Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA

MORFOLOGI DAN ANATOMI BUNGA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
KELAS 2C
AZMI RAUDATHUL JANNAH SALEH 754840122072
FITRAH MARTIANA ZULKIFLI 754840122077
HAZHIYAH AGUSTINA HUNAWA 754840122078
MOHAMAD AFIAT SAUD 754840122081
PUTRI SRI FATMAWATY ZEES 754840122088
RAHMATIYA NYURA 754840122090
STELA FINASTI MILE 754840122096
PEMBIMBING: ARLAN K. IMRAN, S.Farm, M.Farm, Apt.

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta'ala yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum farmakognosi dengan judul “Morfologi Dan Anatomi Bunga” tepat
pada waktunya. Walaupun demikian, dalam penyusunan ini kami berusaha dengan
semaksimal mungkin demi kesempurnaan laporan ini baik dari hasil kegiatan
belajar kami dalam praktikum, maupun dalam menunaikan praktikum kerja
laporan farmakognosi kali ini. Saran dan kritik yang sifatnya membangun
diharapkan oleh kami demi kesempurnaan laporan kami, khususnya dari
pembimbing laporan praktikum ini, yaitu bapak Arlan K. Imran, S.Farm, M.Farm,
Apt.
Akhir kata, kami kelompok IV berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, dapat membantu bagi kemajuan dan perkembangan praktikum
farmakognosi. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah membantu, semoga Allah Subhanahu wa ta'ala membalas semua kebaikan
kita semua, aamin.

Gorontalo, 6 Oktober 2023

Kelompok IV

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 2
A. Latar Belakang ........................................................................................... 2
B. Tujuan Praktikum ....................................................................................... 3
C. Prinsip Praktikum ....................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
A. Dasar Teori ................................................................................................. 4
B. Taksonomi Tumbuhan ................................................................................ 14
BAB III METODE PRAKTIKUM ............................................................... 15
A. Alat dan Bahan ........................................................................................... 15
B. Prosedur Kerja ............................................................................................ 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 16
A. Hasil Pengamatan ....................................................................................... 16
B. Pembahasan ................................................................................................ 18
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 20
A. Kesimpulan ................................................................................................ 20
B. Saran ........................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21
LAMPIRAN .................................................................................................... 22

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Saat ini terdapat ratusan bahkan sampai ribuan tumbuhan yang tumbuh
dan berkembang di wilayah indonesia, tumbuhan tersebut tumbuh dan
berkembang secara pesat di seluruh wilayah indonesia, begitupun dengan ilmu
yang mempelajarinya. Ilmu pengetahuan tentang tumbuhan pada waktu
sekarang telah mengalami kemajuan yang sedemikian pesat, hingga bidang-
bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu
tumbuhan, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri
(Tjitrosoepomo, 2020).
Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri
sendiri adalah morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan yang mempelajari
bentuk dan susunan tubuh tumbuhan sedemikian rupa hingga dipisahkan
menjadi 2 bagian yaitu; morfologi luar atau morfologi dalam artian yang
sempit dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2020).
Morfologi tumbuhan adalah cabang ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan
sruktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa latin yang berarti
morphus yang berarti wujud atau bentuk. Untuk memudahkan dalam
mengklasifikasi jenis tumbuhan, bentuk morfologi salah satu indikator yang
sangat besar perannya untuk mengidentifikasi tumbuhan (Tjitrosoepomo,
2020).
Sedangkan anatomi tumbuhan merupakan cabang ilmu yang
mempelajari sruktur tumbuhan secara mikroskopis, anatomi sendiri disebut
juga ilmu urai, pembahasan terkait yang lebih rinci dari setiap sruktur
tumbuhan yang dalam hal ini dijadikan pelengkap ilmu morfologi tumbuhan
yang hanya mempelajari bentuk dan susunan tumbuhan (Erdiandini I., 2021).

