Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 4

” KAITAN STRUKTUR SEL PADA JARINGAN TUMBUHAN DENGAN FUNGSI


ORGAN PADA HEWAN ”

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 3 GARUT


Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : XI IPA/3
Pokok Bahasan : STRUKTUR JARINGAN PADA HEWAN
Alokasi Waktu : 4 X 45’
Kelompok : .................................
Anggota Kelompok : 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tanggal Kegiatan : .................................
Kompetensi Dasar :
3.4 Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan dengan
fungsi organ pada hewan.

Indikator : 3.4.1 Menjelaskan macam-macam jaringan yang menyusun organ


pada tubuh hewan
3.4.2 Membedakan ciri-ciri jaringan yang menyusun tubuh hewan
3.4.3 Menjelaskan kaitan antara struktur jaringan dengan fungsi organ
hewan
3.4.4 Menjelaskan solusi sel punca pada kerusakan jaringan atau
organ

Pengalaman Belajar : Siswa dapat menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan
tumbuhan dengan fungsi organ pada hewan.

Tujuan : Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan dengan


fungsi organ pada hewan.

A. Alat dan Bahan


1. LKPD
2 Gambar organ pada manusia
3. Gambar aktivitas keluarga
4. Buku sumber yang relevan dengan struktur jaringan hewan
4. Internet
5. Peralatan tulis

B. Cara Kerja
Perhatikan gambar diatas! Ibarat suatu keluarga yang terdiri atas beberapa komponen yang
memiliki peran masing-masing dan saling berinteraksi, bekerjasama dan membutuhkan satu
dengan lainnya. Sehingga membentuk suatu system keluarga yang utuh dan sehat. Tubuh kitapun
juga tersusun atas berbagai organ yang saling bekerjasama untuk menjalankan fungsinya
sehingga terbentuk suatu system organ. Jika organ-organ tadi ada yang terganggu maka kerja
system organ pun akan tergangggu juga, dan bisa mengganggu pada system organ lainnya.
Akhirnya tubuh menjadi tidak sehat hingga menimbulkan berbagai macam penyakit.
Jawab pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar, jika mengalami kesulitan diskusikan
dengan teman atau gurumu, jangan lupa gunakan sumber yang sesuai dengan permasalahannya.
1. Jelaskan dari tingkat jaringan bagaimana organ-organ yang terdapat pada tubuh kita
(hewan) terbentuk?
Pada hewan, jaringan dikelompokkan menjadi empat tipe dasar, yaitu jaringan
epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Meskipun semua hewan
secara umum dianggap mengandung keempat jenis jaringan ini, manifestasinya
dapat berbeda tergantung pada jenis organisme. Adanya perbedaan selama masa
perkembangan suatu organisme memunculkan perbedaan asal-usul sel dan
jaringan tubuhnya.

Epitel pada semua hewan berasal dari lapisan ektoderm dan endoderm, serta
sebagian kecil dari mesoderm, yang membentuk endotelium, yakni jenis epitel
khusus yang menyusun pembuluh darah. Sebaliknya, jaringan epitel sejati hanya
terdapat pada satu lapis sel yang disatukan oleh suatu sambungan yang disebut
sambungan ketat, untuk membuat penghalang yang dapat ditembus secara selektif.
Jaringan ini menutupi semua permukaan organisme yang bersentuhan dengan
lingkungan luar seperti kulit, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan.
Fungsinya yaitu sebagai pelindung, sarana sekresi dan absorpsi, dan dipisahkan
dari jaringan lain di bawahnya oleh lamina basal.
Jaringan epitel
Jaringan epitel dibentuk oleh sel-sel yang melapisi permukaan organ, seperti
permukaan kulit, saluran pernapasan, permukaan organ lunak, saluran
reproduksi, dan lapisan dalam saluran pencernaan. Sel-sel yang membentuk lapisan
epitel dihubungkan melalui sambungan ketat yang semipermeabel; karenanya,
jaringan ini menjadi penghalang antara lingkungan luar dan organ yang
dibungkusnya. Selain fungsi pelindung ini, jaringan epitel juga dapat dikhususkan
untuk berfungsi dalam sekresi, ekskresi, dan absorpsi. Jaringan epitel membantu
melindungi organ dari mikroorganisme, cedera, dan kehilangan cairan.

