Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI DAN SISTEMATIKA TANAMAN


“MORFOLOGI BUNGA PADA TANAMAN”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Botani dan Sistematika
Tanaman

Disusun oleh :

Nama : Nurul Rahmawati


NIM 4442190037
Kelas : II B
Kelompok : 1 (Satu)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Pertama, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Botani dan Sistematika
Tanaman.
Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih banyak kepada ibu Eltis
Pancaningsih, SP., M. Si selaku Dosen Pengampu mata kuliah Botani dan
Sistematika Tanaman. Penulis juga ucapkan terimakasih banyak kepada saudari
Dian Mughni dan saudari Eka Rahmah selaku Asisten Laboratorium, karenanya
penulis bisa membuat laporan praktikum sebaik mungkin.
Dalam menyelesaikan laporan praktikum ini penulis telah berusaha untuk
mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan
pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa
laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya laporan
praktikum ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Demikian laporan praktikum ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan
yang membacanya, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
“Morfologi Bunga pada Tanaman”.

Serang, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Bunga..........................................................................................2
2.2 Bagian-bagian Bunga dan Struktur Bunga...............................................2
2.3 Rumus Bunga............................................................................................5
2.4 Bunga Kertas dan Bunga Kamboja...........................................................6
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................8
3.3 Cara Kerja.................................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil..........................................................................................................9
4.2 Pembahasan...............................................................................................11
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan...................................................................................................15
5.2 Saran.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................16
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Hasil Pengamatan Morfologi Bunga.............................................................9
DAFTAR GAMBAR

Halama
n Gambar 1. Bunga Kertas.......................................................................................6
Gambar 2. Bunga Kamboja......................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bunga merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai
alat reproduksi dan sebagai alat perkembangbiakan secara generatif yang memiliki
bentuk dan susunan yang berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan
yang berbiji, alat tersebut merupakan bagian tumbuhan yang dikenal sebagai
bunga. Jika kita memperhatikan suatu bunga, diketahui bahwa bunga adalah
penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna dan
susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini
dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan
alat-alat perkembangbiakan.
Rumus bunga dapat diartikan sebagai susunan yang terdapat pada bunga yang
dapat dinyatakan dalam beberapa lambang ataupun angka, yang dapat
menunjukkan mengenai sifat bunga dan bagian-bagian bunga (Rosanti, 2013).
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengamatan morfologi bunga pada
tanaman. Dilakukannya praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi morfologi
bunga dan menentukan rumus bunga.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat
mengidentifikasi morfologi bunga dan menentukan rumus bunga.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bunga


Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena menunjukan
beberapa perubahan dalam pengaturan apeks pucuk. Bunga dianggap ranting yang
bersumbu pendek dengan daun-daun yang merapat dan memiliki bentuk khas
sesuai fungsinya. Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun)
yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan.
Oleh karena itu, bunga ini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan
dan pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.
Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan maka pada bunga terdapat sifat-sifat
yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan fungsinya sebagai penghasil
alat perkembangbiakan, pada umumnya bunga mempunyai warna menarik, berbau
harum, bentuknya bermacam-macam, dan biasanya mengandung madu (Rosanti,
2013).
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi atau mengalami perubahan
(organ metamorpha). Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah
enzim yang dirangsang oleh komposisi fitohormon tertentu. Bunga dapat
digolongkan ke dalam bunga sempurna (bunga lengkap) dan bunga tidak
sempurna (bunga tidak lengkap) (Haryudin, 2008).
Bunga juga memiliki daya tarik serangga, kunjungan serangga tersebut pada
masing-masing jenis tergantung pada masing-masing jenis ketersediaan nectar dan
morfologi bunga. Masing-masing serangga pengunjung juga mempunyai daerah
sebaran secara vertical maupun horizontal (Khairiah, 2012).

