tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan
tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Berdasarkan jumlah keping bijinya,
Tumbuhan biji tertutup dibedakan menjadi 2 , yaitu tumbuhan biji berkeping satu
(monokotil) dan tumbuhan biji berkeping dua (dikotil).
Tubuh makhluk hidup tersusun atas jutaan sel. Sel-sel yang memiliki
struktur dan fungsi yang sama membentuk suatu jaringan. Beberapa macam
jaringan akan membentuk suatu organ. Kumpulan bermacam-macam organ
membentuk suatu sistem organ. Akhirnya, beberapa macam sistem organ saling
melengkapi dan bekerja sama untuk membentuk suatu individu makhluk hidup.
Namun, pada tumbuhan tidak terdapat sistem organ. Pertumbuhan hanya sampai
pada organ kemudian membentuk satu individu tumbuhan (Permatasari, 2012).
Kita ketahui setiap makhluk memiliki struktur yang menyusunnya, seperti
halnya pada tumbuhan dikotil dan monokotil disusun atas berbagai organ seperti
akar, batang, daun, bunga dan biji. Organ-organ tersebut juga tersusun dari
berbagai jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim,
epidermis, dan jaringan pengangkut. Meskipun sama-sama diklasifikasikan
sebagai tumbuhan berbiji (spermatophyte), pada kenyataannya tumbuhan dikotil
dan monokotil mempunyai perbedaan yang cukup jelas baik secara anatomi
maupun secara morfologinya.
Jika secara morfologi kita bisa melihat secara langsung bentuk daun,
batang, dan akarnya tetapi struktur penyusun dari bagian-bagian tersebut kita
tidak dapat melihatnya dengan kasat mata karena sel-sel yang berukuran sangat
kecil. Untuk itu dilakukan praktikum untuk mengamati dengan lebih jelas
mengetahui dan mengidentifikasi serta membuktikan apakah benar seperti yang
dipaparkan di buku bentuk susunan dan letak sel-sel penyusun bagian-bagian
tumbuhan monokotil dan dikotil serta dapat membedakan antara struktur
monokotil dan dikotil secara anatominya.
Tujuan praktikum Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil yaitu
mempelajari sistem jaringan, tipe berkas pengangkut pada batang dan akar pada
tumbuhan monokotil dan dikotil, serta mempelajari tipe stele pada batang dan
akar pada tumbuhan monokotil dan dikotil.
Ada pun permasalahan pada praktikum ini yaitu mengenai bagaimana
sistem jaringan, tipe berkas pengangkut yang terdapat pada batang dan akar
tumbuhan dikotil dan monokotil, serta bagaimana tipe stele yang ada pada
tumbuhan dikotil dan monokotil tersebut.
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain
dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi
jaringan (Kimball, 1992). Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara
pertumbuhan, dan cara perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).
Macam–Macam Jaringan Tumbuhan
Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda
atau meristem dan jaringan dewasa atau permanen (Kimball,1992). Jaringan
terdiri dari jaringan muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim,
sklerenkim, xilem, dan floem (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak
di ujung batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan
meristem interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya (Kimball,1992).
Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai
sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil, berdinding
tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya. Jaringan muda yang sel-selnya selalu
membelah atau bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik adalah mitosis.
Bentuk dan ukuran sama relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang
kecil (Prawiro, 1997).
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan
organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan,
seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan
jaringan pengangkut Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan
menutupi permukaan daun, bunga, buah, biji, batang dan akar . Berdasarkan
ontogeninya, epidermis berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm .
Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan.
Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami modifikasi
seperti stomata dan trikomata (Rompas, 2011).
Berdasrkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi 3 yaitu :
Meristem lateral (meristem samping) yang terdapat pada batang tepatnya di
cambium atau cambium gabus, Meristem interkalar (meristem antara) yang
terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya pangkal ruas batang, Meristem apical
(meristem ujung) yang terdapat diujung batang atau ujung akar.
Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem terbagi atas 3 yaitu : Pro
meristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih dalam
tingkat embrio, Meristem primer adalah jaringan meristem yang ada pada
tumbuhan muda biasanya ada pada ujung-ujung tumbuhan seperti akar atau
pucuk. Jaringan ini masih aktif membelah sehingga menyebabkan organ
tumbuhan bertambah panjang atau bertambah tinggi, Meristem sekunder adalah
jaringan meristem yang terdapat pada jaringan dewasa yang telah terhenti
pertumbuhannya, tetapi menjadi embrional kembali. Meristem sekunder terdapat
pada cambium. Kambium inilah yang selalu tumbuh dan membelah selama hidup
tumbuhan yang menyebabkan pelebaran atau pembesaran batang.
Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah mengalami
deferensiasi. Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri, bentuknya pun
relatif permanen serta rongga selnya besar. Jaringan permanen dibagi menjadi 5
yaitu jaringan epidermis dan jaringan parenkim, jaringan penyokong atau
penguat, jaringan pengangkut dan jaringan gabus.
Jaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas sel-sel
kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan
sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel. Kolenkim
terdiri atas sel-sel berdinding tebal sebagai jaringan penyokong, sangat
berhubungan erat dengan parenkim. Kolenkim seperti halnya parenkim masih
mempunyai protoplas, mampu mengadakan aktivitas meristematis. Dinding
