Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MORFOLOGI DAN ANATOMI

BENIH
MORFOLOGI BUNGA

Rizki Raharjo
A41180152

TEKNIK PRODUKSI BENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Morfologi tumbuhan ialah suatu bidang ilmu yang mengkaji tentang berbagai
organ-organ benih baik bentuk, fungsi, serta bagian-bagian dalam tumbuhan.
Morfologi dari kata morphus yang berarti bentuk atau wujud. Morfologi sangat
berperan dalam menentukan identitas suatu tanaman, memudahkan para peneliti
untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan serta memberi nama spesies,
famili hingga kingdom.
Bunga merupakan suatu alat perbanyakan atau perkembangbiakan secara
generatif. Di dalam bunga terdapat alat kelamin jantan dan betina yang karena
inilah akan terjadi penyerbukan dan pembuahan yang akan menghasilkan bagian
tumbuhan yang disebut buah, di dalam buah terdapat biji yang kemudian akan
membentuk tanaman baru. Bunga merupakan organ reproduktif pada tumbuhan.
Berdasarkan tipenya, bunga dibagimenjadi bunga tunggal dan bunga majemuk.
Pada bunga tunggal, satu tangkai hanya mendukung satu bunga, sedangkan pada
bunga majemuk, satu tangkai mendukung banyak bunga (Fahn, 1991).
Pada kesempatan kali ini, praktikan akan membahas tentang bunga dan
bagian-bagiannya. Rumus berbagai bunga serta berbagai macam susunan bunga
pada berbagai tumbuhan yang sering kita temui di lingkungan sekitar.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui bagian-bagian bunga.
2. Mengenal karakteristik beberapa tipe bunga.
3. Mengetahui rumus bunga.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bunga merupakan organ reproduktif pada tumbuhan. Berdasarkan tipenya,


bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada bunga tunggal,
satu tangkai hanya mendukung satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu
tangkai mendukung banyak bunga (Fahn, 1991). Bunga majemuk dapat dibedakan
menjadi bunga majemuk terbatas dan bunga majemuk tidak terbatas. Contoh
bunga majemuk terbatas adalah monochasium yang terdiri atas monochasium
tunggal, sekrup, dan bercabang seling; dichasium yang terdiri atas dichasium
tunggal dan dichasium majemuk; pleiochasium; bunga kipas dan bunga sabit
(Widya, 1989).

Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga (pedicel), dasar


bunga (receptacle), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan
putik (pistil). Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga
(peduncle), daun pelindung (bract), daun tangkai (bracteola), tangkai daun dan
bunga (Stace, 1980). Bagian bunga seperti daun kelopak dan daun mahkota berada
pada susunan tertentu ketika masih kuncup. Hal ini disebut estivasi, contohnya
estivasi valvate, valvate induplicate, valvate reduplicate, imbricate, ascending
imbricate, descending imbricate, convolute, plicate, open dan quincuncial
(Tjitrosoepomo, 1989). Bagian bunga lainnya, seperti dasar bunga dapat
mengalami peninggian. Beberapa istilah yang digunakan untuk menggambarkan
peninggian dasar bunga, misalnya anthofor, androfor, ginofor, androginofor dan
discus. Bentuk dasar bunga yang biasa dijumpai adalah bentuk rata, kerucut,
cawan, dan mangkuk (Sastrapradja, 1976).
BAB 3 METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Morfologi dan Anatomi Benih dengan acara Morfologi Bunga


dilakukan pada Rabu, 25 September 2019 pada pukul 13.00 – selesai bertempat di
Laboratorium Teknik Produksi Benih Politeknik Negeri Jember.