2.2 Bagian-bagian Bunga dan Struktur Bunga


Bunga adalah bagian tanaman yang mengandung struktur alat perbanyakan
generatif. Berdasarkan tipenya, bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga
majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai hanya mendukung satu bunga,
sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung banyak bunga. Pada
umumnya bunga memiliki 4 organ utama, yaitu: kelopak (kaliks), mahkota
(corola), benang sari (andresium) dan putik (gynesium). Benang sari terdiri dari
tangkai sari (filament), putik (stigma), tangkai putik (style), dan bakal buah
(ovary) (Tjitrosoepomo, 2005).
Berikut beberapa struktur bunga, antara lain :
1. Jumlah Bunga Dan Tata Letaknya Pada Suatu Tumbuhan
Jika suatu tumbuhan hanya mempunyai satu bunga saja, biasanya bunga itu
terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat sebagian bunga-bunga
tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagainya pada ujung batang atau
cabang-cabang. Jadi menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan.
a. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), biasanya bunga coklat dan
kembang merak.
b. Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya pada
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sintesis), kembang telang (Clitoria ternatea
L). Selain itu pada suatu tumbuhan dapat kita lihat, bahwa bunganya yang
besar besar jumlahnya itu, dapat:
a) Terpencar atau terpisah-pisah (flores spersi), misalnya pada kembang
sepatu
b) Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan yang
beranekaragam. Suatu rangkaian bunga dinamakan dinamakan pula bunga
majemuk (anthotaxis atau inflorescantia).
2. Kelamin bunga
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, di
bedakan :
a. Bunga banci atau kelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang terdapat
benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Bunga
ini seringkali dinamakan pula bunga sempurna atau bunga lengkap, karena
biasanya pun jelas mempunyai hiasan bunga yang terdiri atas kelopak dan
mahkota, misalnya bunga terung.
b. Bunga kelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah
satu kedua macam alat kelaminnya, berdasarkan alat kelamin yang ada
padanya dapat dibedakan lagi dalam :
a) Bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari
tanpa putik
b) Bunga betina (flos femineus), yaitu bunga yang tidak mempunyai benang
sari, melainkan hanya putik saja.
c) Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga terdapat benang sari
maupun putik.
3. Kelopak bunga
Daun-daun hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna
hijau, lebih kecil dan lebih lebar daripada hiasan bunga yang sebelah dalam.
Bagian ini disebut kelopak (calyx). Kelopak tersusun atas bagian-bagiannya yang
dinamakan daun kelopak (sepala). Pada bunga-bunga daun kelopak mempunyai
sifat yang berbeda-beda.
a. Berlekatan (gamesopalus). Pada kelopak biasanya yang berlekatan hanya
bagian bawah daun-daun kelopaknya saja, bagian atasnya yang berupa
puncung-puncungnya tetap bebas.
b. Lepas atau bebas (polesepalus), jika daun-daun kelopak yang satu dengan
yang lain benar-benar terpisah-pisah, sama sekali tidak berlekatan.
4. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla)
Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat di
sebelah kanan kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang indah,
menarik. Dengan bentuk susunan yang bagus, tidak jarang pula mempunyai bau
yang harum atau sedap, dan dianggapnya bahwa warna yang indah atau baunya
yang wangi yang menyebabkan serangga tertarik pada bunga yang seringkali
datang mengunjungi bunga untuk mencari makan. Tumbuhan memang
memerlukan adanya kunjungan binatang-binatang tadi, kaarena mereka dapat
menjadi pelantara berlangsungnya penyerbukan.
Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota (petala),
dan seperti halnya dengan daun-daun kelopak, daun-daun mahkota bunga
menunjukan sifat yang berbeda pula:
a. Berlekatan (syampetalus, gemopetalus atau monopetalus). Dalam keadaan
yang demikian pada tajuk bunga dapat dibedakan 3 bagian berikut : tabung
atau buluh tajuk, pinggiran tajuk, leher tajuk.
b. Lepas atau bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus), jika daun-
daun tajuk terpisah-pisah satu sama lain.
c. Daun-daun tajuk tidak ada atau sangat kecil sehingga sama sekali tidak
menarik perhatian. Bunga tanpa tajuk bunga (apetalus) seringkali dinamakan
pula bunga telanjang (flos nudus).
5. Tenda bunga (perigonium)
Tidak semua bunga mempunyai hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan
dalam kelopak dan ujung bunganya. Berbagai jenis tumbuhan mempunyai
hiasan bunga yang tidak lagi dapat dibedakan mana kelopak dan mana
tajuknya, dengan lain perkataan kelopak dan tajuk bunga sama, baik bentuk
maupun warnanya. Itulah yang disebut tenda bunga (perigonium). Bagian-
bagian yang menyusun tenda bunga dinamakan daun tenda bunga (tepala).
6. Benang sari (stamen)
Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan. Seperti halnya
pada bagian-bagian bunga yang diuraikannya dahulu, benang sari pun
merupakan suatu metamorphosis daun yang bentuk dan fungsinya telah
disesuaikan sebagai alat kelamin jantan.
7. Putik (pistilum)
Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya, putik
merupakan alat kelamin betina. Putik pun tersusun atas daun-daun yang telah
mengalami metamorphosis. Daun-daun penyusun putik disebut daun buah
(carpellum), dan daun-daun buah sebagai kedeluruhan yang penyusun putik
atau yang dinamkan ginaecium. Bahwasanya putik itu merupakan
metamorphosis daun sudah amat sukar untuk dibuktikan, tetapi tumbuhan yang
berbiji telanjang misalnya pakis haji itu masih terlihat jelas (Tjitrosoepomo,
2005).