selnya merupakan dinding primer, tidak berlignin. Kolenkim berbeda dengan
jaringan penyokong lainnya yaitu dengan sklerenkim dalam hal struktur dinding
dan kondisi protoplas. Kolenkim mempunyai dinding yang lunak, plastis, dinding
primer yang tidak berlignin, mempunyai protoplas yang aktif, mampu
menghilangkan penebalan dinding jika sel diinduksi untuk aktivitas meristematis,
seperti pembentukan kambium gabus atau kalau ada rangsangan luka. Sklerenkim
mempunyai dinding yang keras, kaku, dinding sekunder yang biasanya berlignin.
Dinding sekunder terdapat pada sel-sel untuk mengalirkan air dari xilem, dan
sering terdapat pula pada sel-sel parenkim xilem. Selain itu sel-sel parenkim
dalam daerah jaringan lainnya dapat pula bersifat sklereid (sclereid) yang
berfungsi untuk mengalirkan air batasannya tidak begitu jelas (Suradinata, 1998).
Filogenetik studi angiosperma berdasarkan teknik RAPD untuk menemukan
pemecahan dikotil monokotil-dan tingkat perbedaan genetik di antara garis
keturunan yang berbeda dari tanaman angiospermic jelas menunjukkan bahwa
sementara monokotil membentuk clade semua dikotil tidak membentuk kelompok
yang berbeda yang terpisah dari monokotil. Sebaliknya, monokotil yang tertanam
dalam clade garis keturunan percabangan awal tanaman berbunga, biasanya
disebut sebagai magnoliids, yang semuanya memiliki karakteristik dikotil
tradisional (Ray, 1703). Cabang-cabang awal angiosperma, termasuk monokotil,
ditandai dengan jenis serbuk sari yang berasal dari ini bentuk tunggal-bukaan
(Cronquist, A. 1981). Gulnel (Tinospora cordifolia V-3) adalah eudicot (APG
sistem II, 2003) dan membentuk clade yang berbeda terpisah dari monokotil dan
dikotil. Eudicots ditandai dengan serbuk sari yang biasanya memiliki tiga lubang
tidak ada struktur morfologi atau anatomi lain yang menandai kelompok ini telah
diidentifikasi, meskipun pengelompokan eudicots sangat didukung oleh analisis
berdasarkan data urutan DNA (Soltis dan Soltis. 1999). Hasil kami
mengkonfirmasi semua kesimpulan sebelumnya diusulkan oleh Ray (1703) yang
pertama kali diidentifikasi sebagai kelompok monokotil, sebagian besar
didasarkan pada kepemilikan mereka kotiledon tunggal. Temuan ini menunjukkan
bahwa tidak ada perpecahan dikotil monokotil-dikotil bukan tidak membentuk
kelompok monofiletik (mereka tidak mengandung semua keturunan nenek
moyang mereka) dan ditolak sebagai kelompok formal, beberapa dikotil lebih
mirip dengan monokotil dari mereka dikotil ke lain paraphyletic, monokotil dapat
didefinisikan oleh beberapa synapomorphies sedangkan eudicots membentuk
kelompok monofiletik. Mutasi menumpuk pada tingkat konstan sepanjang sistem
kehidupan (hipotesis jam molekuler), dalam penelitian kami dapat diamati bahwa
hal yang sama berlaku untuk berkembang pesat markes (penghapusan dan
duplikasi dalam genom) terdeteksi dengan teknik RAPD. Ahli botani lama
berteori bahwa monokotil berasal dari kelompok kuno dikotil selama diversifikasi
awal angiosperma (Donoghue dan Doyle, 1989). Pohon filogenetik hubungan
yang berasal dari data molekuler didasarkan pada teknik RAPD mengkonfirmasi
hipotesis ini berlangsung lama dan menentukan dikotil kerabat dekat mungkin
dari monokotil ( Mir Abid, 2007 ).
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada
perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas
pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium
intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang
mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. Pada tumbuhan Dikotil,
berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak
berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup,
sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan
menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas
pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan
Lingkaran Tahun ( Zhao, 2005 ).
Tumbuhan dikotil dan monokotil
Pada batang dikotil, jaringan dewasa primer berasal dari sistem apikal
(protoderm, ground meristem, dan procambium) dan terdiri dari jaringan
epidermis, korteks, endodermis, dan ikatan pembuluh (floem, xylem, dan
kambium). Pada tumbuhan dikotil terdapat kambium. Adanya kambium dikotil
dapat mengadakan pertumbuhan sekunder dan periderm. Pada batang monokotil,
jaringan permanen primer selain dari meristem apikal juga berasal dari meristem
interkalar. Jaringan monokotil primer terdiri dari jaringan dasar fundamental
dimana letak ikatan pembuluh terbesar. Pada batang monokotil tidak terdapat
kambium, kecuali pada beberapa spesies. Karena itu tidak mempunyai jaringan
sekunder, walaupun tidak dapat mengadakan pertumbuhan sekunder, batang
monokotil dapat mempunyai batang yang besar karena adanya pertumbuhan
meristem menebal. Pada anatomi batang dikotil dan monokotil tersebut, memiliki
perbedaan pada tipe ikatan pembuluh pada batang. Pada dikotil, tipe ikatan
pembuluhnya yaitu tipe kolateral terbuka dan bikolateral. Sedangkan pada
monokotil, tipe ikatan pembuluhnya yaitu bertipe kolateral tertutup yang
umumnya di bungkus oleh sarung sklerenkim. Susunan anatomi akar lebih
sederhana daripada susunan anatomi batang walaupun susunan anatomi akar
bervariasi. Pada penampang melintang akar primer dijumpai tiga sistem jaringan
pokok yaitu epidermis, korteks, dan sistem jaringan pengangkut. Di ujung akar
terdapat bagian akar primer yang lain, yaitu akar yang berfungsi melindungi
promeristem akar. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari percobaan ini yaitu
mempelajari sistem jaringan pada batang dikotil dan monokotil serta pada akar
tumbuhan, mempelajari tipe berkas pengangkut pada batang dikotil dan
monokotil serta pada akar tumbuhan, dan mempelajari tipe stele pada batang
dikotil dan monokotil serta pada akar tumbuhan. Pada pengamatan preparat
segar, tujuannya yaitu mengamati slide awetan akar dan batang tumbuhan
monokotil dan dikotil dan membuat preparat segar dengan menggunakan
tumbuhan dikotil dan monokotil yang ada disekitar kampus atau disekitar
laboratorium pendidikan biologi (David, 2013 ).