2
Bunga merupakan bagian yang paling menarik dari tumbuhan. Bukan
hanya manusia saja yang terpikat oleh keindahannya namun hewan seperti
serangga juga terpikat oleh keindahan bunga seperti bentuk mahkota yang
bagus, warna yang cerah dan aroma yang wangi. Serangga seperti kupu-kupu,
lebah maupun kumbang sangat membantu penyerbukan, di mana serangga
mendapatkan nektar dari bunga dan bunga terbantu dalam proses penyerbukan
pada jenis tumbuhan. Bunga atau (flos) adalah salah satu organ tubuh
tumbuhan yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara generatif
yang memiliki bentuk dan susunan yang berbeda-beda menurut jenisnya,
tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian
tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga (Ramdhini dkk, 2021).
Berdasarkan uraian diatas, maka penting untuk dilakukan praktikum
Farmakognosi dengan judul praktikum morfologi dan anatomi bunga agar
praktikan mampu mengamati dan mengidentifikasi morfologi dan anatomi
pada bunga.
B. Tujuan Praktikum
a. Untuk mengamati dan mengidentifikasi morfologi pada bunga lonceng
kuning (Tacoma stans L.).
b. Untuk mengamati dan mengidentifikasi anatomi pada bunga bunga
lonceng kuning (Tacoma stans L.).
C. Prinsip Praktikum
a. Pengamatan morfologi bunga pada tanaman lonceng kuning (Tacoma
stans L.).
c. Pengamatan anatomi bunga pada tanaman lonceng kuning (Tacoma stans
L.).

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Bunga (flos) adalah salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi
sebagai alat perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan
susunan yang berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang
berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal
sebagai bunga. Jika kita memperhatikan suatu bunga, sangat mudah diketahui
bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang
bentuk, warna dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan,
sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan
akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya
bunga pada tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan
penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat
perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga sifat-
sifat yang amat menarik ialah bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-
bagiannya, warnanya, baunya, ada dan tidaknya madu ataupun zat lain
(Ramdhini dkk, 2021).
Bunga adalah suatu tunas yang bernas dengan empat lingkaran daun
yang termodifikasi; kelopak (sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen),
dan putik (karpel). Dimulai dari bagian bawah bunga, terdapat kelopak
(sepal). yang umumnya berwarna hijau. Kelopak membungkus bunga sebelum
bunga merekah. Di atas kelopak bunga adalah mahkota (petal), berwarna
cerah pada sebagian besar bunga. Mahkota membantu menarik serangga dan
penyerbukan lainnya. Kelopak dan mahkota merupakan bagian bunga yang
steril, yang berarti bahwa bagian-bagian itu secara tidak langsung terlibat
dalam reproduksi. Di dalam cincin mahkota terdapat organ reproduksi; benang
sari (stamen) dan putik (carpel), yang secara berturut-turut adalah bagian
bunga "jantan: dan "betina". Suatu benang sari terdiri dari sebuah batang yang
disebut tangkai sari (filamen) dan suatu kantong yang terletak di ujung, kepala
sari (anther), tempat serbuk sari dihasilkan. Pada ujung putik adalah kepala

4
putik (stigma) yang lengket untuk menerima serbuk sari. Tangkai putik (style)
mengarah ke ovarium (ovary) pada bagian dasar putik. Bakal biji, yang
berkembang menjadi biji setelah fertilisasi terlindung dalam ovarium
(Rhamdhini, 2021).
Bunga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan dan
pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alat alat perkembangbiakan.
Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan maka pada bunga terdapat sifat-
sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan fungsinya sebagai
penghasil alat perkembangbiakan. Pada umumnya, bunga mempunyai sifat
sifat seperti Mempunyai warna yang menarik, umumnya mempunyai bau yang
harum, memiliki bentuk yang bermacam macam dan biasanya mengandung
madu. Struktur bunga dapat diamati melalui gambar bunga sebagai berikut :
(Mesuji, 2013)
1. Jenis-jenis Bunga
Berdasarkan kelengkapan alat perkembangbiakannya, bunga dibedakan
menjadi dua, yaitu bunga sempurna dan bunga tidak sempurna.
a.Bunga sempurna
Kelompok bunga paripurna adalah bunga yang memiliki 2 organ
reproduksi dalam satu bunga. Hal ini sering diartikan bahwa pada bunga
utuh akan tetap terdapat atau memiliki dua bagian alat reproduksi yaitu putik
atau secara biologis putik dan benang sari. Contoh warna yang membentuk
full color contohnya merupakan bunga tulip dan bunga sepatu.

