Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

MODUL III

Anatomi Tumbuhan

Oleh

KELOMPOK 9
KELAS AGT-3
NAMA KELOMPOK:

1. Fatulla alfayat E28120096


2. Kadek wisenem E28120069
3. Dewa Made. A E28120099
4. Firda E28120091
5. Rifka Afrilda E28120335
6. Andriani Awaludin E28120313
7. Novrian Ardianto E28120326

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
202
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tumbuhan merupakan sautu makhluk hidup yang memikiki organisme

yang begitu kompleks terdapat banyak sekali didalamnya susunan sel-sel, dari sel

sel tersebut akan membentuk sebuah jaringan, dari sekelompok jaringan akan

membentuk organ, dari organ akan membentuk organisme. Yang akan

membentuk suatu jenis individu tanaman. Tumbuhan tumbuhan dapat rincikan

dengan mengetahui morfologi atau struktur bagian luar tumbuhan, dan juga

mengetahui antomi dari tumbuhan tersebut untuk mempelajari struktur

penyususun dari dalam tumbuhan itu sendiri.

Kingdom plantae dikelompokkan menjadi tumbuhan tidak berpembuluh

dan tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan tidak berpembuluh ialah Kelompok

lumut lumutan, sedangkan tumbuhan berpembuluh seperti tumbuhan paku-

pakuan dan tumbuhan berbiji.Tumbuhan Berbiji (spermatophyte) merupakan

kelompok tumbuhan yang memiliki ciri

khas, yaitu adanya suatu organ yangberupa biji. Biji merupakan bagian yang

berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu

lembaga. spermatophyta diklasifikasikan lagi

menjadi 2 subdivisi , yakni tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) dan

tumbuhan biji tertutup (angiospermae).  Berdasarkan 

jumlah keping bijinya,Tumbuhan biji tertutup dibedakan menjadi, yaitu tumbuhan

biji berkeping satu(monokotil) dan tumbuhan biji berkeping dua (dikotil).


Tumbuhan terusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan

organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan,

seperti jaringan meristem, parenkim, skelerenkim, kolenkim, epidermis dan

jarinhgan pengangkut. Epidermis merupakan lapisan sel sel paling luar dan

menutupi permukaan daun, bunga, buah, biji, batang dan akar berdasarkan

ontogeninnya, epidermis berasal dari jaringan meristematik yaitu protodren.

Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan.

Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami modifikasi

seperti stomata dan trikomata (Rompas 2011).

Dengan sekitar 12.333 spesies yang telah diketahui, sejauh ini

angiosperma merupakan kelompok tumbuhan yang paling beraneka ragam dan

paling luas. Para ahli membagi angiosperma menjadi dua kelas  monokotil,

dinamai demikian karena kotiledonnya (keping atau daun biji) hanya ada satu.

dan dikotil, yang memiliki dua kotiledon (Campbell,2003).

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui

struktur anatomi daun, batang, dan akar pada tumbuhan monokotil dan tumbuhan

dikotil. Serta juga mengetahui struktur dan bentuk stomata pada daun.
II. METODE PAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 03 April 2021 dari

pukul 10.00 hingga pukul 13.00 Wita. bertempat di Lab Hama Dan Penyakit,

Universitas Tadulako, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

2.2 Alat dan Bahan

Untuk alat alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu berupa

Microscop, Objek Glass, Cover glass, Pinset, Pipet, Cutter, dan Tissue. Adapun

Bahan Bahan yang digunakan yaitu tanman jagung (monokotil) lengkap dengan

akar batang dan daun, selanjutnya ada tanaman mangga (dikotil) lengkap dengan

akar, batang dan daun. Dan yang terakhir yaitu tumbuhan Adam dan Hawa.

2.3 Cara kerja

Pada praktikum kali ini cara kerjanya yaitu yang pertama siapkan alat

beserta bahan yang telah di sediakan, kemudian buatlah potongan secara tipis

pada akar, batang dan daun dengan bentuk melintang menggunakan cutter buatlah

sebanyak yang diperlukan, lakukan kegiatan ini pada tanaman jangung

(monokotil) dan mangga (dikotil) dan juga pada tanman adam dan hawa. Untuk

melihat bentuk stomata

Setelah selesai memotong seluruh bagian pada tumbuhan Jagung, Mangga

dan tumbuhan Adam dan Hawa. Letakan salah satu potongan bagian dari
tumbuhan yang ingin di amati di atas kaca preparat yang telah di teteskan air yang

betujuan untuk memudahkan bahan melekat pada kaca preparat, kemudian letakan

ke Microscop dengan Pembesaran sebesar 10x. lakukan kesetiap bagian potongan

tumbuhan, untuk mengamati anatomi serta bentuk dari stomata tumbuhan.

Kemudian gambarkan hasil pengamtan kedalam tabel laporan.


