Anda di halaman 1dari 9

KARAKTERISTIK DAUN DAN DAUN MAJEMUK

Makalah ditulis untuk melegkapi tugas

Mata kuliah Morfologi Tumbuhan

Disusun

Oleh:

Irfan tidamsir 20101111007

Nur Rahmawati 20101111006

Pendamping : Makawiyah. M,Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

POGRAM STUDI BIOLOGI UNIGHA

2021
BAB I

PENDAHULUAN
             

1.1 Latar Belakang


            Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang diciptakan Allah SWT untuk alam ini.
Semua bagian yang terdapat dalam tumbuhan secara langsung maupun tidak langsung
sangat berguna untuk kelngsungan kehidupan tumbuhan itu sendiri. Daun merupakan salah
satu organ tumbuhan yang sangat penting dan pada umumnya berwarna hijau
(mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahaya matahari untuk fotosintesis.. Alat ini hanya tumbuh dari batang saja dan tidak pernah
terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau
melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla), umumnya
Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten(berwarna
jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu,
tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah
menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
            Secara morfologi dan anatomi daunmerupakan organ tumbuhan yang paling
beragam. Daun merupakan organ tanaman yang berfungsi untuk resorbsi,
asimilasi/fotosintesis, transpirasi dan respirasi dengan beragam kekayaan alam yang sangat
luar biasa. Hal itu membuktikan bahwa betapa Allah sangat mencintai hambanya sehingga
Dia menciptakan kenikmatan yang begitu besar kepada para umatnya yang ada di muka
bumi ini. Kenikmatan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungannya.
Allah menciptakan tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam untuk dimanfaatkan oleh
manusia. Seperti yang terdapat dalam surat Az-Zumar ayat 21:
                    
Artinya: Apakah kamu tidak memperatikan, bahwa seseungguhnya Allah menurunkan air
dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya
dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu
kamu melihatnya kekuning-uningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang
yang mempunyai akal.
            Sudah sangat jelas bahwa Allah menciptakan tumbuh-tumbuhan bagi manusia
untuk dipelajari manfaatnya dan disyukuri keberadaannya karena sesungguhnya semua
yang ada dia alam ini mulai dari binatang dan tumbuh-tumbuhan selalu bertasbih kepada-Ny
Tumbuhan yang beragam macamnya, memiliki tepi dan helaian daun yang berbeda, bahkan
tulang daunnya pun berbeda dari satu spesies ke spesies lain. Daun pada berbagi jenis
tumbuhan ada bermacam-macam bentuknya, ada yang hanya terdapat satu helian saja
pada tangkainya ada pula yang terdapat lebih dari satu helaian saja. Daun yang terdapat
lebih dari satu helaian pada cabang tangkainya disebut dengan daun majemuk.  Dalam
makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai daun majemuk dan macamnya.
1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini ialah sebagi berikut:
1.      Apa yang dimaksud daun majemuk (Folium Compositum) dan bagian-bagiannya?
2.      Apa saja macam-macam dari daun majemuk menyirip (Pinnatus)?
3.      Ada berapa macam-macam daun majemuk menjari berdasarkan jumlah anak daunnya?
4.      Apakah pengertian dari daun majemuk bangun kaki dan campuran?     

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah:
1.       Untuk mengetahui penertian dan bagian-bagian dari daun majemuk
2.       Untuk mengetahui macam-macam daun menyirip
3.       Untuk mengetahui macam-macam daun majemuk kenjari berdasarkan jumlah anak
daunnya
4.       Untuk memahami daun majemuk bangun kaki dan campuran

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  DAUN MAJEMUK (Folium Compositum)