5
Bunga kembang sepatu adalah tanaman perdu asli negara Asia di bagian
Asia yang berada di atau di wilayah timur, dan terutama tumbuh di daerah
subtropis dan tropis. Hibiscus rosa-sinensis atau kembang sepatu
menggunakan atau mengambil salah satu nama dari ordo atau suku
Malvacea dapat tumbuh besar dengan bunga berwarna merah. Bunga
kembang sepatu dianggap bunga paripurna karena memiliki struktur bunga
yang lengkap seperti kelopak bunga atau latin calyx, mahkota bunga.
Benang sari dan putik dalam satu bunga. Posisi kepala sari dan putik saling
berdekatan atau hampir menempel untuk memudahkan proses penyerbukan
(Rahman, 2022).
b.Bunga tidak sempurna
Bunga tidak lengkap ditandai dengan adanya panca indera saat
berkembang biak atau hanya bertahan penyerbukan. Organ reproduksi bunga
tidak lengkap dapat terdiri dari benang sari, atau hanya benang sari, atau
hanya putik. Contoh menurut bunga yg termasuk ke pada bunga nir lengkap
merupakan bunga pepaya dan bunga salak.

Berdasarkan kelengkapan strukturnya, bunga dibedakan menjadi dua,


yaitu bunga lengkap dan bunga tidak lengkap (Rahman, 2022).
a.Bunga lengkap
Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki empat bagian utam, yaitu
mahkota bunga (corolla), kelopak bunga (calyx), benang sari (stamen), dan
putik (pistilum). Contoh bunga lengkap: bunga mawar dan kemban sepatu.

6
b.Bunga tidak sempurna
Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki beberapa bagian
utama pada bunga. Bunga tidak lengkap biasanya hanya memiliki salah satu
bagian pada bunga yaitu mahkota atau petal dan atau hanya memiliki salah
satu organ reproduksi yaitu benang sari atau putik. Contoh bunga unfinished
adalah bunga kelapa dan bunga kamboja.

Bunga kelapa termasuk dalam kelompok bunga tidak sempurna. Bunga


jantan panjang dan bunga betina lebih pendek. Benang sari yang melekat
pada benang sari akan diserbuki melalui lubang pada putik, dimana putik
tersebut pada akhirnya akan membentuk biji kelapa (Rahman, 2022).
2. Morfologi bunga
1. Struktur Morfologi Bunga Bunga adalah batang dan daun yang
termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah
enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan
bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis
diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama

7
pencahayaan, dan ketersediaan air (Harsidi 2011).
Bunga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan dan
pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alat alat perkembangbiakan.
Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan maka pada bunga terdapat
sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan fungsinya
sebagai penghasil alat perkembangbiakan. Pada umumnya, bunga
mempunyai sifat sifat seperti Mempunyai warna yang menarik,
umumnya mempunyai bau yang harum, memiliki bentuk yang
bermacam macam dan biasanya mengandung madu. Struktur bunga
dapat diamati melalui gambar bunga sebagai berikut (Mesuji 2013) :

a). Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhacis),


yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang
mendukung bunga majemuk tadi. Ibu tangkal ini dapat bercabang, dan
cabang-cabangnya bercabang lagi, dapat pula sama sekali tak bercabang.
b). Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian dari bunga yang masih jelas
bersifat batang, pada tangkai bunga ini biasannya terdapat daun-daun
peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun dan berwarna
hijau.
c). Dasar Bunga (receptaculum), yaitu ujung dari tangkai batang yang
berhenti pertumbuhannya yang seringkali melebar, menebal, dengan ruas
ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami
metamorphosis menjadi bagian bagian bunga duduk amat rapat satu
sama lain, bahkan biasannya lalu nampak duduk dalam satu lingkaran.
Dasar bunga (receptaculum) merupakan ujung tangkai bunga tempat

