KELAS X
SEMESTER II
DAFTAR ISI
Daftar isi......................................................................................................... i
2
1. PETUNJUK PENGGUNAAN BAHAN AJAR
2. KOMPETENSI INTI
3
3. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
KD 3 KD 4
3.8 Mengelompokkan tumbuhan ke dalam 4.8 Menyajikan laporan hasil pengamatan
divisio berdasarkan ciri-ciri umum, dan analisis fenetik dan filogenetik
serta mengaitkan peranannya dalam tumbuhan serta peranannya dalam
kehidupan. kehidupan
IPK IPK
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan Ke 2 Pertemuan Ke 2
Pertemuan Ke 3 Pertemuan Ke 3
4
4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan kajian pustaka dan diskusi serta pengamatan terhadap gambar
yang telah disediakan diharapkan peserta didik dapat:
1. Mengidentifikasi ciri-ciri umum plantae.
2. Membedakan tumbuhan lumut, paku dan biji berdasarkan ciri-cirinya.
3. Mengklasifikasi pada tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan biji.
4. Menjelaskan cara-cara perkembangbiakan tumbuhan lumut, paku dan biji.
5. Membuat charta perkembangbiakan dan siklus hidup tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan
tumbuhan biji.
6. Menemukan peranan berbagai jenis Plantae tertentu yang ada di lingkungannya terhadap
ekonomi dan lingkungan.
5. MATERI
I. PENDAHULUAN
Sejauh mata memandang yang terlihat adalah hamparan hijau. Itulah pemandangan di
daratan yang dipenuhi oleh berbagai macam tumbuhan. Berbagai tumbuhan sering kamu jumpai
di lingkungan sekitar kamu. Apabila kamu perhatikan, ternyata ada banyak tanaman dengan
beragam bentuk batang, bunga, maupun buah. Dunia tumbuh-tumbuhan dikenal sebagai Kingdom
Plantae. Dimana tumbuhan merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang banyak
dimanfaatkan manusia. Hewan pun bergantung pada tumbuhan sebagai sumber energi. Dalam
klasifikasi, makhluk hidup apa saja yang tergolong sebagai tumbuhan?
Dunia tumbuhan dapat dipelajari jika kamu telah memahami ciri-ciri tumbuhan dan
klasifikasi makhluk hidup. Yang akan kita bahas tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku
(Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
5
II. URAIAN MATERI
1. BRYOPHYTA
( TUMBUHAN LUMUT)
Coba kamu perhatikan dinding, genteng, tanah, atau batu di tempat yang teduh dan
lembab. Jika kam u menemukan adanya hamparan seperti beludru berwarna hijau, itulah salah
satu jenis lumut. Bila diamati dengan cermat, tubuh lumut tidak memiliki bentuk seperti
tumbuhan pada umumnya, yaitu berakar, berbatang, dan berdaun.
6
Adapun ciri-ciri dan sifat lumut dapat disebut sebagai berikut:
Habitat adalah didarat yang lembab atau basah. Hidup dengan melekat (epifit) dan ada pula
yang epifil.
Organ tubuhnya sudah lengkap, yaitu akar yang berupa rhizoid, batang dan daun, susunan
tubuhnya umumnya lebih komplek dari pada Thallophyta.
Mengalami metagenesis, yaitu suatu pergiliran keturunan antara fase sporofit dan
gametofit.
Sporofit merupakan keturunan generatif, berupa badan penghasil spora yang disebut
sporogonium. Sporofit ini tumbuh pada gametofit dan mendapat makanan darinya.
Diujung sporofit terdapat pembesaran adalah sporangium (kotak spora) fase gametofit
lebih dominant.
Daun lumut kecil, terdiri atas selapis sel, kloroplas berbentuk jala. Di dalam daun terdapat
sel yang besar dan mati sebagai tempat menyimpan air.
Akar, terdiri dari selapis sel yang bersekat dan tidak mempunyai berkas pengangkut (fasis)
berfungsi sebagai alat untuk menempel dan menyerap air serta garam mineral dari
substratnya. Akar lumut disebut rhizoid.
Batang, pada golongan lumut hati (Hepaticae) tidak ditemukan, sedang pada lumut daun
ditemukan batang silindris.
Tumbuhan lumut berkembang biak secara aseksual dan seksual (vegetatif dan generatif).
Pada umumnya, lumut berkembang biak secara seksual. Sel gamet berkembang dalam struktur yang
disebut gametangia, Gametangia jantan disebut anteridium yang menghasilkan sperma berflagela.
Gametangia betina disebut arkegonium yang menghasilkan sel telur (ovum). Sperma berflagela
memerlukan air untuk berenang dari anteridium ke arkegonium untuk membuahi sel telur.
Dalam siklus hidupnya, tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan. Selama siklus ini,
tumbuhan lumut mengalami pergantian generasi, yaitu dari generasi sporofit (diploid) ke generasi
gametofit (haploid). Pada tumbuhan lumut generasi yang dominan adalah gametofit. Sementara itu,
sporofit berukuran lebih kecil dan hidup lebih singkat daripada gametofit. Setelah sperma berenang
ke arkegonium dan membuahi sel telur, hasil zigot membelah dengan cara mitosis dan berkembang
menjadi sporofit embrionik di dalam arkegonium. Pada perkembangan selanjutnya, sporofit menjadi
suatu tangkai panjang yang dasarnya (pangkalnya) melekat pada arkegonium. Setelah dewasa, suatu
sporangium akan terbentuk di ujung tangkai dan spora haploid berkembang terhambur. Spora-spora
tersebut berkecambah melalui pembelahan mitosis dan membentuk struktur yang dikenal dengan
nama protonema. Protonema akan menghasilkan tunas-tunas yang akhirnya berkembang menjadi
gametofit dewasa yang melengkapi siklus hidup tumbuhan lumut.
7
Perhatikan skema daur hidup Bryophyta berikut:
Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoseus). Jika
terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioseus). Gerakan spermatozoidke arah ovum
berupakan gerak kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkan
oleh sel telur.
Jenis lumut yang sudah diidentifikasi berjumlah sekitar 16.000 spesies. Pengelompokan
berbagai spesies lumut menghasilkan tiga kelas, yaitu:
Lumut tanduk berhabitat di tepi sungai, danau, atau di sepanjang selokan. Seperti halnya
lumut hati, lumut tanduk juga mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis. Bangsa ini hanya
memuat beberapa marga yang dimasukkan dalam satu golongan saja, yaitu suku Anthocerotales.
Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh. Sel-selnya hanya mempunyai
satu kloroplas hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid besar. Pada sisi bawah talus
terdapat stoma denga 2 sel penutup berbentuk ginjal. Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium
berbentuk sebagai rhizoid, melekat pada talus gametofitnya. Sporogonium tidak bertangkai,
mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm. Berdasarkan analisis asam nukleat,
ternyata lumut ini berkerabatan paling dekat dengan tumbuhan berpembuluh (vaskuler) dibanding
dari kelas lain pada tumbuhan lumut. Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya.
Sporofit pada lumut ini membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Habitatnya di
daerah yang mempunyai kelembaban tinggi. Sepanjang poros sporogonium terdapat jaringan yg
terdiri atas beberapa deretan sel mandul yang disebut Kolumela diselubungi oleh jaringan yg
kemudian menghasilkan spora, disebut Arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang
disebut elatera. Keunikan lumut tanduk dibandingkan lumut lain yaitu masaknya kapsul spora pada
sporogonium tidak bersamaan, melainkan dimulai dari atas dan berturut-turut sampai bagian bawah.
Dinding sporogonium mempunyai stoma dengan dua sel penutup.
Lumut sejati tumbuh di tanah, tembok, dan tempat-tempat yang terbuka. Batangnya tegak,
bercabang – cabang dan berdaun kecil-kecil. Adapula yang seperti beludru hijau. Contohnya
adalah Polytrichum dan Sphagnum. Seperti organisme lain, lumut dapat memberikan manfaat
bagi manusia jika diketahui potensi yang dikandungnya.
Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami
kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di
rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air. Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-
rawa yang membentuk rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas
sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati berubah menjadi gambut yang
membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini bermanfaat untuk menggemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Karena habitatnya sangat luas, maka
tubuhnya pun mempunyai struktur yang bermacam-macam. Di daerah kering, badan lumut ini
dapat berbentuk seperti bantalan, sedangkan yang hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti
lapisan permadani. Lumut di daerah lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer.
9
Lumut ini hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru banyak
melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar. Lumut daun merupakan tumbuhan yang
berdiri tegak, kecil, dan letak daunnya tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral.
Pada lumut daun, alat-alat kelaminnya terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang-
cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Ada lumut daun berumah
satu, yaitu jika terdapat anteridium dan arkegonium, sedangkan yang bersifat berumah dua jika
kumpulan anteridium dan arkegonium terpisah tempatnya. Apabila anteridium ini sudah masak,
maka akan membuka pada ujungnya, hal ini terjadi karena sel-sel dinding yang letaknya di ujung
menjadi berlendir dan mengembang sehingga kutikulanya pecah. Hal tersebut juga terjadi pada
arkegonium yang sel telurnya telah siap untuk dibuahi. Pada arkegonium, tepi bagian dindingnya
terbuka dan akan membengkok ke luar dan berbentuk seperti corong. Apabila ada hujan, air ini
sangat membantu spermatozoid menuju sel telur, dan sel telur ini menghasilkan sakarose untuk
menarik spermatozoid dan gerakannya disebut sebagai gerak kemotaksis. Setelah terjadi
pembuahan, akan terbentuk zigot, selanjutnya akan berkembang menjadi embrio kemudian
berkembang menjadi sporofi
10
2. PTERIDOPHYTA
( TUMBUHAN PAKU)
Kamu mungkin pernah makan sayur pakis. Pakis merupakan istilah lain untuk tumbuhan
paku.Tumbuhan paku merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang tertua yang masih dapat
dijumpai di daratan. Tumubuhan berkormus adalah tumbuhan yang memiliki batang, akar, dan
daun yang sebenarnya. Artinya, batang, akar, dan daunnya sudah memiliki pembuluh angkut
xilem dan floem. Masih ingatkah kalian apafungsi pembuluh angkut xilem dan floem? Fosil
tumbuhan paku dijumpai pada batu- batuan zaman karbon, diperkirakan hidup 345 juta tahun
yang lalu.
11
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan dikenal 3 jenis tumbuhan paku, yaitu:
1. Paku Homospora (Isospora)
Merupakan kelompok tumbuhan paku yang hanya menghasilkan satu jenis spora saja, misalnya
paku kawat (Lycopodium clavatum).
12
3. Paku Peralihan
Merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan spora yang bentuk dan
ukurannya sama (isospora) tetapi memiliki fungsi berbeda yaitu sebagian jantan dan sebagian
betina (heterospora), misalnya paku ekor kuda (Equisetum debile).
13
2. Paku Kawat (Lycopsida)
Lycopsida memiliki ciri-ciri: berdaun kecil dan tersusun spiral, sporangium muncul di
ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus (kerucut). Batangnya seperti kawat. Pada paku
kawar gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil sehingga memperoleh makanan dari jamur
yang bersimbiosis dengannya. Tumbuhan paku kawat ada yang uniseksual seperti Selaginella sp
dan ada yang biseksual seperti Lycopodium sp.
Kelompok ini memiliki daun yang sangat banyak dan berukuran kecil yang tersusun secara
spiral. Daunnya tidak bertangkai, tetapi memiliki satu tulang daun. Batang dan akar-akarnya
bercabang-cabang menggarpu. Hidup menempel pada tumbuhan lain, tetapi tidak bersifat parasit.
Umumnya berupa terna kecil yang sering dimanfaatkan dalam pembuatan karangan bunga hias.
Batangnya memiliki berkas pengangkut yang masih sederhana , tumbuh tegak atau ebrbaring
dengan cabang-cabang yang tumbuh menjulang keatas. Daun-daunnya berambut, berbentuk garis
atau jarum. Akar-akarnya bercabang-cabang menggarpu. Protaliumnya hidup didalam tanah,
berbentuk seperti umbi kecil yang berwarna keputih-putihan dan bersifat saprofit.
Gbr. 6. Lycopodium
3. Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)
Sphenopsida memiliki ciri-ciri: daun kecil, tunggal dan tersusun melingkar. Sporangium
terdapat dalam strobilus (kerucut). Contohnya: Equisetum dan Calamites. Gametofit paku ekor
kuda berukuran kecil (hanya beberapa milimeter) dan mengandung klorofil sehingga dapat
berfotosintesis. Gametofit ada yang menghasilkan alat kelamin jantan (anteridium), ada pula yang
menghasilkan alat kelamin betina (arkegonium). Gametofit jantan tumbuh dan spora jantan,
sedangkan gametofit betina tumbuh dari spora betina. Sphenopsida tumbuh melimpah pada masa
Karboniferus, dengan ukuran yang besar dan tingginya mencapai 15 m. Sphenopsida merupakan
pembentuk endapan batubara.
14
Gbr.7. Equisetum
Pada tumbuhan paku sejati, bagian batang, tangkai daun dan sebagian daunnya tertutup
oleh suatu lapisan rambut-rambut berbentuk sisik. Tumbuhan paku ini memiliki daun yang besar
dengan tulang daun dan daging daun.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) berkembang biak dengan cara vegetative dan generative.
Antara vegetative dan generative mengalami pergiliran sehingga tumbuhan paku mengalami
metagenesis yaitu melalui tahap gametofit dan sporofit. Alat perkembangbiakan tumbuhan paku
yang utama adalah spora. Tumbuhan paku dapat berkembang biak secara aseksual yang dilakukan
dengan menggunakan rizom atau pertunasan dan seksual yang terjadi secara pergiliran keturunan
antara dua generasi.
15
Pergiliran keturunan pada tumbuhan paku terjadi secara bergantian antara generasi sporofit
dan generasi gametofit. Generasi sporofit adalah tumbuhan paku itu sendiri yang sering kita lihat
dengan mudah, yaitu tumbuhan paku (sporofit) yang menghasilkan spora. Tumbuhan paku
(sporofit) dapat tumbuh dan bertunas melakukan perkembangbiakan secara aseksual. Spora yang
dikeluarkan dari sporangium dan jatuh di tempat yang sesuai akan berkembang menjadi protalium.
Generasi gametofit adalah Protalium yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna
hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki akar semu (rizoid) sebagai penggantinya),
tidak berbatang, tidak berdaun. Pada tahap ini akan menghasilkan sel kelamin
jantan (anteridium) dan betina (arkegonium). Protalium berumur lebih pendek dari pada
sporofit. Baik anteridium maupun arkegonium berukuran mikroskopik, tidak mudah dilihat mata
tanpa bantuan alat khusus. Pembuahan sel telur mutlak memerlukan bantuan air sebagai media
spermatozoid berpindah dengan berenang menuju arkegonium untuk membuahi sel telur. Ovum
yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi sporofit baru.
Protalium akan berkembang menjadi anteridium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan
sperma, sedangkan arkegonium menghasilkan ovum. Pembuahan hanya berlangsung jika ada air.
Peleburan sperma dan ovum menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang
diploid. Tumbuhan paku dewasa akan menghasilkan spora. Spora akan tumbuh lagi menjadi
protalium dan begitu seterusnya hingga berulang siklus pergiliran keturunan.
Beberapa tumbuhan paku (seperti anggota Selaginellales dan Salviniales) memiliki spora
jantan berukuran lebih kecil, disebut mikrospora, daripada spora betina, disebut megaspora atau
makrospora. Gejala ini disebut heterospori (tumbuhannya disebut heterospor). Kelompok dengan
ukuran spora sama besar disebut homospor.
16
3. SPERMATOPHYTA
( TUMBUHAN BERBIJI)
Spermatophyta atau sering disebut tumbuhan berbiji merupakan suatu jenis tumbuhan
berpembuluh (Trakheophyta) karena mempunyai biji salah satu ciri khas tumbuhan berbiji
(Spermatophyta). dan bunga nya sebagi alat reproduksi dan untuk menghasilkan suatu biji. dan
suatu bagian bunga yang akan menghasilkan gamet jantan yang disebut benangsari dan yang
menghasilkan gamet betina yang disebut dengan putik. Perkembangbiakan secara seksual dengan
biji. Didalam biji terdapat embrio/lembaga(calon tumbuhan baru).
17
Tumbuhan biji berkembangbiak nya secara aseksual maupun secara seksual.
18
a. Kelas Dycotyledonae
Tanaman berupa semak, perdu, herba, ataupun pohon
Berkeping dua ( memiliki dua daun lembaga)
Akar tunggang, batang kerucut panjang, bercabang dan berkambium
Daun tunggal atau majemuk, jarang berpelepah, tulang daun menyirip atau menjari
Bunga berkelipatan dua, empat, lima
Dapat mengalami pertumbuhan sekunder (pertumbuhan melebar)
b. Kelas Monocotyledonae
Berbiji tunggal (hanya memiliki satu daun lembaga)
Berakar serabut
Batang sama besar dan tidak bercabang
Daun tunggal berpelepah, bertulang sejajar
Bunga berkelipatan tiga (trimer)
Akar dan batang tidak berkambium, xilem dan floem tersebar
19
Gbr. 3. Tumbuhan Monokotil
1. Pembuahan Tunggal (pembuahan yang terjadi satu kali pembuahan), yaitu peleburan gamet
jantan dan gamet betina yang menghasilkan embrio. Terjadi pada tumbuhan
Gymnospermae.
2. Pembuahan Ganda (pembuahan yang terjadi dua kali pembuahan), yaitu : peleburan inti
sperma >< ovum , menghasilkan zygot —> embrio. Peleburan inti sperma >< kandung
lembaga skunder , menghasilkan endosperm (untuk cadangan makanan). Terjadi pada
tumbuhan Angiospermae.
20
Gbr.6. Reproduksi Angiospermae (Pembuahan Ganda)
Contoh Soal :
A. Mangifera indica
B. Pinus merkusi
C. Carica papaya
D. Jasminium sambac
E. Artocarpus heterophyllus
4. PERANAN TUMBUHAN
21
Manfaat tumbuhan lumut bagi manusia adalah :
1. Marchantia polymorpha sebagai obat penyakit hepatitis.
2. Sphagnum fimbriatum, S. squamosum, S. acutifolium, S. ruppinense sebagai bahan
pengganti kapas.
3. Sebagai bantalan lumut di hutan, mampu menyerap air hujan dan air salju yang mencair.
4. Lumut gambut di daerah rawa sebagai penyubur tanah.
5. Lumut merupakan vegetasi perintis (tumbuhan pionir).
Jenis tumbuhan paku yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia, antara lain:
1. Untuk tanaman hias, misalnya Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa), Asplenium nidus
(paku sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir), Selaginella wildenowii (paku rane).
2. Untuk bahan obat-obatan, misalnya Aspidium felixmas, dan Lycopodium clavatum (paku
kawat).
3. Untuk sayuran (dapat dimakan), misalnya Marsilea crenata (paku semanggi).
4. Sebagai pupuk hijau, misalnya Azolla pinnata dan Anabaena azollae.
5. Sebagai pelindung tanaman pertanian, misalnya Gleichenia linearis
Jenis tumbuhan berbiji yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia, antara lain:
1. Sebagai makanan pokok, contoh : gandum, padi, jagung dan sagu.
2. Sayuran, sebagai sumber serat dan protein, contoh : kacang, tomat, kol, wortel, kentang.
3. Sebagai bahan sandang, contoh : kapas dan rami.
4. Sebagai bahan bangunan dan perabotan, contoh : jati, meranti, dan sana keling.
5. Sebagai bahan obat-obatan, contoh : kumis kucing, mengkudu, daun dewa dan adas.
6. Sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap karbon dioksida dan sumber oksigen, contoh :
angsana, jati, mahoni, dan pinus.
7. Untuk dekorasi, upacara adat, keagamaan serat kosmetik. contoh : berbagai bunga.
23
5. Seorang siswa mengamati tumbuhan dengan ciri-ciri, yaitu berakar tunggang, tidak berbunga
sejati, berbiji, berdaun, batang bercabang. Bakal biji terdapat pada strobilus betina dan serbuk
sari dalam strobilus jantan. Maka tumbuhan itu dapat digolongkan ke dalam ....
a. Thallophyta
b. Mycota
c. Alga
d. Gymnospermae
e. Angiospermae
6. Bagian yang disebut gametofit pada gambar di bawah ini adalah ....
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
7. Hepaticopsida merupakan tumbuhan lumut berumah dua karena ....
a. gamet jantan dan gamet betina dihasilkan oleh satu individu
b. dalam satu individu terdapat dua macam spora
c. satu individu menghasilkan spora jantan dan spora betina
d. setiap individu menghasilkan satu macam gamet
e. spora yang dihasilkan berbeda bentuk dan ukurannya
8. Nomor 1 dan 2 pada pergiliran lumut pada gambar berikut yaitu...
24
9. Apabila kita mengamati di dinding yang lembap mungkin akan dilihat adanya hamparan
tanaman lumut. Tumbuhan lumut yang terlihat tersebut berada pada fase...
a. gametofit dengan kemungkinan sporofit menempel pada gametofit
b. sporofit karena menghasilkan spora
c. spermatofit karena menghasilkan biji
d. gametofit karena menghasilkan gamet
e. ada yang gametofit dan ada pula sporofit
10. Ketika Budi mengamati tumbuhan, dia menemukan adanya berkas pembuluh pada sayatan
batangnya, dan dia menemukan spora-spora di bagian daunnya. Tumbuhan tersebut yaitu
tumbuhan….
a. berbunga
b. paku
c. berbiji terbuka
d. lumut
e. berbiji tertutup
III.PENUTUP
Banyak sekali beraneka ragam jenis-jenis Tumbuhan, yang mempunyai peranan pada
berlangsungnya sebuah kehidupan, tanpa adanya tumbuh-tumbuhan tidak ada yang mampu
menghasilkan oksigen. Kingdom Plantae atau yang lebih dikenal dengan tumbuhan ialah salah satu
organisme eukariotik multiseluler yang mempunyai dinding sel dan klorofil. Klorofil yaitu zat hijau
daun yang fungsinya untuk fotosintesis yang sehingga tumbuhan mampu membuat makanannya
sendiri atau yang sifatnya autotrof.
Ciri-ciri dari kingdom plantae adalah Pada dinding sel yang tersusun oleh selulosa,
Mempunyai klorofil yang fungsinya untuk fotosintesis. Karena mempunyai klorofil, oleh karena itu
kingdom plantae yang bersifat autotrof (bisa membuat makanan sendiri) dengan bantuan cahaya
sinar matahari, Eukariot , bersifat Multiseluler, dapat menyimpan cadangan makanan dalam bentuk
amilum (pati), dapat mengalami pergiliran keturunan dalam siklus hidupnya.
25
D. SUMBER RUJUKAN
Aryulina, Diah dkk.2006. Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Erlangga
Gembong Tjitrosoepomo. 2012. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yokyakarta
Kristinah, Idun. 2009. Biologi 1 Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas
X.Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Slamet dkk. 2013. Buku Biologi pegangan siswa Paket Biologi kelas X . Penerbit Erlangga
26
27
28