Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH BIOLOGI DASAR

JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN

Dosen Pengampu :
Neni Murnianti, M. Pd.

Disusun Oleh:
1. Aqilul Hidayat Al-Badar (A1D021003)
2. Fesy Antina (A1D021008)
3. Susan Krisdianty Simanjuntak (A1D021026)
4. Nabila Al Awaliyah (A1D021048)
5. Anjeli Rama Sari (A1D021050)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Biologi Dasar yang berjudul
“Jaringan Tumbuhan dan Hewan”. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan
kemampuan dan kadangkala ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan kepada pihak yang
membantu sehingga terselesainya makalah ini.Didalam tubuh makhluk hidup
terdapat suatu sistem yang luar biasa. Sistem ini terorganisir sedemikian rupa
sehingga dapat membentuk suatu kesatuan yaitu makhluk hidup yang dapat
beraktivitas. Sistem ini dimulai dari satuan yang terkecil yaitu sel, kumpulan sel
dengan fungsi yang sama kemudian membentuk sebuah jaringan, kumpulan
jaringan akan membentuk organ, hingga akhirnya organ-organ yang berada pada
satu sistem membentuk sistem tubuh makhluk hidup.
Pembahasan makalah pada kali ini berfokus pada jaringan tumbuhan dan
hewan. Tumbuhan dan hewan dalam melakukan seluruh aktivitasnya melibatkan
peran-peran jaringan. Aktivitas tumbuhan dan hewan pastilah berbeda, jaringan
yang berperan pun akan berbeda. Untuk itu, makalah ini memberikan penjelasan
lebih lanjut mengenai jaringan- jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan hewan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Biologi Dasar yang telah membimbing saya belajar banyak hal berkaitan
tentang mata kuliah Biologi Dasar. Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa saya
berharap dan berdoa agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
sendiri selaku sebagai penyusun dan umumnya bagi para pembaca makalah ini,
Aamiin.

Bengkulu, 02 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
C. Manfaat Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Jaringan Tumbuhan.......................................................................3
1. Jaringan Meristem......................................................................................4
2. Jaringan Dewasa.........................................................................................5
3. Jaringan Penguat/Penyokong......................................................................8
4. Jaringan Pengangkut...................................................................................9
5. Jaringan Sklerenkin....................................................................................10
6. Jaringan Gabus............................................................................................12
B. Pengertian Jaringan Hewaan...........................................................................12
1 Jaringan Epitelium.........................................................................................13
2. Jaringan Ikat..................................................................................................16
3. Jarinagn Otot.................................................................................................19
3. Jaringan Saraf...............................................................................................23
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................26
B. Saran...............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu tentang makhluk hidup beserta lingkungannya.
Objek yang dipelajari dalam biologi adalah makhluk hidup dan makhluk tak
hidup. Makhluk hidup selalu erat kaitannya dengan lingkungannya. Lingkungan
tersebut terbagi menjadi lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan
biotik meliputi semua makhluk hidup yang terbagi menjadi atas mikroorganisme,
tumbuhan, hewan, dan manusia. Lingkungan abiotik meliputi faktor fisika dan
kimia yang penting bagi makhluk hidup, seperti air, temperatur, sinar matahari,
dan tanah.
Dalam ruang lingkup Biologi, organisme yang dipelajari, khususnya
makhluk hidup terdiri atas berbagai tingkatan organisasi kehidupan. Tingkatan
organisasi yang dipelajari dimulai dari yang paling sederhana hingga tingkatan
yang kompleks. Tingkatan organisasi kehidupan dimulai dari molekul, sel,
jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, ekosistem, hingga ketingkatan
bioma.
Jaringan merupakan sekumpulan sel yang terdapat zat antara (plasma
darah). Jaringan terbentuk karena adanya pembelahan sel. Cabang biologi yang
mempelajari adalah histology (Doni, 2009).
Jaringan pada tumbuhan berbeda dengan jaringan yang ada pada hewan,
berbeda jaringan yang pada tumbuhan adalah meristem, epicermis,
parenkim,jaringan penguat danjaringan pengangkut. Sedangkan pada hewan
adalah jaringan ephitelium, syaraf, otot, dan jaringan tulang (Asnani, 2009).
Beberapa jaringan menyusun organ dan organ-organ tersebut membentuk
satu kesatuan dalam sistem tubuh makhluk hidup. Jaringan diklasifikasikan
menurut dasar yang berbeda, dapat berdasarkan asal usul, struktur atau fisiologi.
Tubuh tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel yang mempunyai asal, fungsi, serta
struktur yang sama dan disebut sebagai jaringan. Berdasarkan perkembangannya,
jaringan tumbuhan dapat dibedakan menjadi jaringan embrional (muda) dan
jaringan dewasa. Jaringan dewasa merupakan perkembangan dari jaringan
embrional yang mengalami differensiasi struktur maupun fungsi. Jaringan
meristem merupakan jaringan embrional yang terdapat pada tumbuhan.
Sedangkan jaringan dewasa terdiri dari jaringan-jaringan idioblas yang
membentuk sistem jaringan pelindung, jaringan dasar, dan jaringan pengangkut.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.) Menjelaskan jaringan yang terdapat pada tumbuhan
2.) Menjelaskan jaringan yang terdapat pada hewan