            Secara umum dapat kitakan bahwa daun majemuk adalah daun yang memiliki lebih
dari satu helai daun. Dan setiap helainya daun itu disebut anak daun. Dan jika kita lihat
daun berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantara yang:
-            dinamakan daun tunggal (folium simplex)
-            Tangkainya bercabang cabang,dan baru pada cabang tangkai ini terdapat selaian
daunnya, sehingga disni pada satu tangkai terdapat lebih daru satu helaian daun. Daun
dengan susunan yang demikian itu disebut daun majemuk (folium compositum).      
Daun majemuk dipandang seperti daun tunggal yang memiliki torehan begitu dalam
sehingga bagian satu dan bagian yang lain terpisah dan masing-masing merupakan helaian
daun tersendiri. Daun majemuk memiliki tangkai yang bercabang-cabang dan pada cabang
inilah terdapat helaian daun. Berbeda dengan daun tunggal, daun majemuk memiliki
kekhususan tersendiri pada bagian-bagian penyusun daunnya. Bagian-bagian yang dapat
dijumpai pada daun majemuk yaitu:
a.       Ibu tangkai daun
yaitu bagian daun majemuk yang terjadi tempat duduknya helaian, helaian daunnya yang
disini masing masing dinamakan anak daun (folioum). Ibu tangkai daun ini dapat dipandang
merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu tulangnya, oleh sebab
itu kuncup ketiak pada tumbuhan yang mempunyai daun majemuk, letaknya juga diatas
pangkal ibu tangkai pada batang.
b.      Tangkai anak daun
yaitu cabang cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap
sebagai jelmaan pangkal suatu tulang cabang pada daun tunggal,oleh seba itu didalam
ketiaknya tak terdapat suatu kuncup.
c.       Anak daun
bagian ini sungguhnya adalah bagian bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya
toreh menjadi terpisah pisah. Anak daun pada suatu daun majemuk lazimnya mempunyai
tangkai yang pendek saja atau hampir duduk pada ibu tangkai, misalnya pada daun
seledri (Apium graveolens L). Ada kalanya anak daun mempunyai tangkai yang cukup
panjang dan jelas kelihatan, misalnya pada daun mangkokan (Nothoponax scutellarium.
        
    Karena suatu daun majemuk dapat  dipandang berasal dari suatu daun tunggal, pada
daun majemuk dapat pula kita temukan bagian bagian lain seperti  pada daun pinang(Areca
catechu L)
Sama halnya dengan daun tunggal, pada pangkal ibu tangkai daun majemuk atau di
dekat pangkal ibu tangkai itu dapat pula  ditemukan sepasang daun penumpu, seperti
misalnya pada daun mawar (Rose sp.), yang berupa dua daun kecil melekat pada kanan kiri
pangkal ibu tangkai daun,dan pada daun kacang kapri (Pisum sativun L) yang disini
merupakan sepasang daun yang lebar dan ikut serta menunaikan tugas daun sebagai alat
untuk berasimilasi.

Dengan uraian di atas kiranya sudah cukup petunjuk untuk mengenal suatu daun
majemuk, dan tidak akan keliru dengan suatu cabang yang mempunyai daun-daun tunggal.
Sebagai tambahan dapat juga kiranya dikemukakan bahwa :
a.    Pada satu daun majemuk semua anak daun terjadi bersama-sama dan biasanya pun
runtuh bersama-sama pula, sedangkan suatu cabang dengan daun-daun tunggal
mempunnyai daun yang tak sama umur maupun besarnya, dan tentunya saja daun-daun
tadi tidak runtuh bersama-sama
b.    Pada suatu daun majemuk seperti daun tunggal pula terdapat pertumbuhan yang terbatas
yang artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujung nya tidak mempunyai kuncup.
c.    Pada daun majemuk tak akan terdapat kuncup dalam ketiak anak daun, sedang pada
suatu cabang biasanya dalam ketiak daunnya terdapat satu atau lebih satu kuncup.
2.2  DAUN MAJEMUK MENYIRIP (Pinnatus)
Daun majemuk menyirip ialah daun majemuk yang daunnya terdapat di kanan kiri ibu
sirip pada ikan. Daun majemuk menyirip dapat di bedakan dalam beberapa macam :

1.      Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus)


Daun ini disebut sebagai daun tunggal, tetapi di sini tangkai daun memperlihatkan sutu
persendian (articulation), jadi helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu tangkai. Daun
yang demikian ini basanya kita dapati pada berbagai jenis pohon jeruk, a.l. jeruk besar
(Citrus maxima Merr.), jeruk nipis (Citrus aurantilofio Sw.).
                      