8
melekatnya bagian bagian bunga seperti calyx, corola, stamen, dan
ovarium Bentuk dasar bunga bermacam-macam bentuknya sesuai
dengan bentuk metamorphosis bagian bunga tersebut.
d). Perhiasan Bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan
penjelmaan dari daun yang masih Nampak berbentuk lembaran dengan
tulang atau urat daun yang masih jelas. Biasannya perhiasan bunga dapat
dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu
lingkaran, jadi bagian-bagian dari perhiasan bunga itu umumnya.
tersusun dalam dua lingkaran yaitu:
1) Kelopak (Calyx), yaitu bagian dari perhiasan bunga yang merupakan
lingkaran luar, biasannya berwarna hijau dan sewaktu bunga masih
kuncup merupakan selubungnya yang berfungsi sebagai pelindung
kuncup terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri dari
daun-daun kelopak (Sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat
berlekatan satu sama lain, atau pula terpisah-pisah dalam lingkaran
bunga
2) Tajuk Bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian perhiasan
bunga yang merupakan lingkaran dalam, biasanya tidaklah berwarna
hijau lagi dan warna dari bagian inilah yang lazimnya merupakan
warna bunga. Mahkota bunga terdiri dari daun mahkota (Petala),
seperti halnya dau daun kelopak, tajuk bunga juga bisa berlekatan atau
terpisah.
e) Kelamin Bunga, yaitu merupakan bagian terpenting dari bunga, karena
dengan adanya alat-alat (jantan dan betina) tersebut dapat kemudian
dihasilkan alat-alat perkembangbiakan dan selanjutnya berkembang
menjadi tanaman baru.
1) Alat kelamin jantan (androecium), bagian dari alat kelamin jantan
sesungguhnya merupakan metamorphosis dari daun yang menghasil
akan serbuk sari. Androecium terdiri dari sejumlah benang-benang sari
(stamen). Pada bunga benang sarinnya dapat pula bebas atau
berlekatan, ada yang tersususn dalam satu lingkaran ada pula yang

9
dalam dua lingkaran. Bagian ini merupakan penjelmaan dari daun
masih dapat terlihat misalnya pada bunga tasbih (Canna hybrida),
dimana benang sarinya yang mandul berbentuk lembaran lembaran
menyerupai daun-daun mahkota Pada benang sari dapat dibedakan
menjadi tiga bagian yaitu:
a) Tangkai Sari (Filamentum), yaitu bagian yang berbentuk benang
dengan penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat.
b) Kepala sari (Anthera) yaitu bagian dari benang sari yang terdapat
pada ujung dari tangkai sari. Bagian ini didalamnya biasannya
mempunyai 2 ruang (theca), masing-masing ruang sari semula terdiri
dari dua rungan kecil (loculus atau loculumentum). Dalam ruang sari
ini terdapat serbuk sari. Adakalanya serbuk sari tidak terbentuk atau
serbuk sari tidak bisa melakukan penyerbukan. Benang sari yang
demikian dinamakan benang sari yang mandul.
c) Penghubung ruang sari (connectivum), bagian ini merupakan
lanjutan dari tangkai sari yang menjadi penghubung dari kedua
bagian dari kepala sari yang terdapat dibagian kanan dan kiri dari
penghubung ini.
2) Alat kelamin betina (Gynaecium), alat kelamin betina pada bunga
biasa disebut dengan putik (Pistillum). Putik merupakan
metamorphosis dari daun yang disebut daun buah (). Pistilum (putik)
terdiri dari ovarium, stilus dan stigma. Ovarium disusun oleh karpel
atau daun buah. Umumnya berjumlah lebih dari satu. Jika bunga
memiliki satu karpel arau lebih yang semuanya bersatu maka karpel
tesebut disebut pistilum Di dalam ovarium terdapat bakal biji (ovolum)
3. Anatomi bunga
Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Bunga dikatakan lengkap
apabila mempunyai daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik atau daun
buah. Bunga terdiri atas bagian fertil, yaitu benang sari dan daun buah, serta
bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun mahkota (Tjitrosoepomo,
2020).