METODOLOGI

Praktikum tentang jaringan pada akar dan batang monokotil dan dikotil
dilaksanakan pada hari Rabu 19 september 2018 pukul 07:30 – 09:30 WIB di
laboratorium Biologi Fkip Untan.

Adapun alat yang digunakan antara lain yaitu mikroskop, cover glass,
objek glass. Sedangkan bahan yang digunakan adalah preparat awetan dikotil
dan monokotil, preparat basah akar dikotil dan monokotil dan air (aquades)

Pada praktikum dilakukan pengamatan dibawah mikroskop yaitu


mengamati akar dan batang tumbuhan dikotil dan monokotil. Dari hasil
pengamatan praktikan menggolongkan tanaman yang tergolong akar dan batang
dikotil dan akar dan batang monokotil. Pada akar dan batang awetan basah dikotil
digunakan akar dan batang tanaman Carica papaya. Kemudian pada tanaman
yang tergolong monokotil digunakan awetan basar akar dan batang tanaman
Cyperus roduntus. Pada pengamatan menggunakan awetan preparat tanaman
dikotil digunakan akar Arachis hypogea dan batang Cucurbita SP. Kemudian
menggunakan preparat awetan batang dan akar monokotil digunakan batang
tanaman Zea mays dan akar Zea mays yang masing-masing digunakan perbesaran
4x10 dibawah mikroskop. Langkah selanjutnya digambar dan diberi keterangan
berdasarkan hasil pengamatan.

DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Preparat Awetan dan Preparat Segar pada akar dan
batang tumbuhan dikotil dan monokotil

Preparat awetan : batang dikotil Keterangan


Perbesaran : 4 x 10
1. Epidermis
2. Floem
3. Xilem
4. Korteks

Tipe kolateral : terbuka

Nama objek : Cucurbita sp.

Preparat Awetan : akar dikotil Keterangan


Perbesaran : 4 x 10
1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Endodermis

Tipe kolateral : terbuka

Gambar : Arachis hypogea

Preparat awetan : akar monokotil Keterangan


Perbesaran : 4 x 10
1. epidrmis
2. korteks
3. endodermis
4. stele
5. empelur
6. floem
7. xilem

tipe kolateral : tertutup


Gambar : Zea mays

Preparat awetan : batang monokotil Keterangan


Perbesaran : 4 x 10

1. epidermis
2. korteks
3. empelur
4. endodermis

tipe kolateral : tertutup

Gambar : Zea mays


Preparat basah : batang dikotil Keterangan
Perbesaran : 4 x 10
1. epidermis
2. floem
3. xilem
4. korteks

tipe kolateral : terbuka

Gambar : Carica papaya

Preparat basah : batang monokotil Keterangan


Perbesaran : 4 x 10
1. epidermis
2. endodermis
3. floem
4. xilem
5. empelur

tipe kolateral : tertutup

Gambar : Cyperus roduntus


Pembahasan
Pada praktikum tentang jaringan pada akar dan batang monokotil dan
dikotil yang bertujuan untuk mengetahui sistem jaringan, tipe berkas pengangkut
maupun tipe stele dari tumbuhan dikotil maupun monokotil digunakan preparat
awetan akar dan batang Zea mays (monokotil) dan awetan akar Arachis hypogae.
dan batang Cucurbita SP. dan Zea mays untuk tumbuhan dikotilnya. Sedangkan
untuk pengamatan preparat segar praktikan menggunakan batang dan batang
Carica papaya dan Cyperus roduntus.

Batang dan akar merupakan organum nutritivum, atau organ tumbuhan


yang menyalurkan nutrisi dan air ketanaman dari dalam tanah hingga mencapai
kedaun untuk mencapai fotosintesis jadi susunan bagian dalam (anatomi) nya
tentulah berbeda pula untuk setiap organ.
Menurut ( Campbell, 2003 ) Perbedaan antara akar dikotil dan monokotil
adalah terletak pada susunan berkas pembuluhnya. Pada akar dikotil berkas
pembuluh xilem memencar seperti jari-jari dari pusat roda hal ini dapat diartikan
bahwa letak pembuluh angkut pada akar dikotil ini tersebar, sedangkan pada akar
monokotil letak pembuluh floem dan xilemnya bergantian didalam stele yang
dapat diartikan bahwa letak pembuluh pada akar monokotil adalah teratur. Pada
korteks akar tumbuhan monokotil biasanya terdapat skelerenkim. Protofloem akar
tumbuhan dikotil tidak mempunyai sel pengiring sedangkan metafloem
mempunyai.
Pada Pengamatan preparat basah dari batang Carica papaya dari
tumbuhan dikotil memiliki berkas pembuluh angkut yang teratur melainkan tidak
tersebar dan memiliki dinding sel untuk melindungi dari lingkungan luar, dan
terdapat korteks yang merupakan jaringan penguat yang berfungsi untuk
memperkokoh tanaman, kemudian pada tanaman dikotil terdapat kambium yang
berfungsi untuk memperbesar batang tanaman.
Pada tanaman juga terdapat tipe jaringan pengangkut yaitu kolateral
tertutup dan kolateral terbuk, kolateral tertutup yang artinya tipe kolateral tertutup
terbentuk bila antara xylem dan floem tidak terdapat kambium, melainkan
terdapat parenkim. Berkas pengangkut tipe kolateral tertutup ini kadang
dikelilingi jaringan sklerenkim yang sering disebut sebagai seludang berkas
pengangkut. Sedangkan kolateral Terbuka pada tipe ini antara xylem dan floem
terdapapat kambium, pada tipe kolateral terbuka, kambium merupakan
penghubung antara xylem dan floem. Berdasarkan letaknya pada tipe ini,
kambium dibedakan menjadi 2 yaitu kambium fasikular, bila kambiumnya
terletak pada berkas pengangkut dan kambium interfaskular bila kambiumnya
terletak diluar berkas pengangkut. Kambium vaskularberperan dalam
pembentukan floem kearah luar dan xylem kearah dalam.
Kemudian pada pengamatan selanjutnya yaitu mengamati batang tanaman
Cyperus roduntus pada hasil pengamatan terdapat Epidermis Endodermis,
Xylem, Floem, Korteks pada tanaman monokotil tidak terdapat berkas kambium.
Sedangkan untuk letak jaringan pengangkutnya tersebar.