3.2. Alat dan Bahan


 Alat
1. Penggaris
2. Pensil
3. Penghapus
4. Bolpoint
5. Pinset
 Bahan
1. Kertas HVS
2. Bunga Anggrek
3. Bunga Padi
4. Bunga Belimbing
5. Bunga Terong
6. Bunga Kelapa Sawit
7. Bunga Merak
8. Bunga Mawar
9. Bunga Kacang panjang
10. Bunga Timun
11. Bunga Melati
12. Bunga Sepatu
13. Bunga Pare
14. Bunga Pepaya
15. Bunga Turi
16. Bunga Cabe

3.3. Prosedur Kerja


1. Mengamati bunga yang sudah disediakan
2. Mengamati, Menggambar, dan Menentukan rumus bunga
3. Mencatat hasil pengamatan dilembar kerja
BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN

5.1. Hasil

Jumlah kelopak,
Gambar Majemuk Jenis Berdasar
No mahkota, benangsari, Rumus Bunga
Nama /tunggal Kelamin letak kelamin
putik bunga
1. Anggrek Majemuk Hermaprodit Monoecus Kelopak dan mahkota = ☿ ↑P3+3, A2, G1
Bulan 5; benangsari= 2; putik
=1

2. Bunga Majemuk Hermaprodit Monoecus Kelopak = 6; mahkota ☿ *K6,C6,A6,G1


Terong =6; benangsari =6; putik
=1

3. Bunga Sepatu Tunggal Hermaprodit Monoecus Kelopak=13; mahkota = ☿ *K13,C5,A25,G10


5; benangsari =25; putik
= 10

4. Bunga Pare Tunggal Flos Monoecus Kelopak =5; ♂ *K5,C5,A3,G0


Jantan masculus mahkota=5;
benangsari=3

Betina Flos Kelopak= 5; mahkota= ♀ ↑K5,C5,A0,G1


feminus 5;putik=1
5. Bunga Merak Majemuk Hermaprodit Monoecus Kelopak=5;mahkota=5; ☿ ↑K5,C5,A10,G1
benangsari=10; putik=1

6. Bunga Majemuk Hermaprodit Monoecus Kelopak=5;mahkota=5; ☿ ↑K5,C5,A5,G5


Belimbing benangsari=5; putik=5

7. Bunga Mejemuk Hermaprodit Monoecus Kelopak=5; mahkota=5; ☿ ↑K5,C5,A5,G1


Tembakau benangsari=5; putik=1

8. Bunga Tunggal Hermaprodit Monoecus Kelopak=5; ☿ ↑K5,C50,A5,G46


Mawar mahkota=50;benangsari
=21; putik=46

9. Bunga Melati Tunggal Hermaprodit Monoecus Kelopak=5;mahkota=5; ☿ *K5,C5,A20,G1


benangsari=20; putik=1

10. Bunga Padi Majemuk Hermaprodit Monoecus Kelopak=1; mahkota=2; ☿ ↑K1,C2,A3,G1


benangsari=3; putik=1

11. Bunga Tunggal Flos Monoecus Kelopak=3;mahkota=3; ♂ *K3,C3,A0,G3


Kelapa Sawit masculus benangsari=3; putik=0
Jantan
Betina Flos Kelopak=3;mahkota=3; ♀ *K3,C3,A6,G0
feminus benangsari=0;putik=6

12. Bunga Tunggal Hermaprodit Monoecus Kelopak=5;mahkota=5; ☿ ↑K5,C5,A9,G1


kacang benangsari=9;putik=1
panjang

13. Bunga Timun Tunggal Flos Monoecus Kelopak=5;mahkota=5; ♂ *K5,C5,A6,G0


Jantan masculus benangsari=6;putik=0

Betina Flos Kelopak=5;mahkota=5; ♀ *K5,C5,A0,G2


Feminus benangsari=0;putik=2

14. Bunga Cabai Tunggal Hermaprodit Monoecus Kelopak=1;mahkota=2; ☿ ↑K1,C2,A5,G1


benangsari=5;putik=1
15. Bunga jagung Majemuk Flos Monoecus Tenda ♂* P4, A3+3, G0
Jantan masculus bunga=4;benangsari=3