10
a). Daun Mahkota dan Daun Kelopak
Secara anatomi daun mahkota dan daun kelopak mempunyai struktur
yang sama, terdiri atas sel-sel parenkimatis. Parenkim dasar terletak di
antara epidermis atas dan epidermis bawah. Jaringan ini juga disebut
mesofil. Sistem pembuluh terdapat pada jaringan dasar. Pada jaringan
dasar mungkin terdapat sel-sel yang mengandung kristal idioblas atau
saluran getah/sel getah. Sel-sel tersebut berhubungan dengan unsur
pembuluh. Daun kelopak suku Geraniacea mempunyai hipodermis yang
berdinding tebal, masing-masmg dengan kristal drusen. Sel-sel daun
kelopak mengandung kloroplas. Epidermis daun kelopak dilapisi kutin
pada bagian luarnya, serta terdapat stomata dan trikomata seperti pada
daun. Struktur sistem pembuluh seperti pada daun hanya kurang jelas
strukturnya.
Daun mahkota mempunyai satu atau banyak pembuluh berukuran
kecil. Epidermis bentuknya khusus, merupakan tonjolan yang disebut
papila, dilapisi oleh kutikula Adanya warna yang bermacam-macam pada
daun mahkota disebabkan oleh adanya kromoplas atau pigmen tambahan
yang terdapat pada cairan sel. Zat tepung sering dibentuk pada daun
mahkota yang masih muda. Minyak volatil yang karakteristik pada bunga
umumnya terdapat pada sel-sel epidermis (Tjitrosoepomo, 2020).
b). Benang Sari
Benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari
tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang mempunyai
vakuola, tanpa ruang antar sel. Sel-sel ini sering mengandung pigmen.

11
Epidermis dengan kutikula, trikoma atau mungkin stomata. Kepala
Kepala sari mempunyai struktur yang sangat kompleks, terdiri atas dinding
yang berlapis-lapis dan di bagian terdalam terdapat loculus/ruang sari
(mikrosporangium) yang berisi butir-butir serbuk sari. Jumlah lapisan
dinding kepala sari untuk setiap jems tumbuhan bervariasi (Tjitrosoepomo,
2020).
c). Struktur Kepala
Sari (antera) Pada umumnya suatu antera terdiri atas 4 mikrosporangia
(4 lokuli). Pada waktu matang, 2 sporangia dan masing-masing sisi akan
menyatukan diri menjadi teka, sehingga ada 2 teka. Suatu keadaan yang
berbeda, bahwa pada antera terdapat jaringan steril yang disebut septa,
memisahkan deretan lobus, misalnya pada beberapa anggota suku
Inimosacea. Pada jenis lain seperti Viscum, masing masing polen
dikelilingi oleh jaringan pelindung dan letaknya berderet-deret, secara
horizontal dan vertikal, sehingga masing-masing antera mempunyai 50
lokuli. Terdapat dua jenis kepala sari, yaitu:
1). Penampang melintang kepala sari muda Kepala sari terdiri atas 4
lobi (lokuli), tapetum menyelubungi jaringan sporogen
2). Penampang melintang kepala sari dewasa (masak) antera masak
dengan serbuk sari yang banyak. Kedua lobi pada masing-masing sisi
mengadakan persatuan, disebut teka. Lamina fibrosa (endotesium)
tampak lebih tebal, epidermis menipis (Tjitrosoepomo, 2020).
d). Epidermis (eksotesium)
Merupakan lapisan terluar, terdiri dari satu lapis sel. Epidermis
menjadi memipih dan membentuk tonjolan (papila) pada kepala sari yang