Kemudian pada pengamatan selanjutnya praktikan mengamati akar dan


batang dari tanaman dikotil. Pada batang Cucurbita terdiri dari beberapa bagian
sel, yaitu epidermis pada bagian terluar kemudian di belakangnya terdapat
jaringan dasar atau korteks. Kemudian pada pengamatan batang dari Cucurbita
SP. praktikan tidak terlalu dapat memperhatikan secara detail dari bagian jaringan
maupun berkas pembuluhnya dikarenakan kurangnya fasilitas serta kemampuan
mikroskop yang hanya bisa menjangkau perbesaran 4x10, hal inilah yang
menyebabkan kami sulit untuk mengamati bagian-bagian dari jaringan tumbuhan
tersebut.
Selanjutnya praktikan mengamati objek preparat awetan Arachis hipogeae
melaui mikroskop adapun yang dapat diketahui yaitu Epidermis, Korteks, Floem,
Endodermis serta tipe jaringan pengangkut koleteral terbuka.

Praktikum selanjutnya praktikan mengamati tanaman berupa akar dan


batang Zea mays yang merupakan tanaman monokotil. Pada akar Zea mays
terlihat bagian luarnya tebal yang merupakan epidermisnya. Jaringan pembuluh
pengangkut tepat di bagian tengah sel dalam sitoplasma. Preparat ini tidak
memiliki kambium yang memisahkan antara bagian xylem dan floemnya.
Menurut ( Salisbury, 1995 ) yaitu irisan melintang batang monokotil yang
khas. bila diperhatikan gambar yang di kajian pustaka mengenai irisan melintang
tersebut, dimana berkas pembuluh yang tersebar pada jaringan dasar empulur.
Masing-masingnya dikelilingi sebuah seludang sel. Sedangkan pada irisan
melintang batang dikotil herba yang khas. Pada gambar yang di kajian pustaka
mengenai irisan melintang dikotil ini, berkas pembuluh membentuk sebuah cincin
dengan empulur dibagian dalam dan korteks ( khususnya dengan sel kolenkima
yang bersudut tebal pada irisan melintang ) dibagian luar di bawah epidermis.
Pada jaringan batang monokotil yang tampak yaitu epidermis, korteks,
floem, xylem, dan empulur. Sedangkan batang dikotil yang tampak yaitu
epidermis, korteks, dan endodermis, floem dan xylem tidak terlihat jelas pada
objek. Perbedaan susunan keduanya terletak pada letak jaringan pembuluh yaitu
xylem dan floem.
Bagian penyusun akar monokotil adalah 1. Epidermis, 2. Korteks, 3.
Endodermis, 4. Xylem, 5. Floem. Merupakan tipe ikatan pembuluh bertipe
koleteral terbuka.Sedangkan pada akar dikotil tampak xylem dikelilingi oleh
floem.bagian penyusun akar dikotil adalah 1. Epidermis, 2. Korteks, 3. Floem, 4.
Xylem dan merupakan tipe ikatan pembuluh bertipe koleteral tertutup. tipe ikatan
pembuluh pada akar berkebalikan dengan tipe ikatan pembuluh pada batang.
Pada jaringan akar monokotil yang tampak yaitu empulur, floem,
xylem,endodermis, korteks, dan epidermis. Sedangkan akar dikotil yang tampak
yaitu epidermis, korteks, floem, xylem, dan empulur. Pengamatan yang
dilakukan, bila di bandingkan dengan referensi, empulur terdapat pada akar
seperti tumbuhan monokotil yang tidak membentuk xilem dipusat akar. Dapat
dilihat data pengamatan tersebut, bahwa akar dikotil memiliki bagian empulur, hal
tersebut kemungkinan kesalahan dalam menentukan bagian-bagiannya. Menurut (
Campbell, 2003 ).
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum yang mengamati jaringan pada akar dan