3.2 Pembahasan

3.2.1 Akar jagung

Pada akar tumbuhan jagung, jagung merupakan salah satu jenis tumbuhan

dikotil setelah diamati dengan microskop struktur anatomi pada akar jagung yaitu

lapisan epidermis yang berfungsi sebagai penyerpan air dan mineral dari dalam

tanah, selanjutnya yaitu koreteks atau jarinhan pengisis sebagian besar tubuh akar

yang berfungsi sebagai lokasi cadangan makanan, selanjutnya endodermis

merupakan lapisan di dalam akar yang memiliki dinding sel. Dan terdapat juga

parsikel berfungsi untuk menghasilkan akar lateral. Dan yang terakhir yaitu

pembuluh xylem dan floem.

Struktur anatomi akar lebih sederhana dari pada batang dan biasanya lebih

seragam, mungkin berkaitan dengan kurang bervariasinya lingkungan dalam tanah

daripada variasi lingkungan aerial. Akar cenderung tumbuh ke bawah atau ke

samping daripada ke atas. Tidak ada klorofil pada akar, tidak memiliki daun-daun

dan tunas, memiliki tudung akar pada ujungnya, posisi xilem dan floem berada

pada radii yang berbeda dan memiliki rambut akar pada daerah dekat apeks akar.

(Pande sutara, 2016)

3.2.2 Batang jagung

Pada batang tubuh jagung setelah diamati menggunakan microskop terlihat

bahwa tumbuhan jagung (monokotil) tidak memiliki berbagai lapisan yang jelas

seperti tumbuhan dikotil. Pada batang jagung hanya terdapat lapisan epidermis
dan jaringan dasar. Pembuluh di dalam batang monokotil tersebar di dalam

jaringan dasar yang ada di dalam batang. Batang tumbuhan monokotil juga tidak

memiliki kambium sehingga sehingg tidak menglami pembesaran diameter pada

batang.

Batang meliputi keberadaan kutikula, tebal kutikula , jumlah tonjolan,

tebal tonjolan, tebal sel epidermis , bentuk sel epidermis, tebal sklerenkim , tebal

sklerenkim pada tonjolan, tebal floem , penebalan sklerenkim, panjang jari-jari

empulur , jaringan dilatasi, diameter xylem , kerapatan xylem, tebal korteks , dan

tebal empulur . (Sri sunati, dkk. 2018)

3.2.3 Daun jagung

Pada daun jagung di dapatkan dari hasil pengamatan menggunakan

microskop struktur bagian bagian penyusun dari daun jagung yaitu kutikula atau

lapisan lilin yangberfungsi sebgai penghambat laju penguapan, lalu terdapat juga

jaringan Epidermis dan terdiri dari seel sel parenkim, selanjutnya terdapat juga

mesofil palidase yang terdiri dari sel sel panjang yang tersusun rapat dan mesofil

spons yang terdiri dari sel sel yang terususun secara renggang.

Daun (filodia) meliputi keberadaan lapisan kutikula, tebal lapisan

epidermis , tebal berkas pengangkut pada lamina, tebal sklerenkim pada lamina,

rasio palisade dengan tebal daun, rasio parenkim dengan tebal daun, tebal lamina ,

luas palisade bagian atas, luas palisade (Sri sunati, dkk. 2018)

3.2.4 Akar mangga


Pada tumbuhan dikotil, struktur jaringan penyusun pada akarnya tidak jauh

berbeda dengan jaringan penyusun dari tumbuhan monokotil, hanya saja tumbuha

monokotil memiliki akar tunggang. terlihat dari hasil pengamatan akar tumbuhan

mangga dengan menggunakan microskop jaringan penyusunya adalah kortets,

endodermis, periskel, xylem dan floem, hanya saja bentuk dan posisiny berbeda

denan jaringan penyusun akar tumbuhan monokotil.

Struktur anatomi akar lebih sederhana dari pada batang dan biasanya lebih

seragam, mungkin berkaitan dengan kurang bervariasinya lingkungan dalam tanah

daripada variasi lingkungan aerial. Akar cenderung tumbuh ke bawah atau ke

samping daripada ke atas. Tidak ada klorofil pada akar, tidak memiliki daun-daun

dan tunas, memiliki tudung akar pada ujungnya, posisi xilem dan floem berada

pada radii yang berbeda dan memiliki rambut akar pada daerah dekat apeks akar.

(Pande sutara, 2016)

3.2.5 Batang Mangga

Pada jaringan penyusun batang tumbuhan mangga (dikotil) terlihat lebih

banyak di bandingakan dengan tumbuhan jagung (monokotil), setelah diamati

terdapat epidermis, korteks, xylem dan floem, kambium pembuluh dan empelur

yang terdapat pada jaringan penyusun batang mangga. Pembuluh kambium sendiri

berfungsi sebagai penghasil jarigan baru yang disebut jaringan sekunder.

Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan

stele. Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan bagian terluar batang.

Daerah di sebelah dalam epidermis adalah korteks, dan pada bagian dalam korteks
dibatasi oleh perisikel. Korteks terbagi menjadi dua daerah yaiatu daerah

kolenkim dan daerah parenkim. Kolenkim menempati posisi di bawah epidermis,

dan parenkim di sebelah dalam kolenkim (Rahman T, 2007)

3.2.6 Daun Mangga

Jaringan penyusun pada daun mangga sendiri yaitu kutikula epidermis

bawah dan atas, mesofil palisade, berkas pembuluh, mesofil spons epidermis

bawah, dan kutikula bawah. Jaringan epidermis daun, baik atas maupun bawah,

dilapisi ooleh kutikula selian ditempat stomata berada. Jaringan mendasari hampir

sebagian besar bagian daun, mesofil berada di antara kedua jaringan epidermis

dan terdiri dari sel sel parenkim. Diantara mesofil palisade dan spons terdapat

pembuluh yang berisi sel sel xylem dan floem batang.

Daun merupakan organ yang pertumbuhannya terbatas dan pada umumnya

simetris dorsiventral. Pipihnya daun berkaitan dengan fungsinya dalam

fotosintesis, karena dengan bentuk daun demikian maka luas daun yang

terekspose sinar matahari bisa lebih luas Struktur internal hampir sama pada

kedua permukaan daun. Stomata terdapat pada kedua sisi. Jaringan mesofil tidak

mengalami diferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan spong, tetapi terdiri

atas sel-sel parenkim dengan kloroplas dan ruang antar sel di antaranya (Sundari,

dkk. 2008)

3.2.7 Stomata

Dalam kegiatan praktikum kali ini, akan dilakukan pengamatan terhadap

stomata.. Stomata merupakan salah satu derivat dari epidermis yang memiliki
struktur khusus yang berfungsi sebagai tempat pertukaran atau sirkulasi udara

antara jaringan dengan lingkungan luar. Tipe stomata pada tumbuhan dikotil bila

ditinjau letak sel tetangga terhadap sel penutup pada terbagi atas tipe diastik (sel

tetangga tegak lurus terhadap sel penutup), parasitik (sel tetangga sejajar dengan

sel penutup), anomositik (letak sel tetangga tidak sejajar) dan anisositik (jumlah

sel tetangga lebih dari dua dan letaknya tidak sejajar).

Stomata adalah celah diatara epidermis yang diapit oleh dua sel epidermis

khusus yang disebut sel penutup. Didekat sel penutup terdapat sel-sl yang

mengelilinginya disebut sel tenaga (Sri, 2010: 32). Tipe stomata pada tahun

sangat bervariasi. Berdasarkan hubungan stomata dengan sel epidermis sel

tetangga ada banyak tipe sel stomata. Klasifikasi ini terpisah dari klasifikasi

berdasarkan perkembangan (Hidayat, 2007: 51).


III. KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum serta uraian yang telah di sampaikan di atas, maka

didapatkan beberapa kesimpulan pada praktikum anatomi tumbuhan kali ini yaitu:

1. Bahwa struktur jaringan pada tumbuhan monokotil tidak jauh berbeda

dengan tumuhan dikotil.

2. Khusus pada struktur jaringan penysusn batang pada tumbuhan

monokotil tidak memiliki empelur dan jaringan kambium

3. Walaupun jaringan penyusun dari tumbuhan monokotil dan dikotil relatif

sama tapi yang membedakan yaitu bentuk dan posisi.

4. Stomata memiliki banyak variasi atau jenis.

5. Stomata umumnya berada di bagian bawah daun, atau di bagian batang

muda.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell. Dkk 2003. Biologi jillid 2. Jakarta. Erlangga

Rompas, Yulanda. Dkk. 2011.struktur sel epidermis dan stomata Daun


Beberapa tumbuhan suku orchidaceae. Jurnal Biologos, Volume 1 nomor 1,
halaman 1.

Sundari, T., Soemartono, Tohari dan W. Mangoendidjojo. 2008. Anatomi


Daun Kacang Hijau Genotipe Toleran dan Sensitif Naungan. Bul.
Agron. 36(3): 221-228.

Rahman, T. 2007. Sel dan Jaringan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Pande sutara. 2016. Penuntum praktikum struktur dan anatomi tumbuhan.


Universitas Udayana. Denpasar bali.

Sri sunarti, Fitriana, Suharharyatno. 2018. Tingkat keasaman mangium


berdasarkan sifat anatomi akar, batang dan daun. Journal of forest science 234-
247

Sri, H. 2010. Jumlah Stomata Pada Daun Beberapa Spesies Tanaman


Dikotil dan Monokotil. Jurnal Biologi. Vol.14(2): 32-44.

Hidayat. 2007. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM.

Anda mungkin juga menyukai