12
masak, dan berfungsi sebagai pelindung epidermis Disebut eksotesium
apabila selselnya mengalami penebalan berserabut (Tjitrosoepomo, 2020).
e). Endotesium
Endotesium merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam
epidermis. Pada kepala sari yang masak endotesium mengadakan
penebalan ke arah radial, tangensial sebelah dalam atau antiklinal.
Penebalan sel tersebut tidak teratur dan menunjukkan struktur berserabut.
Adanya struktur berserabut menyebabkan endotesium mempunyai fungsi
untuk membantu membukanya antera. Dengan adanya struktur yang
berserabut pada dindingnya maka endotesium sering disebut lamina
fibrosa. Endotesium biasanya hanya satu lapis sel, tetapi beberapa
kepustakaan menyebutkan ada yang terdiri atas beberapa lapis sel. Pada
tumbuhan air biasanya tidak dijumpai adanya penebalan berserabut pada
endotesium. Pada tumbuhan kleistogam (bunga tidak pemah membuka)
serta beberapa jenis termasuk Hydrochanitaceae, endotesium gagal
mengadakan perkembangan, sehingga mikrospora (butir serbuk sari)
keluar melalui lubang di bagian apikal kepala sari (Tjitrosoepomo, 2020).
f). Lapisan tengah
Lapisan tengah merupakan lapisan yang terletak disebelah dalam
endotesium, terdiri dan 2-3 lapis sel atau lebih, tergantung jenis
tumbuhannya. Dengan berkembangnya antera sel-selnya menjadi tertekan
dan memipih, karena terdesak oleh endotesium, sehingga sering pula
disebut lapisan tertekan. Keadaan ini terjadi pada waktu sel induk spora
(sporosit) mengalami pembelahan meiosis Pada tumbuhan tertentu tidak
dijumpai adanya lapisan tertekan (Tjitrosoepomo, 2020).
g). Tapetum
Tapetum merupakan dinding terdalam dari antera dan berkembang
mencapai maksimum pada saat terbentuknya serbuk sari tetrad. Lapisan
tapetum berfungsi memberikan seluruh isi selnya selama perkembangan
mikrospora. Tapetum umumnya merupakan derivat lapisan parietal
primer. Namun pada suatu spesies, misalnya pada Alectra thomsoni, sel-

13
sel tapetum mempunyai 2 tipe berdasarkan atas sel penyusunnya, yaitu
(Fahn, 1995) :
1.Sel tapetum berukuran besar, merupakan derivat dan sel-sel
konektivum.
2.Sel tapetum lebih kecil dibanding tipe pertama, merupakan derivat
dan lapisan parietal primer.
B. Taksonomi bunga
a. Tumbuhan lonceng kuning (Tacoma stans L.) (N. Rana, 2023)

Subkingdom : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Familia : Bignoniaceae
Genus : Tecoma
Spesies : Tecoma stans (L.) juss. Ex kunth

14
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
a. Alat tulis menulis (Greebel)
b. Buku panduan (Jurnal/literatur)
c. Cover glass (One Lab)
d. Cutter/ silet (Kenko L-500)
e. Mikroskop (Olympus C×21)
f. Object glass (One Lab)
B. Bahan
a. Alkohol 70% (One Med)
b. Aquadest (One Lab)
c. Bunga Lonceng kuning (Tacoma stans L.)
C. Cara kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah:
a. Morfologi Bunga
1. Ditulis nama sampel dan nama latinnya pada lembar kerja.
2. Ditentukan bunga lengkap dan bunga tidak lengkap
3. Digambar bentuk sampel tanaman bunga
4. Ditentukan parameter morfologi bunga
5. Dicatat hasil pengamatan pada lembar kerja
b. Anatomi Bunga
1. Disiapkan Alat dan Bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan kaca preparat dan kaca penutup menggunakan alkohol
70%
3. Disayat sampel tanaman bunga secara melintang dan membujur
4. Diletakkan sayatan diatas kaca preparat kemudian ditetesi aquadest
5. Ditutup menggunakan kaca penutup, dan diamati di mikrosop.

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1) Morfologi bunga lonceng kuning (Tecoma stans L.)
Gambar/ Nama latin Bagian-bagiannya Hasil pengamatan
Bunga Lonceng
Kuning
(Tecoma stans L.)
1. Mahkota bunga Ada
2. Benang sari Ada
3. Kepala putik Ada
4. Dasar bunga Ada
5. Tangkai bunga Ada

2) Anatomi bunga lonceng kuning (Tecoma stans L.)