2.3 Rumus Bunga


Rumus bunga dapat diartikan sebagai susunan yang terdapat pada bunga yang
dapat dinyatakan dalam beberapa lambang ataupun angka, yang dapat
menunjukkan mengenai sifat bunga dan bagian-bagian bunga (Rosanti, 2013).
Pada bunga, ada juga yang disebut dengan rumus bunga. Rumus bunga dapat
diartikan sebagai susuanan yang terdapat pada bunga yang dapat dinyatakan
dalam beberapa lambang ataupun angka. Dengan adanya keterangan lambang dan
angka tersebut dapat menunjukan mengenai sifat bunga dan bagian-bagian bunga.
Rumus bunga dinyatakan dalam:
 Kelopak (calyx) dinyatakan dengan huruf K
 Mahkota atau tajuk (corolla) dinyatakan dengan huruf C
 Benang sari (androecium) dinyatakan dengan huruf A, dan
 Putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G.
Lambang - lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan
sifat-sifat bunga bertalian dengan simetri dan jenis kelaminnya, huruf - huruf
merupakan singkatan dari bagian - bagiannya, sedangkan angka menyatakan
jumlah masing - masing bagian bunga. Oleh suatu rumus bunga dapat ditunjukan
kelopak (Calyx) dinyatakan dengan huruf K, mahkota atau tajuk (Corolla)
dinyatakan dengan huruf C, benang sari (Androecium) dinyatakan dengan huruf A
dan putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G (Tjitrosoepomo, 2006).

2.4 Bunga Kertas dan Bunga Kamboja


Bunga kertas (Bougainvillea) merupakan tanaman tropis yang berasal dari
Brazil telah dikenal dan banyak digunakan dalam penataan lanskap. Tanaman ini
memiliki beragam warna braktea seperti ungu, orange, merah dan putih. Sebagai
elemen lanskap jalan, bugenvil dapat berfungsi memperbaiki kualitas lingkungan
jalan dengan mengurangi polusi udara, penahan silau lampu, peredam kebisingan
dan meningkatkan estetika jalan (Nasrullah, 2012).

Gambar 1. Bunga Kertas


Bunga kamboja memiliki ukuran diameter 8-12 cm. Mahkota bunga umumnya
berjumlah lima helai dan memiliki wangi yang khas. Bentuk mahkotanya pun
tidak monoton, ada yang bertajuk lebar hingga bulat serta mahkota panjang yang
sempit dan berpilin. Selain itu, ada mahkota yang berbentuk oval hingga bintang
warna mahkota sangat beragam mulai dari putih, merah, pink, hingga kuning.
Tangkai putik tanaman berukuran pendek dengan dasar bunga yang menonjol
sehingga menutupi tabung kelopak (Amin, 2010).