Betina Flos Tenda bunga=3; ♀ *P3, G1


feminus putik=1

16. Bunga Turi Tunggal hermaprodit Monoecus Kelopak=4;mahkota=3; ☿ ↑K4,C3,A5,G1


benangsari=5;putik=1

17. Bunga Majemuk Flos Poligamus Tenda ♂ *P5,A5,G0


Pepaya masculus bunga=5;benangsari=5;
Jantan putik=0

Betina Flos Tenda ♀ * P5,A0,G5


feminus bunga=5;benangsari=0;
putik=5

Banci hermaprodit Kelopak=5;mahkota=5; ☿ * K5,C5,A5,G5


benangsari=5;putik=5
5.2. Pembahasan

Dari halis pengamatan morfologi bunga yang sudah dilaksanakan pada


praktikum, dapat diketahui bahwa morfologi bunga pada setiap tanaman berbeda
beda pada setiap tumbuhan. Mengetahui morfologi bunga sangat penting karena
bunga memiliki morfologi yang berbeda pada setiap tumbuhuan yang berbeda.

Pada mengamatan ada beberapa yang merupakan bunga yang dikatakan


lengkap dikarenakan memiliki putik dan benang sari, seperti penjelasan dari
(Haryudin w. dan Otih) bahwa bunga lengkap apabila memiliki benang sari dan
putik.

Berdasarkan jenis kelamin bunga yang sudah diamati ada beberapa macam
seperti bunga jantan, betina, dan bunga banci. Bunga jantan hanya memiliki
benang sari tanpa putik, bunga betina memiliki putik, dan bunga banci memiliki
benang sari dan putik dalam satu bunga seperti yang dikatakan (Tjitrosoepomo,
1989) Bunga berkelamin tunggal (unisexualis) jika pada bunga hanya terdapat
salah satu dari kedua macam alat kelaminnya. Berdasarkan alat kelamin yang ada
padanya dapat dibedakan lagi dalam, Bunga jantan (flos masculus), jika pada
bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik. Bunga betina (flos femineus), yaitu
bunga yang tidak mempunyai benang sari, melainkan hanya putik saja. Bunga
mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat baik benang sari
maupun putik.

Rumusan bunga dapat menggambarkan struktur bunga dari bunga majemuk


atau tunggal, jenis kelamin bunga, berdasarkan letak bunga, jumlah kelopak,
benag sari, dan mahkota. Rumus menggunakan lambang lambang seperti A, K, C,
G, ☿, ♂ , ♀, *, ↑ . seperti yang disampaikan Susunan bunga dapat pula dinyatakan
dengan sebuah rumus, yang terdiri atas lambang – lambing, huruf – huruf, dan
angka – angka, yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai
sifat bunga beserta bagian – bagiannya (Savitri, 2005).
BAB 5 PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Bunga merupakan organ reproduktif pada tumbuhan. Berdasarkan tipenya,


bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk. Bunga dapat dibedakan
melalui bagian bagian seperti jenis kelamin, bunga majemuk atau tunggal dan lain
lain. Bunga lengkap merupakan bunga yang memiliki struktur putik dan bengang
sari yang lengkap.

Rumus bunga digunakan untuk mempermudah mengenali atau


mengidentifikasi setiap jenis bunga dengan menggunakan lambang lambang yang
sudah ditentukan mulai dari jenis kelamin, kerapatan, mahkota bunga, putik
bunga, benang sari. Sehingga dapat mempermudah membaca dan mengerti.
DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi 3.Yogyakarta : Gadjah Mada University


Press.
Widya, yasinta. 1989. Tanaman obat indonesia. Malang : Universitas Negeri
Malang Press.

Stace, C.A. 1980. Taksonomi tumbuhan dan biosistematik. Bogor : IPB Press.

Tjitrosoepomo, G. 1989. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Sastrapradja, et al. 1976. Tanaman Indonesia. Bogor : Lembaga Biologi Nasional-


LIPI.

Savitri, Evika Sandi. 2005. Anatomi Tumbuhan. Malang: Universitas Islam Negeri
Malang.

KARAKTERISTIK MORFOLOGI BUNGA KENCUR (KAEMPFERIA


GALANGA L.) Wawan Haryudin, Otih Rostiana

Anda mungkin juga menyukai