2.      Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus)


Biasa terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan di kanan kiri ibu tulang, oleh
sebab itu anak daunnya biasanya lalu menjadi genap. Daun menyirip anak-anak daun tidak
selalu berpasang-pasangan, cara untuk menentukan daun majemuk menyirip genap yaitu
melihat kepada ujung ibu tangkainya. Jika ujung ibu tangkai terputus, artinya pada ujung ibu
tangkai tidak  terdapat suatu anak daun, sehingga ujung ibu tangkai bebas, atau kadang-
kadang tertutup oleh suat  u pucuk kecil yang mudah runtuh, maka daun yang menyirip
genap. Bahwa daun majemuk menyirip genap mungkin mempunyai jumlah anak daun yang
gasal. Daun majemuk menyirip genap terdapat pada:
a.        daun asam (Tamarindus indica L.),
b.      pohon leci (Litchi chinensis Sonn.) dan
c.       kepulasan (Nepphelium mutabile B).
a.                                                       b.                                          c.

3.      Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus)


Ditinjau dari jumlah anak daunnya akan kita dapati bilangan yang gasal jika anak daunnya
berpasangan, sedang di ujung ibu tangkai terdapat anak daun yang tersendiri. Misalnya
pada (a)daun pacar cina (Aglaia odorata Lour.) dan (b)mawar (Rosa sp.).
 
(a)                                                       (b)
            Daun majemuk menyirip genap dapat menurut duduknya anak-anak daun pada ibu
tangkai, dan menurut besar kecilnya anak-anak daun terdapat pada satu ibu tangkai, yaitu : 
1.      Menyirip dengan anak daun yang berpasangan-pasangan
yaitu jika duduknya anak daun pada ibu tangkai berhadap-hadapan.
2.      Menyirip berseling
yaitu jika anak daun pada ibu tangkai duduknya berseling.
3.      Menyirip berselang-seling (interrupte pinnatus)
yaitu jika anak-anak daun pada ibu tangkai berselang-seling pasangan anak daun yang
lebar dengan pasangan anak daun yang sempit, misalnya pada anak daun tomat (Solanum
lycopersicum L.).
Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menurut letak anak daun pada
cabang tingkat berapa dari ibu tangkainya. Daun majemuk menyirip ganda dapat di bedakan
:
a         Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus)  jika anak daun duduk pada cabang tingkat
satu dari ibu tangkai.
b        Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus)  jika anak-anak daun duduk pada cabang
tingkat dua dari ibu tangkai.
c         Majemuk menyirip ganda empat  umumnya jarang ditemukan daun yang menyirip
ganda lebih dari tiga.
Daun yang menyirip ganda dibedakan lagi dalam :
1.      gasal ganda dua tidak sempurna, misalnya daun kirinyu (Sambucus javanica Bl.).
2.      Menyirip ganda dengan sempurna, jika tidak ada satu anak daun pun yang duduk pada
ibu tangkai.
3.      Menyirip ganda tidak sempurna, jika masih ada anak daun yang duduk langsung pada
ibu tangkainya.
Contoh daun yang menyirip ganda :
a. Daun majemuk menyirip genap ganda dua dengan sempurna, misalnya daun
kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Sw.) dan daun lamtoro (Leucaena glauca Benth.).
 
b. Daun majemuk menyirip gasal ganda dua tidak sempurna, misalnya daun
kirinyu (Sambucus javanica Bl.)
                       
c. Daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna, misalnya daun kelor
(Moringo oleifera Lamk.).
 

2.3 DAUN MAJEMUK MENJARI (Palmatus atau Digitatus)


            Merupakan daun majemuk yang semua anak daunnya tersusun memencar pada
ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan. Berdasarkan jumlah anak daun,
daun majemuk menjari dapat dibedakan sebagai berikut:
a.       Beranak daun dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun, misalnya
daun nam-nam (Cynomtera cauliflora L.).
b.      Beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun, misalnya
daun para (Hevea brasiliensis Muell.).
c.       Beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat lima anak daun,
misalnya daun maman (Gynandropis pentaphylla D.C.).
d.      Beranak daun tujuh (septemfoliolatus), jika ada tujuh anak daun pada ujung ibu
tangkainya dan jika lebih dari tujuh dapat dikatakan beranak daun banyak (polyfoliotus),
misalnya daun randu (Ceiba petandra Gaertn.).
catatan:
daun majemuk beranak daun tiga, dapat pula kita jumpai pada daun majemuk yang
menyirip. misalnya, pada kacang panjang (Vigna sinensis Endl.). Untuk membedakan
majemuk menyirip atau menjari, dengan diteliti mengenai titik pertemuan ketiga tangkai anak
daunnya. Jika semua bertemu pada satu titik (ujung ibu tangkai) disebut menjari. Jika tidak,
menyirip. Contoh pada (a)Aegopodium dan (b)Aquilegia vulgaris.
    
