Dosen Pengampu :
Neni Murnianti, M. Pd.
Disusun Oleh:
1. Aqilul Hidayat Al-Badar (A1D021003)
2. Fesy Antina (A1D021008)
3. Susan Krisdianty Simanjuntak (A1D021026)
4. Nabila Al Awaliyah (A1D021048)
5. Anjeli Rama Sari (A1D021050)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Biologi Dasar yang berjudul
“Jaringan Tumbuhan dan Hewan”. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan
kemampuan dan kadangkala ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan kepada pihak yang
membantu sehingga terselesainya makalah ini.Didalam tubuh makhluk hidup
terdapat suatu sistem yang luar biasa. Sistem ini terorganisir sedemikian rupa
sehingga dapat membentuk suatu kesatuan yaitu makhluk hidup yang dapat
beraktivitas. Sistem ini dimulai dari satuan yang terkecil yaitu sel, kumpulan sel
dengan fungsi yang sama kemudian membentuk sebuah jaringan, kumpulan
jaringan akan membentuk organ, hingga akhirnya organ-organ yang berada pada
satu sistem membentuk sistem tubuh makhluk hidup.
Pembahasan makalah pada kali ini berfokus pada jaringan tumbuhan dan
hewan. Tumbuhan dan hewan dalam melakukan seluruh aktivitasnya melibatkan
peran-peran jaringan. Aktivitas tumbuhan dan hewan pastilah berbeda, jaringan
yang berperan pun akan berbeda. Untuk itu, makalah ini memberikan penjelasan
lebih lanjut mengenai jaringan- jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan hewan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Biologi Dasar yang telah membimbing saya belajar banyak hal berkaitan
tentang mata kuliah Biologi Dasar. Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa saya
berharap dan berdoa agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
sendiri selaku sebagai penyusun dan umumnya bagi para pembaca makalah ini,
Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
C. Manfaat Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Jaringan Tumbuhan.......................................................................3
1. Jaringan Meristem......................................................................................4
2. Jaringan Dewasa.........................................................................................5
3. Jaringan Penguat/Penyokong......................................................................8
4. Jaringan Pengangkut...................................................................................9
5. Jaringan Sklerenkin....................................................................................10
6. Jaringan Gabus............................................................................................12
B. Pengertian Jaringan Hewaan...........................................................................12
1 Jaringan Epitelium.........................................................................................13
2. Jaringan Ikat..................................................................................................16
3. Jarinagn Otot.................................................................................................19
3. Jaringan Saraf...............................................................................................23
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................26
B. Saran...............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu tentang makhluk hidup beserta lingkungannya.
Objek yang dipelajari dalam biologi adalah makhluk hidup dan makhluk tak
hidup. Makhluk hidup selalu erat kaitannya dengan lingkungannya. Lingkungan
tersebut terbagi menjadi lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan
biotik meliputi semua makhluk hidup yang terbagi menjadi atas mikroorganisme,
tumbuhan, hewan, dan manusia. Lingkungan abiotik meliputi faktor fisika dan
kimia yang penting bagi makhluk hidup, seperti air, temperatur, sinar matahari,
dan tanah.
Dalam ruang lingkup Biologi, organisme yang dipelajari, khususnya
makhluk hidup terdiri atas berbagai tingkatan organisasi kehidupan. Tingkatan
organisasi yang dipelajari dimulai dari yang paling sederhana hingga tingkatan
yang kompleks. Tingkatan organisasi kehidupan dimulai dari molekul, sel,
jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, ekosistem, hingga ketingkatan
bioma.
Jaringan merupakan sekumpulan sel yang terdapat zat antara (plasma
darah). Jaringan terbentuk karena adanya pembelahan sel. Cabang biologi yang
mempelajari adalah histology (Doni, 2009).
Jaringan pada tumbuhan berbeda dengan jaringan yang ada pada hewan,
berbeda jaringan yang pada tumbuhan adalah meristem, epicermis,
parenkim,jaringan penguat danjaringan pengangkut. Sedangkan pada hewan
adalah jaringan ephitelium, syaraf, otot, dan jaringan tulang (Asnani, 2009).
Beberapa jaringan menyusun organ dan organ-organ tersebut membentuk
satu kesatuan dalam sistem tubuh makhluk hidup. Jaringan diklasifikasikan
menurut dasar yang berbeda, dapat berdasarkan asal usul, struktur atau fisiologi.
Tubuh tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel yang mempunyai asal, fungsi, serta
struktur yang sama dan disebut sebagai jaringan. Berdasarkan perkembangannya,
jaringan tumbuhan dapat dibedakan menjadi jaringan embrional (muda) dan
jaringan dewasa. Jaringan dewasa merupakan perkembangan dari jaringan
embrional yang mengalami differensiasi struktur maupun fungsi. Jaringan
meristem merupakan jaringan embrional yang terdapat pada tumbuhan.
Sedangkan jaringan dewasa terdiri dari jaringan-jaringan idioblas yang
membentuk sistem jaringan pelindung, jaringan dasar, dan jaringan pengangkut.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.) Menjelaskan jaringan yang terdapat pada tumbuhan
2.) Menjelaskan jaringan yang terdapat pada hewan
C.Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1.) Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang jaringan pada
tumbuhan dan hewan.
2.) Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang organ
tumbuhan dan hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
Jaringan epidermis adalah lapisan paling luar pada setiap organ tumbuhan
seperti akar, batang, daun, buah, bunga, biji). Jaringan epidermis berfungsi
sebagai pelindung yang menutupi seluruh organ tumbuhan. Jaringan epidermis
berasal dari protoderm. Setelah tua bisa tetap ada atau rusak, dan jika sampai
rusak maka jaringan epidermis akan digantikan oleh gabus. Umumnya lapisan
epidermis hanya terdiri dari selapisn namun ada juga yang lebih dengan bentuk
dan ukuran yang beragam.
Ciri Ciri Jaringan Epidermis
1. Memiliki susunan sel rapat tanpa disertai ruang antarsel
2. Terdiri dari sel-sel hidup
3. Dinding sel yang beragam dengan bergantung posisi dan jenis tumbuhan
4. Memiliki protoplasma hidup yang mengandung kristal garam, getah, kristal
silikat, dan minyak.
5. Memiliki vakuola yang berukuran besar yang dapat berisi antosianin
6. Tidak berkloroplas, kecuali pada sel penutup, pada hidrofit, dan tumbuhan
dibawah naungan
7. Mengalami modifikasi dengan membentuk derivat jaringan epidermis seperti
stomata, vilamen, trikomata (rambut-rambut), sel kersik (sel silika), spina
(duri), sel kipas.
4. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang bertugas dalam mengangkut zat.
Jaringan ini dibagi menjadi dua antara lain sebagai berikut.
Xilem adalah pengakut zat makanan dengana menyalurkan air dan mineral
dari akar menuju ke daun dan bagian tubuh lainnya. Xilem terdiri dari dua
macam antara lain sebagai berikut.
- Unsur trakeal, terdiri dari trakea (sel-sel berbentuk tabung) dan trakeid
(sel-sel yang panjang dengan lubang pada dinding selnya)
- Serabut xilem, terdiri dari sel panjang degan ujung yang meruncing
- Parenkim xilem, berisi zat seperti cadangan makanan, tanin dan kristal
Floem adalah pengangkut zat makanan dari hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tubuh. Floem tersusun antara lain sebagai berikut.
- Bulu tapis, berbentuk tabung dengan ujung yang berlubang.
- Sel pengiring, berbentuk silinder dengan plasma yang dekat.
- Serabut floem, berbentuk panjang dengan ujung berimpit dan
dindingnya tebal.
- Parenkim floem, selnya hidup, memiliki dinding primer dengan lubang
kecil yang disebut noktah. Parenkim floem berisi tepung, damar, atau
kristal.
5.Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim adalah jaringan penguat yang diri dari sel-sel mati.
Sklerenkim memiliki dinding sel yang kuat, tebal dan mengandung lignin.
Sklerenkim terbagi dari dua macam berdasarkan bentuknya yaitu, serabut dan
sklereid (sel batu).
Serabut atau serat berasal dari jaringan meristem yang terdiri dari sel-sel
panjang dan bergerombol membentuk anyaman atau pita. Misalnya pelepah daun
pisang. Sedangkan pada sklereid (sel batu) adalah jaringan sklerenkim yang
bentuk selnya membulat dengan dinding sel mengalami penebalan. Misalnya pada
tempurung kelapa atau kulit biji beras.
Jaringan gabus adalah jaringan yang tersusun dari sel-sel gabus yang
berbentuk memanjang. Jaringan gabus berfungsi melindungi jaringan lain yang
terdapat dibawahnya agar tidak terlalu agak tidak terlalu banyak kehilangan air.
Sel gabus dapat ditemukan dipermukaan luar batang.
c. Epitelium silindris
Epitelium silindris tersusun dari sel-sel yang berbentuk heksagonal
memanjang (silinder). Inti sel dari epitelium ini berbentuk pipih memanjang,
berderet pada ketinggian yang sama, dan letaknya lebih dekat ke permukaan
basal. Dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
1) Epitelium silindris selapis merupakan epitelium yang tersusun dari selapis
sel berbentuk silindris. Di antara sel-sel epitelium silindris selapis biasanya
terdapat sel goblet, yaitu sel berbentuk piala yang berfungsi menghasilkan
lendir. Ada yang bersilia dan ada yang tidak bersilia. Epitelium silindris
selapis bersilia terdapat pada uterus, saluran uterus, vas deferens, dan
bronkus intrapulmoner. Sementara itu, epitelium silindris selapis tidak
bersilia terdapat pada sebagian besar saluran pencernaan seperti lambung,
usus halus, dan kantong empedu. Berfungsi untuk sekresi dan absorpsi.
2) Epitelium silindris berlapis merupakan epitelium yang terdiri atas lebih dari
satu lapis sel berbentuk silindris pada permukaannya. Akan tetapi, sel-sel
pada lapisan-lapisan basal relatif lebih pendek dan berbentuk polihedral
tidak teratur. Terdapat pada pada uretra, laring, faring, dan kelenjar ludah.
Fungsi epitelium silindris berlapis banyak adalah untuk proteksi dan
sekresi.
3) Epitelium silindris berlapis semu bersilia merupakan epitelium yang
tersusun dari sel-sel dengan inti sel tidak sejajar sehingga seolah-olah
epitelium tersebut terdiri atas banyak lapisan. Pada epitelium ini terdapat
silia yang berfungsi menggerakkan partikel yang berada di atasnya. Fungsi
epitelium silindris berlapis semu bersilia adalah untuk proteksi. Terdapat
pada saluran telur (tuba Fallopi), rongga hidung, dan saluran pernapasan.
d. Epitelium transisional
Epitelium transisional tersusun dari sel-sel yang bentuknya dapat
berubahubah. Bagian basal terdiri atas sel-sel kubus hingga silindris, bagian
tengah terdiri atas selsel kubus polihedral, dan bagian permukaan dalam
(superfasial) terdiri atas sel-sel berbentuk kubus hingga pipih. Terdapat pada
organ-organ yang dapat mengalami peregangan, misalnya ureter, vesika urinaria,
pelvis renalis, dan uretra. Oleh sebab itu, sel-sel epitelium pada organ-organ
tersebut dapat berubah-ubah bentuk sesuai dengan tingkat peregangannya.
e. Epitelium kelenjar
Epitelium kelenjar tersusun dari sel-sel epitelium khusus untuk sekresi zat yang
diperlukan dalam proses fisiologi tubuh. Ada dua macam kelenjar, yaitu.
1) Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang menyalurkan sekretnya ke suatu
permukaan tubuh (sekresi eksternal). Hasil sekresi ini disalurkan ke
permukaan tubuh melalui suatu saluran yang bentuknya bermacammacam,
seperti lurus, bergelung, atau bercabang. Sekret yang dikeluarkan berupa
cairan jernih yang mengandung enzim atau musin. Contoh pankreas,
kelenjar ludah, kelenjar lambung, dan kelenjar keringat.
2) Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang menyalurkan sekretnya langsung ke
dalam pembuluh darah atau pembuluh limfa (sekresi internal). Oleh karena
tidak memiliki saluran, maka kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu.
Sekret yang dikeluarkan berupa hormon. Contoh kelenjar endokrin adalah
kelenjar tiroid, kelenjar hipofisis, kelenjar paratiroid, dan kelenjar timus.
2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat menyangga tubuh dan organ tubuh serta menyatukan jaringan-
jaringan. Susunan utama jaringan ini terdiri dari substansi tak hidup interseluler
yang dihasilkan oleh sel-sel jaringan ikat tertentu. Serat jaringan ikat terbuat dari
protein yang terdiri dari 3 jenis, yaitu serat kolagen serat elastic, dan serat
retikuler (Neil A Champbell, 2004: 5).
3. Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas sel-sel panjang yang disebut serabut otot yang
mampu berkontraksi ketika dirangsang oleh impuls saraf. Jaringan otot
tersususn dalam susunan parallel didalam sitoplasma, serabut otot adalah
sejumlah besar mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil aktin dan
myosin. Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada bagian besar
hewan dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang
memerlukan energy dalam suatu hewan yang aktif (Neil A Champbell, 2004:
9).
Fungsi jaringan otot adalah sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot dapat
melaksanakan fungsi tersebut karena memiliki kemampuan untuk Otot
memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi.
Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi
otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
4. Jaringan Saraf
Jaringan saraf sebagai jaringan komunikasi. Jaringan saraf mengalami
spesialisasi untuk menerima stimulus dan menghantarkan impuls keseluruh bagian
tubuh. jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. sel saraf terdiri atas
badan sel yang memiliki banyak cabang. Cabang inilah yang menghubungkan sel
saraf satu dengan sel saraf yang lain. Jaringan saraf terdiri dari dua jenis sel yaitu
neuron dan neurogia. Neuron adalah unit structural dan fungsional pada jaringan
saraf. Secara anatomis, jaringan saraf terdiri dari system saraf pusat (otak dan
medulla spenalis) dan system saraf perifer (serabut saaf dan kelompok sel saraf
yang disebut ganglia) (Ethel Sloane, 2004: 81).
Fungsi jaringan saraf adalah mengatur organ–organ atau alat-alat tubuh agar
terjadi keserasian kerja dan menerima serta menghantarkan rangsangan sehingga
dapat mengetahui dengan cepat keadaan dan perubahan yang terjadi di sekitar dan
tersusun atas sel-sel yang disebut neuron (sel saraf) dan neuroglia (sel
pendukung).
Gambar skema sel saraf dan nama bagian-bagian sel saraf.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel yang
mempunyai kemampuan titopotensial yang berbeda dengan jaringan hewan,
jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang mempunyai kemampuan jika
organisme tumbuhan ini dapat memperbanyak diri dengan negativ menginat
kemampuan tubuh tumuhan terdiri dari sel-sel. Jaringan tumbuhan terdiri dari
jaringan meristem, jaringan dewasa, jaringan penyokong / penguat, jaringan
sklerenkim, jaringan pegangkut, dan jaringan gabus.
Pengertian Jaringan Pada Hewan Sel dicirikan oleh adanya molekul makro
khusus, seperti pati dan selulosa, yang terjadi dari ratusan sampai ribuan gula atau
molekul lain, selain itu sel dapat juga dicirikan oleh adanya molekul makro seperti
protein dan asam nukleat baik DNA atau RNA yang tersusun sebagai rantai yang
terdiri dari ratusan sampai ribuan molekul.
Sel-sel penyusun jaringan pada hewan lebih banyak dan kompleks, jaringan
hewan terdiri dari sel-sel dengan membran halus, dan jaringan digenangi dengan
larutan yang mengandung NaCl. Jaringan pada hewan dibagi menjadi empat
jaringan utama yaitu, jaringan epitelium, jaringan ikat atau jaringan penyambung,
jaringan otot dan jaringan saraf.
B.Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat
bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
bitar. (2021, juni 23). materi jaringan tumbuhan. Retrieved from guru pendidikan
web site: https://www.gurupendidikan.co.id/jaringan-tumbuhan/
brotowidjoyo, Mukayat Djarubito, Zoologi Dasar, Jakarta: Erlangga, 1994.
Campbell, Neil, A. 2004. Biologi Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga
pendidikan, g. (2021, juni 22). jaringan hewan: jenis, fungsi, letak, gambar dan
contohnya. Retrieved from guru pendidikan web site:
https://www.gurupendidikan.co.id/jaringan-hewan/
radioopoemo. 1983. Zoologi. Jakarta : Erlangga