Gambar menurut literatur Gambar hasil pengamatan
Irisan Melintang
10 × 0,25

Epidermis mahkota bunga

Epidermis
Mahkota bunga
Irisan Melintang
4×0,10

Epidermis perhiasan bunga

Epidermis
Perhiasan bunga

16
Irisan Membujur
40 × 0,65

Berkas pengangkut dengan


Penebalan tipe spiral
Berkas pengangkut
Tipe spiral
Irisan Melintang
10 × 0,25

Benang sari

Benang sari
Irisan Melintang
40 × 0,65

Anther
Benang sari Filament

17
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan identifikasi terhadap “Morfologi
dan Anatomi Bunga” Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengenal dan mengetahui bagian-bagian morfologi dan anatomi pada bunga.
Sehingga dapat menentukan bagian-bagian apa saja yang terdapat dalam
bunga.
Bunga (flos) adalah salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi
sebagai alat perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan
susunan yang berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang
berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal
sebagai bunga. Bunga adalah suatu tunas dengan empat lingkaran daun yang
termodifikasi; kelopak (sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen), dan
putik (karpel). Dimulai dari bagian bawah bunga, terdapat kelopak (sepal),
yang umumnya berwarna hijau. Kelopak membungkus bunga sebelum bunga
merekah (Ramdhini dkk, 2021).
Adapun bunga yang diamati morfologi dan anatominya pada
praktikum kali ini adalah bunga lonceng kuning (Tacoma stans L.). Tecoma
(Tecoma stans (L.) Juss. ex Kunth), semak berbunga kuning, berasal dari
daerah dataran tinggi di Amerika Selatan dan habitat yang lebih kering di
Amerika Utara (M. Anand & Basavaraju, 2021). Tumbuhan ini umumnya
dikenal sebagai Lonceng kuning, Ginger-thomas, Bunga terompet, Semak
terompet kuning, Yellow-elder, Amarelinho (Wood, 2008). Termasuk dalam
famili Bignoneaceae adalah ditanam secara luas untuk mempercantik
lingkungan.
Hasil pengamatan morfologi pada bunga lonceng kuning (Tecoma
stans L.) merupakan bunga lengkap, hal ini karena ditemukan semua bagian
pada bunga ini mulai dari mahkota bunga (corolla), benang sari (stamen),
kepala putik (stigma), dasar bunga (reseptaculum), dan tangkai bunga
(pedicellus). Bunga lengkap (complete flower), yaitu bunga yang memiliki
semua organ pokok bunga (sepal, petal, stamen, dan carpel). Bunga yang

18
lengkap biasanya dilengkapi dengan serbuk sari maupun putik (Gusnita,
2014).
Hal ini sesuai dengan literatur, bunga lonceng kuning (Tecoma stans
L.) merupakan bunga sempurna, tersusun dalam bentuk terminal. Kelopak
memiliki 5 sepal bewarna kehijauan yang menyatu, corolla memiliki 5
kelopak yang menyatu, memiliki organ reproduksi dengan 4 benang sari yang
menyatu pada tabung mahkota, kepala putik yang terdiri dari dua lobus
lameliform besar yang berbulu di permukaan bagian dalam (N. Rana dkk,
2023).
Pada anatomi bunga hal yang pertama kami lakukan adalah mengiris
sampel bunga setipis mungkin. Tujuan mengiris objek yang berupa organ
tumbuhan setipis mungkin sehingga diperoleh preparat yang lebih jelas bila
diamati di bawah mikroskop (Anjarwati dkk, 2020). Kemudian diletakkan
irisan diatas kaca preparat dan ditetesi aquades lalu ditutup dengan objek glass
dan diamati di bawah mikroskop.
Hasil pengamatan anatomi bunga lonceng kuning (Tecoma stans L.)
pada irisan melintang pembesaran 4 × 0,10 ditemukan bagian epidermis pada
perhiasan bunga, dan pada pembersaran 10 × 0,65 ditemukan bagian
epidermis pada mahkota bunga. Bentuk epidermis ini berbentuk seperti
poligonal, hal ini sesuai dengan literatur bunga lonceng kuning (Tecoma stans
L.) memiliki Epidermis berbentuk pentangular hingga poligonal hingga
bentuk dan ukuran tidak beraturan dengan sedikit bergelombang,
bergelombang dan dinding antiklinal yang berlekuk-lekuk (Essiett, 2014).
Selanjutnya pada bagian mahkota bunga dengan irisan membujur,
pembesaran 40 × 0,65 ditemukan berkas pengangkut tipe spiral. Dan pada
bagian irisan melintang pembesaran 10 × 0,25 didapati bagian benang sari
yang setelah di tambah pembesaran menjadi 40 × 0,65 dapat dilihat benang
sari yang dibagi menjadi bagian kepala sari (anther) dan benang sari
(fillament). Bunga lonceng kuning memiliki bagian alat reproduksi jantan
dengan 4 benang sari (stamen). Bagian jantan bunga yang terdiri dari tangkai
sari (filamen) dan kepala sari (anther) yang menghasilkan serbuk sari (pollen)