(a)menyirip ganda 3                (b)menjari ganda 3

2.4 DAUN MAJEMUK BANGUN KAKI (pedatus)


Daun ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun
yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun yang
disampingnya. Seperti yang terdapat pada Arisaema filiforme (Araceae).

2.5 DAUN MAJEMUK CAMPURAN (Digitatopinnatus)


Daun majemuk campuran adalah daun majemuk ganda yang mempunyai cabang-
cabang ibu tangkai memencar seperti jari dan terdapat pada ujung ibu tangkai daun, tetapi
pada cabang-cabang ibu tangkai ini terdapat anak-anak daun yang tersusun menyirip. Jadi
daun majemuk campuran adalah campuran susunan yang menjari dan menyirip contohnya
daun sikejut (Mimosa pudica L).  Daun sikejut bukanlah merupakan daun majemuk
campuran sejati, tetapi adalah daun majemuk menyirip genap ganda dua yang sempurna.
Hanya saja pada daun ini letak kedua pasang ibu tangkainya tadi sedemikian dekat satu
sama lain, hingga seakan-akan terdapat empat cabang tangkai pada ujung ibu tangkai
daunnya.

BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
1.      Bagian-bagian dari daun majemuk dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
a.       Ibu tangkai daun (potiolus communis)
b.      Tangkai anak daun (petiololus)
c.       Anak daun (foliolum) adapula Upih daun (vagina) seperti pada daun tunggal.
2.      2.a Macam-macam daun majemuk menyirip dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a.   Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus)
b.   Daun majemuk menyirip genap (abrupt pinnatus)
c.   Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatuss)
2.b Daun menyirip dibedakan lagi menurut duduknya anak-anak daun pada ibu tangkai dan
juga menurut besar kecilnya anak-anak daun yang terdapat pada satu ibu tangkai, menjadi
3, yaitu:
a.       Daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan
b.      Menyirip berseling
c.       Menyirip berselang-seling (interrupte pinnatus)
2.c       Daun majemuk menyirip ganda menurut letak anak daun pada tingkat berapa dari
ibu daunnya, dapat dibedakan dalam:
a.       Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus)
b.      Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus)
c.       Majemuk menyirip ganda empat
d.      Menyirip ganda dengan sempurna
e.       Menyirip ganda tidak sempurna
f.       Majemuk menyirip genap ganda dua dengan sempurna
g.      Majemuk menyirip gasal ganda dua tidak sempurna
h.      Majemuk menyirip gaasal rangkap tiga tidak sempurna

3.    Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk menjari dapat dibedakan menjadi:
a.    Beranak daun dua (bifoliolatus)
b.    Beranak daun tiga (trifoiolatus)
c.    Beranak daun lima (quinquefoliolatus)
d.   Beranak daun tujuh (septemfoliolatus)
e.    Majemuk menjari beranak daun tiga ganda dua (biternatus).
4.      Daun majemuk bangun kaki mempunyai susunan sepeti daun majemuk menjari, tetapi dua
anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkainya, melainkan pada tangkai
anak daun yang disampingnya. Sedangkan daun majemuk campuran adalah campuran
susunan yang menjari dan menyirip.
DAFTAR PUSTAKA

Hapuralto. 2011. Struktur Perkembangan Tumbuhan I. Online: http://hepuralto21.


blogspot.com/2011/10/struktur-perkembangan-tumbuhan-i-spt-i.html
http://www.scribd.com/doc/40468685/DAUN-MAJEMUK2-1file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR...
/Handout_mortum_2.pdf
Lalang, Rifky. 2012. Makalah Morfologi Daun.
Online: http://rifkyilalang.blogspot.com/2012/10/makalah-morfologi-daun.html
Moertolo, Ali. 1999. Morfologi tumbuhan daun. Malang: Universitas Negeri Malang
(online) http://library.um.ac.id/free-contents/downloadpdf.php/buku/morfologi -tumbuhan-
daun-oleh-ali-moertolo-2359.pdf
Tjitrosoepomo, G. 1997. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Anda mungkin juga menyukai