Jaringan epitel terdiri dari tiga macam, yaitu eksotelium yang membungkus bagian
luar tubuh, endotelium yang melapisi organ dalam tubuh, serta mesotelium yang
membatasi rongga tubuh. Ada beragam fungsi jaringan epitel:

Secara prinsip, fungsi jaringan epitel adalah menutupi dan melapisi permukaan.
Sel-sel permukaan tubuh membentuk lapisan luar kulit.
Di dalam tubuh, sel epitel membentuk lapisan mulut dan saluran pencernaan serta
melindungi organ tersebut.
Jaringan epitel membantu penyerapan air dan nutrisi.
Jaringan epitel membantu menghilangkan limbah atau zat sisa.
Jaringan epitel berbentuk kelenjar mengeluarkan enzim dan/atau hormon.
Beberapa jaringan epitel melakukan fungsi sekretori. Mereka mengeluarkan
berbagai zat termasuk keringat, air liur, lendir, dan enzim.
Ada banyak jenis epitel dan penamaannya cukup bervariasi. Umumnya, skema
klasifikasi menggabungkan deskripsi bentuk seldengan kata yang menunjukkan
jumlah lapisan: sederhana (satu lapisan sel) atau bertingkat (beberapa lapisan sel).
Namun, karakteristik seluler lainnya seperti silia juga dapat dijelaskan dalam
sistem klasifikasi. Beberapa jenis epitel yang umum ditemukan di antaranya epitel
skuamosa sederhana, epitel skuamosa bertingkat, epitel kuboid sederhana, epitel
transisi, epitel kolumner semu (juga dikenal sebagai epitel kolumner bersilia, epitel
kolumner, dan epitel kkelenjar.
Jaringan ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan fibrosa yang terdiri dari sel-sel yang dipisahkan
oleh bahan tidak hidup, yang disebut matriks ekstraseluler. Matriks ini bisa
berbentuk cair atau kaku. Misalnya, darah bersifat cair karena matriksnya berupa
plasma dan tulang bersifat kaku karena matriksnya demikian. Jaringan ikat
berfungsi memberi bentuk organ dan menahannya atau "mengikatnya". Darah,
tulang, tendon, ligamen, adiposa, dan jaringan areolar adalah contoh jaringan ikat.
Salah satu metode untuk mengklasifikasikan jaringan ikat adalah dengan
membaginya menjadi tiga jenis: jaringan ikat fibrosa, jaringan ikat rangka, dan
jaringan ikat cairan.

Jaringan otot
Jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda yaitu otot polos yang dapat
ditemukan di organ tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat ditemukan pada
rangka tubuh, dan otot jantung yang dapat ditemukan di jantung.

Jaringan saraf
Sel saraf
Jaringan saraf tersusun oleh sel-sel saraf (neuron). Jaringan saraf bertugas
menerima rangsang dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh untuk disampaikan
ke otak, dan selanjutnya membawa reaksi yang diperintahkan otak ke organ tubuh
tertentu. Sel saraf terdiri atas badan sel dan serabut saraf. Serabut saraf yang
panjang disebut neurit (akson) dan serabut saraf yang pendek disebut dendrit
(dendron). Neurit berfungsi menyampaikan rangsang dari badan sel ke neurit sel
saraf lain atau ke bagian tubuh. Dendrit berfungsi menghantarkan rangsang dari
neurit sel saraf lain atau dari bagian tubuh ke badan sel.
2. Apakah fungsi dari masing-masing organ yang meyusun pada setiap system organ yang
terdapat pada tubuh hewan?
Hewan non-Placozoa seperti manusia memiliki berbagai macam organ. Meskipun
ada beragam pendapat tentang definisi dan jumlah organ tubuh manusia, tetapi
beberapa pendapat menyebutkan bahwa manusia memiliki 78 organ.[1][2] Pada
tahun 2017, mesenterium dianggap sebagai organ ke-79.[3][4] Tidak semua organ
dibutuhkan untuk bertahan hidup. Hanya ada lima organ (otak, jantung, hati,
paling tidak satu ginjal, dan paling tidak satu paru-paru) yang diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan sehingga mereka disebut sebagai organ vital.[1]

