Anda di halaman 1dari 28

BAHAN AJAR

KELAS X
SEMESTER II
DAFTAR ISI

Daftar isi......................................................................................................... i

1. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar.......................................................... 3


2. Kompetensi Inti........................................................................................ 3
3. Kompetensi Dasar dan indikator ............................................................. 4
4. Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 5
5. Materi Pembelajaran
I. Pendahuluan...................................................................................... 5
II. Uraian Materi...................................................................................... 6
II.1. Bryophyta ( Tumbuhan Lumut)................................................ 6
II.2. Pteridophyta ( Tumbuhan Paku)............................................. 9
II.3. Spermatophyta ( Tumbuhan Berbiji)....................................... 16
II.4. Peranan Tumbuhan Dalam Kehidupan................................... 22
II.5. Uji Kompetensi......................................................................... 23
III. Penutup.............................................................................................. 25
6. Sumber Rujukan ..................................................................................... 26

2
1. PETUNJUK PENGGUNAAN BAHAN AJAR

1. Setiap siswa harus membaca bahan ajar sebelum pembelajaran dimulai


2. Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa harus memperhatikan penjelasan yang
diberikan oleh guru
3. Kerjakan soal-soal yang diberikan pada bahan ajar
4. Setelah anda selesai dengan mengerjakan soal lakukan uji diri dengan kunci
jawaban yang dapat diminta guru
5. Usahakan kuasai 80% dari setiap kegiatan, jika belum maka ulangi kembali
membahas bahan ajar
6. Jika ada pertanyaan atau hal yang tidak dimengerti mintalah bantuan guru untuk
menjelaskannya

2. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

3
3. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
KD 3 KD 4
3.8 Mengelompokkan tumbuhan ke dalam 4.8 Menyajikan laporan hasil pengamatan
divisio berdasarkan ciri-ciri umum, dan analisis fenetik dan filogenetik
serta mengaitkan peranannya dalam tumbuhan serta peranannya dalam
kehidupan. kehidupan

IPK IPK
Pertemuan 1 Pertemuan 1

3.8.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum


plantae. -

3.8.2 Membedakan tumbuhan lumut, paku


dan biji berdasarkan ciri-cirinya.

Pertemuan Ke 2 Pertemuan Ke 2

3.8.3 Mengklasifikasi pada tumbuhan


lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan
biji. -

3.8.4 Menjelaskan cara-cara


perkembangbiakan tumbuhan lumut,
paku dan biji.

Pertemuan Ke 3 Pertemuan Ke 3

3.8.5 Membuat charta perkembangbiakan 4.8.1 Menyajikan data contoh plantae


dan siklus hidup tumbuhan lumut, Indonesia yang memiliki nilai
tumbuhan paku dan tumbuhan biji. ekonomi tinggi untuk berbagai
kebutuhan.
3.8.6 Menemukan peranan berbagai jenis
Plantae tertentu yang ada di lingkungannya
terhadap ekonomi dan lingkungan.

4
4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan kajian pustaka dan diskusi serta pengamatan terhadap gambar
yang telah disediakan diharapkan peserta didik dapat:
1. Mengidentifikasi ciri-ciri umum plantae.
2. Membedakan tumbuhan lumut, paku dan biji berdasarkan ciri-cirinya.
3. Mengklasifikasi pada tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan biji.
4. Menjelaskan cara-cara perkembangbiakan tumbuhan lumut, paku dan biji.
5. Membuat charta perkembangbiakan dan siklus hidup tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan
tumbuhan biji.
6. Menemukan peranan berbagai jenis Plantae tertentu yang ada di lingkungannya terhadap
ekonomi dan lingkungan.

5. MATERI

I. PENDAHULUAN

Sejauh mata memandang yang terlihat adalah hamparan hijau. Itulah pemandangan di
daratan yang dipenuhi oleh berbagai macam tumbuhan. Berbagai tumbuhan sering kamu jumpai
di lingkungan sekitar kamu. Apabila kamu perhatikan, ternyata ada banyak tanaman dengan
beragam bentuk batang, bunga, maupun buah. Dunia tumbuh-tumbuhan dikenal sebagai Kingdom
Plantae. Dimana tumbuhan merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang banyak
dimanfaatkan manusia. Hewan pun bergantung pada tumbuhan sebagai sumber energi. Dalam
klasifikasi, makhluk hidup apa saja yang tergolong sebagai tumbuhan?

Dunia tumbuhan atau kingdom Plantae beranggotakan semua organisme eukariotik


multiseluler fotosintetik yang memiliki klorofil a dan b, menyimpan karbohidrat yang biasanya
berupa tepung, dan embrionya dilindungi oleh jaringan tumbuhan parental. Dunia tumbuhan
dikelompokkan menjadi tumbuhan tidak berpembuluh (Atracheophyta) dan tumbuhan
berpembuluh (Tracheophyta). Tumbuhan Atracheophyta adalah kelompok lumut, sedangkan
kelompok Tracheophyta adalah kelompok paku- pakuan dan tumbuhan berbiji.