Gambar 2. Bunga Kamboja


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Praktikum Botani Tanaman yang berjudul “Morfologi Bunga
pada Tanaman” dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Maret 2020 pukul 07.30-09.10
WIB. Bertempat di Laboratorium Bioteknologi, Agroekoteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu, alat tulis dan
pisau kecil. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu, HVS, saberna mini
(Tabernaemontana dwarf), bunga wedelia (Sphagneticola trilobata), bunga
mawar (Rosa sp), bunga kertas (Bougainvillea), bunga kamboja (Plumeria sp),
dan bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam praktikum ini yaitu:
1. Disiapkan alat dan bahan;
2. Dipotong masing-masing bunga menjadi dua bagian secara vertikal;
3. Diamati dan identifikasikan;
4. Digambar bagian buah disertai identifikasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Morfologi Bunga
No. Gambar Keterangan
1.
 Rumus bunga : K6, C5, G1
 Kelengkapan : Tidak lengkap
(bunga betina, karena tidak punya
benang sari)
 Bagian bunga :
1. Kelopak bunga
Saberna Mini 2. Mahkota bunga
(Tabernaemontana 3. Tangkai putik
dwarf) 4. Putik
2.
 Rumus bunga : K∞, C14, A∞, G∞
 Kelengkapan : Lengkap (bunga
banci/hemaprodit, karena memiliki
2 kelamin dalam satu tangkai)
 Bagian bunga :
1. Kelopak bunga
Bunga Wedelia 2. Mahkota bunga
(Sphagneticola trilobata) 3. Benang sari
4. Kepala putik
5. Tangkai putik
3.
 Rumus bunga : K5, C∞, A∞, G∞
 Kelengkapan : Lengkap
 Bagian bunga :
1. Kelopak bunga
Bunga Mawar 2. Mahkota bunga
(Rosa sp) 3. Kepala putik
4. Tangkai putik
5. Benang sari
4.
 Rumus bunga : C3, A7, G3
 Kelengkapan : Tidak lengkap
(Tidak ada kelopak bunga)
 Bagian bunga :
1. Mahkota bunga
2. Kepala putik
Bunga Kertas
3. Tangkai putik
(Bougainvillea)
4. Benang sari
5.
 Rumus bunga : C5
 Kelengkapan : Tidak lengkap
 Bagian bunga :
1. Mahkota bunga
Bunga Kamboja
(Plumeria sp)

6.
 Rumus bunga : K5, C5, A∞, G5
 Kelengkapan : Lengkap (bunga
banci/hemaprodit, karena memiliki
2 kelamin dalam satu tangkai)
 Bagian bunga :
Bunga Sepatu
1. Kelopak bunga
(Hibiscus rosa-sinensis)
2. Mahkota bunga
3. Benang sari
4. Kepala putik
5. Tangkai putik
4.2 Pembahasan
Pada praktikum botani tanaman ini merupakan praktikum yang kelima.
Praktikum kali ini dilakukan pada hari kamis, 12 Maret 2020 yang bertempat di
Laboratorium Bioteknologi, Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Pada praktikum kali ini membahas tentang morfologi
bunga pada tanaman.
Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena
menunjukkan beberapa perubahan dalam pengaturan apeks pucuk. Secara umum
bunga terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya; tangkai bungna, dasar
bunga, dan hiasan bunga. Berdasarkan kelengkappannya terbagi menjadi dua
yakni bunga lengkap dan bunga tak lengkap. Hal ini diperkuat oleh (Rosanti,
2013) yang mengatakan bahwa bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut
demikian karena menunjukan beberapa perubahan dalam pengaturan apeks pucuk.
Bunga dianggap ranting yang bersumbu pendek dengan daun-daun yang merapat
dan memiliki bentuk khas sesuai fungsinya. Bunga merupakan modifikasi suatu
tunas (batang dan daun) yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan
kepentingan tumbuhan. Oleh karena itu, bunga ini berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya penyerbukan dan pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alat-
alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan maka pada
bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan
fungsinya sebagai penghasil alat perkembangbiakan, pada umumnya bunga
mempunyai warna menarik, berbau harum, bentuknya bermacam-macam, dan
biasanya mengandung madu.
Rumus bunga dapat diartikan sebagai susunan yang terdapat pada bunga yang
dapat dinyatakan dalam beberapa lambang ataupun angka. Hal ini diperkuat oleh
(Tjitrosoepomo, 2006) yang mengatakan bahwa pada bunga, ada juga yang
disebut dengan rumus bunga. Rumus bunga dapat diartikan sebagai susuanan
yang terdapat pada bunga yang dapat dinyatakan dalam beberapa lambang
ataupun angka. Dengan adanya keterangan lambang dan angka tersebut dapat
menunjukan mengenai sifat bunga dan bagian-bagian bunga. Rumus bunga
dinyatakan dalam yaitu, kelopak (calyx) dinyatakan dengan huruf K, mahkota atau
tajuk (corolla) dinyatakan dengan huruf C, benang sari (androecium) dinyatakan
dengan huruf A, dan putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G. Lambang -
lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat-sifat bunga
bertalian dengan simetri dan jenis kelaminnya, huruf - huruf merupakan singkatan
dari bagian - bagiannya, sedangkan angka menyatakan jumlah masing - masing
bagian bunga. Oleh suatu rumus bunga dapat ditunjukan kelopak (Calyx)
dinyatakan dengan huruf K, mahkota atau tajuk (Corolla) dinyatakan dengan
huruf C, benang sari (Androecium) dinyatakan dengan huruf A dan putik
(gynaecium) dinyatakan dengan huruf G.
Pada praktikum kali ini bunga yang diamati yaitu, bunga saberna mini
(Tabernaemontana dwarf), bunga wedelia (Sphagneticola trilobata), bunga
mawar (Rosa sp), bunga kertas (Bougainvillea), bunga kamboja (Plumeria sp),
dan bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).
Pada bunga saberna mini (Tabernaemontana dwarf) menghasilkan bagian-
bagian bunga berupa kelopak bunga, mahkota bunga, tangkai putik, dan putik.
Bunga saberna mini (Tabernaemontana dwarf) termasuk bunga tidak lengkap,
karena tidak memiliki benang sari. Bunga saberna mini memiliki jumlah kelopak
bunga sebanyak 6, mahkota bunga 5, dan putik sebanyak 1. Rumus dari bunga
saberna mini (Tabernaemontana dwarf) yaitu K6, C5, G1.
Pada bunga wedelia (Sphagneticola trilobata) menghasilkan bagian-bagian
bunga berupa kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, kepala putik, dan
tangkai putik. Bunga wedelia (Sphagneticola trilobata) termasuk bunga lengkap
(bunga banci/hemaprodit, karena memiliki 2 kelamin dalam satu tangkai). Bunga
wedelia memiliki jumlah kelopak tak terhingga, mahkota bunga 14, benang sari
tak terhingga, dan putik tak terhingga. Rumus bunga wedelia (Sphagneticola
trilobata) yaitu K∞, C14, A∞, G∞.
Pada bunga mawar (Rosa sp) menghasilkan bagian-bagian bunga berupa
kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, kepala putik, dan tangkai putik.
Bunga mawar (Rosa sp) termasuk bunga lengkap. Bunga mawar memiliki jumlah
kelopak bunga 5, mahkota bunga tak terhingga, benang sari tak terhingga, dan
putik tak terhingga. Rumus bunga mawar (Rosa sp) yaitu K5, C∞, A∞, G∞.
Pada bunga kertas (Bougainvillea) menghasilkan bagian-bagian bunga berupa
mahkota bunga, benang sari, kepala putik, dan tangkai putik. Bunga kertas
(Bougainvillea) termasuk bunga tidak lengkap, karena tidak ada kelopak bunga.
Bunga kertas memiliki jumlah mahkota bunga 3, benang sari 7, dan putik 3.
Rumus bunga kertas (Bougainvillea) yaitu C3, A7, G3. Bunga kertas merupakan
tanaman yang memiliki warna yang sangat beragam salah satunya itu ungu. Hal
ini diperkuat oleh (Nasrullah, 2012) yang mengatakan bahwa bunga kertas
(Bougainvillea) merupakan tanaman tropis yang berasal dari Brazil telah dikenal
dan banyak digunakan dalam penataan lanskap. Tanaman ini memiliki beragam
warna braktea seperti ungu, orange, merah dan putih. Sebagai elemen lanskap
jalan, bugenvil dapat berfungsi memperbaiki kualitas lingkungan jalan dengan
mengurangi polusi udara, penahan silau lampu, peredam kebisingan dan
meningkatkan estetika jalan.
Pada bunga kamboja (Plumeria sp) menghasilkan bagian-bagian bunga berupa
kelopak bunga, mahkota bunga dan benang sari. Bunga kamboja (Plumeria sp)
termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki putik. Bunga kamboja
memiliki jumlah mahkota bunga 5. Rumus bunga kamboja (Plumeria sp) yaitu
C5. Hal ini diperkuat oleh (Amin, 2010) yang menyatakan bahwa bunga kamboja
memiliki ukuran diameter 8-12 cm. Mahkota bunga umumnya berjumlah lima
helai dan memiliki wangi yang khas. Bentuk mahkotanya pun tidak monoton, ada
yang bertajuk lebar hingga bulat serta mahkota panjang yang sempit dan berpilin.
Selain itu, ada mahkota yang berbentuk oval hingga bintang warna mahkota
sangat beragam mulai dari putih, merah, pink, hingga kuning. Tangkai putik
tanaman berukuran pendek dengan dasar bunga yang menonjol sehingga menutupi
tabung kelopak .
Pada bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) menghasilkan bagian-bagian
bunga berupa kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Bunga
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk bunga lengkap (bunga banci/hemaprodit,
karena memiliki 2 kelamin dalam satu tangkai). Bunga kamboja memiliki jumlah
kelopak bunga 5, mahkota bunga 5, benang sari tak terhingga, dan putik 5. Rumus
bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) yaitu K5, C5, A∞, G5.
Pada bunga wedelia (Sphagneticola trilobata) dan bunga sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) ialah termasuk bunga lengkap (bunga banci/hemaprodit). Kerena
pada bunga tersebut terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat
kelamin betina). Hal ini diperkuat oleh (Tjitrosoepomo, 2005) yang mengatakan
bahwa Bunga banci atau kelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang
terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina).
Bunga ini seringkali dinamakan pula bunga sempurna atau bunga lengkap, karena
biasanya pun jelas mempunyai hiasan bunga yang terdiri atas kelopak dan
mahkota, misalnya bunga terung.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Pada praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa bunga (flos) adalah alat
reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga divisi Magnoliophyta atau
Angiospermae. Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu benang sari dan putik.
Bunga dikatakan sempurna jika dalam satu bunga terdapat putik dan benang sari
(kedua sel gamet). Bunga juga dikatakan lengkap jika terdapat bagian lainnya
seperti mahkota bunga, kelopak bunga, kepala putik, tangkai putik, dan benang
sari. Rumus bunga dapat ditunjukan kelopak (Calyx) dinyatakan dengan huruf K,
mahkota atau tajuk (Corolla) dinyatakan dengan huruf C, benang sari
(Androecium) dinyatakan dengan huruf A dan putik (gynaecium) dinyatakan
dengan huruf G.

5.2 Saran
Saran yang diberikan yaitu sebaiknya dalam melakukan praktikum terlebih
dahulu memperhatikan keselamatan seperti memakai jas laboratorium, pastikan
mengikuti prosedur yang berlaku agar meminimalisir terjadinya kesalahan, dan
sudah paham tentang proses pengamatannya. Lalu, pada saat melakukan proses
pengamatan tanaman harus dilakukan dengan teliti.
DAFTAR PUSTAKA

Amin. 2010. Sekilas tentang Kamboja Kering. Jakarta: Amzah.


Haryudin, W. 2008. Karakteristik Morfologi Bunga Kencur (Kaempferia galangal
L.). Jurnal Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Vol XIX (2): 109-
116.
Khairiah, N. 2012. Jenis-jenis Serangga Pengunjung Bunga Pacar Air (Impatiens
balsamina Linn:balsaminaceae). Jurnal Biologi Universitas Andalas. Vol 1
(1): 9-14.
Nasrullah. 2012. Stimulasi Pembungaan Bugenvil. Jurnal Lanskap. Vol 4 (1): 56-
57.
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Tjitrosoepomo. 2006. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
LAMPIRAN

Gambar 1. Saberna Mini Gambar 2. Bunga Kertas


(Tabernaemontana dwarf) (Bougainvillea)

Gambar 3. Bunga Kamboja Gambar 4. Bunga Sepatu


(Plumeria Sp) (Hibiscus rosa-sinensis)

Gambar 5. Bunga Wedelia Gambar 6. Bunga Mawar


(Sphagneticola trilobata) (Rosa Sp)

17

Anda mungkin juga menyukai