OUT
STRUKTUR DAN FUNGSI
JARINGAN HEWAN
Jaringan Otot
Jaringan Ikat
Jaringan Epitel Jaringan Saraf
Nama :.............................................................
Kelas :.............................................................
0
DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................................................1
1. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar................................................................................2
2. Kompetensi Inti.............................................................................................................2
3. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi...........................................3
4. Tujuan Pembelajaran....................................................................................................3
5. Materi Pembelajaran.....................................................................................................4
I. Pendahuluan...........................................................................................................4
II. Uraian Materi.........................................................................................................4
II.1. Jenis Jaringan
Hewan......................................................................................5
II.2. Organ pada
Hewan.........................................................................................31
II.3. Sistem Organ pada
Hewan.............................................................................32
II.4. Stem cell (Sel
Punca).....................................................................................37
II.5. Tumor dan
Kanker.........................................................................................39
6. Daftar Pustaka.............................................................................................................45
1
1. PETUNJUK PENGGUNAAN BAHAN AJAR
2. KOMPETENSI INTI
4. Tujuan Pembelajaran
3
Setelah membaca Bahan Ajar dengan teliti peserta didik mampu mengaitkan struktur
jaringan hewan/manusia berdasarkan letak dan fungsinya dengan benar
Setelah melakukan pengamatan gambar dengan teliti peserta didik mampu
menjelaskan organ-organ penyusun sistem organ pada tubuh manusia dengan benar
Setelah membaca Bahan Ajar dengan teliti peserta didik mampu menjelaskan fungsi
sistem organ pada manusia dengan benar
Setelah membaca Bahan Ajar dengan teliti peserta didik mampu menjelaskan tentang sel
punca (stem cell) dan potensinya dalam aplikasi klinis dengan benar
Setelah membaca Bahan Ajar dengan teliti peserta didik mampu menjelaskan tumor dan
kanker dengan benar
Peserta didik mampu menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan organ pada
hewan sesuai dengan kegiatan praktikum yang telah dilakukan dengan benar
5. Materi Pembelajaran
I. PENDAHULUAN
Hewan bertulang belakang (vertebrata) memiliki struktur yang sangat kompleks.
Aktivitas tertentu melibatkan berbagai tingkatan organisasi tubuhnya, yaitu sel, jaringan,
organ, dan sistem organ. Sebagai contoh sederhana adalah jantung. Apa yang menyusun
jantung? Bagaimana jantung bekerja? Jantung terdiri dari berjuta-juta sel sejenis yang
membentuk jaringan. Jaringan tersebut berkumpul membentuk organ jantung yang berfungsi
untuk memompakan darah ke seluruh tubuh untuk membawa zat makanan, mineral, dan
oksigen. Organ jantung membutuhkan organ lainnya untuk bekerja sama sehingga terbentuk
sistem organ. Sistem organ tersebut adalah sistem peredaran darah. Dengan contoh tersebut
diharapkan kamu dapat memahami tingkatan organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel,
jaringan, organ, sistem organ sampai organisme.
4
1. Jenis Jaringan Pada Hewan
Jaringan dasar adalah jaringan yang mendasari terbentuknya organ tubuh yang
fungsional. Dalam mempelajari histologi dikenal empat jaringan dasar yaitu jaringan epitel,
jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
A. Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdiri dari susunan sel-sel yang letaknya berdekatan dan disatukan
oleh bahan antar sel (intercelular substance). Epitel di satu sisi mempunyai permukaan bebas
dan di sisi lain berbatasan dengan jaringan lain di bawahnya. Jaringan epitel merupakan suatu
lapisan yang sangat rapat susunan sel-selnya dan biasanya membatasi tubuh dengan
lingkungannya baik sebelah luar maupun sebelah dalam seperti dinding usus, pembuluh
darah, dan lain-lain. Saluran jaringan epitel terletak pada suatu lamina basilis (lapisan
membran basal) yang memisahkan epitel dari jaringan ikat di bawahnya, dari pembuluh
darah, dan jaringan saraf.
5
Fungsi jaringan epitel antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh fisis, mekanis maupun kimia, contohnya
adalah kulit.
2. Untuk melindungi jaringan di bawahnya dari dehidrasi atau pengaruh agen kimiawi
maupun biologi.
3. Sebagai alat ekskresi untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme (air, garam, amoniak,
CO2, dan lain-lain), contohnya adalah kulit, tubulus ginjal, alveoli.
4. Sebagai alat osmoregulasi (pengaturan tekanan osmosis cairan tubuh), dan thermoregulasi
(pengaturan suhu tubuh), contohnya adalah kulit, tubulus ginjal.
5. Sebagai alat sekresi untuk menghasilkan enzim, atau hasil lainnya, contohnya kelenjar
endokrin dan kelenjar eksokrin: kelenjar keringat, kelenjar minyak dan lain-lainnya.
6. Sebagai alat respirasi, contohnya kulit, alveoli
7. Sebagai alat absorpsi (penyerapan) sari makanan, contohnya epitel usus halus.
Jaringan epitel dipelajari menurut morfologi, susunan sel serta fungsi. Berdasarkan
morfologi sel-sel epitel dikenal bentuk dasar yaitu epitel pipih, epitel kubus, epitel silindris,
epitel transisional, epitel kelenjar (Gambar 1).