Beberapa contoh organ pada tubuh manusia yaitu:[5]

Sistem saraf: otak besar, otak kecil, batang otak, sumsum tulang belakang.
Organ di daerah wajah: mata, hidung, telinga, mulut, lidah, kelenjar liur, kelenjar
air mata.
Organ di daerah dada: esofagus, jantung, paru-paru, kelenjar tiroid, timus.
Organ di daerah perut: hati, lambung, usus besar, usus halus, rektum, anus,
pankreas, limpa, ginjal, ureter.
Organ di daerah pelvis dan genitalia eksternal: kandung kemih, uretra, ovarium,
rahim, vagina, testis, penis
Kulit
3. Adakah kaitan antara struktur sel yang menyusun jaringan pada hewan dengan fungsi
pada organ-organ hewan tersebut?
ada
4. Dalam mengatasi penyakit-penyakit degenerative baik tingkat sel, jaringan hingga tingkat
organ, dunia medis menggunakan sel punca sebagai solusinya. Jelaskan hubungan antara
sel punca dengan berbagai penyakit degenerative!
Sel punca atau stem cell disebut-disebut sebagai metode pengobatan baru untuk
berbagai penyakit, seperti kanker dan penyakit degeneratif. Di balik potensi besar
yang diharapkan dari sel punca, metode ini masih banyak diperdebatkan dan
informasinya belum tersebar luas.
Peran utama sel punca dalam pengobatan adalah sebagai bahan transplantasi.
Transplantasi sel punca dijalankan dengan menanamkan sel-sel punca sebagai sel
sehat untuk menggantikan sel yang rusak, dan digunakan untuk menangani
penyakit tertentu.

Mengganti Sel yang Rusak dengan Transplantasi Sel Punca - Alodokter

Jenis- Jenis Sel Punca


Setiap sel di dalam organ manusia memiliki peran dan karakteristik tersendiri.
Sebelum menjadi sel dewasa yang memiliki fungsi spesifik, sel-sel tersebut berasal
dari sel punca. Sel ini akan membelah untuk membentuk sel-sel lain yang disebut
sel anak. Pembelahan dapat terjadi di dalam tubuh atau laboratorium. Sel-sel anak
ini kemudian dapat terbentuk ke dalam dua jenis, yaitu sel punca baru (proses
memperbanyak diri) atau sel dengan fungsi khusus (proses diferensiasi). Sel dewasa
yang sudah memiliki fungsi spesifik contohnya sel otak, sel darah, serta tulang, dan
otot jantung.

Penggunaan Sel Punca


Secara garis besar, sel punca diteliti dan dikembangkan untuk hal-hal medis
berikut:

Untuk menggantikan sel-sel yang sudah rusak akibat berbagai penyakit, misalnya
penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, luka bakar, serta penyakit degeneratif
seperti osteoarthritis, Alzheimer dan Parkinson. Hal ini karena sel punca berpotensi
untuk ditransplantasikan agar berkembang menjadi sel dan jaringan baru.
Untuk mengetahui efektivitas dan keamanan obat-obatan.
Dengan memerhatikan proses kematangan sel punca menjadi sel-sel pada organ
tubuh, para dokter dan peneliti mungkin dapat memahami bagaimana munculnya
sebuah penyakit.
Beberapa Sumber Sel Punca
Dari mana sel-sel ini didapatkan? Sel-sel punca yang digunakan dapat berasal dari
beberapa sumber, yaitu:

Sel punca embrio


Berasal dari embrio berusia 3-5 hari yang saat itu umumnya baru memiliki sekitar
150 sel. Sel ini lebih memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi beragam sel
tubuh dibandingkan sel punca dewasa. Meski lebih efektif, pengambilan sel punca
dari embrio masih diperdebatkan dari sisi etis.
Sel punca perinatal
Sel punca ini didapatkan dari cairan ketuban atau pada tali pusat janin di dalam
kandungan ibu, yang bisa diambil pada saat persalinan. Penyimpanan sel punca ini
bisa dilakukan dengan cara dibekukan di laboratorium untuk kemudian digunakan
jika anak menderita penyakit akibat kelainan darah, misalnya leukemia.
Sel punca dewasa
Didapat dari sebagian kecil jaringan tubuh, seperti lemak ataupun sumsum tulang.
Penelitian terbaru menemukan bahwa sel punca dewasa pada bagian tubuh
tertentu ternyata mempunyai kemungkinan berkembang menjadi sel anggota tubuh
lain. Contohnya, sel punca dari sumsum tulang belakang dapat menciptakan sel-sel
otot jantung atau tulang.
Sel punca pluripotent hasil rekayasa genetika
Dengan kemajuan teknologi biomolekular, sel dewasa kini dapat diprogram ulang
menjadi mirip sel embrio yang memiliki karakteristik sel punca. Sel-sel ini dapat
membelah menjadi sel-sel punca lain, atau menjadi sel-sel spesifik pada tubuh.
Metode Transplantasi Sel Punca
Saat ini, sel punca telah digunakan untuk metode pengobatan, yaitu dengan
transplantasi sumsum tulang. Pada metode ini, sel-sel punca ditanam untuk
menggantikan sel-sel yang rusak akibat penyakit atau akibat kemoterapi. Juga
sebagai metode untuk melawan sel-sel kanker, misalnya pada leukemia. Di bawah
ini adalah dua jenis metode transplantasi yang umum digunakan. Jenis mana yang
akan dipilih sangat bergantung kepada kebutuhan dan hasil pemeriksaan dokter.

Transplantasi sel punca autolog


Menggunakan sel-sel punca yang berasal dari tubuh pasien sendiri yang diambil
kemudian dibekukan dan disimpan sebelum pasien memulai terapi yang dapat
menyebabkan efek samping rusaknya sel punca alami pasien.
Kelebihan dari sel punca tipe ini, adalah lebih sedikit risiko penolakan ketika tubuh
menerima sel punca, dan lebih sedikit efek samping. Pembentukan darah baru pun
berlangsung lebih cepat. Sementara kekurangannya, adalah sel-sel kanker mungkin
belum sepenuhnya hilang, atau terbawa pada sel punca yang diambil dari tubuh
sehingga dapat menyerang ketika sel punca dimasukkan kembali ke dalam tubuh.
Transplantasi sel punca allogenik
Tipe ini menggunakan sel punca pendonor, biasanya dari relawan atau kerabat.
Biasanya transplantasi ini digunakan jika transplantasi autolog tidak berhasil, atau
untuk menangani leukemia dan limfoma agresif. Kelebihan transplantasi sel punca
ini adalah sel yang bebas dari kanker, karena telah menciptakan sistem kekebalan
tubuh baru yang terus berkembang dan mampu membunuh sel kanker.
Kekurangannya adalah risiko efek samping lebih besar dan pemulihan lebih
lambat, karena tubuh dapat menolak sel punca donor. Pembentukan darah baru
juga dapat berlangsung lebih lambat.
Metode yang akan dipilih biasanya akan bergantung kepada usia dan kesehatan
pasien, jenis dan tingkat keparahan penyakit, apakah pasien punya saudara
kandung, dan tingkat kerusakan sumsum akibat radiasi atau kemoterapi.