Dunia tumbuhan dapat dipelajari jika kamu telah memahami ciri-ciri tumbuhan dan
klasifikasi makhluk hidup. Yang akan kita bahas tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku
(Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta).

5
II. URAIAN MATERI

1. BRYOPHYTA
( TUMBUHAN LUMUT)

Coba kamu perhatikan dinding, genteng, tanah, atau batu di tempat yang teduh dan
lembab. Jika kam u menemukan adanya hamparan seperti beludru berwarna hijau, itulah salah
satu jenis lumut. Bila diamati dengan cermat, tubuh lumut tidak memiliki bentuk seperti
tumbuhan pada umumnya, yaitu berakar, berbatang, dan berdaun.

Gbr. 1. Struktur Tumbuhan Lumut

6
Adapun ciri-ciri dan sifat lumut dapat disebut sebagai berikut:
 Habitat adalah didarat yang lembab atau basah. Hidup dengan melekat (epifit) dan ada pula
yang epifil.
 Organ tubuhnya sudah lengkap, yaitu akar yang berupa rhizoid, batang dan daun, susunan
tubuhnya umumnya lebih komplek dari pada Thallophyta.
 Mengalami metagenesis, yaitu suatu pergiliran keturunan antara fase sporofit dan
gametofit.
 Sporofit merupakan keturunan generatif, berupa badan penghasil spora yang disebut
sporogonium. Sporofit ini tumbuh pada gametofit dan mendapat makanan darinya.
 Diujung sporofit terdapat pembesaran adalah sporangium (kotak spora) fase gametofit
lebih dominant.
 Daun lumut kecil, terdiri atas selapis sel, kloroplas berbentuk jala. Di dalam daun terdapat
sel yang besar dan mati sebagai tempat menyimpan air.
 Akar, terdiri dari selapis sel yang bersekat dan tidak mempunyai berkas pengangkut (fasis)
berfungsi sebagai alat untuk menempel dan menyerap air serta garam mineral dari
substratnya. Akar lumut disebut rhizoid.
 Batang, pada golongan lumut hati (Hepaticae) tidak ditemukan, sedang pada lumut daun
ditemukan batang silindris.
Tumbuhan lumut berkembang biak secara aseksual dan seksual (vegetatif dan generatif).
Pada umumnya, lumut berkembang biak secara seksual. Sel gamet berkembang dalam struktur yang
disebut gametangia, Gametangia jantan disebut anteridium yang menghasilkan sperma berflagela.
Gametangia betina disebut arkegonium yang menghasilkan sel telur (ovum). Sperma berflagela
memerlukan air untuk berenang dari anteridium ke arkegonium untuk membuahi sel telur.
Dalam siklus hidupnya, tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan. Selama siklus ini,
tumbuhan lumut mengalami pergantian generasi, yaitu dari generasi sporofit (diploid) ke generasi
gametofit (haploid). Pada tumbuhan lumut generasi yang dominan adalah gametofit. Sementara itu,
sporofit berukuran lebih kecil dan hidup lebih singkat daripada gametofit. Setelah sperma berenang
ke arkegonium dan membuahi sel telur, hasil zigot membelah dengan cara mitosis dan berkembang
menjadi sporofit embrionik di dalam arkegonium. Pada perkembangan selanjutnya, sporofit menjadi
suatu tangkai panjang yang dasarnya (pangkalnya) melekat pada arkegonium. Setelah dewasa, suatu
sporangium akan terbentuk di ujung tangkai dan spora haploid berkembang  terhambur. Spora-spora
tersebut berkecambah melalui pembelahan mitosis dan membentuk struktur yang dikenal dengan
nama protonema. Protonema akan menghasilkan tunas-tunas yang akhirnya berkembang menjadi
gametofit dewasa yang melengkapi siklus hidup tumbuhan lumut.

7
Perhatikan skema daur hidup Bryophyta berikut:

Gbr. 2. Skema Metagenesis Tumbuhan Lumut

Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoseus). Jika
terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioseus). Gerakan spermatozoidke arah ovum
berupakan gerak kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkan
oleh sel telur.

Jenis lumut yang sudah diidentifikasi berjumlah sekitar 16.000 spesies. Pengelompokan
berbagai spesies lumut menghasilkan tiga kelas, yaitu:

1. Kelas Hepaticopsida (Lumut hati)


Lumut hati berbentuk lembaran, hidup menempel di atas permukaan tanah yang lembab atau
terapung di atas air. Di tebing – tebing basah sering terdapat lumut ini. Lumut hati meliputi 6.000
spesies dengan ciri belum dapat dibedakan antara daun, batang, dan akar. Tubuh lumut hati tersusun
dari struktur yang berbentuk pipih dan hati. Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga terlihat
layaknya lobus pada hati. Di dalam sporangium, ada sel yang berbentuk gulungan yang disebut
dengan elatera. Elatera akan terlepas ketika kapsul terbuka, sehingga dapat membantu dalam
memencarkan spora. Dalam reproduksi seksual, terdapat lumut hati mempunyai gametangium yang
terdapat pada anteridiofor dan arkeogoniofor.
Arkegoniofor itu berbentuk patung atau cakram dengan tepi yang melengkung ke bagian
dalam seperti jejari. Pada bagian bawah cakram itu terdapat arkegonium yang menghasilkan sel
telur. Anteridiofor yang memiliki bentuk seperti cawan dengan tepi yang berlekuk tidak dalam.
Pada bagian atas anteridiofor, terdapat anteridium untuk menghasilkan spermatozoid yang memiliki
flagel dua.
8
Jika ovum dibuahi oleh spermatozoid akan menghasilkan zigot yang akan bekembang
menjadi sporofit. Sporofit terletak tersembunyi di bawah cakram arkegoniofor. Sporofit (2n)
kemudian akan membentuk sporogium yang akan menghasilkan spora haploid (n). Contohnya
adalah Ricciocarpus dan Marchantia.

2. Kelas Anthoceratopsida (Lumut tanduk)

Lumut tanduk berhabitat di tepi sungai, danau, atau di sepanjang selokan. Seperti halnya
lumut hati, lumut tanduk juga mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis. Bangsa ini hanya
memuat beberapa marga yang dimasukkan dalam satu golongan saja, yaitu suku Anthocerotales.
Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh. Sel-selnya hanya mempunyai
satu kloroplas hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid besar. Pada sisi bawah talus
terdapat stoma denga 2 sel penutup berbentuk ginjal. Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium
berbentuk sebagai rhizoid, melekat pada talus gametofitnya. Sporogonium tidak bertangkai,
mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm. Berdasarkan analisis asam nukleat,
ternyata lumut ini berkerabatan paling dekat dengan tumbuhan berpembuluh (vaskuler) dibanding
dari kelas lain pada tumbuhan lumut. Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya.
Sporofit pada lumut ini membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Habitatnya di
daerah yang mempunyai kelembaban tinggi. Sepanjang poros sporogonium terdapat jaringan yg
terdiri atas beberapa deretan sel mandul yang disebut Kolumela diselubungi oleh jaringan yg
kemudian menghasilkan spora, disebut Arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang
disebut elatera. Keunikan lumut tanduk dibandingkan lumut lain yaitu masaknya kapsul spora pada
sporogonium tidak bersamaan, melainkan dimulai dari atas dan berturut-turut sampai bagian bawah.
Dinding sporogonium mempunyai stoma dengan dua sel penutup.

3. Kelas Bryopsida (Lumut daun/sejati)

Lumut sejati tumbuh di tanah, tembok, dan tempat-tempat yang terbuka. Batangnya tegak,
bercabang – cabang dan berdaun kecil-kecil. Adapula yang seperti beludru hijau. Contohnya
adalah Polytrichum dan Sphagnum. Seperti organisme lain, lumut dapat memberikan manfaat
bagi manusia jika diketahui potensi yang dikandungnya.

Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami
kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di
rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air. Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-
rawa yang membentuk rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas
sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati berubah menjadi gambut yang
membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini bermanfaat untuk menggemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Karena habitatnya sangat luas, maka
tubuhnya pun mempunyai struktur yang bermacam-macam. Di daerah kering, badan lumut ini
dapat berbentuk seperti bantalan, sedangkan yang hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti
lapisan permadani. Lumut di daerah lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer.
9
Lumut ini hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru banyak
melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar. Lumut daun merupakan tumbuhan yang
berdiri tegak, kecil, dan letak daunnya tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral.

Pada lumut daun, alat-alat kelaminnya terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang-
cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Ada lumut daun berumah
satu, yaitu jika terdapat anteridium dan arkegonium, sedangkan yang bersifat berumah dua jika
kumpulan anteridium dan arkegonium terpisah tempatnya. Apabila anteridium ini sudah masak,
maka akan membuka pada ujungnya, hal ini terjadi karena sel-sel dinding yang letaknya di ujung
menjadi berlendir dan mengembang sehingga kutikulanya pecah. Hal tersebut juga terjadi pada
arkegonium yang sel telurnya telah siap untuk dibuahi. Pada arkegonium, tepi bagian dindingnya
terbuka dan akan membengkok ke luar dan berbentuk seperti corong. Apabila ada hujan, air ini
sangat membantu spermatozoid menuju sel telur, dan sel telur ini menghasilkan sakarose untuk
menarik spermatozoid dan gerakannya disebut sebagai gerak kemotaksis. Setelah terjadi
pembuahan, akan terbentuk zigot, selanjutnya akan berkembang menjadi embrio kemudian
berkembang menjadi sporofi

Gbr. 3. Klasifikasi Tumbuhan Lumut

10
2. PTERIDOPHYTA
( TUMBUHAN PAKU)

Kamu mungkin pernah makan sayur pakis. Pakis merupakan istilah lain untuk tumbuhan
paku.Tumbuhan paku merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang tertua yang masih dapat
dijumpai di daratan. Tumubuhan berkormus adalah tumbuhan yang memiliki batang, akar, dan
daun yang sebenarnya. Artinya, batang, akar, dan daunnya sudah memiliki pembuluh angkut
xilem dan floem. Masih ingatkah kalian apafungsi pembuluh angkut xilem dan floem? Fosil
tumbuhan paku dijumpai pada batu- batuan zaman karbon, diperkirakan hidup 345 juta tahun
yang lalu.

Gbr.1. Struktur Tumbuhan Paku

Adapun ciri-ciri tumbuhan paku adalah sebagai berikut:


 Sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang jelas.
 Pada batang sudah terdapat jaringan pengangkut, dengan sistem konsentris.
 Terjadi metagenesis.
 Generasi sporofit mempunyai akar sejati, berumur panjang dan merupakan keturunan
generatif.
 Generasi gametofitnya adalah protalium, tidak mempunyai akar sejati, serta mempunyai
anteridium dan arkegonium.
 Embrionya berkutub satu
 Ujung daun paku yang muda umumnya menggulung.
 Akar paku berupa akar serabut, terdapat kaliptra, tipe pembuluh angkut konsentrik.
 Batang umumnya berupa akar tongkat, kecuali pada paku tiang dan sejenisnya.
 Daun paku dapat dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil, tetapi dapat juga dibedakan
menjadi sporofil dan tropofil.

11
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan dikenal 3 jenis tumbuhan paku, yaitu:
1. Paku Homospora (Isospora)
Merupakan kelompok tumbuhan paku yang hanya menghasilkan satu jenis spora saja, misalnya
paku kawat (Lycopodium clavatum).

Gbr. 2. Paku kawat (Lycopodium clavatum)


2. Paku Heterospora
Merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yaitu: mikrospora
(jantan) dan makrospora (betina), misalnya paku rane (Selaginella wildenowii) dan semanggi
(Marsilea crenata).

Gbr.3. Paku rane (Selaginella wildenowii) dan Semanggi (Marsilea


crenata)

12
3. Paku Peralihan
Merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan spora yang bentuk dan
ukurannya sama (isospora) tetapi memiliki fungsi berbeda yaitu sebagian jantan dan sebagian
betina (heterospora), misalnya paku ekor kuda (Equisetum debile).

Gbr. 4. Paku ekor kuda (Equisetum debile)


Tumbuhan paku mengalami daur hidup seperti halnya tumbuhan lumut. Namun, pada
tumbuhan paku, generasi sporofit adalah adalah generasi yang dominan dalam daur hidupnya.
Tumbuhan paku diklasifikasikan berdasar ciri tubuhnya menjadi empat subdivisi, yaitu:

1. Paku Purba/Telanjang (Psilopsida)


Dikatakan telanjang karena tidak berdaun atau daunnya kecil, ada pula yang tidak berakar
sejati. Kebanyakan hidup di zaman purba dan ditemukan dalam bentuk fosil. Ada satu jenis yang
sekarang masih ada tetapi hampir punah, yaitu Psilotum. Paku purba merupakan tumbuhan paku
yang bersifat homospora dan sudah hampir punah. Tumbuhan ini sama sekali tidak berakar,
hanya mempunyai tunas-tunas dalam tanah berupa rhizoid. Pada bagian batangnya, tumbuh daun-
daun kecil berbentuk sisik dan tidak bertulang daun. Protalium tumbuhan paku ini berukuran
beberapa sentimeter saja, berbentuk silindris dan bercabang, tidak berwarna,s erta hanya dapat
hidup dalam tanah dan bersimbiosis dengan jamue mikoriza. Gametofit paku purba tidak
memiliki klorofil dan mengandung anteridium dan arkegonium.

Gbr.5. Paku Purba (Psilotum)

13
2. Paku Kawat (Lycopsida)
Lycopsida memiliki ciri-ciri: berdaun kecil dan tersusun spiral, sporangium muncul di
ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus (kerucut). Batangnya seperti kawat. Pada paku
kawar gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil sehingga memperoleh makanan dari jamur
yang bersimbiosis dengannya. Tumbuhan paku kawat ada yang uniseksual seperti Selaginella sp
dan ada yang biseksual seperti Lycopodium sp.

Kelompok ini memiliki daun yang sangat banyak dan berukuran kecil yang tersusun secara
spiral. Daunnya tidak bertangkai, tetapi memiliki satu tulang daun. Batang dan akar-akarnya
bercabang-cabang menggarpu. Hidup menempel pada tumbuhan lain, tetapi tidak bersifat parasit.
Umumnya berupa terna kecil yang sering dimanfaatkan dalam pembuatan karangan bunga hias.
Batangnya memiliki berkas pengangkut yang masih sederhana , tumbuh tegak atau ebrbaring
dengan cabang-cabang yang tumbuh menjulang keatas. Daun-daunnya berambut, berbentuk garis
atau jarum. Akar-akarnya bercabang-cabang menggarpu. Protaliumnya hidup didalam tanah,
berbentuk seperti umbi kecil yang berwarna keputih-putihan dan bersifat saprofit.

Contohnya: Lycopodium, Selaginella, dan Isoetes.

Gbr. 6. Lycopodium
3. Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)
Sphenopsida memiliki ciri-ciri: daun kecil, tunggal dan tersusun melingkar. Sporangium
terdapat dalam strobilus (kerucut). Contohnya: Equisetum dan Calamites. Gametofit paku ekor
kuda berukuran kecil (hanya beberapa milimeter) dan mengandung klorofil sehingga dapat
berfotosintesis. Gametofit ada yang menghasilkan alat kelamin jantan (anteridium), ada pula yang
menghasilkan alat kelamin betina (arkegonium). Gametofit jantan tumbuh dan spora jantan,
sedangkan gametofit betina tumbuh dari spora betina. Sphenopsida tumbuh melimpah pada masa
Karboniferus, dengan ukuran yang besar dan tingginya mencapai 15 m. Sphenopsida merupakan
pembentuk endapan batubara.

14
Gbr.7. Equisetum

4. Paku Sejati (Pteropsida)


Pteropsida merupakan tumbuhan paku yang dapat dilihat di sekitar kita, yang umum
disebut pakis. Ciri-cirinya: daunnya besar, daun muda menggulung, sporangium terdapat pada
sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: paku tiang (Alsophilla glauca), suplir (Adiantum
cuneatum), semanggi (Marsilea crenata).

Pada tumbuhan paku sejati, bagian batang, tangkai daun dan sebagian daunnya tertutup
oleh suatu lapisan rambut-rambut berbentuk sisik. Tumbuhan paku ini memiliki daun yang besar
dengan tulang daun dan daging daun.

Gbr. 8. Suplir (Adiantum cuneatum) dan Semanggi (Marsilea crenata)

Tumbuhan paku (Pteridophyta) berkembang biak dengan cara vegetative dan generative.
Antara vegetative dan generative mengalami pergiliran sehingga tumbuhan paku mengalami
metagenesis yaitu melalui tahap gametofit dan sporofit. Alat perkembangbiakan tumbuhan paku
yang utama adalah spora. Tumbuhan paku dapat berkembang biak secara aseksual yang dilakukan
dengan menggunakan rizom atau pertunasan dan seksual yang terjadi secara pergiliran keturunan
antara dua generasi.

15
Pergiliran keturunan pada tumbuhan paku terjadi secara bergantian antara generasi sporofit
dan generasi gametofit. Generasi sporofit adalah tumbuhan paku itu sendiri yang sering kita lihat
dengan mudah, yaitu tumbuhan paku (sporofit) yang menghasilkan spora. Tumbuhan paku
(sporofit) dapat tumbuh dan bertunas melakukan perkembangbiakan secara aseksual. Spora yang
dikeluarkan dari sporangium dan jatuh di tempat yang sesuai akan berkembang menjadi protalium.
Generasi gametofit adalah Protalium yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna
hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki akar semu (rizoid) sebagai penggantinya),
tidak berbatang, tidak berdaun. Pada tahap ini akan menghasilkan sel kelamin
jantan (anteridium) dan betina (arkegonium). Protalium berumur lebih pendek dari pada
sporofit. Baik anteridium maupun arkegonium berukuran mikroskopik, tidak mudah dilihat mata
tanpa bantuan alat khusus. Pembuahan sel telur mutlak memerlukan bantuan air sebagai media
spermatozoid berpindah dengan berenang menuju arkegonium untuk membuahi sel telur. Ovum
yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi sporofit baru.
Protalium akan berkembang menjadi anteridium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan
sperma, sedangkan arkegonium menghasilkan ovum. Pembuahan hanya berlangsung jika ada air.
Peleburan sperma dan ovum menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang
diploid. Tumbuhan paku dewasa akan menghasilkan spora. Spora akan tumbuh lagi menjadi
protalium dan begitu seterusnya hingga berulang siklus pergiliran keturunan.
Beberapa tumbuhan paku (seperti anggota Selaginellales dan Salviniales) memiliki spora
jantan berukuran lebih kecil, disebut mikrospora, daripada spora betina, disebut megaspora atau
makrospora. Gejala ini disebut heterospori (tumbuhannya disebut heterospor). Kelompok dengan
ukuran spora sama besar disebut homospor.

16
3. SPERMATOPHYTA
( TUMBUHAN BERBIJI)

Spermatophyta atau sering disebut tumbuhan berbiji merupakan suatu jenis tumbuhan
berpembuluh (Trakheophyta) karena mempunyai biji salah satu ciri khas tumbuhan berbiji
(Spermatophyta). dan bunga nya sebagi alat reproduksi dan untuk menghasilkan suatu biji. dan
suatu bagian bunga yang akan menghasilkan gamet jantan yang disebut benangsari dan yang
menghasilkan gamet betina yang disebut dengan putik. Perkembangbiakan secara seksual dengan
biji. Didalam biji terdapat embrio/lembaga(calon tumbuhan baru).

Adapun ciri – ciri tumbuhan berbiji (Spermatophyta) adalah sebagai berikut


 Tumbuhan berbiji memiliki generasi sporofit lebih kompleks dibanding dengan lumut dan
paku. Alat perkembangbiakan nya terdapat pada organ bunga (kumpulan sporofil) atau
juga berupa strobilus. Sementara itu, pada tumbuhan paku kumpulan sporofil belum
membentuk bunga.
 Sel kelamin (gamet) jantan yang berada dalam serbuk sari dan gamet betina berada pada
kantong embrio. dalam proses pada penggabungan sel gamet jantan (sperma) dan sel
gamet betina (sel telur) terjadi melalui suatu buluh serbuk sari. Oleh sebab itu,
Spermatophyta bisa disebut juga dengan Embryophyta Siphonogama.
 Tumbuhan berbiji dapat dibedakan dengan secara jelas bagian akar, batang, dan daunnya.
 Tubuhnya tersusun dari banyak sel atau yang sifatnya multiseluler dengan ukuran
tubuhnya besar atau makroskopis dan mempunyai ketinggian bermacam-macam.
 Tumbuhan berbiji mempunyai jaringan pembuluh yang bervariasi dan terdiri dari floem
yang fungsinya untuk membawa bahan makanan yang berasal dari daun ke seluruh tubuh
tanaman, serta xylem yang fungsinya sebagai pengangkut air dan mineral dari tanah.
 Pada umumnya, tumbuhan berbiji (kecuali tumbuhan parasit) yang sifatnya autotrof atau
dapat mensintesis makanan sendiri melalui fotosintesis. Oleh sebab itu, tumbuhan berbiji
yaitu organisme fotoautotrof.
 Sebagian besar tumbuhan berbiji memiliki habitat di darat seperti: mangga, rambutan, dan
jambu. Ada pula tumbuhan berbiji yang hidup mengapung di atas air seperti: enceng
gondok.

17
Tumbuhan biji berkembangbiak nya secara aseksual maupun secara seksual.

Klasifikasi Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta) adalah :


1. Gymnospermae (Tumbuhan biji terbuka)
Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya atau yang asli, dan Biji yang tidak
terbungkus daun buah. Biji sebagai alat perkembangbiakan berbentuk kerucut yang disebut
strobilus. strobilus terbagi menjadi 2, yaitu strobilus jantan dan strobilus betina. Gymnospermae
terbagai menjadi 4 kelas yaitu :
 Cyadinae, contoh : Cycas rumphii (pakis haji)
 Coniferae, contoh : Agathis alba (damar)
 Gnetinae, contoh : Ginkgo biloba
 Pinaceae, contoh : Pinus mercusii (Pinus)

Gbr.1. Contoh tumbuhan Gymnospermae


2. Angiospermae (Tumbuhan biji Tertutup)
Angiospermae atau yang sering disebut tumbuhan biji tertutup mempunyai bunga sejati
sebagi alat reproduksi. bakal biji diselubungi daun buah/ atau disebut daging buahnya. Bunga-
bunga pada angiospermae ada yang lengkap maupun tidak lengkap. Bunga lengkap bila memiliki
kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan benang sari. Biji terbungkus bakal buah. Setelah terjadi
pembuahan, biji berkembang sehingga mengandung kandungan lembaga (embrio) dan
endosperma (cadangan makanan). Angiospermae terbagai menjadi dua kelas, yaitu :

18
a. Kelas Dycotyledonae
 Tanaman berupa semak, perdu, herba, ataupun pohon
 Berkeping dua ( memiliki dua daun lembaga)
 Akar tunggang, batang kerucut panjang, bercabang dan berkambium
 Daun tunggal atau majemuk, jarang berpelepah, tulang daun menyirip atau menjari
 Bunga berkelipatan dua, empat, lima
 Dapat mengalami pertumbuhan sekunder (pertumbuhan melebar)
b. Kelas Monocotyledonae
 Berbiji tunggal (hanya memiliki satu daun lembaga)
 Berakar serabut
 Batang sama besar dan tidak bercabang
 Daun tunggal berpelepah, bertulang sejajar
 Bunga berkelipatan tiga (trimer)
 Akar dan batang tidak berkambium, xilem dan floem tersebar

Gbr. 2. Perbedaan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Pada spermatophyta memiliki 2 cara untuk melakukan proses reproduksi, yaitu:

1. Proses reproduksi spermatophyta secara generatif (seksual) yaitu sebuah proses


pembentukan biji yang diawali dengan pembentukan gamet ( gametogenesis), setelah itu
melakukan proses penyerbukan (polinasi) dan terjadilah proses peleburan pada gamet jantan
dan gamet betina (fertilisasi) yang akan menghasilkan sebuah embrio.
2. Proses Reproduksi Spermatophyta secara Vegetatif (Aseksual) yaitu Sebuah proses
reproduksi yang dilakukan oleh organ-organ vegetatif seperti Tunas, Rhizoa, atau Solon.

19
Gbr. 3. Tumbuhan Monokotil

Gbr.4. Tumbuhan Dikotil

Ada 2 macam pembuahan pada tumbuhan berbiji :

1. Pembuahan Tunggal (pembuahan yang terjadi satu kali pembuahan),  yaitu peleburan gamet
jantan dan gamet betina yang menghasilkan embrio. Terjadi pada tumbuhan
Gymnospermae.
2. Pembuahan Ganda (pembuahan yang terjadi dua kali pembuahan),  yaitu : peleburan inti
sperma >< ovum , menghasilkan zygot  —> embrio. Peleburan inti sperma >< kandung
lembaga skunder , menghasilkan endosperm (untuk cadangan makanan). Terjadi pada
tumbuhan Angiospermae.