19
yang berisi sel-sel sperma. Benang sari merupakan bagian yang menghasilkan
gamet jantan dalam proses reproduksi bunga (Rahman, 2022).

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hasil pengamatan pada bunga lonceng kuning (Tecoma stans L.)
merupakan bunga sempurna dengan bagian-bagian mahkota bunga
(corolla), benang sari (stamen), kepala putik (stigma), dasar bunga
(reseptaculum), dan tangkai bunga (pedicellus).
2. Hasil pengamatan anatomi pada bunga lonceng kuning (Tecoma stans L.)
ditemukan bagian epidermis pada mahkota bunga, epidermis pada
perhiasan bunga, berkas pengangkut tipe spiral, benang sari yang terdiri
dari kepala sari (anther) dan benang sari (fillament).
B. Saran
1. Untuk praktikan agar lebih serius dalam mengikuti praktikum,
mempersiapkan jurnal acuan untuk setiap sampel tumbuhan yang akan
diamati, agar mempermudah dalam pengamatan.

20
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong. (2020). Morfologi Tumbuhan. Cetakan ke-22
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Erdiandini (2021). Fisiologi Tumbuhan. Yayasan Kita Menulis.
Ramdhini, Nisfi Rizki dkk, (2021). Anatomi Tumbuhan. Medan: Yayasan Kita
Menulis.
BBWS, Mesuji Sekampung. (2013). Publikasi Data Hidrologi dan Klimatologi.
Publikasi Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, Bandar
Lampung.
Harsidi, 2011, Morfologi Biji, Makalah : Morfologi Biji, http://semutuyet.blog-
spot.com/2012/07/morfologi-biji.html, diakses 5 oktober 2023.
Fahn, A.1995. Anatomi Tumbuhan. (TerjemahanTjitrosomo.SS). Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Essiett,. U.A. and E.S. Iwok. 2014. Floral and leaf anatomy of Hibiscus species.
American Jurnal of Medical and Biological Research 2(5): 101-117.
Radeanty, P. C., Ilawanda, Z. M., & Anjarwati, D. (2020). Gambaran Radiologis
Hirschprung Disease. Jurnal Kedokteran Unram, 759-763.
Ismi, Mutiara Gusnita. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar SE
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII 3 SMPN I
Kota Bengkulu. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Rana, N., Singh, S., Dhakad, AK, & Dhatt, KK (2023). Pengkodean tahapan
pertumbuhan fenologi lonceng kuning (Tecoma stans (L.) Juss. ex Kunth)
berdasarkan skala BBCH dan implikasinya terhadap penghijauan
perkotaan. Biologi Tumbuhan Saat Ini , 34 , 100284.
Anand, R. Basavaraju, (2021). Tinjauan tentang fitokimia dan penggunaan
farmakologi Tecoma stans (L.) Juss. eks Kunth, J. Etno. Farmakol. 265,
113270, https://doi.org/10.1016/j.jep.2020.113270.

21
LAMPIRAN

Alat mikroskop yang Kaca preparat dan cover Aquadest yang ditetes
digunakan glass Pada sampel bunga

Sampel bunga lonceng Proses pengamatan Hasil pengamatan dicatat


kuning (Tecoma stans L.) morfologi pada bunga di lembar kerja

22
Proses menyayat sampel Sampel diletakkan diatas Sampel diamati dibawah
bunga. mikroskop dan ditetesi mikroskop
aquadest

23

Anda mungkin juga menyukai