1. Epitel pipih : sumbu selnya sejajar terhadap membran basal
2. Epitel kubus : sel-selnya berbentuk kubus, intinya bulat di tengah
3. Epitel silindris : sel-selnya berbentuk silinder, sumbu inti tegak lurus terhadap membran
basal. Intinya lonjong dan posisinya tergantung pada fungsi serta aktivitasnya.
4. Epitel transisional : jaringan epitel peralihan antara epitel pipih berlapis banyak dengan
epitel silindris berlapis banyak.
5. Epitel kelenjar : tersusun dari sekolompok sel-sel epitel khusus untuk sekresi zat.
Berdasarkan susunan sel yang membentuk epitel dibedakan atas epitel selapis, epitel
berlapis banyak (Gambar1).
1. Epitel selapis : dibangun oleh satu lapis sel (simplex epithelium)
2. Epitel berlapis banyak : dibangun oleh banyak lapis sel (stratified epithelium)
6
Susunan sel
Membran basal
Bentuk sel
7
Membran plasma
sitoplasma
nukleus
Membran basal
Sel pipih selapis
Jaringan penghubung
8
Membran
Jaringan basal
penghubung
9
Nukleus
Sel kubus selapis
Pembuluh
lumen
Permukaan apikal
10
3. Jaringan Epitel Silindris
Jaringan epitel silindris tersusun dari sel-sel berbentuk heksagonal memanjang. Sel-
sel tampak tinggi dengan inti berderet pada ketinggian yang sama dan terletak lebih dekat
dengan permukaan basal daripada permukaan apikal. Berdasarkan susunannya, epitel silindris
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu epitel silindris selapis dan epitel silindris berlapis
banyak
a. Epitel silindris selapis
Struktur: tersusun dari satu lapis sel-sel berbentuk silindris. Diantara sel-sel silindris
umumnya terdapat sel goblet, yaitu sel-sel berbentuk seperti piala yang menghasilkan lendir.
Epitel silindris selapis berfungsi untuk sekresi dan absorpsi (penyerapan). Jika diamati
dengan pembesaran yang cukup besar, pada permukaan sel-sel, ada yang bersilia. Epitel
silindris selapis bersilia, contohnya terdapat pada uterus (rahim), tuba uterina (buluh rahim),
duktuseferens pada testis, bronkus intrapulmoner, dan kanalis sentralis pada medula spinalis.
Epitel silindris tidak bersilia, contohnya terdapat pada sebagian besar saluran pencernaan
(lambung, usus halus, dan kantong empedu).
mikrofil
Sel penghisap
11
menghasilkan mukus/lendir. Melapisi saluran banyak kelenjar besar, epididimis, uretra
jantan dan saluran eustachius; bercampur dengan sel goblet pada saluran pernafasan atas,
saluran reproduksi jantan (sebagian). Mempunyai fungsi untuk menggerakan lendir dan sel-
sel sperma(Gambar 7) .
silia
12
transisional terdapat pada bagian-bagian yang mengalami tekanan dari dalam dengan
kapasitas yang bervariasi. Oleh karena itu, bentuknya bergantung pada derajat peregangan.
Pada lapisan basal terdiri atas sel-sel kubus hingga silindris, lapisan tengah terdiri atas sel-sel
kubus polihedral, dan lapisan permukaan dalam (superfisial) terdiri atas sel-sel yang
bentuknya bervariasi dari kubus hingga pipih, bergantung pada peregangan. Bagian yang
tidak diregangkan umumnya berbentuk cembung. Contohnya terdapat pada lapisan sistem
urinaria (pelvis renalis, ureter, kandung kemih, dan uretra).
13
b. Penyongkong dan pembentuk struktur tubuh, contohnya jaringa ikat tulang.
c. Penyimpanan energi, misalnya jaringa ikat lemak.
d. Pertahanan tubuh terhadap invasi bibit penyakit, misalnya jarinagan ikat darah yang
mengandung antibody dan sel-sel darah putih.
e. Pelindung suatu organ, yaitu jaringa ikat yang membentuk selaput, yang membungkus
organ-organ tubuh.
f. Transpor cairan tubuh yang dilakukan oleh jaringan ikat darah dan limfa.
Jaringan ikat tersusun dari bahan intersel (matriks) dan sel-sel penyusun jaringan ikat.
Jaringan ikat berbeda dengan jaringan epitel, karena ikat banyak mengandung matriks.
1. Matriks jaringan ikat
Matriks terdiri atas substansi intersel amorf (tidak berbentuk) dan subtansi fibrosa (serat).
a. Substansi intersel amorf (tidak berbentuk)
Merupakan media cairan homogeny yang berbentuk sol, gel, atau gel kaku. Komponen
utama substansi amorf adalah glikosaminoglikans atau asam mukopolisakarida (polisakarida
yang mengandung gula amino) dan glikoprotein (protein dengan satu atau lebih rantai
heterosakarida). Glikosaminaglikons ada yang bersulfat ada yang tidak bersulfat.
Glikosaminoglikans tidak bersulfat yang paling banyak terdapat pada jaringa ikat adalah
asam hialuronat. Semakin banyak asam hialuronat, maka matriks semakin lentur dan
semakin banyak mengikat air. Glikosaminoglikans bersulfat yang paling banyak banyak
terdapat pada jaringan ikat adalah kondroitin sulfat. Semakin banyak kondroitin sulfat maka
matriks semakin kaku, contohnya pada tulang rawan atau tulang keras.
b. Substansi intersel fibrosa (serat)
Berfungsi sebagai penyongkong, serat dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
1. Serat kolagen serat ini tersusun dari protein kolagen, berwarna putih dengan garis
samar-samar yang memanjan, berbentuk lurus atau sedikit bergelombang dan
berdiameter 1-12 mikrometer. Serat kolagen bersifat liat, ulet, lunak mudah
dibengkokkan dan relative tidak elastic. Serat kolagen terdapat pada tendon, ligament,
tulang dan kulit (Gambar 11).
14
Gambar 12. Serat Kolagen
2. Serat retikular serat ini merupakan serat kolagen yang sangat halus dan berbentuk jala.
Serat reticular bersifat sama seperti serat kolagen dengan kelenturan yang rendah. Serat
ini berfungsi sebagai penyokong yang mengitari pembuluh darah kecil, serat otot, serat
saraf, sel lemak dan didalam serat-serat halus dari paru-paru di antara jaringan ikat
dengan jaringan yang lain, dibawah jaringan epitel, serta didalam jaringan limfoid dan
mieloid.
Serat
Retikular
Limfosit
3. Serat elastik. Serat ini berwarna kekuning-kuningan berbentuk pipih atau benang
silindris panjang, tipis. Serat bersifat sangat lentur (elastis), mudah direntangkan dan
akan kembali kebentuk semula jika tengangan dihilangkan, serta terpengaruh oleh air
panas atau dingin. Serat elastis tersusun dari protein elatin albuminoid. Serat elastis
terletak dibagian tengan dan dikelilingi oleh mikofibril. Serat elasti terdapat disekitar
pembuluh darah, antar ruasa tulang belakang dan selaput tulang rawan (gambar 14).
15
Gambar 14. Serat Elastik
a. Fibroblas
Fibroblast dan makrofag merupakan dua jenis sel yang terdapat paling banyak di jaringan
ikat longgar areolar. Fibroblast memiliki cirri-ciri antara lain: bentuk sel besar, pipi,
bercabang-cabang (cabangnya langsing) jika dilihat dari samping berbentuk gelendong, inti
sel berbentuk lonjong (memanjang), dan memiliki satu atau dua anak inti serta memiliki
sedikit granula kromatin yang halus. Fibroblast dapat disebut sel tahap pada jaringan ikat
karna mampu tumbuh dan beregenerasi seumur hidup.
16
b. Makrofag (histiosit)
Makrofag pada jaringan ikat longgar jumlahnya hampir sama dengan fibroblast dan
terdapat di dekat pembuluh darah. Makrofag memiliki ciri-ciri antara lain: tidak beraturan,
bercabang-cabang pendek dan lebur atau kecil dan panjang, membrane plasma berlipat-lipat,
jika dirangsang dapat melakukan gerakan ameboid, seta bersifat fagositosis (memakan zat-
zat buangan, sel mati, bakteri, benda asing dan sel darah yang keluar dari pembuluh darah).
Makrofag berfungsi pada reaksi imunologis tubuh dan sekresi enzim-enzim, misalnya
lisozim, elastase, kolagenase, dan agen anti virus interferon.
c. Sel lemak (sel adiposa)
Sel lemak dapat ditemukan hanya satu sel saja atau berkelompok disepanjang
pembuluh darah. Jika berkumpul dalam jumlah yang besar akan membentuk jaringan lemak.
Setiap sel lemak mengandung satu tetesan minyak yang besar dan sedikit sitoplasma dengan
inti berbentuk pipih pada salah satu sudutnya. Sel lemak merupakan sel yang telah
berdiferensiasi sempurna dan tidak mampu membelah diri lagi. Sebelum sel berisi lemak,
berbentuk seperti fibroblast. Jika lemak dipakai, sel akan mengerut.
d. Mast cell (sel tiang)
Sel tiang tersebar luas dalam jaringan ikat atau membentuk kelompokkecil di dekat
pembuluh darah. Sel berbentuk lonjong tidak teratur kadang-kadang memiliki pseudopodia
yang pendek serta berinti kecil yang tertutup oleh granula-granula. Sel tiang menghasilkan
sejenis antikoagulan heparin dan histamine. Heparin berfungsi dalam pembekuan darah,
sedangkan histamin berfungsi untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh darah kecil.
e. Sel plasma
Sel plasma mirip dengan limfosit, mengandung banyak sitoplasma dan memiliki jari-
jari roda ditepi inti sel yang terbentuk dari gumpalan kromatin. Sel plasma berfungsi untuk
menghasilkan antibody. Sel plasma jarang ditemukan pada jaringan ikat pada umumnya,
tetapi sering ditemukan pada membrane serosa, jaringan limfoid serta dibawah jaringa epitel
yang basah pada saluran pencernaan dan pernapasan.
f. Sel pigmen
Sel pigmen mengandung pigmen (kromatofor). Sel pigmen terdapat pada jaringan ikat
pada kulit, lapisan koroid mata, dan pia mater (membrane halus yang membungkusoatak).
Sel pigmen jenis melanosit mengandung melanosom. Melanosom merupakan badan yang
memiliki membrane yang berbentuk lonjong berisi pigmen melanin. Pigmen melanin
berfungsi untuk menyerap cahaya.
17
g. Leukosit (sel darah putih)
Leukosit diangkut oleh sirkulasi darah, tatapi melakukan fungsinya diluar pembuluh
darah sehingga dapat ditemukan pada jaringan ikat. Leukosit melakukan gerakan ameboid
menerobos dinding-dinding pembuluh darah dan menyusup kedalam jaringan ikat. Leukosit
berfungsi sebagai pertahanan terhadap benda asing. Jenis leukosit yaitu lomfosit, monosit,
basofil dan asidofil (eosinofil).
h. Sel mesenkim
Sel mesenkim merupakan sel embrionalyang masih dapat ditemukan pada orang
dewasa, berukuran lebih kecil dari fibroblas, dan berbentuk seperti bintang karena memiliki
banyak tonjolan memanjang yang mengecil dibagian ujungnya. Sel ini ditemukan
disepanjang pembuluh darah kapiler. Sel mesenkim akan bedeferensiasi menjadi jenis sel
penyusun jaringan ikat longgar atau menjadi sel otot polos pada pembuluh darah yang cedera.
Jaringan ikat dapat di bedakan menjadi tiga jenis yaitu jaringan ikat sejati, jaringan
ikat mesenkim, dan jaringan ikat penyokong.
1. Jaringan ikat sejati
Jaringan ikat sejati dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Jaringan ikat longgar. Jaringan yang termasud jarigan ikat longgar sebagai berikut :
1. Jaringan mukosa
Jaringan mukosa merupakan jaringan embrional yang muncul untuk sementara pada
pembentukan jaringan ikat, serta tersusun dari sel-sel fibrolas yang besar, makrofag, lomfosit,
kolagen halus dan substansi dasar yang lunak mirip gel berlendir (musin). Jaringa mukosa
terdapat pada tali pusar bayi.
2. Jaringan areolar
Jaringan arelar bersifat fleksibel dengan substansi dasar yang relatif cair. Jaringan
areolar mengandung banyak sel fibroblast, makrofag, serat kolagen, dan sedikit serat elastin
yang membentuk jarring-jaring. Jaringan ini terdapat di antara kulit dan otot,serta berfungsi
sebagai materi pengikat atau pembungkus jaringan lain dan organ-organ, termasuk pembuluh
darah dan saraf. Biasanya dokter menginjeksi jarum suntik ke pasien pada jaringan areolar.
3. Jaringan lemak (adiposa)
Jaringan lemak tersusun dari sel-sel lemak yang dibungkus oleh anyaman serat
retikulin yang halus, dengan celah-celah berisi fibroblast, limfosit, eosinofil dan sejumlah sel
tiang. Sel lemak dapat menyintesis lemak dari karbohidrat dan asam lemak di bawah
pengaruh hormone insulin. Jaringan lemak berfungsi sebagai bantalan yang melindungi
organ-organ, cadangan makan dan isolator penjaga suhu tubuh. Jaringan ini terdapat dibawah
18
kulit, disekitar persendian, sumsum tulang, omentum (selaput pada lambung). Mesenterium
(selaput pada perut), disekitar ginjal dan dibelakang bola mata. Pada umumnya lemak
manusia berwarna putih. Lemak khususnya yang bewarna coklat berperan untuk
menghasilkan panas, terdapat pada manusia yang melakukan hibernasi, fetus dan anak-anak
(Gambar 16)
4. Jaringan retikuler
Jaringan retikuler tersusun dari jarring-jaring serat retikuler dan sel-sel dengan
sitoplasma yang bercabang-cabang panjang. Sebagian sel bersifat fagositosis dan merupakan
bagian dari system retikuloendotel. Jaringan ini terdapat pada nodus limfa, sumsum tulang
belakang dan hati.
b. Jaringa ikat padat
Jaringan ikat padat tersusun dari serat-serat yang berhimpitan padat dengan sedikit sel
dan substansi dasar. Serat kolagen merupakan bahan yang dominan, sehingga jaringan ikat
padat sering disebut jaringan kolagen. Jaringan ikat padat bersifat elastis. Jaringan ini dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu jaringan ikat padat teratur dan jaringan ikat padat tidak
teratur.
1. Jaringan ikat padat teratur, tersusun dari serat-serat kolagen yang berhimpitan secara
parallel dan sangat kuat. Diantara serat-serat tersebut terdapat serat fibroblast. Contoh
jaringan ikat pada tendon (jaringan yang membungkus tulang dengan otot), ligamen
(jaringan yang membungkus tulang dengan tulang), dan aponeurosis (urat otot yang
berbentuk lebar dan pipih) (gambar 17).
19
Serat
kolagen
Inti
fibroblas
2. Jaringan ikat padat tidak teratur, berbentuk seperti lembaran-lembaran dengan serat-serat
membentuk anyaman kasar yang kuat. Jaringan ini mengandung banyak serat kolagen kasr
serta sedikit serat elastin dan retikular. Jaringan ikat padat tidak teratur terdapat pada
sebagian besar fasia (selaput pembungkus atau penyekat), dermis kulit, periusteum
(lapisan luar tulang), perikondrium (lapisan luar tulang rawan), serta kapsul pembungkus
beberapa organ termasud hati dan testis (Gambar 18).
Gambar 18. Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur pada Lapisan Dermis Kulit
Sumber : Elisabeth. 2010
20
Eritrosit berbentuk bulat dengan lengkugan pada bagian sentral (bikonkaf), tidak bernukleus,
tidak memiliki sitoplasma yang hemoglobin yang mengikat oksigen dan karbon dioksida.
Leukosit bentuknya berfariasi karena bergerak ameboid, bernukleus dan berfungsi untuk
pertahanan tubuh terhadap infeksi (Gambar 19).
21
3. Jaringan ikat penyokong.
Jaringan ikat penyongkong merupakan jaringan kerangka yang berfungsi sebagai
penyongkong tubuh. Jaringan ikat penyongkong meliputi jaringan tulang rawan (kartilago)
dan tulang keras (osteon). Tulang rawan dan tulang keras tersususn dari sel, serat, dan
substansi dasar. Serat dan substansi dasar tersebut membentuk matriks.
a. Jaringan tulang rawan (kartilago)
Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan kondrosit dan matrik yang
mengandung kondroitin sulfat. Kondrosit berbentuk bulat atau lonjong, memiliki inti dan
beberapa anak inti. Kondrosit berada di dalam rongga kecil yang disebut lakuna. Sel tulang
rawan yang masih muda disebut kondroblas, kecuali pada permukaan persendian. Tulang
rawan dibungkus oleh lapisan perikondrium. Jaringan tulang rawan tidak memiliki saraf dan
bersifat avaskuler (tidak memiliki pembuluh darah dan pembuluh limfa). Tulang rawan pada
anak-anak berbeda dengan tulang rawan pada orang dewasa. Tulang rawan pada anak-anak
lebih banyak mengandung kondrosit dan berasal dari mesenkim sedangkan tulang rawan pada
orang dewasa lebih banyak mengandung matriks dan berasal dari perikondrium yang banyak
mengandung kondroblas maupun kondrosit. Berdasarkan perbedaan kandungan senyawa
pada matriksnya, jaringan tulang rawan dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Tulang rawan hialin, berasal dari kata Yunani hyalos yang berarti kaca. Tulang rawan
hialin berwarna bening atau putih kebiruan, selalu di bungkus oleh perikondrium, serta
memiliki banyak matriks yang mengandung mukopolisakarida sulfat dan serat kolagen.
Tulang rawan hialin dapat mengalami kalsifikasi sehingga dapat berubah menjadi keras
dan rapuh. Tulang rawan hialin terdapat pada kerangka fetus (stadium embrio), sedangkan
pada orang dewasa terdapat pada permukaan sendi tulang ujung tulang rusuk yang melekat
pada tulang dada, hidung, laring, trakea, dan bronkiolus.
22
2. Tulang rawan elastik, berwarna kuning, dibungkus oleh perikondrium, bersifat lentur dan
tidak mengalami kalsifikasi. Matriknya mengandung banyak serat elastik dan sedikit serat
kolagen. Tulang rawan elastik pada dinding saluran telinga luar daun telinga, dinding
saluran Eustachius, epiglottis dan laring.
Gambar 23. Macam-macam Tulang Rawan (a) Hialin, (b) Fibrosa, (c) Elastis
23
garam anorganik, kalsium fosfat, kalsium karbonat, sedikit kalsium florida, serta magnesium
florida. Komponen seluler ada empat macam yaitu :
1. Osteoprogenitor merupakan sel induk dari osteoblas dan osteoklas, yang berasal dari
mesenkim. Sel osteoprogenitor berbentuk gelendong, terdapat pada permukaan tulang di
lapisan dalam periosteum (lapisan pembungkus tulang), endosteum (lapisan yang
membatasi rongga sumsum tulang), dan saluran vaskuler tulang kompak.
2. Osteoblas merupakan sel yang memiliki banyak variasi berbentuk seperti kuboid,
pyramidal atau lembaran. Osteoblas terdapat pada tulang, berfungsi menyintesis unsure
organic matriks tulang seperti kolagen dan glikoprotein. Osteoblas mengandung enzim
fosfatase alkali yang berfungsi dalam proses kalsifikasi (pengapuran) sehingga matriks
menjadi keras.
3. Osteosit (sel tulang) adalah osteoblas yang tertimbun di dalam matriks. Osteosit berada di
dalam lacuna, yaitu rongga berbentuk lonjong bikonveks. Tonjolan tonjolan halus
sitoplasma osteosit menjulur kedalam kanalikuli yang keluar dari lakuna. Kanalikuli dari
lakuna yang berdekatan akan saling berhubungan dan berfungsi untuk trasportasi zat
nutrisi dan zat sisa.
4. Osteoklas disebut juga giant cell karena berukuran besar dan berinti banyak (3-6 buah)
dengan jumlah anak inti yang berfariasi. Osteoklas terdapat di dekat permukaan tulang
atau didalam lekukan dangkal lakuna Howship. Osteoklas mengeluarkan kolagenase dan
enzim proteolitik yang berfungsi dalam proses resorpsi tulang atau osteolisis
(penghancuran tulang).
Berdasarkan strukturnya, tulang keras dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Tulang spongiosa (tulang spons)
Tulang spons memiliki rongga-rongga, tersusun dari trabekula (lamella-lamela dengan
lakuna yang mengandung osteosit) dan lempeng-lempeng yang saling berhubungan. Tulang
spongia terletak pada bagian dalam tulang dan langsung berhubungan dengan sumsum tulang.
2. Tulang kompak.
Tulang kompak tidak memiliki rongga, terletak di bagian luar tulang spons. Tulang
kompak terdiri atas berjuta-juta sistem Havers yang tersusun menurut sumbu panjang tualang.
Sistem Havers digunakan pertama kali dokter berkebangsaan inggris yaitu Clopton Havers.
Sistem Havers terdiri atas lamella matriks tulang, lakuna, kanalikuli dan saluran Havers.
Setiap saluran Havers dikeliligi 5-20 lamela secara konsentris. Di dalam lacuna berisi sel-sel
tulang (osteosit). Lakuna dan kanalikuli berhubungan langsung dengan saluran Havers.
Saluran Havers berisi pembuluh darah, limfa, serabut saraf dan jaringan ikat. Kalikuli bagian
24
tepi sistem Havers tidak berhubungan dengan kanalikuli dari sistem Havers yang lainnya.
Antara saluran Havers yang satu dengan saluran Havers yang lain, dihubungkan oleh saluran
melintang yang di sebut saluran Volkmann. (Gambar 24 dan Gambar 25)
C. Jaringan Otot
Sel totot memiliki membran plasma yang disebut sarkolema dan berisi sitoplasma
yang disebut sarkoplasma. Serat otot disebut miofibril. Miofibril terdiri atas satuan-satuan
yang lebih kecil disebut miofilamen. Miofilamen tebal mengandung myosin, miofilamen tipis
mengandung aktin. Aktin dan myosin menyebabkan sel otot bersifat kontraktil. Pada setiap
miofibril terdapat beberapa unit pita gelap dan pita terang yang disebut sarkomer.
25
Struktur jaringan otot mempunyai kemampuan berkontraksi untuk melakukan
gerakan. Jaringan otot harus melakukan gerakan mekanis, maka diperlukan banyak pembuluh
kapiler darah untuk memberikan nutrisi dan oksigen, serta mengangkut zat sisa. Di dalam
tubuh terdapat tiga macam jaringan otot, yaitu: otot polos, otot rangka (otot lurik), dan otot
jantung.
1. Jaringan Otot Polos
Sel otot polos berbentuk gelendong dengan kedua ujungnya meruncing dan bagian
tengah lebih lebar. Selnya berukuran panjang 30-200 µm dan berdiameter 5-10 µm. Sel otot
polos memiliki satu inti berbentuk oval di tengah sel. Namun, selnya tidak memiliki pita
gelap dan pita terang, sehingga disebut otot polos. Aktivitasnya lambat, tetapi mampu
berkontraksi merudalam jangka waktu yang lama dan tidak cepat lelah. Otot polos
merupakan otot involunter (otot tak sadar), karena gerakannya tidak menuruti perintah yang
diinginkan. Sistem saraf yang bekerja pada otot polos adalag sistem saraf otonom (saraf tak
sadar), baik saraf simpatik (bekerja mempercepat) maupun saraf parasimpatik (bekerja
memperlambat). Jaringan otot terdapat pada saluran pencernaan makanan (yang membuat
gerakan peristaltik), dinding pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pernapasan, saluran
reproduksi, kandung kemih, dermis, iris, dan korpus siliaris pada mata (Gambar 25 ).
Serat otot
Nukleus
26
myofibril yang menunjukkan pita gelap dan pita terang seperti pola lurik. Otot lurik
merupakan otot volunteer (otot sadar) yang bekerja di bawah pengaruh saraf sadar, cepat
bereaksi jka terdapat stimulus (rangsangan), kontraksinya kuat, tetapi cepat lelah. Ujung-
ujung sel meruncing, tetapi agak membulat pada perbatasan otot dengan tendon. Otot dapat
bertambah besar akibat latihan, karena terjadi penebalan pada serat-serat otot (hipertrofi),
bukan karena bertambahnya banyaknya serat otot. Otot rangka biasanya berfungsi secara
berpasangan. Ketika salah satu otot rileks, otot yang sesuai biasanya berkontraksi. Proses
bolak kontrak dan relaksasi menciptakan gerakan fisik. (Gambar 27).
Unit Kontraksi
Otot Serat Otot
Nukleus
27
Serat Otot Nukleus
Persimpangan
antara dua sel
D. Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdapat paling banyak (98%) pada susunan saraf pusat otak dan
medula spinalis (sumsum tulang belakang), sisanya terdapat pada susunan saraf tepi. Jaringan
saraf berfungsi menghimpun berbagai rangsangan dari lingkungan, mengubah rangsangan
menjadi impuls, saraf, meneruskan ke impuls ke bagian penerimaan yang terorganisasi,
menafsirkan impuls, kemudian memberikan jawaban (respons) yang tepat ke organ-organ
efektor. (Gambar 29)
Jaringan saraf tarsusun dari sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia). Neuron
berbentuk serabur panjang. Sepanjang hidup, sel saraf (neuron) tidak dapat melakukan
pembelahan (regenerasi), tetapi dapat pulih kembali sesudah mengalami cedera pada tingkat
tertentu. Neuroglia (neuron:saraf, glia:lem) adalah sel berukuran kecil, mneghasilkan
meielin, berfungsi sebagai penyokong neuron-neuron, dan menyatukan jaringan pada susunan
saraf pusat. Neuroglia dapat berproliferasi (memperbanyak diri)
28
Petunjuk Kerja Struktur Jaringan Hewan
Alat :
Mikroskop cahaya
Kamera
Alat tulis
Preparat kering berbagai macam jaringan hewan atau manusia,
misalnya epitel, tulang keras, tulang rawan, lemak, darah, otot
lurik, otot polos, otot jantung, dll
Cara Kerja :
1. Amatilah dengan mikroskop preparat kering berbagai jaringan
hewan atau manusia yang telah tersedia
2. Gunakan perbesaran 10x10, perbesaran 10x12,5 dan
perbesaran 10x40
3. Gambar atau foto (dari lensa okuler) preparat yang Anda amati
dengan kamera, kemudian tuliskan jenis jaringan-jaringannya
4. Tuliskan hasilnya pada tabel pengamatan
PERHATIKAN
CONTOH SOAL
BERIKUT
29
Contoh Soal
30
2. Organ Pada Hewan
Organ merupakan sekumpulan beberapa jenis jaringan yang melakukan fungsi yang
tertentu. Berdasarkan letaknya pada tubuh, organ dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
organ luar (misal, mata, telinga, mulut, telingan, hidung, dan kulit) dan organ dalam (misal,
paru-paru, jantung, lambung, usus, dan ginjal).
Contohnya lambung mamalia, dinding lambung tersusun dari jaringan otot, jaringan
saraf, jaringan ikat, pembuluh darah, dan beberapa jenis epitel, yang membentuk sistem yang
kompleks dan berkaitan. Struktur kompleks lambung ini berfungsi untuk menyimpan dan
memproses makanan sebelum menuju usus halus. (Gambar30)
31
Usus halus berfungsi untuk mencerna dan menyerap sari-sari makanan. Usus halus
terdiri dari dari beberapa jaringan yang saling berkaitan, antara lain jaringan otot, jaringan
epitel, jaringan ikat, dan jaringan saraf. Jaringan-jaringan penyusun organ ini masing-masing
mempunyai fungsi tertentu. Jaringan epitel berfungsi menyelebungi vili dan menskresi
mukus. Jaringan ikat dan jaringan epitel yang membentuk pembuluh darah berfungsi
mengangkut sari makanan. Jaringan otot berfungsi melakukan gerak peristaltik di bawah
rangsangan otonom. Jaringan saraf berfungsi mengorganisir kerja jaringan otot, jaringan ikat
dan jaringan epitel.
Organ-organ tubuh mempunyai bentuk dan posisi tertentu di dalam tubuh. Posisi
organ di dalam tubuh disesuaikan dengan fungsinya sebagai pembentuk sistem organ tertentu.
Contohnya, paru-paru terletak di rongga dada, berhubungan dengan tenggorokan, dan
berfungsi sebagai sistem respirasi. Hati yang berfungsi sebagai sistem pencernaan terletak di
rongga perut bersama dengan lambung, usus, pankreas, dan rektum. Sistem organ yang lain
pada manusia, misalnya sistem rangka, sistem reproduksi, sistem ekskresi, sistem saraf, dan
sistem hormon. Sistem-sistem organ akan membentuk individu (organisme).
Sistem organ merupakan gabungan dari beberapa organ yang melakukan fungsi
tertentu. Sistem organ pada tubuh manusia, yaitu sistem gerak, sistem sirkulasi (sistem
peredaran darah dan sistem limfa), sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem eskresi,
sistem koordinasi (sistem hormon, sistem saraf, sistem indra) dan sistem reproduksi (sistem
reproduksi pada laki-laki dan sistem reproduksi pada wanita). (Tabel.1)
Tabel 1. Sistem Organ Pada Tubuh Manusia
32
1 Sistem a. Alat gerak pasif: Menggerakkan anggota
Gerak tulang pada badan,memberi bentuk
tangan, tulang tubuh, dan menentukan
kaki, tulang posisi tubuh.
kepala
(tengkorak),
tulang dada, dan
lainnya.
Sumber: Wikpedia.org
b. Alat gerak aktif:
otot rangka
(lurik)
Sumber: Sridianti.com
Sumber: Cpuik.com
33
3 Sistem Pembuluh limfa, Menjaga imunitas
Limfa limpa, kelenjar (kekebalan
timus, nodus limfa. tubuh),melindungi tubuh
dari infeksi bakteri,
virus, dan zat asing, serta
mengangkut lemak.
Sumber: Sridianti.com
b. Kelenjar
Pencernaan: hati
dan pangkreas.
Sumber: mahfudyppi.blogspot.com
34
6 Sistem Ginjal, hati, paru- Pengeluaran zat-zat sisa
Ekskresi paru dan kulit metabolism dan menjaga
keseimbangan cairan
tubuh (homeostatis)
wmakhlukbio.blogspot.com
Sumber: malahayatidibaoktia.blogspot.com
35
9 Sistem Hidung, mata, Menerima rangsangan
Indera telingan, lidah, dan dari lingkungan
kulit sekitarnya
Sumber: www.sukague.com
Sumber: nuniekyakin.blogspot.com
Sumber: likebiology.blogspot.com
36
PERHATIKAN
CONTOH SOAL
BERIKUT
Contoh Soal
Sistem Koordinasi
Organ penyusun : Otak, sumsum tulang belakang, dan saraf tepi (saraf
perifer)
Fungsi : Menerima rangsangan dari berbagai organ dan
memberikan respon (jawaban), serta mengatur kerja
alat-alat tubuh.
Sel punca merupakan sel yang belum berdiferensiasi sehingga memiliki kemampuan
untuk tumbuh menjadi berbagai sifat sel tergantung dari lingkungan mikro (niche) di
sekitarnya. Sel punca dapat ditemukan hampir di setiap jenis jaringan dan diseluruh
kehidupan dalam organisme multisel. Sel punca memiliki dua sifat unik, pertama adalah
kapasitas mereka memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri. Dalam hal ini sel punca
mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung,
37
sel otot-otot rangka, sel pankreas, dan lain-lain. Berdasarkan tingkat maturasi, sel punca
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Sel Punca Embrional
Sel punca embrional adalah sel punca yang diambil dari inner mass cell embrio pada
fase blastosit yaitu 5-7 hari setelah pembuahan. Massa sel bagian dalam dari embrio
mengelompok dan mengandung sel induk embrionik. Sel dapat diisolasi dari inner mass cell
embrio dan dikultur secara in vitro. Sel punca embrional yang diperoleh dari tali pusat,
plasenta dan cairan amnion. Sel punca embrional dapat diarahkan menjadi sel apa saja yang
dikehendaki, seperti sel darah, sel otot, sel hati, sel ginjal, dan sel lainnya. (Gambar 32.)
Gambar 32. Transplantasi Sel Punca Embrional Menjadi Sel Saraf, Otot Jantung, Sel Darah
38
merespons terhadap sinyal. Sel punca dewasa mempunyai kemampuan mereplikasi diri yang
panjang dan kemampuan berdiferensiasi ganda selama organisme hidup. (Gambar 33.)
39
langsung pada jaringan yang bersebelahan) dan bermetastasis (sel yang menyerang jaringan
lain dengan bermigrasi ke tempat yang jauh). Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol
disebabkan oleh mutasi DNA atau gen yang mengontrol pembelahan sel. Ketika seseorang
bertambah usia, maka akan bertambah pula akumulasi mutasi pada DNA orang tersebut,
berarti resiko menderita tumor semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Tumor
jinak dapat berubah menjadi ganas (mengalami progesi), contohnya tumor jinak payudara
jika dibiarkan bertahun-tahun ada yang berubah menjadi ganas.
Dari tahun ke tahun peringkat penyakit kanker sebagai penyebab kematian di banyak
negara semakin mengkhawatirkan. WHO memperkirakan kematian akibat kanker lebih
tinggi dibandingkan dengan kematian akibat AIDS, TB maupun malaria. Pada tahun 2008
ada 12 juta kasus baru di dunia dengan kematian 7,6 juta orang akibat kanker (WHO). Di
Indonesia menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) kematian akibat kanker tahun
1992 ada 4,8%, tahun 1995 meningkat menjadi 5,0% dan tahun 2001 meningkat lagi menjadi
6,0%. Penyakit kanker menempati urutan kelima sebagai penyebab kematian di Indonesia.
40
terdapat pada bahan makanan laut yang tercemar (ikan, kerang, udang), dan makanan manis
diproses secara berlebihan.
4. Virus
Virus yang dicurigai dapat menyebabkan kanker antara lain: virus Papiloma yang
menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis), dicurigai merupakan salah satu penyebab kanker
rahim pada manusia. Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati. Virus HIV
menyebabkan limfoma (kanker limfosit) dan kanker darah lainnya. Virus Sitomegalo
menyebabkan sarkoma kaposi (kanker sistem pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit
berwarna merah).
5. Infeksi
Infeksi yang dapat menyebabkan berkembangnya kanker, antara lain:
a. Infeksi cacing Clonorchis sinensis dapat menyebabkan kanker pankreas dan saluran
empedu
b. Infeksi cacing Schistosoma sp. dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadi
iritasi menahun pada kandung kemih
c. Bakteri Helicobacter pylori penyebab kanker lambung, dan diduga menyebabkan sedera
serta peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan kecepatan siklus sel.
6. Gangguan keseimbangan hormonal
Contohnya ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan
progesteron menyebabkan meningkatnya resiko kanker payudara, kanker leher rahim, dan
kanker rahim.
41
Gambar 34. Kanker Usus Besar dari Stadium I-III
RANGKUMAN
UJI KOMPETENSI
a b c
42
d e f
43
Berdasarkan fungsi jaringan di atas, manakah pernyataan yang tepat di
bawah ini?
Gambar 1 Gambar 2
A. Gerak peristaltik organ pencernaan Kontraksi jantung untuk memompa darah
B. Gerak peristaltik usus halus dan Kontraksi sadar pada gerakan anggota
esofagus tubuh
C. Kontraksi jantung untuk memompa Gerakan tidak sadar saat refleks
darah
D. Gerak refleks pada anggota tubuh Gerak peristaltik pada pupil mata
E. Mengontrol diameter pembuluh darah Mengontrol gerak refleks anggota tubuh
dan pupil mata
44
c. Otot jantung
d. Jaringan epitel
e. Jaringan saraf
8. Pasangan yang tidak tepat antara sel pembangun jaringan ikat dengan
fungsinya adalah …..
SEL FUNGSI
A. Sel fibroblas Mensintesis serabut kolagen dan elastin
B. Sel makrofag Memfagositosis sel atau benda asing
C. Mastosit Menghasilkan zat antikoagulan berupa
heparin
D. Sel plasma Menghasilkan antibodi dalam darah
E. Sel lemak Mensintesis mastosit
45
Erik. 2011. Jaringan Pada Organ Lambung. https://erickbio.wordpress.com/jaringan-hewan/.
Diakses 21 April 2015
46