batang monokotil dan dikotil diantaranya pada akar monokotil dan dikotil terdapat
epidermis, korteks, endodermis, xylem, floem, empulur, dan stele namun terdapat
perbedaan pada letak berkas pengangkutnya. Pada batang monokotil terdapat
epidermis, korteks, floem, xylem, endodermis dan empulur, sedangkan pada
batang dikotil terdapat epidermis, korteks, cambium, floem, xylem, endodermis,
empulur dan stele. Pada jaringan tanaman terdapat tipe pengangkut yaitu tipe
kolateral tertutup dan terbuka. Kolateral tertutup baisanya terdapat pada tumbuhan
monokotil sedangkan kolateral terbuka terdapat pada tumbuhan dikotil.

Saran

Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum kali ini waktu yang telah


ditetapkan digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai
dengan apa yang diinginkan. Selain itu kerja sama antara sesama anggota harus
ditingkatkan, terutama dalam membimbing praktikan agar praktikan dapat dengan
benar dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan praktikum, sebaiknya juga
asisten lebih detail dalam menyampaikan materi agar praktikan mudah dalam
melakukan praktikum serta membuat laporannya.
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.

Campbell. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

David. 2013. Anatomy Morphology http://generalhorticulture.tamu.edu/HORT604


/.../ Anatomy Morphology.pdf (diakses tanggal 08 oktober 2018).

Kimball, J.W. 1992. Biologi. Jakarta : Erlangga

Mir Abid. 2007. African Journal of Plant Science. Volume 2. Halaman 1.


Available online at http://www.academicjournals.org/AJPS. ISSN 1996-
0824 © 2008 Academic Journals.

Permatasari, Nur. 2012. Laporan Biologi. (online) http://permatasarinur.blogspot.


com/2012/11/laporan-biologi_18.html (diakses tanggal 08 oktober 2018).

Prawiro. 1997. Biologi Sains. Jakarta : Bumi Aksara.

Rompas, Yulanda. Dkk. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun
Beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal Biologos, Volume 1
nomor 1, halaman 1.online from http://ejournal.unsrat.ac.id. (diakses
tanggal 08 oktober 2018).

Suradinata. 1998. Struktur Tumbuhan. Bandung: Angkasa.

Zhao. 2005. The Xylem and Phloem Transcriptomes from Secondary Tissues of
the Arabidopsis Root-Hypocotyl1 . http://jxb.oxfordjournals.org /content/51
/351/1721 . full . (diakses tanggal 08 oktober 2018).
LAMPIRAN
1. Apakah perbedaan letak jaringan pada tumbuhan monokotil dan dikotil baik
pada akar maupun batang?
Jawab: Letak perbedaannya adalah pada tumbuhan dikotil letak jaringannya
beraturan sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak beraturan dan ada atau
tidaknya kambium dan letak dari berkas pembuluh angkut.

2. Bagaimana air masuk ke dalam xilem?


Jawab : Secara osmosis (simplas) dan difusi (apoplas) melalui dinding
selnya.

3. Jelaskan bagaimana air masuk ke dalam xilem melalui beberapa jaringan akar!
Jawab : Pertama-tama air diserap oleh rambut akar dengan cara osmosis,
kemudian air masuk dengan cara difusi didaerah simplas selanjutnya
melewati corpus (apoplas) dan korteks menuju silinder pusat tapi terlebih
dahulu melewati endodermis yang terletak di antara korteks dan stele (silinder
pusat). Dimana di endodermis terdapat pita kaspari. Setelah itu air pun
diterima oleh xilem dan diangkut ke daun.

4. Bagaimana hasil pengamatan pada preparat segar dengan preparat awetan?


Jawab: Bila dibandingkan awetan kering dengan awetan segar yaitu
pada awetan yang segar, sulit dalam menentukan bagiannya hal ini
dikarenakan dalam mengiris suatu objek menjadi irisan-irisan yang tipis
merupakan pekerjaan yang sulit, memerlukan kesabaran dan keterampilan
latihan serta ketelitian. Walaupun demikian, awetan segar seharusnya mudah
untuk di amati karena preparat yang digunakan masih hidup/segar dan awetan
segar tersebut masih memiliki sedikit pergerakan pada sitoplasmanya, bila
dibandingkan dengan awetan kering.

Anda mungkin juga menyukai