Gbr.5. Reproduksi Gymnospermae ( Pembuahan Tunggal)

20
Gbr.6. Reproduksi Angiospermae (Pembuahan Ganda)

Contoh Soal :

Kingdom Plantae terdiri dari kelompok tumbuhan Tracheophyta dan


Atracheophyta. Tumbuhan Tracheophyta berikut ini yang tidak memiliki bunga
sejati adalah ….

A. Mangifera indica
B. Pinus merkusi
C. Carica papaya
D. Jasminium sambac
E. Artocarpus heterophyllus

Pembahasan: Tumbuhan Tracheophyta merupakan tumbuhan berpembuluh,


sedangkan Atracheophyta tidak berpembuluh. Tumbuhan Tracheophyta meliputi

kelompok Pteridophyta (tumbuhan paku) dan Spermatophyta (tumbuhan berbiji),


baik itu berbiji terbuka maupun berbiji tertutup. Tumbuhan berbiji terbuka belum

memiliki bunga sejati, contohnya Pinus merkusi. Tumbuhan Atrachepohyta

4. PERANAN TUMBUHAN
21
Manfaat tumbuhan lumut bagi manusia adalah :
1. Marchantia polymorpha sebagai obat penyakit hepatitis.
2. Sphagnum fimbriatum, S. squamosum, S. acutifolium, S. ruppinense sebagai bahan
pengganti kapas.
3. Sebagai bantalan lumut di hutan, mampu menyerap air hujan dan air salju yang mencair.
4. Lumut gambut di daerah rawa sebagai penyubur tanah.
5. Lumut merupakan vegetasi perintis (tumbuhan pionir).
Jenis tumbuhan paku yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia, antara lain:
1. Untuk tanaman hias, misalnya Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa), Asplenium nidus
(paku sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir), Selaginella wildenowii (paku rane).
2. Untuk bahan obat-obatan, misalnya Aspidium felixmas, dan Lycopodium clavatum (paku
kawat).
3. Untuk sayuran (dapat dimakan), misalnya Marsilea crenata (paku semanggi).
4. Sebagai pupuk hijau, misalnya Azolla pinnata dan Anabaena azollae.
5. Sebagai pelindung tanaman pertanian, misalnya Gleichenia linearis
Jenis tumbuhan berbiji yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia, antara lain:
1. Sebagai makanan pokok, contoh : gandum, padi, jagung dan sagu.
2. Sayuran, sebagai sumber serat dan protein, contoh : kacang, tomat, kol, wortel, kentang.
3. Sebagai bahan sandang, contoh : kapas dan rami.
4. Sebagai bahan bangunan dan perabotan, contoh : jati, meranti, dan sana keling.
5. Sebagai bahan obat-obatan, contoh : kumis kucing, mengkudu, daun dewa dan adas.
6. Sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap karbon dioksida dan sumber oksigen, contoh :
angsana, jati, mahoni, dan pinus.
7. Untuk dekorasi, upacara adat, keagamaan serat kosmetik. contoh : berbagai bunga.

2.5. UJI KOMPETENSI


22
1. Perhatikan ciri-ciri pada tumbuhan berikut ini!
1) Terdapat protonema
2) Mempunyai tulang daun yang sejajar
3) Mempunyai sorus
4) Tingkatan sporofit mendominasi alam hidupnya
5) Gametofit lebih dominan
6) Mempunyai protalium
Jika didasarkan pada data-data di atas, cirri-ciri tumbuhan paku ditunjukkan pada nomor …
a. 3, 4, dan 5
b. 1, 2, dan 3
c. 1, 3, dan 4
d. 2, 3, dan 5
e. 3, dan 5
2. Coba anda perhatikan ciri-ciri pada tumbuhan berikut ini!
1) Pada bakal bijinya terbungkus oleh daun buah
2) Terjadi peristiwa pembuahan ganda
3) Pada daunnya bersifat kaku dan sempit
4) Berkeping biji
Jika didasarkan pada ciri-ciri tumbuhan di atas, yang termasuk ke dalam ciri-ciri tumbuhan
dengan biji tertutup terdapat pada nomor …
a. 3 dan 1
b. 1 dan 2
c. 4 dan 3
d. 1 dan 4
e. 2 dan 3
3. Pada tumbuhan paku terdapat daun sporoful dan tropofil yang memiliki fungsi sebagai …
a. Sporofil menghasilkan spora dan trofofil melakukan fotosintesis
b. Daun sporofil memproduksi gamet, sedangkan tropofil melakukan fotosintesis
c. Sporofil berfotosintesis, sedangkan tropofil memproduksi spora
d. Sporofil memproduksi gamet dan tropofil meproduksi spora
e. Sporofil memproduksi spora, sedangkan tropofil memproduksi gamet
4. Tumbuhan paku azolla pinnata dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Hal tersebut dikarenakan …
a. Bersimbiosis dengan alga hijau-biru fotosintetik
b. Pada bagian akarnya mampu meresapi zat unsure hara lebih banyak
c. Bersimbiosis dengan bakteri nitrifikasi
d. Bersimbiosis dengan alga hijau-biru pengikat nitrogen
e. Pada bagian akarnya mampu meningkatkan nitrogen bebas

23
5. Seorang siswa mengamati tumbuhan dengan ciri-ciri, yaitu berakar tunggang, tidak berbunga
sejati, berbiji, berdaun, batang bercabang. Bakal biji terdapat pada strobilus betina dan serbuk
sari dalam strobilus jantan. Maka tumbuhan itu dapat digolongkan ke dalam ....
a. Thallophyta
b. Mycota
c. Alga
d. Gymnospermae
e. Angiospermae
6. Bagian yang disebut gametofit pada gambar di bawah ini adalah ....

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
7. Hepaticopsida merupakan tumbuhan lumut berumah dua karena ....
a. gamet jantan dan gamet betina dihasilkan oleh satu individu
b. dalam satu individu terdapat dua macam spora
c. satu individu menghasilkan spora jantan dan spora betina
d. setiap individu menghasilkan satu macam gamet
e. spora yang dihasilkan berbeda bentuk dan ukurannya
8.  Nomor 1 dan 2 pada pergiliran lumut pada gambar berikut yaitu...

a. anteridium, tumbuhan lumut


b. protonema, arkegonium
c. protenema, tumbuhan paku
d. protonema, tumbuhan lumut
e. anteridium, protonema

24
9. Apabila kita mengamati di dinding yang lembap mungkin akan dilihat adanya hamparan
tanaman lumut. Tumbuhan lumut yang terlihat tersebut berada pada fase...
a. gametofit dengan kemungkinan sporofit menempel pada gametofit
b. sporofit karena menghasilkan spora
c. spermatofit karena menghasilkan biji
d. gametofit karena menghasilkan gamet
e. ada yang gametofit dan ada pula sporofit
10. Ketika Budi mengamati tumbuhan, dia menemukan adanya berkas pembuluh pada sayatan
batangnya, dan dia menemukan spora-spora di bagian daunnya. Tumbuhan tersebut yaitu
tumbuhan….
a. berbunga
b. paku
c. berbiji terbuka
d. lumut
e. berbiji tertutup

III.PENUTUP
Banyak sekali beraneka ragam jenis-jenis Tumbuhan, yang mempunyai peranan pada
berlangsungnya sebuah kehidupan, tanpa adanya tumbuh-tumbuhan tidak ada yang mampu
menghasilkan oksigen. Kingdom Plantae atau yang lebih dikenal dengan tumbuhan ialah salah satu
organisme eukariotik multiseluler yang mempunyai dinding sel dan klorofil. Klorofil yaitu zat hijau
daun yang fungsinya untuk fotosintesis yang sehingga tumbuhan mampu membuat makanannya
sendiri atau yang sifatnya autotrof.

Ciri-ciri dari kingdom plantae adalah Pada dinding sel yang tersusun oleh selulosa,
Mempunyai klorofil yang fungsinya untuk fotosintesis. Karena mempunyai klorofil, oleh karena itu
kingdom plantae yang bersifat autotrof (bisa membuat makanan sendiri) dengan bantuan cahaya
sinar matahari, Eukariot , bersifat Multiseluler, dapat menyimpan cadangan makanan dalam bentuk
amilum (pati), dapat mengalami pergiliran keturunan dalam siklus hidupnya.

Kingdom plantae diklasifikasikan menjadi Bryophyta, Pteridophyta dan Spermatophyta.


Tumbuhan memiliki peranan yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Tumbuhan merupakan
sumber pangan, sandang, papan, dan obat-obatan. Selain itu, tumbuhan berperan sebagai penghasil
oksigen yang dihasilkan melalul proses fotosintesis. Tumbuhan lumut dapat digunakan sebagai
obat, misalnya Marchantia yang digunakan untuk obat penyakit hati dan Sphagnum untuk pengganti
kapas. Tumbuhan paku dapat digunakan sebagai tanaman hias, misalnya suplir (Adiantum sp.).
Tumbuhan paku air (Azolla pin nata) dapat digunakan sebagai pupuk. Azolla bersimbiosis dengan
alga biru (Anabaena) sehingga dapat membantu meningkatkan penyerapan nitrogen pada tumbuhan\

25
D. SUMBER RUJUKAN

Aryulina, Diah dkk.2006. Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Erlangga

Gembong Tjitrosoepomo. 2012. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yokyakarta

Jurnal. Dunia tumbuhan (Plantae). Direktori FPMIPA UPI

Kristinah, Idun. 2009. Biologi 1 Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas
X.Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Slamet dkk. 2013. Buku Biologi pegangan siswa Paket Biologi kelas X . Penerbit Erlangga

26
27
28

Anda mungkin juga menyukai