Risiko Transplantasi Sel Punca


Berdasarkan jenis penyakit, tipe transplantasi, usia dan kondisi pasien,
transplantasi sel punca mengandung berbagai risiko efek samping dan komplikasi
yang memiliki kemungkinan fatal. Sebagian orang mungkin hanya merasakan
sedikit efek samping, sementara sebagian orang lainnya yang menjalani jenis
transplantasi yang sama dapat mengalami komplikasi serius. Berikut beberapa
risiko yang dapat muncul:
Perkembangan sel punca embrionik dapat menjadi tidak teratur atau secara
spontan berkembang menjadi berbagai tipe sel.
Graft-versus-host disease, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh pasien menganggap
sel punca dari donor sebagai benda asing sehingga menolak sel tersebut. Mual,
muntah, diare, kram perut, sariawan, kehilangan nafsu makan, kerusakan organ,
penyakit kuning adalah beberapa tanda gejala utama graft-versus-host disease.
Infeksi.
Infertilitas.
Munculnya kanker baru.
Katarak.
Kegagalan transplantasi sel punca.
Kematian.
Transplantasi sel punca harus dilakukan sesuai prosedur medis, di rumah sakit
yang memang menyediakan layanan ini. Namun, masih ada banyak transplantasi
yang tidak dilakukan oleh pihak yang kompeten sehingga menimbulkan risiko
berbahaya. Berikut adalah beberapa ciri penyedia layanan transplantasi yang tidak
dapat dipercaya:

Sumber sel punca tidak didokumentasikan secara jelas.


Menyatakan bahwa sel punca dapat mengobati segala penyakit.
Mengklaim bahwa tidak ada risiko yang akan ditimbulkan.
Menetapkan harga tinggi. Pada transplantasi sel punca yang masih termasuk dalam
metode pengobatan eksperimental, harga prosedur harusnya tidak terlalu tinggi.
Penjelasan terkait tahapan prosedur tidak memadai.
Seperti apa kebijakan, peraturan, dan tinjauan terhadap transplantasi sel dan
penyedia layanan di lokasi Anda berada.
Sebagai ringkasan, hingga saat ini apakah keuntungan terapi sel punca melebihi
risiko yang ada masih menjadi pertanyaan yang harus dibuktikan melalui
penelitian medis. Diperlukan ketelitian pasien dan pencarian informasi seluas-
seluasnya agar pengobatan tidak justru menjadi potensi bahaya. Jika ada
pertanyaan lebih lanjut mengenai metode terapi sel punca, Anda dapat
berkonsultasi ke dokter
5. Buatlah rangkuman mengenai struktur jaringan hewan!
Jaringan hewan adalah macam-macam kelompok sel hewan yang dapat
mengerjakan suatu fungsi spesifik, yang kemudian dapat membentuk berbagai
macam organ.

Jaringan hewan terbagi ke dalam empat kelompok, yaitu jaringan epitel, jaringan
ikat, jaringan otot dan jaringan saraf.

1) Jaringan epitel : melindungi bagian luar tubuh dan melapisi organ serta rongga
di dalam tubuh. Umumnya jaringan ini tersusun atas sel yang terikat dengan kuat.

2) Jaringan ikat : fungsi utamanya sebagai pengikat dan mendukung jaringan lain.
Berisi sel yang tersebar di seluruh matriks ekstraseluler.
3) Jaringan otot : tersusun atas sel berbentuk panjang yang disebut serabut otot
yang memiliki kemampuan kontraksi sebagai respon dari adanya sinyal saraf.

4) Jaringan saraf : tersusun atas neuron (sel saraf) yang memiliki fungsi
penerimaan, proses dan transmisi informasi (sinyal).

C. Kesimpulan : Dari uraian diatas, dapat disimpulkan mengenai pembahasan sel hewan
yaitu sebagai berikut.

1. Sel hewan memiliki karakteristik yang berbeda dengan sel lainnya seperti sel
tumbuhan. Hal tersebut dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya, seperti tidak
mempunyai dinding sel dan vakuola. Dengan tidak mempunyai dinding sel tersebut, maka
bentuk sel hewan tidak tetap atau dapat berubah-berubah.

2. Struktur penyusun sel hewan terdiri dari 3 bagian utama, yaitu membran sel
(membran plasma), inti sel (nukleus), dan sitoplasma. Setiap bagian-bagian sel tersebut
memiliki tugas dan fungsi masing-masing yang saling melengkapi antara satu dengan yang
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai