Anda di halaman 1dari 36

JENIS-JENIS TUMBUHAN TINGKAT RENDAH

DISUSUN OLEH:
1. Sinta Bella Lestari (4219001)
2. Mela Ashada (4219019)
3. Shelby Okta Khoriza (4219020)
4. Kharisma Pitri (4219031)

Dosen Pengampu : Yuni Krisnawati, M.Pd.

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP PGRI) LUBUKLINGGAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan. Laporan kami tentang Jenis-Jenis Tumbuhan
Tingkat Rendah ini dengan baik dan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Adapun
maksud pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi
Pembelajaran Biologi SMP.

Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung kami. Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga dibutuhkan kritik dan saran dari
berbagai kalangan demi perbaikan dan sekaligus memperbesar manfaat tulisan ini sebagai
sebuah referensi.

Lubuklinggau, September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

JENIS-JENIS TUMBUHAN TINGKAT RENDAH

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1


B. Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Tumbuhan Tingkat Rendah............................................................................ 3


a. Tumbuhan Paku ...................................................................................... 3
b. Tumbuhan Lumut .................................................................................... 10
c. Tumbuhan Fungi ..................................................................................... 15

BAB III METODELOGI


a. Waktu dan Tempat .................................................................................. 21
b. Alat dan Bahan ........................................................................................ 21
c. Cara Kerja ............................................................................................... 21

BAB IV PEMBAHASAN

a. Tumbuhan Paku ...................................................................................... 22


b. Tumbuhan Fungi ..................................................................................... 27
c. Tumbuhan Lumut .................................................................................... 30

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 33

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah


baik flora maupuan fauna, keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat, diantaranya dapat memenuhi kebutuhan manusia yang mengandung protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Protein sebagai salah satu sumber pembagun tubuh
dapat berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani).

Dalam mengetahui klasifikasi, morfologi dan anatomi suatu makhluk hidup


diperlukan sistematika. Disini kami khusus mempelajari tumbuhan Cryptogamae. Tumbuhan
Cryptogamae adalah tumbuhan tingkat rendah yang alat perkembiakannya tersembunyi dan
reproduksinya dengan spora. Sehingga sistematika yang kami pelajari yaitu sistematika
Tumbuhan Cryptogamae. Sistematika Tumbuhan Cryptogamae yaitu di dalamnya terdapat
klasifikasi, morfologi dan anatomi tumbuhan Cryptogamae. Ilmu yang mempelajari teori dan
prinsip, prosedur dan peraturan klasifikasi disebut dengan toksonomi.

Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan golongan tumbuhan yang tingkat


perkembangannya lebih tinggi daripada Thallophyta umumnya mempunyai warna yang
benar-benar hijau, karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang mengandung klorofil-a
dan b. Sedangkan tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan golongan tumbuhan yang
susunan tubuhnya paling sempurna karena tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam
tiga bagian pokok yaitu akar, batang, dan daun.

Tumbuhan talus ialah tumbuh tumbuhan yang belum dapat dibedakan dalam tiga
bagian utamanya, yang disebut akar, batang dan daun. Tubuh yang berupa talus itu
mempunyai struktur dan bentuk dengan variasi yang sangat besar. Tumbuhan yang memiliki
ciri utama berbentuk talus dimasukkan ke dalam Divisi Thallophyta.

Untuk mempelajari Sistematika Tumbuhan Cryptogamae yang dalam hal ini divisi
Bryophyta, dan Pterydophyta baik secara morfologi maupun anatomi, perlu diadakannya

1
pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti dengan Praktik Kerja
Lapangan, sehinggga mahasiswa dapat lebih mudah untuk mengidentifikasi baik ciri–ciri
mofologi (penampakan luar) maupun anatominya (penampakan dalam).

Pentingnya dilakukannya Praktik Kerja Lapangan Sistematika Tumbuhan


Cryptogamae baik secara mandiri maupun secara terorganisir adalah agar mahasiswa
mengetahui tumbuhan-tumbuhan tingkat rendah dari Sub Divisi Bryophyta dan Pteridophyta
secara langsung untuk diamati bagian-bagian dan ciri-ciri khususnya kemudian digunakan
sebagai acuan dalam mengidentifikasi.

B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk :

1. Mengumpulkan ciri-ciri morfologi tumbuhan tingkat rendah


2. Mengumpulkan ciri-ciri anatomi tumbuhan tingkat rendah
3. Mengklasifikasi tumbuhan berdasarkan persamaan ciri-ciri yang tampak

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tumbuhan Tingkat Rendah

Tumbuhan tingkat rendah memiliki ciri-ciri, antara lain yaitu: Berthallus sehingga disebut
Tumbuhan thalophyta, organ masih sangat sederhana, belum mempunyai jaringan
pengangkutan, ex : Brypohyta dan Algae dan tidak pernah menghasilkan bunga atau disebut
juga Flowerless Plants.(Ahmad, 2015)

a. Tumbuhan Paku (Pheteridophyta)

Penjelasan Tumbuhan paku (Pteridophyta) – Tumbuhan dengan akar, batang dan daun
sejati disebut tumbuhan berkormus (kormophyta). Atas dasar ciri-ciri itulah maka tumbuhan
berbiji disebut (kormophyta berbiji). Selain spermatophyta, tumbuhan paku (Pteridophyta)
juga telah menunjukkan ciri-ciri mempunyai akar, batang, dan daun sejati, terutama golongan
paku pohon. Jadi, tumbuhan paku dapat dimasukkan ke dalam kelompok kormophyta.
Dengan spora yang dibentuk dalam kotak spora, tumbuhan paku dijuluki sebagai kormophyta
berspora. Kormophyta dapat dibedakan menjadi tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji.

a) Ciri-ciri tumbuhan paku

Dibandingkan dengan lumut, tumbuhan paku menunjukkan ciri yang lebih maju. Pada
tumbuhan paku telah ditemukan akar, batang, dan daun yang sebenarnya. Batang tumbuhan
paku memiliki pembuluh/berkas pengangkut, ciri ini belum dijumpai pada lumut.
Habitus/perawakannya sangat beranekaragam, mulai dari tumbuhan paku dengan daun-daun
kecil dengan struktur yang sangat sederhana sampai tumbuhan paku dengan daun mencapai 2
meter dengan struktur yang rumit.

Tumbuhan paku ada yang belum memiliki batang yang nyata (hanya berupa rizom),
tapi juga ada yang memiliki batang sebenarnya (paku pohon). Daun tumbuhan paku
bermacam-macam, dibedakan menurut ukuran, atau menurut fungsinya. Menurut ukurannya
daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil (daun berukuran kecil) dan makrofil (daun
berukuran besar). htmlAdapun menurut fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi

3
daun fertil atau sporofil (daun penghasil spora) dan daun steril atau tropofil (daun untuk
fotosintesis). Daun penghasil spora biasanya juga dapat berfungsi untuk fotosintesis, daun
semacam ini disebut troposporofil.

Habitat tumbuhan paku ada yang di tanah, ada yang epifit pada pohon lain dan ada
yang hidup di air. Karena itu ada tiga macam tumbuhan paku, yaitu paku tanah, paku epifit,
dan paku air. Umumnya tumbuhan paku menyukai tempat yang teduh dengan tingkat
kelembaban udara yang tinggi.

b) Reproduksi tumbuhan paku

Seperti halnya lumut, tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan atau
metagenesis. Gametofitnya dinamakan protalium yang merupakan hasil perkecambahan
spora haploid. Bentuk protalium menyerupai jantung, berwarna hijau, melekat pada substrat
dengan menggunakan rizoid, ukurannya hanya beberapa sentimeter saja.

Protalium menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang bermacam-macam.


Generasi sporofit berupa tumbuhan paku. Dalam suatu protalium akan dibentuk arkegonium
(badan penghasil ovum) dan anteridium (badan penghasil spermatozoid). Ovum dan
spermatozoid dengan media air akan bertemu, lalu melebur menjadi zigot.

Selanjutnya zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan paku yang
merupakan sporofit. Pada daun fertil dibentuk sporangium (kotak spora), di dalamnya
terdapat sel induk spora yang akan membelah secara meiosis membentuk spora haploid.
Akhirnya sporangium pecah dan spora-spora keluar. Jika jatuh di tempat yang sesuai spora
akan berkecambah membentuk protalium. Dengan demikian siklus hidup berulang lagi.

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan kormus, batang berpembuluh, daunnya terdiri


daun steril (trofofil) dan daun fertil (sporofil). Batangnya berupa rizoma atau batang berkayu
(pada paku pohon). Tumbuhan paku menghasilkan spora, mengalami metagenensis, generasi
sporofit berumur panjang, gametofit berupa protalium yang berukuran kecil dan berumur
pendek.

Menurut spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi 3 kelompok,


yaitu:

4
1. Tumbuhan paku homospor
Tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama tidak dapat
dibedakan jenisnya antara spora jantan atau spora betina.Contohnya Lycopodium
clavatum (paku kawat).
2. Tumbuhan paku heterospor
Tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk, ukuran, dan jeninya berbeda
yaitu mikrospora(spora berukuran kecil, berjenis jantan), dan makrospora (spora
berukuran besar, dan berjenis betina).Contohnya Selaginella sp (paku rane), Marsilea sp
(semanggi).
3. Tumbuhan paku peralihan
Tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama, namun
terdapat spora jantan dan spora betina. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda)

c) Klasifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Pteridophyta terdiri dari empat kelas, yakni kelas Psilophytinae, Equisetinae,


Lycopodinae, dan Filicinae.

a. Kelas Psilophytinae (paku purba)

Psilophytinae mencakup tumbuhan paku yang masih primitif, bahkan sebagian besar
jenisnya telah punah. Keprimitifan ciri ditunjukkan dengan adanya daun kecil-kecil (mikrofil)
yang belum terdiferensiasi atau tanpa daun sama sekali yang disebut juga paku telanjang.

Ada pula jenis paku yang belum memiliki akar dan belum diketahui gametofitnya.
Spora yang dihasilkan jenis paku tersebut mempunyai bentuk dan ukuran yang sama (paku
homospor).

Paku purba dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Psilophytales dan Psilotales.

1) Ordo Psilophytales (paku telanjang)


Berupa terna, belum memiliki akar (hanya rizoid), tidak berdaun atau berdaun kecil-kecil
(mikrofil), batang telah memiliki pembuluh.Famili : RhyniaceaeSpesies : Rhynia major,
Zosterophylum australianum.

5
2) Ordo Psilotales
Berupa terna kecil, rendah, belum memiliki akar (hanya rizoid), bercabang menggarpu,
mikrofil seperti sisik-sisik pada batang. Protalium telah ada, hanya berukuran beberapa
sentimeter saja.Familia : PsilotaceaeSpesies : Psilotum nudum, terdapat di Jawa.Psilotum
triquetrum, terdapat di daerah tropik.

b. Kelas Equisetinae (paku ekor kuda)


Berupa terna, menyukai tempat-tempat lembab, batang dengan percabangan berkarang
dan nyata ruas-ruas batangnya. Daun kecil-kecil seperti rambut tersusun berkarang.
Sporofil berbentuk seperti gada atau kerucut pada ujung batang. Hanya terdiri atas satu
ordo, yaitu ordo Equisetales. Hidup di darat atau rawa-rawa, memiliki semacam rim-
pang yang merayap dalam tanah, batang berpembuluh bertipe kolateral.Famili :
EquisetaceaeSpesies :Equisetum debile (paku ekor kuda), ditemukan di
Indonesia.Equisetum arvenseEquisetum pretense.

c. Kelas Lycopodinae (paku kawat)


Batang bercabang, tumbuh tegak atau menjalar dengan percabangan menjulang ke atas.
Berkas pengangkut masih sederhana. Daun seperti jarum, beberapa jenis telah
menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Terdiri atas
4 ordo, yakni ordo Lycopodiales, Selaginellales, Lepidodendrales, dan Isoetales.
 Ordo Lycopodiales
Berupa terna, batang memiliki berkas pengangkut sederhana. Daun seperti jarum
dianggap homolog dengan mikrofil dengan satu tulang daun tidak bercabang. Akar
bercabang menggarpu, sporofil berbentuk segitiga sama sisi.Familia:
LycopodiaceaeSpesies: Lycopodium cernuum, sering dipakai dalam pembuatan
karangan bunga.Lycopodium clavatum, serbuk spora sebagai pelapis pil agar tidak
lengket.
 Ordo Selaginellales
Sebagian berbatang tegak, tapi juga ada yang batang mendatar, tidak mengalami
pertumbuhan sekunder. Daun ada dua macam, mikrofil dan makrofil, belum
mengalami diferensiasi membentuk jaringan pagar dan jaringan spons. Akar
tumbuh dari bagian batang yang tidak berdaun. Bersifat heterospor, protalium telah

6
mereduksi, berukuran sangat kecil.Contoh spesies: Selaginella wildenowii,
Selaginella caudate, Selaginella Plana.
 Ordo Lepidodendrales
Paku yang tergolong ordo Lepidodendrales sekarang telah punah. Ordo
Lepidodendrales berbentuk pohon yang mencapai tinggi sampai 30 m dengan
diameter batang 2 m. Daun menyerupai jarum, mempunyai lidah-lidah. Dalam
daun terdapat berkas pengangkut yang sederhana. Batang telah memperlihatkan
pertumbuhan menebal sekunder dan terdapat meristem.Ordo ini terdiri atas dua
famili, yaitu:Famili : SigillariaceaeSpesies : Silillaria elegans Gigillaria
micaudiFamili : LepidodendraceaeSpesies : Lepidodendron
visculareLepidodenstron aculeatumLepidaostrobus major
 Ordo Isoetales
Ordo Isoetales berupa terna, sebagian hidup pada tanah, sebagian hidup tenggelam
dalam air. Batang seperti umbi, jarang sekali bercabang menggarpu. Pada bagian
atas batang terdapat daun-daun yang berujung lancip yang panjangnya mencapai 1
cm. Daun-daun kebanyakan sporofil dengan satu sporangium. Hanya daun yang
letaknya paling dalam yang steril. Daun yang letaknya lebih dalam merupakan
mikrosporofil.Isoctales terdiri atas satu famili, yaitu:Famili : IsoctaceaeSpesies :
Isoctes lacustris, Isoctes duvier.

d. Kelas Filicinae
Kelas Filicinae merupakan kelompok tumbuhan paku dalam pengertian sehari-hari.
Menyukai habitat yang teduh dan lembab (higrofit). Berdaun besar (makrofil) dan bertangkai
dengan tulang-tulang daun. Daun yang masih muda menggulung pada ujungnya. Banyak
ditanam sebagai tanaman hias, misalnya paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), suplir
(Adiantum cuneatum), atau sebagai tanaman obat, seperti Dryopteris filixmas.
Dilihat dari lingkungan hidupnya, tumbuhan paku dikelompokkan ke dalam tiga
golongan, yakni paku tanah, paku air, dan paku epifit.
Kelas Filicinae meliputi tiga subkelas, yaitu Eusporangiatae, Leptosporangiatae, dan
Hydropterides.

7
1. Subkelas Eusporangiatae
Sebanyakan berupa terna, protalium di bawah tanah tidak berwarna, atau di atas tanah
berwarna hijau. Protalium selalu ditumbuhi cendawan endofitik. Sporangium
berdinding tebal dan kuat dengan spora-spora yang sama besar.

Subkelas Eusporangiatae terdiri dua ordo, yaitu Ophioglossales dan Marattiales.

 Ordo Ophioglossales
Meliputi tumbuhan paku berbatang pendek dalam tanah. Daun asimilasi dan daun
sporofil jelas kelihatan, berbentuk malai atau bulir keluar dari tangkai, dari pangkal, dari
tengah, atau dari tepi daun steril. Sporangium sama besar (homospor), bulat, tanpa
annulus, berdinding kuat. Dalam mendapatkan makanan Ophioglossales bersimbiosis
dengan mikoriza. Dari familia Ophioglossaceae contohnya Ophioglossum vulgatum,
Botrycium lunaria, terdapat di Eropa Ophioglossum reticulum, terdapat di Indonesia.
 Ordo Maratttiales
Tumbuhan paku kelompok ini berdaun amat besar, menyirip ganda sampai beberapa kali.
Sporangium berdinding tebal, tanpa annulus, terdapat di sisi bawah daun, umumnya
homospor. Sporangium berlekatan membentuk sinangium. Ordo ini hanya memiliki satu
famili, yaitu Marattiaceae.Contoh spesies: Christensenia aesculifolia, daun menjari,
beranak daun 3, sinangium berbentuk cincin pada sisi bawah daun.Marattia fraxinea,
daun dengan panjang sampai 2 meter, menyirip ganda, pada pangkal tangkai terdapat
duri yang merupakan modifikasi daun penumpu. Angiopteris evecta (paku kedondong),
paku besar, daun panjangnya mencapai 2-5 meter, menyirip ganda 2-4, anak daun
menyerupai daun kedondong.

2. Subkelas Leptosporangiatae
Tumbuhan paku subkelas ini beranggotakan sekitar 90% dari total genus dalam kelas
Filicinae, yang tersebar di seluruh muka bumi. Paling banyak terdapat di daerah tropis,
mulai jenis paku terkecil (berukuran beberapa cm) sampai paku pohon. Yang berupa
paku pohon, biasanya batang tanpa kambium, kekuatan batang berasal dari rangkaian
berkas pengangkut yang tersusun konsentris. Kebanyakan berupa terna dengan rimpang
tumbuh mendatar atau sedikit tegak, jarang bercabang. Daun muda selalu menggulung
karena pertumbuhan sel-sel pada sisi bawah daun yang lebih cepat.

8
Pertumbuhan apikal hampir tidak terbatas, anatomi daun telah menyerupai
Spermatophyta dengan diferensiasi, adanya diferensiasi membentuk jaringan tiang dan
jaringan bunga karang. Tulang daun bercabang-cabang dengan berbagai macam pola
sebagai salah satu dasar klasifikasi. Kadang-kadang sebagian daun tertutup oleh
semacam sisik yang dinamakan palea. Umumnya sporofil mempunyai bentuk yang sama
dengan trofofil, sporangium terdapat di sisi bawah daun.
Sporangium terkumpul menjadi sorus yang bentuknya bermacam-macam. Sporangium
muncul dari penonjolan jaringan daun yang dinamakan plasenta atau reseptakulum.
Sebelum masak, sorus tertutup oleh selaput yang dinamakan indusium. Sistem
pertulangan daun, susunan sporangium, bentuk dan letak sorus, ada tidaknya indusium
merupakan ciri pengenal yang penting dan dipakai sebagai dasar klasifikasi. Semua paku
Leposporangiatae bersifat homospor. Protalium berukuran beberapa sentimeter saja
dengan umur terbatas.

Subkelas Leptosporangiatae terdiri dari beberapa famili, di antaranya:


 Osmundaceae, contohnya yaitu Osmunda javanica, terdapat di Indonesia.
 Schizaeaceae, contohnya yaitu Schizaea digitata, Schizaea dichotoma, terdapat di
Indonesia.Contoh lain Lygodium circinnatum, batang membelit, daun amat panjang,
tersusun menyirip.
 Gleicheniaceae, contoh spesiesnya yaitu
 Gleichenia linearis, Gleichenia leaevigata (paku andam, paku resam)
 Matoniaceae, contohnya Matonia pectinata, tumbuh di Kalimantan.
 Hymenophyllaceae, contohnya yaitu
 Hymenophyllum australe, hidup di tanah atau epifit.
 Cyatheaceae, contohnya Cyathea javanica,
 Alsophila glauca (paku tiang), hidup di hutan-hutan atau di pinggir kali.
 Polypodiaceae, contoh spesies:Davallia trichomanoides, Nephrolepis exaltata,
Aspidium filix-mas, memiliki rimpang yang dapat dipakai untuk obat (Aspidium),
Asplenium nidus (paku sarang burung), Pteris ensiformis, merupakan paku tanah,
Adiantum cuneatum (suplir), sebagai tanaman hias, Drymoglossum heterophyllum,
Drymoglossum piloselloides (paku picis), epifit pada pepohonan, Playtcerium
bifurcatum (paku tanduk rusa), sebagai tanaman hias, Acrosticum aureum (paku
laut)

9
3. Subkelas Hydropterides

Subkelas ini beranggotakan tumbuhan paku yang hidup di air. Umumnya heterospor,
menghasilkan makrospora dan mikrospora. Badan yang mengandung sporangium dinamakan
sporokarpium.

Hydropterides meliputi dua ordo, yaitu ordo Salviniaceae dan Marsileaceae.

 Ordo Salviniaceae, contoh spesies:

– Salvinia natans, paku air yang mengapung, terdapat di Asia dan Eropa

– Azolla pinnata, tumbuhan kecil, lunak, bercabang-cabang, terapung di air. Daun yang
terapung berfungsi untuk asimilasi, di dalamnya terdapat ruangan-ruangan berisi koloni
Anabaena azollae, sejenis alga biru yang dapat mengikat nitrogen udara.

 Suku Marsileaceae, contoh spesies:

– Marsilea crenata (semanggi), hidup di air, berakar dalam tanah, batang merayap, daun
bertangkai panjang dengan empat helai anak daun, dimanfaatkan sebagai sayuran.

Menurut habitatnya tumbuhan paku dikelompokkan menjadi paku tanah, paku air, dan paku
pohon.

b. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Kingdom Plantae disebut juga Dunia Tumbuhan karena beranggotakan berbagai jenis
tumbuhan. Anggota kingdom plantae memiliki ciri-ciri umum yang sama. Semua organisme
tumbuhan bersifat eukariotik multiseluler dan sel-selnya terspesialisasi membentuk jaringan
dan organ. Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Tumbuhan juga
memiliki klorofil, sehingga mampu melakukan fotosintesis untuk memenuhi kebutuhan
makanannya. Karena dapat memenuhi kebutuhan makanannya secara mandiri, maka
tumbuhan disebut organisme autotrof. Tumbuhan menyimpan cadangan makanannya dalam
bentuk tepung atau pati. Hampir semua jenis tumbuhan adalam tumbuhan darat (teresterial).
Namun, ada juga tumbuhan yang hidup di air (akuatik).

10
Para ahli membagi dunia tumbuhan menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan tidak
berpembuluh (nonvaskuler) dan tumbuhan berpembuluh (vaskuler). Maka akan dibahas untuk
kelompok tumbuhan tak berpembuluh yakni tumbuhan lumut (Bryophyta), sedangkan
tumbuhan berpembuluh yakni tumbuhan paku (Pterydophyta), bji (Spermatophyta).

Tumbuhan Lumut atau bryophyta adalah kelompok terbesar dari tanaman darat, yang
berjumlah sekitar 25.000 spesies yang berbeda ditemukan di seluruh dunia. Sebagian besar
Tumbuhan Lumut ditemukan di daerah yang lembab dan basah dengan iklim cukup hangat
sampai dingin. Bryophyta dapat menahan beku di salju tanpa kerusakan. Ciri-ciri Bryophyta
(lumut) antara lain merupakan tumbuhan dengan bentuk tubuh peralihan antara talus dengan
kormus, tidak memiliki pembuluh angkut, mengalami metagenesis, generasi gametofit lebih
dominan, menghasilkan spora, hanya mengalami pertumbuhan memanjang, tumbuh terutama
di tempat yang lembap dan teduh.

a) Ciri-Ciri umum Tumbuhan Lumut


1. Habitat: di tempat lembap, di lantai dasar hutan, di pohon, tembok, sumur, dan
permukaan batu bata.
2. merupakan peralihan antara Thallophyta dan CormophytaRhizoid (akar semu),
fungsinya untuk melekat pada substrat dan mengangkut air dan zat-z at hara ke
seluruh bagian tubuh.
3. Koloni lumut : seperti beledu dan lembaran
4. Tidak memiliki sistem pembuluh pengangkut
vegetatif : pembentukan gemma, penyebaran spora, dan fragmentasi.
generatif : peleburan dua gamet.
5. Mengalami metagenesis yaitu pergiliran keturunan antara fase vegetatif (fase sporofit)
dan fase generatif (fase gametofit). Fase gametofit hidupnya lebih lama dari fase
sporofit. Sporofit hidupnya menumpang pada gametofit.
6. Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan fase gametofit.

b) Bentuk dan Ukuran Tubuh Lumut

Tubuh lumut ada yang berbentuk lembaran, misalnya lumut hati (Hepaticopsida) ada
pula yang berbentuk seperti tumbuhan kecil dan tegak, misalnya lumut daun (Bryopsida).
Lumut yang berukuran kecil umumnya memiliki tinggi sekitar 1 – 2 cm, sedangkan lumut

11
yang berukuran besar tingginya sekitar 20 cm. Lumut berbentuk tumbuhan kecil yang berdiri
tegak dan memiliki bagian-bagian tubuh yang mirip akar, batang, dan daun. Akar sederhana
pada lumut disebut rizoid. Fungsi rizoid adalah untuk menyerap air dan garam mineral, serta
untuk melekat pada habitatnya. Daun lumut sangat tipis (hanya terdiri atas selapis sel) dan
tulang daun terdiri atas beberapa lapis sel. Pada ujung barang terdapat titik tumbuh yang
mengakibatkan lumut tumbuh memanjang. Lumut hanya mengalami pertumbuhan
memanjang dan tidak mengalami pertumbuhan membesar.

Tubuh lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem maupun xilem. Jaringan
pengangkut berupa jaringan empulur. Air diserap oleh rizoid dengan cara imbibisi, kemudian
diedarkãn ke seluruh bagian tubuh melalui proses difusi. Sel-sel tubuh lumut memiliki
plastida yang mengandung klorofil a dan b, serta memiliki dinding sel tetapi tidak diperkuat
oleh lignin seperti tumbuhan darat lainnya.

1. Struktur dan Fungsi Tubuh Lumut Bentuk Gametofit

Gametofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang tampak berwarna hijau, berbentuk
lembaran (seperti tumbuhan kecil), dan membentuk alat kelamin (gametangium) yang
menghasilkan gamet (sel kelamin). Sel kelamin jantan (spermatozoid) dihasilkan oleh alat
kelamin jantan yang disebut anteridium, sedangkan sel kelamin betina (ovum) dihasilkan oleh
alat kelamin betina yang disebut arkegonium. Lumut yang memiliki anteridium sekaligus
arkegonium disebut monoesis (berumah satu) atau homotalus.

Lumut yang hanya memiliki salah satu jenis alat kelamin (anteridium atau
arkegonium saja) disebut diesis (berumah dua) atau heterotalus. Gametofit yang merniliki
anteridium disebut gametofit jantan, sedangkan gametofit yang memiliki arkegonium disebut
gametofit betina. Pada gametofit betina akan tumbuh sporofit.

2. Struktur dan Fungsi Tubuh Lumut Bentuk Sporofit

Sporofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang menghasilkan spora. Sporofit ada yang
berwarna kecokelatan, kekuningan, kemerahan, atau keunguan. Sporofit menumpang di atas
gametofit, bertangkai, dan berbentuk seperti terompet atau kapsul. Sporofit mendapatkan air,
garam mineral, dan zat makanan dari gametofit. Sporofit berukuran lebih kecil daripada
gametofit dengan masa hidup lebih pendek. Sporofit membentuk sporogonium yang merniliki

12
bagian-bagian vaginula (selaput pangkal tangkai), seta (tangkai), dan sporangium (kotak
spora). Sporagium berbentuk kapsul yang dilindungi oleh kaliptra, misalnya terdapat pada
lumut daun. Sporangium tersusun dari bagian-bagian apofisis, teka (theca), dan operkulum
(penutup). Bila operkulum terlepas maka tampak gigi peristom yang berfungsi melemparkan
spora pada saat udara kering sehingga spora tersebar. Spora terlindungi oleh sporopollenin.
Spora lumut memiliki bentuk dan ukuran yang sama sehingga disebut homospora atau
isospora.

1. Hepaticopsida (lumut hati)


Ciri-Ciri :
 Bentuk: lembaran
 Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati
 Reproduksi vegetatif: pembentukan gemma dan fragmentasi. Gemma dihasilkan dari
bagian dorsal talus. Pada setiap gemma terdapat sekumpulan titik tumbuh. Gemma
dewasa terpencar/terlepas dari talusnya karena tetesan air atau sentuhan serangga
kecil. Jika gemma jatuh di tempat cocok, akan tumbuh menjadi talus (individu baru).
 Reproduksi generatif : membentuk gamet. Dari talus yang berbentuk seperti
lembaran daun, organ anteridium dan arkegonium muncul mencuat ke atas.
peleburan spermatozoid + ovum – zigot – talus atau lumut baru
 Contoh: Marchantia polymorpha, Marchantia geminata
 arkegonium seperti payung yang memiliki lekuk-lekuk pada tepinya
 anteridium seperti payung yang tepinya rata.

2. Anthoceropsida (lumut tanduk)


 ditemukan di sepanjang pinggir sungai, danau atau selokan
 Struktur tubuhnya hampir serupa dengan lumut hati.
 Gametofit berupa talus yang sederhana, yaitu berbentuk cakram dengan tepi
bertoreh, dosiventral, tidak ada rusuk tengah dan tidak ada percabangan menggarpu,
tumbuh melekat pada tanah dengan perantara rizoid.
 Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk.
 Rizoid berada pada bagian ventral.
 Pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit.

13
 Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini masih berkerabat paling dekat
dengan tanaman berpembuluh dibanding kelas lain pada tumbuhan lumut.
 Struktur anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel mengandung satu kloroplas
dengan satu pirenoid yang besar.
 Pada sisi ventral dari talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk
ginjal.
 Stoma tersebut hampir selalu terisi dengan lendir, dan melalui stoma tersebut dapat
masuk koloni ganggang biru Nostoc.
 Lumut tanduk ada yang homotalik dan ada yang heterotalik.
 Spogoronium terdiri atas kaki dan kapsul (tidak ada seta), dinding sporogonium
termasuk epidermis terdiri atas sel-sel yang mengandung kloroplas dan sel-sel
epidermis yang mempunyai stomata.
 Kapsul spora berbentuk seperti tanduk, jika masak dapat pecah dengan arah
membujur seperti buah polongan.
 Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri atas sel-sel steril dinamakan
kolumela.
 Arkespora selain membentuk spora juga membentuk sel-sel steril yang dinamakan
pseudoelatera.
 Habitatnya didaerah yang mempunyai kelembapan yang tinggi.
 Contoh : Anthoceros sporophytes.

3. Bryopsida (lumut sejati = lumut daun)


 ditemukan di daerah yang lembap dan teduh
 memiliki batang semu yang tegak dengan lembaran daun yang tersusun spiral®seperti
rumput. Ada juga yang seperti hamparan karpet atau beledu.
 Lumut sejati memiliki kutikula dan stomata sehingga dapat mencegah hilangnya air
dari dalam selnya. Jika datang musim kering secara terus-menerus dan berlangsung
lama, lumut sejati akan mengalami dormansi layu, berwarna coklat, dan seolah-olah
mati. Tetapi setelah turun hujan, lumut sejati menjadi hijau dan aktivitas
metabolismenya kembali aktif.
 Reproduksi vegetatif :fragmentasi, bagian dari tumbuhan menghasilkan tunas atau
kuncup – lumut baru.
 Gametofit tumbuh tegak atau merayap

14
 Berkembang dari protonema
 Mempunyai daun, batang dan rhizoid multiseluler
 Daun hanya terdiri dari satu lapis sel dengan rusuk tengah, tersusun spiral atau
melingkari batang.
 Arkegonium membentuk kalipra yang menempel diatas kapsul
 Kapsul bagian bawah fotosintetik dan mempunyai stomata
 Kapsul mempunyai kolumela, pecah dengan gigi-gigi peristom, tidak dijumpai adanya
elater.
 Tangkai (seta) bertambah panjang secara perlahan selama perkembangan kapsul. Kuat
dan biasanya berwarna.

Manfaat Lumut bagi Kehidupan Manusia


Beberapa jenis tumbuhan lumut bermanfaat bagi manusia, antara lain Marchantia
polymorpha sebagai obat hepatitis dan Sphagnum untuk bahan pembalut dan bahan bakar.
Meskipun ukuran tubuhnya kecil, namun lumut mampu tumbuh dan menutupi areal yang luas
sehingga berfungsi untuk menahan erosi, menyerap air, dan menyediakan sumber air pada
saat musim kemarau. Lumut melakukan fotosintesis sehingga berperan menyediakan oksigen
untuk lingkungannya. Lumut dapat tumbuh di habitat di mana tumbuhan lain tidak dapat
tumbuh, maka lumut termasuk vegetasi perintis setelah lichen (lumut kerak). Dapat
menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air sehingga dapat
menyediakan air pada musim kemarau.Marchantia sp sebagai obat hepatitis/ radang
hati.Sphagnum untuk bahan pembalut. (Prasetya, 2014)

c. Jamur (Fungi)

Tubuh jamur bersel banyak, dinding selnya tersusun atas zat kitin. Sel jamur tidak
mempunyai pigmen fotosintesis, sehingga bersifat heterotroph. Pada jamur tingkat tinggi
terdapat bermacam-macam zat warna, terutama pada badan buahnya. Jamur belum
mempunyai organ akar, batang, dan daun sehingga disebut talus. Talus tersusun atas benang-
benang halus yang disebut hifa. Hifa bercabang-cabang mwmbwntuk bangun seperti jarring-
jaring disebut miselium.

Jamur tidak dapat menyusun makanan nya sendiri, jadi jamur bersifat heterotroph,
yaitu secara saprofit ataupun secara parasite. Jamur hidup baik pada tempat yang kaya zat

15
organic, lembap, agak asam, serta kurang cahaya. Jamur berkembang biak dengan bermacam-
macam spora yang terbentuk didalam sel khusus. Sel khusus tersebut berupa endospore yang
dibentuk didalam askus dan eksospora yang dibentuk didalam basidium. Disamping itu
kebanyakan jamur dapat berkembang baik secara aseksual dengan konidium.
(Prawirohartono, 2007)

Jamur/fungi merupakan organisme eukariotik yang memiliki dinding sel dan pada
umumnya tidak motil. Karakteristik ini menyerupai tumbuhan namun fungi tidak memiliki
klorofil. Dengan demikian fungi tidak dapat melaakukan fotosintesis menghasilkan bahan
organik dari karbondioksida dan air. Sehingga fungi disebut sebagai organisme heterotof dan
sifat heteretof menyerupai sel hewan.

a. Klasifikasi Jamur

Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya jamur dibagi menjadi 4


divisi, klasifikasi jamur berdasarkan cara reproduksi secara generative (seksual), yaitu:

1. Divisi Zygomycota
2. Divisi Ascomycota
3. Divisi Basidimycota
4. Divisi Deuteromycota

1. Divisi Zygmycota

Ciri-ciri Zygmycota :

1) Tubuh terdiri atas hifa tak bersekat dan banyak inti sel
2) Menghasilkan zigospora sebagai hasil reproduksi seksual
3) Septa hanya terdapat pada sel untuk reproduksi
4) Dinding sel mengandung zat kitin
5) Tidak memiliki tubuh buah
6) Bersifat multiseluler
7) Reproduksi vegetatif / aseksual dengan cara membentuk spora vegetatif / spora
aseksual yaitu sporangiospora terjadi bila kondisi lingkungan baik dan mendukung
serta ada juga secara seksual dapat terjadi bila kondisi lingkungan kering dan tidak
menguntungkan.

16
a) Reproduksi Aseksual dan Seksual Zygomycota

 Reproduksi Aseksual Zygomycota

Reproduksi secara aseksual Zygomycota adalah dilakukan dengan cara fragmentasi


hifa dan pembentukan spora aseksual (sporangiospora). Hifa dewasa yang terputus dan juga
terpisah dapat tumbuh menjadi sebuah hifa jamur baru. Pada bagian hifa tertentu yang sudah
dewasa akan terbentuk sporangiofor yang ujungnya terdapat sporangium (kotak spora).
Didalam sporangium terjadi pembelahan secara mitosis dengan menghasilkan sporangiospora
yang berkromosom haploid (n).

 Reproduksi Seksual Zygomycota

Zygomycota bereproduksi secara seksual adalah dilakukan dengan cara pembentuk


spora seksual (zigospora) melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis.

b) Contoh Jamur Zygomycota dan perannya

 Jamur Roti (Rhizopus stolonifer) Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang
hangat dan gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya.
Pada roti akan tumbuh bulatan hitam, yang disebut Sporangium yang dapat
menghasilkan sekitar 50.000 spora.
 Jamur Tempe (Rhizopus oryzae) Jamur tempe digunakan dalam pembuatan
tempe.
 Pilobolus Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah
terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya.
Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya.
 Mucor mucedo Hidup pada kotoran ternak
 Rhizopus nigricans Menghasilkan asam fumarat, pemasak buah
 Rhizopus nodusus Menghasilkan asam laktat.

17
2. Divisi Ascomycota

Ciri-ciri Ascomycota :

1. Hidup saprofit, parasit atau bersimbiosis


2. Tubuhnya ada yang uniseluler seperti Saccharomyces dan ada yang multiseluler
dengan hifa bersekat dan bercabang-cabang.
3. Reproduksi aseksual dengan membentuk konidiospora yang dihasilkan oleh struktur
yang disebut konidium sedangkan reproduksi seksual dengan membentuk askospora
di dalam askus. Umumnya askus tersebut dibentuk dalam tubuh buah yang disebut
askokarp.

a) Daur Hidup Ascomycota atau Reproduksinya

Didalam daur hidupnya, Ascomycota uniseluler ataupun multiseluler yang dapat


bereproduksi dengan secara aseksual (vegetatif) serta juga reproduksi secara seksual
(generatif). Berikut ini adalah uraian reproduksi secara aseksual serta juga seksual.

 Reproduksi Aseksual Ascomycota

Reproduksi dengan secara aseksual tersebut berdasarkan uniseluler yang dilakukan


dengan melakukan pembelahan sel atau juga pelepasan tunas dari sel induk. Tunas yang
terlepas tersebut akan menjadi suatu sel jamur yang baru. tetapi, jika tidak terlepas maka sel
tunas tersebut akan membentuk suatu rantai pseudohifa (hifa semu).

 Ascomycota Multiseluler

Bereproduksi aseksual dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu fragmentasi hifa serta
pembentukan spora aseksual konidiospora. Hifa dewasa yang terputus menjadi hifa jamur
baru. Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai konidia).
Pada ujung konidiofor terbentuk spora yang diterbangkan oleh angin yang disebut konidia.
Konidia mempunyai jumlah kromosom yang haploid (n). Hifa akan bercabang-cabang
membentuk miselium yang haploid (n).

18
3. Divisi Basidimycota

Divisi Basidiomycota beranggotakan sekitar 25.000 spesies. Jamur ini mudah dikenal
karena umumnya memiliki tubuh buah seperti payung. Walaupun sebagian jamur divisi ini
dapat dikonsumsi, beberapa jamur dapat pula mematikan.

Beberapa anggota dari genus Amanita mengandung racun yang sangat mematikan.
Beberapa jenis Basidiomycota juga dapat membahayakan tumbuhan, misalnya menyebabkan
kematian pada tanaman lading. Basidiomycota umumnya melakukan reproduksi secara
seksual dalam siklus hidupnya. Basidiomycota melakukan konjugasi dalam kondisi yang
menguntungkan dan membentuk miselium. Di bagian bawahnya terdapat bentuk seperti
insang yang memproduksi sel diploid yang disebut basidia. Basidia membentuk basidiospora
melalui meiosis dan melepaskan miliaran basidiospora ke udara atau ke air (Pratiwi, 2008).

a) Contoh Spesies Divisi Basidimycota

 Puccinia Graminis
 Jamur Merang (Volcariella Volvacea)
 Ustilago maydis
 Jamur Kuping
 Amanita Muscaria

4. Divisi Deuteromycota

Siklus hidup: reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan


hifa khusus disebut konidiofor. Kemungkinan jamur ini merupakan suatu perkembangan
jamur yang tergolong Ascomycocetes ke Basidiomicetes tetapi tidak diketahui hubungannya.

a) Ciri ciri Jamur

a) Fungi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berupa benang tunggal/bercabang (hifa). Kumpulan hifa disebut sebagai miselium.


2. Mempunyai spora
3. Memproduksi spora
4. Tidak memiliki klorofil, sehingga tidak berfotosintesis
5. Berkembang biak secara seksual dan aseksual
6. Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung khitin, glukan, selulosa, dan manna.

19
b) Contoh jamur Divisi Deuteromycota

 Aspergillus Merupakan jamur yang hidup pada medium dengan derjat keasaman dan
kandungan gula tinggi.
 Epidermophyton dan Mycosporium : Kedua jenis jamur ini merupakan parasit pada
manusia. Epidermophyton menyebabkan penyakit kaki pada atlit, sedangkan
Mycosporium penyebab penyakit kurap.
 Fusarium, Verticellium, dan Cercos : Ketiga jenis jamur ini merupakan parasit
pada tumbuhan. Jamur ini jika tdaik dibasmi dengan fungisida dapat merugikan
tumbuhan yang diserangnya.

20
BAB III

METODELOGI

A. Waktu dan Tempat


Praktikum tentang “Kelompok Tumbuhan-Tumbuhan Lumut, Jamur dan Tumbuhan
Paku” bertempat 3 wilayah yaitu dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 September 2021 pukul
09:00 s/d 15.00 WIB wilayah Kel.Jogoboyo Kec. Lubuklinggau utara 2, Wilayah Taman
Olahraga Silampari Kec.air kuti, dan Pada hari Minggu, 26 September 2021 pukul 09:00 s/d
10.00 WIB Desa Lawung Agung Kec.Rupit.

B. Alat dan Bahan


Kamera HP dan Jenis-Jenis Tumbuhan paku, Jamur serta Lumut.

C. Cara Kerja
1. Siapakan kamera hp
2. Cari tanaman paku, lumut dan fungi
3. Jika sudah di dapati ambil gambar menggunakan kamera hp
4. Lalu deskripsikan tanaman paku, lumut dan fungi tersebut

21
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tumbuhan Paku

1) Paku rane Klasifikasi


Kingdom : Plantae
Divisi :Lycopodiophyta
Kelas :Lycopodiopsida
Ordo :Selaginellales

Famili :Selaginellaceae
Genus :Selaginella
Spesies:Sellaginellawilldenowii
(Desv.) Backer

Deskripsi :
Paku rane halusiniditemukan di pinggir jalan waringin dibawah pohon dan
lembab.Paku ini hidupnya berumpun dengan akar berwarna putih keabu-abuan, batang tegak
berwarna coklat, daunnya kecil berwarna hijau. Termasuk kedalam paku tanah karena
tumbuh di tanah yang lembab.

2) Suplir Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi :Pteridophyta
Kelas :Pteridopsida
Ordo :Pteridales
Famili :Pteridaceae
Genus :Adiantum
Spesies :A. trapeziforme

Deskripsi :
Paku Suplir adalah sejenis tanaman hias dari sekelompok paku-pakuan.Tangkai ental
berwarna hitam mengkilap seperti rambut yang kaku, ukuran daunnya besar dan berbentuk

22
serupa trapezium. Dapat hidup diperkarangan rumah dikarenakan berkembangbiak dengan
spora, termasuk ke dalam paku tanah karena dapat hidup di tanah yang lembab.

3) Paku ekor kuda Klasifikasi


Kingdom : Plantae
Divisi :Pteridophyta
Kelas :Equisetopsida
Ordo :Equisetales

Famili :Equisetaceae
Genus : Equisetum
Spesies :Equisetum arvense

Deskripsi :
Paku ini ditemukan di depan rumah karena ditanam didalam pot. Terna berukuran
kecil, batangnya berwarna hijau dapat bercabang, beruas-ruas, berlubang ditengahnya,cabang
duduk mengitari batang utama.Daun tidak berkembangbaik hanya menyerupai sisik yg
duduk berkarang menutupi ruas. Hidup ditanah yang basah, karena batangnya yg berongga
membantu adaptasi pada lingkungan ini. Dapat hidup di perkarangan rumah karena
berkembangbiak dengan spora, termasuk kedalam paku tanah karena tumbuh pada tanah
yang lembab, paku ekor kuda dapat dijadikan obat-obatan.

4) Paku sarang burung Klasifikasi


Kingdom : Plantae
Divisi :Pteridophyta
Kelas :Polypodiopsida
Ordo :Polypodiales

Famili :Aspleniaceae
Genus :Asplenium
Spesies :A. nidus

23
Deskripsi :
Ditemukan ditempat yang lembab yaitu di dekat kolam, paku ini hidup epifit dengan
akar yang kuat, dibagian bawahnya terdapat kumpulan akar yang besar dan rambut berwarna
coklat. Tangkai daun berwarna hitam, tekstur daun seperti kertas, dapat hidup didekat kolam
dikarenakan tempatnya yang lembab dengan spora, termasuk kedalam paku tanah dan paku
pohon. Paku sarang burung yang kami temukan ini termasuk kedalam paku tanah karena
tumbuh di atas tanah.

5) Pakis Kecil Klasifikasi


Kingdom : Plantae
Divisi :Polipodiophyta
Kelas :Polipodiopsida
Ordo :Polipodiales
Family :Thelypteridaceae
Genus :Christella
Spesies :C. dentate

Deskripsi :
Pakis Kecil ini Ditemukan di tempat tanah yang lembab. Daun berupa majemuk,
tangkai daun berwarna hijau, bagian atas bertekuk, ujung pangkal daun berlekuk, tekstur
daun tipis, termasuk kedalam paku tanah karena tumbuh pada tanah yang lembab. Termasuk
kedalam tumbuhan herba.

6) Paku resam Klasifikasi


Kingdom : Plantae
Divisi :Pteridophyta
Kelas :Gleicheniopsida
Ordo :Gleicheniales

Famili :Gleicheniaceae
Genus :Gleichenia
Spesies :Gleichenialinearis

24
Deskripsi :
Tanaman paku ini ditemukan dibawah pohon rindang dan ditempat yang lembab.
Memiliki percabangan yang khusus sehingga masing-masing cabang akan mempunyai
cabang lagi sampai menutup tanah. Tunas yang tumbuh dari akar akan berwarna hijau pucat
yang ditutupi oleh bulu-bulu warna hitam, batangnya keras berkayu. Sori terdapat pada setiap
anak daun dan persebarannya terbatas disepanjang tulang daunnya. termasuk kedalam paku
tanah karena tumbuh pada tanah yang lembab.

8) Pakulaut Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas :Pteridopsida
Ordo :Pteridales
Famili : Pteridaceae
Genus :Acrostichum
Spesies :Acrostichumaureum

Deskripsi :
Paku laut memiliki batang pendek dan bersisik, memiliki daun tunggal, daun paku
laut berbentuk lembaran besar yang memanjang, paku laut dapat mentoleransi lingkungan.
Pada tanaman paku laut yang kami dapatkan ditemukan dipinggiran sungai dengan tanah
yang lembab.

9) Paku Kawat Klasifikasi


Kingdom: Plantae
Divisi : Lycophyta
Kelas : Lycopodiopsida
Ordo :Lycopodioales
Famili : Lycopodioceae
Genus : Lycopodiella
Spesies : Lycopodiella cernua

25
Deskripsi :
Paku kawat memiliki ciri-ciri: Berdaun kecil dengan susnan spiral, batang seperti
kawat, sporangium muncul di ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus (kerucut),
mengasilkan satu dan dua jenis spora, dapat hidup di daerah tropis, seperti digambar hidup
menempel pada kulit pohon namaun tidak bersifat parasit, termasuk ke dalam paku tanah dan
paku pohon.

10) Paku Sisik Naga Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales

Famili : Polypodiaceae
Genus : Drymoglossum

Spesie :D. Piloselloides

Deskripsi :
Tumbuhan paku sisik naga termasuk kedalam tumbuhan paku yang tumbuh secara
memanjang atau hidup menempel dipohon, rhizoma melekat kuat pada batang pohon,
memiliki daun tunggal, daun sisik naga tumbuh dengan jarak yang cukup pendek memiliki
daging yang cukup tebal, berbentuk bundar, memiliki warna hijau tua, daun sisik naga
memiliki rambut atau bulu dibagian bawah.

11) Paku Pedang Klasifikasi


Kigdom : Plantae
Divisi :Polypodiophyta
Kelas : Polypodisida
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus :Neophrolepis
Spesies : Neophrolepis Exaltata

26
Deskripsi :
Paku Pedang tidak mempunyai batang sesungguhnya, akar rimpang tegak dan
bersisik, daunya lebat, daun majemuk. Termasuk kedalam tanaman herba. Termasuk kedalam
paku tanah dan paku epirit. Dapat tumbuh di dalam pot karena kondisi tanah lembab.

B. Tumbuhan Fungi
1) ganoderma Boninense Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Thallophyta
Kelas : Homobasiodiomycetes
Ordo : Homobasiodioales

Famili :Ganodermaceae
Genus : ganoderma
Spesies :ganoderma Boninense

Deskripsi :
Ganoderma ini berwarna ungu tua menjadi hitam dan memiliki batang panjang sekitar
8 inci, bentuknya seperti piring. Pada ganoderma yang kami temukan ini sudah tua sehingga
berwarna putih coklat.

2) Ganoderma applanatum Klasifikasi


Kingdom : Fungi
Divisi :Thallophyta
Kelas : Eumycetes
Ordo : Himenomycetales
Famili :Polyporaceae
Genus :Ganoderma
Spesies :Ganoderma applanatum

27
Deskripsi :
Ganoderma yang tidak memiliki batang dan tubuh di atas batang-batang kayu. Jamur
yang baru tumbuh berwarna kuning muda kecoklatan, dan akhirnya ketika tua berubah
menjadi coklat. Tumbuh di batang pohon.

3) Psilocybe Cubensis Klasifikasi


Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Hymenogastraceae
Genus : Psilocybe
Spesie : Psilocybe Cubensis

Deskripsi :
Psilocybe Cubensis memiliki badab buah yang kecil seperti tudung yang berukuran
0,5-4 cm, cembung, bagian tengahnya menonjol, berwarna kecoklatan. Mempunyai bilah
adnexed, adnate, warna akan berubah menjadi coklat gelap semakin tua basidiopore, tepi
mejadi coklat putih karena adanya sistidia, batang tipis, mudah dipatahkan, gundul, berwarna
coklat. Jamur ini dapat tumbuh dan berkembang pada kotoran hewan sapi. Jamur ini tidak
layah untuk dimakan.

4) Jamur Ling Zhi Klasifikasi


Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Ganodermataceae
Genus : Ganoderma
Spesie : Ganoderma Lucidum

Deskripsi :

28
Jamur Ling Zhi meiliki tubuh yang keras dengan permukaan yang tidak rata dan
pinggirannya bergelombang, berbentuk setengah lingkaran berwarna orange, tumbuh di
batang pohon. Memiliki senyawa organik seperti polisakarida, asam amino, protein, triterpen,
asam askobat, sterol, lipid, alkaloid dan riboflavin yang mampu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh manusia sehingga jamur ini dapat dikonsumsi.

5) Jamur Grigit Klasifikasi


Kingdom : Plantae
Divisi :Amasrigomycota
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Aphyllophorales
Famili :Schizophyllaceae
Genus :schizophyllum
Spesie :S. Commune FR

Deskripsi :
Jamur grigit memiliki tubuh buah dalam jumlah banyak, berukuran kecil, berwarna
putih kusam, berbentuk kipas, hidup secara bergerombolan tumbuh di batang pohon yang
sudah mati dan jamur ini dapat dimakan karena terdapat protein di dalamnya , jamur ini
sangat mudah untuk di budidaya.

6) Ganoderma applanatum Klasifikasi

Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agariocomycetes
Ordo : Polyporales

Famili : Ganodermataceae
Genus : Ganoderma
Spesies : Ganoderma applanatum

Deskripsi :

29
Ganoderma applanatum merupakan kelompok jamur yang termasuk famili
polyporaceae, memiliki bentuk tubuh buah (thallus) seperti kipas atau berbentuk setengah
lingkaran yang bergelombang berwarna kuning kecoklatan

7) Jamur Tiram Klasifikasi


Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili :Tricholomataceae
Genus :Pleurotus
Spesies :Pleurotusostreatus

Deskripsi :
Jamur tiram berbentuk membulat, lonjong serta melengkung seperti cangkak tiram.
Berwarna putih mempunyai tudung yang berdiameter 4-5 cm, jamur ini berdaging tebal,
mempunyai spora untuk perkembangbiakan, tidak memiliki klorofil sehingga tidak
melakukan fotosintesis, jamur memperoleh makanan secara heterotrof dengan cara
mengambil makanan dari bahan organik lain. Tumbuh di batang phon secara alami. Jamur ini
dapat dikonsumsi

C. Tumbuhan Lumut

1) Lumut Daun Klasifikasi


Kingdom : Plantae
Divisi :Bryophyta
Kelas : Bryiopsida
Ordo : Bryopceales
Famili :Bryopceae
Genus :Bryopsida
Spesies :Bryopsida sp.

Deskripsi :

30
Lumut daun memiliki akar berwarna coklat, batang berwarna hijau tua asal dari
perkembangbiakan akar, tetapi pada lumut daun yang kami temui belum memiliki batang,
daun seperti lembaran dan tersusun dengan spiral, tumbuh di tembok yang lembab. Manfaat
lumut ini dapat menjaga kelembaban melalui penyerapan dan penyimpanan air dan dapat
menjadi bioindikator penecemaran lingkungan.

2) Lumut Daun Klasifikasi


Kingdom : Plantae
Divisi :Bryophyta
Kelas : Bryiopsida
Ordo : Bryopceales
Famili :Bryopceae
Genus :Bryopsida
Spesies :Bryopsida sp.

Deskripsi :
Lumut daun memiliki akar berwarna coklat, batang berwarna hijau tua asal dari
perkembangbiakan akar, daun berbentuk seperti lembaran dan tersusun secra spiral, berwarna
hijau. pada lumut daun yang kami temui sudah memiliki batang dan daun. Manfaat lumut ini
dapat menjaga kelembaban melalui penyerapan dan penyimpanan air dan dapat menjadi
bioindikator penecemaran lingkungan

31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Tumbuhan tingkat rendah memiliki ciri-ciri, antara lain yaitu: Berthallus sehingga
disebut Tumbuhan thalophyta, organ masih sangat sederhana, belum mempunyai jaringan
pengangkutan. Tumbuhan paku (Pteridophyta) mempunyai akar, batang, dan daun sejati dan
terdapat berkas jaringan pengangkut. Jamur/fungi merupakan organisme eukariotik yang
memiliki dinding sel dan pada umumnya tidak motil. Karakteristik ini menyerupai tumbuhan
namun fungi tidak memiliki klorofil. Dengan demikian fungi tidak dapat
melaakukan fotosintesis menghasilkan bahan organik dari karbondioksida dan air. Sehingga
fungi disebut sebagai organisme heterotof dan sifat heteretof menyerupai sel hewan.
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan dengan bentuk tubuh peralihan antara talus dengan
kormus, tidak memiliki pembuluh angkut, mengalami metagenesis, generasi gametofit lebih
dominan, menghasilkan spora, hanya mengalami pertumbuhan memanjang, tumbuh terutama
di tempat yang lembap dan teduh.

Pada praktikum lapangan yang kami lakukan, kami mendapatkan 11 spesies tanaman
paku, 7 spesie Fungi, dan 1 spesies lumut tetapi memikili karakteristik yang berbeda,
sehingga total keseluruhan berjumlah 19 spesies Tanaman Cryptogamae.

32
DAFTAR PUSTAKA

Gembong, T. 2014. TAKSONOMI TUMBUHAN. Yogyakarta : Gadjah Mada University press

Guru pendidikan.2021.Kingdom Fungi (Klasifikasi Jamur).Artikel Online. (diakases pada


tanggal 28 september 2021)

Samhis Setiawan.2021. Pengertian dan Ciri Tumbuhan Lumut. Artikel Online. (diakses
tanggal 28 September 2021).

33

Anda mungkin juga menyukai