C.Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1.) Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang jaringan pada
tumbuhan dan hewan.
2.) Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang organ
tumbuhan dan hewan.
BAB II
PEMBAHASAN

A . Pengertian Jaringan Pada Tumbuhan


Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama dan terikat oleh bahan-bahan antar sel membentuk satu kesatuan. Awal
pembentukan tumbuhan diawali dari jaringan meristem. jaringan meristem
tersebut akan terspesialisasi menjadi kelompok yang berbeda-beda yang disebut
jaringan sederhana.
Jaringan sederhana ini terdiri dari sel-sel yang strukturnya sama seperti
parenkim, kolenkim dan sklerenkim. Jaringan meristem ini selanjutnya akan aktif
membelah diri secara mitosis. Kemampuan jaringan bermitosis secara terus
menerus menyebabkan terus bertambahnya sel-sel baru sehingga sel mengalami
perubahan sifat sel serta mengalami diferensiasi.
Selain itu, akibat dari pembelahan sel ini juga akan membentuk berbagai
jaringan kompleks yang tidak memiliki ketidakmampuan untuk membelah diri
lagi atau menjadi jaringan yang tidak meristematik.
Pengertian Jaringan Tumbuhan Menurut Para Ahli
1. Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel yang
mempunyai kemampuan titopotensial yang berbeda dengan jaringan hewan,
jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang mempunyai kemampuan jika
organisme tumbuhan ini dapat memperbanyak diri dengan negativ menginat
kemampuan tubuh tumuhan terdiri dari sel-sel (Nurhayati, 2012, p.6).
2. Sistem jaringan dasar mensistesis senyawa organik yang mendukung pabrik
dan menyediakan penyimoanan untuk tanaman hal ini beberapa kolenkim dan
sel sklerenkim (Avivi, 2004,.27).
3. Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan  yang mempunyai
bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama. Jaringan pada tumbuhan terdiri
atas jaringan muda (meristem) dan jaringan dewasa (Soerdikoesomo, 2007,
p.177).
Jaringan Pada Tumbuhan
1. Jaringan Meristem (embrionik)

Pengertian Jaringan Meristem – Jaringan meristem adalah jaringan muda


sekelompok sel-sel tumbuhan aktif membelah. Sel-sel meristem akan
menghasilkan sel baru yang sebagian dari hasil pembelahan akan tetap berada di
dalam meristem, hal ini disebut sebagai sel permulaan atau inisial. Sedangkan dari
sel-sel baru, digantikan kedudukannya oleh sel meristem yang disebut dengan
derivatif atau turunan.

Jaringan Meristem Berdasarkan Posisi Dalam Tumbuhan


1. Meristem apikal : terdapat di ujung puncak utama dan pucuk lateral serta
ujung akar
2. Meristem interkalar : terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya pada
meristem pangkal ruas tumbuhan anggota suku rumput-rumputan
3. Meristem lateral : terletak sejajar dengan permukaan organ ditemukannya,
contohnya pada kambium dan kambium gabus (felogen).
Macam-Macam Jaringan Meristem Berdasarkan Asal Usulnya
1.  Meristem primer : apabila sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel
embrionik (meristem apikal)
2. Meristem sekunder : apabila sel-selnya berkembang dan jaringa dewasa yang
sudah mengalami deferensiasi. Contohnya kambium dan kambium gabus
(felogen).
2. Jaringan Dewasa (Permanen) Tumbuhan
Jaringan meristem dewasa adalah jaringan yang telah mengalami
deferensiasi. Jaringan ini sudah tidak mengalami pembelahan lagi atau tidak aktif.

Ciri Jaringan Dewasa (Permanen)


1. Tidak aktif membelah diri
2. Berukuran lebih besar dari pada jaringan meristem
3. Mempunyai vakuola yang berukuran besar, sehingga memiliki plasma sel
yang sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel
4. Di sela-sela selnya memiliki ruang antarsel
5. Sel telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya.

Macam-Macam Jaringan Dewasa (Permanen)


Jaringan dewasa dapat terdiri dari beberapa macam yang dibedakan
berdasarkan dari bentuk dan fungsinya. Macam-macam jaringan dewasa
(permanen) adalah sebagai berikut :
a. Jaringan Epidermis (Pelindung)

Jaringan epidermis adalah lapisan paling luar pada setiap organ tumbuhan
seperti akar, batang, daun, buah, bunga, biji). Jaringan epidermis berfungsi
sebagai pelindung yang menutupi seluruh organ tumbuhan. Jaringan epidermis
berasal dari protoderm. Setelah tua bisa tetap ada atau rusak, dan jika sampai
rusak maka jaringan epidermis akan digantikan oleh gabus. Umumnya lapisan
epidermis hanya terdiri dari selapisn namun ada juga yang lebih dengan bentuk
dan ukuran yang beragam.
Ciri Ciri Jaringan Epidermis
1. Memiliki susunan sel rapat tanpa disertai ruang antarsel
2. Terdiri dari sel-sel hidup
3. Dinding sel yang beragam dengan bergantung posisi dan jenis tumbuhan
4. Memiliki protoplasma hidup yang mengandung kristal garam, getah, kristal
silikat, dan minyak.
5. Memiliki vakuola yang berukuran besar yang dapat berisi antosianin
6. Tidak berkloroplas, kecuali pada sel penutup, pada hidrofit, dan tumbuhan
dibawah naungan
7. Mengalami modifikasi dengan membentuk derivat jaringan epidermis seperti
stomata, vilamen, trikomata (rambut-rambut), sel kersik (sel silika), spina
(duri), sel kipas.

Fungsi Jaringan Epidermis


Selain sebagai fungsi pelindung, jaringan epidermis juga memiliki fungsi lain.
Macam-macam fungsi epidermis adalah sebagai berikut.
 Membatasi penguapan
 Penyerapan dan penyimpan air
 Penyokong mekanik
b. Jaringan Parenkim (Dasar)

Jaringan parenkin (dasar) adalah jaringan yang terdapat diseluruh organ


tumbuhan. Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel yang hidup dengan struktur
morfologis dan siologis yang beragam. Dapat disebut sebagai jaringan dasar
karena memiliki peranan sebagai penyusun sebagian besar jaringan pada akar,
batang, daun, buah, dan biji.

Ciri Ciri Jaringan Parenkim (Dasar)


 Terdiri atas sel-sel yang berukuran besar dan berdinding tipis
 Memiliki bentuk sel segi enam
 Letak inti sel mendekati dasar sel
 Mempunyai banyak vakuola
 Dapat bersifat embrional dan meristematik
 Mempunyai ruang antarsel

Fungsi Jaringan Parenkim (Dasar)


 Sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan
 Tempat berlangsung fotosintesis
 Sebagai jaringan penyokong

Macam-Macam Jaringan Parenkim (Dasar)


Jaringan Parenkim Berdasarkan Fungsinya
1. Parenkim asimilasi (klorenkim) : mengandung klorofil dan berfungsi untuk
fotosintetis.
2. Parenkim air : jaringan yang terdapat pada tumbuhan xerofit atau epifit
sebagai penimbun/menyimpan air untuk melewati musim kering.
3. Parenkim penimbun : Jaringan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan. Jaringan ini biasa terdapat pada akar, buah, umbi, dan
batang. Makanan tersebut dapat berbentuk zat-zat padat, tepung, lemak,
protein, gula.
4. Parenkim udara (Aerenkim) : jaringan yang memiliki ruang antarsel yang
berfungsi dalam mengapungkan tumbuhan di air, hal ini dapat ditemukan pada
tangkai daun Canna sp.
5. Parenkim pengangkut : Jaringan yang berfungsi sebagai pembuluh angkut
baik itu makanan dan maupun air.
Macam-Macam Jaringan Parenkim Berdasarkan Bentuknya
1. Parenkim palisade : parenkin penyusun mesofil pada daun. Jaringan ini
terdapat pada biji dengan bentuk sel panjang, tegak, mengandung banyak
kloroplas.
2. Parenkim bunga karang : jaringan penyusun mesofil daun yang berukuran
tidak tetap serta terdapat ruang antar sel lebar.
3. Parenkim bintang : jaringan yang dapat ditemukan pada tangkai daun Canna
Sp. dengan bentuk seperti bintang yang bersambungan pada bagian ujungnya.
4. Parenkim lipatan : jaringan yang dapat dijumpai pada mesiofil daun pinus
dan padi. Terjadi perlipatan ke arah dalam pada bagian dinding sel dan
mengandung banyak kloroplas.

3 . Jaringan Penyokong/Penguat (Mekanik) Tumbuhan


Jaringan penyokong/penguat adalah jaringan yang memberikan kekuatan
bagi tumbuhan sehingga mampu berdiri tegak. Jaringan penyokong (penguat)
tumbuhan di bagi berdasarkan sifat dan bentuknya antara lain sebagai berikut.

Jaringan kolenkim adalah


jaringan penyokong atau penguat pada
organ tumbuhan muda dan tanaman herba. Kolenkim merupakan sel hidup yang
sifatnya mirip dengan parenkim. Ada sel yang mengandung kloroplas dan
berperan dalam proses fotosintetis.
Ciri Jaringan Kolenkim
 Memiliki struktur yang tebal dan juga kuat
 Dapat mengalami spesialisasi
 Terdapat pada batang, daun dan biji
 Selnya mengalami penebalan pada bagian sudutnya
 Penebalan berupa selulosa
 Pada umumnya berkelompok membentuk untaian atau silinder

Fungsi Jaringan Kolenkim


 Menunjang dan memperkokoh bentuk tumbuhan
 Melindungi berkas pengangkut
 Memperkuat jaringan parenkim

4. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang bertugas dalam mengangkut zat.
Jaringan ini dibagi menjadi dua antara lain sebagai berikut.

 Xilem adalah pengakut zat makanan dengana menyalurkan air dan mineral
dari akar menuju ke daun dan bagian tubuh lainnya. Xilem terdiri dari dua
macam antara lain sebagai berikut.
- Unsur trakeal, terdiri dari trakea (sel-sel berbentuk tabung) dan trakeid
(sel-sel yang panjang dengan lubang pada dinding selnya)
- Serabut xilem, terdiri dari sel panjang degan ujung yang meruncing
- Parenkim xilem, berisi zat seperti cadangan makanan, tanin dan kristal
 Floem adalah pengangkut zat makanan dari hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tubuh. Floem tersusun antara lain sebagai berikut.
- Bulu tapis, berbentuk tabung dengan ujung yang berlubang.
- Sel pengiring, berbentuk silinder dengan plasma yang dekat.
- Serabut floem, berbentuk panjang dengan ujung berimpit dan
dindingnya tebal.
- Parenkim floem, selnya hidup, memiliki dinding primer dengan lubang
kecil yang disebut noktah. Parenkim floem berisi tepung, damar, atau
kristal.

5.Jaringan Sklerenkim

Jaringan sklerenkim adalah jaringan penguat yang diri dari sel-sel mati.
Sklerenkim memiliki dinding sel yang kuat, tebal dan mengandung lignin.
Sklerenkim terbagi dari dua macam berdasarkan bentuknya yaitu, serabut dan
sklereid (sel batu).
Serabut atau serat berasal dari jaringan meristem yang terdiri dari sel-sel
panjang dan bergerombol membentuk anyaman atau pita. Misalnya pelepah daun
pisang. Sedangkan pada sklereid (sel batu) adalah jaringan sklerenkim yang
bentuk selnya membulat dengan dinding sel mengalami penebalan. Misalnya pada
tempurung kelapa atau kulit biji beras.

Ciri-Ciri Jaringan Sklerenkim


 Mengalami penebalan pada seluruh bagian dinding sel
 Penebalan yang berupa lignin
 Berupa sel mati
 Pada umumnya ditemukan pada organ tumbuhan yang tidak lagi
mengalami pertumbuhan dan perkembangna
 Terletak pada perisikel, korteks dan diantara xilem dan floem

Fungsi Jaringan Sklerenkim


1. Sebagai alat untuk bertahan terhadap tekanan dari luar
2. Melindungi dan menguatkan bagian dalam sel
3. Sebagai alat penyokong
6. Jaringan Gabus

Jaringan gabus adalah jaringan yang tersusun dari sel-sel gabus yang
berbentuk memanjang. Jaringan gabus berfungsi melindungi jaringan lain yang
terdapat dibawahnya agar tidak terlalu agak tidak terlalu banyak kehilangan air.
Sel gabus dapat ditemukan dipermukaan luar batang.

Ciri-Ciri Jaringan Gabus


 Disusun dari sel-sel parenkim gabus
 Merupakan sel mati dan kosong
 Berbentuk memanjang dan berdinding gabus

Macam-Macam Jaringan Gabus


Jaringan gabus terdiri atas dua macam antara lain sebagai berikut:
1. Felem : jaringan gabus yang dibentuk oleh kambium gabus berarah luar
dan sel-sel matinya
2. Feloderm : jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus ke arah dalam
dan sel-selnya hidup menyerupai parenkim.

B . Pengertian Jaringan Pada Hewan


Sel dicirikan oleh adanya molekul makro khusus, seperti pati dan selulosa,
yang terjadi dari ratusan sampai ribuan gula atau molekul lain, selain itu sel dapat
juga dicirikan oleh adanya molekul makro seperti protein dan asam nukleat baik
DNA atau RNA yang tersusun sebagai rantai yang terdiri dari ratusan sampai
ribuan molekul (Saktiono,1989).
Sel-sel penyusun jaringan pada hewan lebih banyak dan kompleks,
jaringan hewan terdiri dari sel-sel dengan membran halus, dan jaringan digenangi
dengan larutan yang mengandung NaCl. Jaringan pada hewan dibagi menjadi
empat jaringan utama yaitu, jaringan epitelium, jaringan ikat atau jaringan
penyambung, jaringan otot dan jaringan saraf (Brotowijoyo,1994).
Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang
mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus
memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang spesifik.
Sebagai contoh, otot-otot jantung yang bercabang menghubungkan sel-
jantung yang lainnya. Percabangan tersebut membantu kontraksi sel-sel dalam
satu koordinasi (Campbell ,1999).
Ilmu yang mempelajari jaringan disebut histologi. Jaringan didalam tubuh
hewan mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan fungsinya, seperti peka
dan pengendali (jaringan saraf), gerakan (jaringan otot), penunjang dan pengisi
tubuh (jaringan ikat), absorbsi dan sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah)
dan lainnya. Masing-masing jaringan dasar dibedakan lagi menjadi beberapa tipe
khusus sesuai dengan fungsinya.

Macam-macam Jaringan Pada Hewan


1.Jaringan Epitelium
Epithelium terdapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang terkemas rapat.
Seringkali epitel berfungsi sebagai barier, pengatur penyerapan zat-zat ataupun
pelindung dari dehidrasi, dingin, serangan mikroba (Schanus, 2005:42). Jaringan
epitel terbagi menjadi dua klasifikasi yaitu epithelium penutup dan epithelium
glandular.
 Epithelium penutup dan pelapis adalah lapisan sel yang menutupi bagian
internal dan eksternal permukaan tubuh dan organ serta melapisi rongga
tubuh dan organ berongga.
 Epithelium glandular berasal dari epithelium yang melapisi atau menutupi
sel-sel yang tumbuh sampai kedalam jaringan penunjang.
Struktur Jaringan Epitel:
 Pada umumnya salah satu permukaan epithelium bersifat bebas dan
menghadap kecairan atau udara.
 Epithelium tidak memiliki suplay darah. Nutisinya berasal dari difusi
pembuluh-pembuluh darah dibawah jaringan ikat.
 Sel-sel epitel tersusun rapat dengan sedikit materi interseluler.
 Sel-sel epitel bereprosuksi dengan cepat untuk mengganti sel yang rusak
atau hilang (Ethel Sloane, 2004: 69)
Jenis Jaringan Epitel
a. Epitelium pipih
Epitelium pipih tersusun dari sel-sel yang berbentuk pipih seperti lembaran
dengan inti sel tampak seperti cakram. Epitelium pipih dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
1) Epitelium pipih selapis merupakan epitelium yang tersusun dari selapis sel
berbentuk pipih. Seluruh sel pada epitelium ini terletak di atas membran
basal dan mencapai permukaan. Terdapat pada alveolus paruparu,
endotelium, mesotelium, lapisan parietal kapsul Bowman dan lengkung
Henle, pleura (selaput pembungkus paru-paru), peritoneum (selaput perut),
perikardium (selaput pembungkus jantung), serta endotelium pada
pembuluh darah dan pembuluh limfa. Berfungsi dalam proses difusi,
osmosis, filtrasi, dan ekskresi.
2) Epitelium pipih berlapis merupakan epitelium yang terdiri atas lebih dari
satu lapis sel berbentuk pipih. Akan tetapi, pada lapisan sel-sel yang lebih
dalam bentuknya dapat berupa kubus atau silindris. Terdapat pada pada
kulit, vagina, rongga mulut, esofagus, anus, dan kornea mata. berfungsi
dalam proteksi (perlindungan).
b. Epitelium kubus (kuboid)
Epitelium kubus tersusun dari sel-sel yang berbentuk kubus dengan inti sel
berbentuk bulat di tengah. Epitelium kubus dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
1) Epitelium kubus selapis merupakan epitelium yang tersusun dari selapis sel
berbentuk kubus. Terdapat pada tubulus kontortus proksimal dan tubulus
kontortus distal pada nefron ginjal, permukaan luar ovarium, kelenjar
ludah, kelenjar tiroid, pankreas, serta lensa mata. berfungsi dalam proteksi,
sekresi, dan absorpsi.
2) Epitelium kubus berlapis merupakan epitelium yang terdiri atas lebih dari
satu lapis sel berbentuk kubus. Terdapat pada kelenjar keringat dan kelenjar
minyak. Berfungsi untuk proteksi, sekresi, ekskresi, dan absorpsi.

c. Epitelium silindris
Epitelium silindris tersusun dari sel-sel yang berbentuk heksagonal
memanjang (silinder). Inti sel dari epitelium ini berbentuk pipih memanjang,
berderet pada ketinggian yang sama, dan letaknya lebih dekat ke permukaan
basal. Dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
1) Epitelium silindris selapis merupakan epitelium yang tersusun dari selapis
sel berbentuk silindris. Di antara sel-sel epitelium silindris selapis biasanya
terdapat sel goblet, yaitu sel berbentuk piala yang berfungsi menghasilkan
lendir. Ada yang bersilia dan ada yang tidak bersilia. Epitelium silindris
selapis bersilia terdapat pada uterus, saluran uterus, vas deferens, dan
bronkus intrapulmoner. Sementara itu, epitelium silindris selapis tidak
bersilia terdapat pada sebagian besar saluran pencernaan seperti lambung,
usus halus, dan kantong empedu. Berfungsi untuk sekresi dan absorpsi.
2) Epitelium silindris berlapis merupakan epitelium yang terdiri atas lebih dari
satu lapis sel berbentuk silindris pada permukaannya. Akan tetapi, sel-sel
pada lapisan-lapisan basal relatif lebih pendek dan berbentuk polihedral
tidak teratur. Terdapat pada pada uretra, laring, faring, dan kelenjar ludah.
Fungsi epitelium silindris berlapis banyak adalah untuk proteksi dan
sekresi.
3) Epitelium silindris berlapis semu bersilia merupakan epitelium yang
tersusun dari sel-sel dengan inti sel tidak sejajar sehingga seolah-olah
epitelium tersebut terdiri atas banyak lapisan. Pada epitelium ini terdapat
silia yang berfungsi menggerakkan partikel yang berada di atasnya. Fungsi
epitelium silindris berlapis semu bersilia adalah untuk proteksi. Terdapat
pada saluran telur (tuba Fallopi), rongga hidung, dan saluran pernapasan.
d. Epitelium transisional
Epitelium transisional tersusun dari sel-sel yang bentuknya dapat
berubahubah. Bagian basal terdiri atas sel-sel kubus hingga silindris, bagian
tengah terdiri atas selsel kubus polihedral, dan bagian permukaan dalam
(superfasial) terdiri atas sel-sel berbentuk kubus hingga pipih. Terdapat pada
organ-organ yang dapat mengalami peregangan, misalnya ureter, vesika urinaria,
pelvis renalis, dan uretra. Oleh sebab itu, sel-sel epitelium pada organ-organ
tersebut dapat berubah-ubah bentuk sesuai dengan tingkat peregangannya.
e. Epitelium kelenjar
Epitelium kelenjar tersusun dari sel-sel epitelium khusus untuk sekresi zat yang
diperlukan dalam proses fisiologi tubuh. Ada dua macam kelenjar, yaitu.
1) Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang menyalurkan sekretnya ke suatu
permukaan tubuh (sekresi eksternal). Hasil sekresi ini disalurkan ke
permukaan tubuh melalui suatu saluran yang bentuknya bermacammacam,
seperti lurus, bergelung, atau bercabang. Sekret yang dikeluarkan berupa
cairan jernih yang mengandung enzim atau musin. Contoh pankreas,
kelenjar ludah, kelenjar lambung, dan kelenjar keringat.
2) Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang menyalurkan sekretnya langsung ke
dalam pembuluh darah atau pembuluh limfa (sekresi internal). Oleh karena
tidak memiliki saluran, maka kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu.
Sekret yang dikeluarkan berupa hormon. Contoh kelenjar endokrin adalah
kelenjar tiroid, kelenjar hipofisis, kelenjar paratiroid, dan kelenjar timus.

2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat menyangga tubuh dan organ tubuh serta menyatukan jaringan-
jaringan. Susunan utama jaringan ini terdiri dari substansi tak hidup interseluler
yang dihasilkan oleh sel-sel jaringan ikat tertentu. Serat jaringan ikat terbuat dari
protein yang terdiri dari 3 jenis, yaitu serat kolagen serat elastic, dan serat
retikuler (Neil A Champbell, 2004: 5).

Sel-sel penyusun jaringan ikat


1. Fibroblas, merupakan sel besar, bercabang-cabang yang dari samping
berbentuk seperti gelendong. Cabang-cabangnya langsing. Inti lonjong atau
memanjang dan kromatin halus. Berfungsi untuk mensekresikan protein.
2. Sel lemak, ada dua jenis sel lemak yakni sel unilokular yaitu mengandung
satu unit sel lemak dan ukurannya besar dan membentuk jaringan lemak putih.
Sedangkan sel lemak yang dibentuk oleh banyak unit lemak namun ukurannya
kecil disebut multilokular dan membentuk jaringan lemak coklat. Penyebaran
lemak putih lebih banyak dibanding dengan lemak coklat. Sel lemak putih
berbentuk bulat atau polihedral dengan diameter 120 ųm. Sel lemak coklat
berbentuk poligonal. Berfungsi untuk menyimpan lemak.
3. Sel plasma, berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi untuk meghasilkan
antibody untuk melawan pathogen berupa bakteri, virus atau protozoa
4. Makrofag, kebanyakan ditemukan pada daerah yang kaya pembuluh darah.
Bentuk sel tidak beraturan dan cabang-cabangnya pendek. Bila dirangsang,
dapat melakukan gerakan amuboid dengan kaki-kaki palsu terjulur ke segala
arah. Merupakan tipe sel pengembara. Inti berbentuk lonjong , kadang-kadang
berlekuk, lebih kecil dari inti fibroblas. Sitoplasma berwarna gelap. Sel ini
mempunyai kemampuan menelan. Makrofag berperan untuk pertahanan tubuh
karena dapat bergerak dan berdaya fagositosis. Juga berperan dalam reaksi
imunologis. Makrofag menghasilkan sejumlah substansi penting seperti,
lisozim, elastase, kolagenase, dan interferon.
5. Sel tiang (Mast cell), Berfungsi untuk meningkatkan permiabilitas pembuluh
darah dan berfungsi untuk heparin dan histamine
Berdasarkan fungsi dan strukurnya jaringan ikat dibedakan menjadi
a. Jaringan ikat longgar
Jaringan ikat longgar memiliki cirri-ciri yaitu seratnya tertenun longgar
sebagian tersusun atas matriks yang mengandung serabut kolagen elastic.
Jaringan pengikat longgar terbentuk dari masenkim yang tetap ada seterusnya
setelah semua tipe jaringan pengikat itu terbentuk. Jaringan ini merupakan
suatu masa yang ulet keputih-putihan, terdapat dalam ruangan-ruangan diantara
organ-organ dan bersama-sama saluran-saluran darah memasuki bagian dalam
dariorgan-organ tersebut (Radiopoemo, 1983: 100). Contoh dari jaringan ini
adalah fibroblast, sel plasma, makrofag dan berbagai sel darah putih.
b. Jaringan ikat padat
Jaringan ini memiliki cirri-ciri yaitu banuyak mengandung serat
berkolagen. Serat-serat tersebut tersusun dalam berkas parallel, suatu
pengaturan yang memaksimalkan kekuatan non elastic (Champbell, 2004: 8).
Jaringan ini terdapat pada lapisan dermis kulit, intesinum, dan traktus
urinarvis. Pada jaringan ini berkas-berkas epitel serabut kolagen lebiih tebal
dan tersusun kompak, selain itu ada juga serabut-serabut elastic. (Radiopoemo,
1983: 107).
Fungsi jaringan ini adalah menghubungkan berbagai organ tubuh
seperti otot dengan tulang dan tulang dengan tulang (ligament). Jaringa ini
terdapat pada serabut urat selaput pembungkus otot (vasia), ligament, dan
tendon.
c. Jaringan Adipose
Jaringan adipose adalah bentuk jaringan ikat longgar yang menyimpan
lemak dalam sel-sel adipose yang tersebar diseluruh matriksnya. Jaringan
adipose melapisi dan menginsulasi tubuh serta menyimpan molekul-molekul
bahan bakar. Jaringan ini berfungsi menimbun lemak netral yang berupa titik-
titik lemak cavi, sehingga jaringan ini membentuk bantalan yang lunak dan
elastic (Radiopoemo, 1983: 107)
d. Jaringan Rawan
Jaringa tulang rawan ini mempunyai matriks yang keras tetapi elastic yang
disebut kondrin, yang dihasilkan oleh kelompok-kelompok kecil sel-sel
kartilago yang berbentuk bulat, yang terdapat didalamnya. Jaringan ini terdapat
pada batang tenggorok, lempengan dalam punggung, hidung, telinga
(Champbell, 2004:8).
e. Jaringan Tulang Sejati (osteon)
Tulang sejati adalah suatu jaringan ikat bermineral. Sel-sel pembentuk
tulang disebut osteola, mendefosil suatu matriks kolagen tetapi sel-sel tersebut
juga menghasilkan ion kalsium, magnesium, dan fosfat. Jaringan tulang terdiri
atas sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan dalam matriks. Matriks tersusun
atas zat perekat kolagen dan endapan dalam mineral terutama garam dapur atau
kalsium.
f. Jaringan Darah dan Limfa
Sel-sel darah dibuat disumsunm tulang merah yang terletak didekat ujung
tulang-tulang sejati yang panjang. Darah merupakan salah satu criteria jaringa
ikat karena memiliki matriks ekstraseluler yang luas. Matriks ini berupa cairan
yang disebut plasma. Plasma tersuspensi menjadi dua macam sel darah
(eritrosit dan leuksot) dan keping darah. Sel darah merah membawa O2, sel
darah putih berfungsi dalam pertahanan melawan virus, bakteri, dan penyerang
lainnya, sedangkan keeping darah membantu dalam penggumpalan darah.
 Darah termasuk jaringan ikat khusus karena darah berasal jaringan
mesenkim. Darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), keping darah (trombosit), dan plasma darah. Secara umum sel darah
dibentuk dalam sumsum tulang, kecuali 2 macam sel darah putih (limfosit dan
monosit) dibentuk dalam kelenjar limfa. Limfa adalah cairan yang
dikumpulkan dari jaringan-jaringan dan kembali ke aliran darah.

3. Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas sel-sel panjang yang disebut serabut otot yang
mampu berkontraksi ketika dirangsang oleh impuls saraf. Jaringan otot
tersususn dalam susunan parallel didalam sitoplasma, serabut otot adalah
sejumlah besar mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil aktin dan
myosin. Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada bagian besar
hewan dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang
memerlukan energy dalam suatu hewan yang aktif (Neil A Champbell, 2004:
9).
Fungsi jaringan otot adalah sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot dapat
melaksanakan fungsi tersebut karena memiliki kemampuan untuk Otot
memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi.
Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi
otot terjadi jika otot sedang beristirahat.

Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:


 Kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih
pendek dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan
kegiatan.
 Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang
dari ukuran semula.
 Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

Jaringan otot terdiri dari:


a. Jaringan otot polos
Jaringan otot polos tersusun dari sel-sel otot polos yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Bentuk sel seperti gelendong dengan kedua bagian ujungnya meruncing dan
bagian tengahnya melebar.
2. Selnya berukuran panjang 30 – 200 μm dan berdiameter 5 – 10 μm.
3. Inti sel berjumlah satu, berbentuk oval, dan terletak di tengah sel.
4. Pada sel tidak terdapat pita terang dan pita gelap.
5. Aktivitas sel lambat, tetapi tidak mudah lelah. Oleh karena itu, otot polos
mampu berkontraksi dalam jangka waktu yang lama.
6. Kerja otot polos dipengaruhi oleh sistem saraf otonom (saraf tak sadar), baik
saraf simpatis maupun saraf parasimpatis. Oleh sebab itu, otot polos bersifat
involunter, yaitu bekerja di luar kesadaran dan tidak dapat diperintah. Cara
kerja saraf simpatis berlawanan dengan saraf parasimpatis. Misalnya pada
lambung. Jika terjadi kontraksi pada otot lambung, saraf simpatis akan
memperlambat kontraksi, sedangkan saraf parasimpatis akan mempercepat
kontraksi.
7. Otot polos memiliki struktur yang lebih kecil daripada otot lurik.
8. Otot polos memiliki aktin, miosin, dan tropomiosin, tetapi tidak memiliki
troponin. Selain itu, otot polos hanya memiliki sedikit mitokondria.
9. Otot polos dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
- Otot polos unit tunggal adalah otot polos yang terdiri dari ratusan sampai
jutaan serabut yang berkontraksi secara keseluruhan sebagai suatu
kesatuan. Contohnya, otot polos yang menyusun dinding organ dalam
seperti usus, lambung, saluran empedu, ureter, uterus, dan pembuluh
darah.
- Otot polos unit ganda adalah otot polos yang terdiri dari serabut otot yang
berbeda-beda. Setiap serabut otot bekerja sendiri-sendiri tanpa bergantung
dengan serabut otot lainnya. Jenis otot polos ini juga jarang menimbulkan
kontraksi yang spontan. Contohnya, otot polos siliaris pada mata dan otot
piloerektor pada rambut yang menyebabkan rambut berdiri karena
rangsangan saraf simpatis.

b. Jaringan otot lurik (otot rangka)


Jaringan otot lurik disebut juga otot rangka karena melekat pada tulang
rangka. Dalam kehidupan sehari-hari, jaringan otot lurik dikenal sebagai
daging. Ciri-ciri jaringan otot lurik adalah sebagai berikut:
1. Bentuk selnya silindris panjang dengan bagian ujung-ujungnya meruncing,
tetapi agak membulat pada bagian yang berbatasan dengan tendon.
2. Jaringan otot lurik tidak bercabang-cabang.
3. Selnya berukuran panjang 1 – 40 mm dan berdiameter 10 – 100 μm.
4. Memiliki banyak inti sel dengan bentuk silindris dan terletak di bagian
pinggir.
5. Miofibril pada otot lurik terdiri atas filamen tipis dan filamen tebal yang
sejajar dan tersusun berdampingan.
6. Filamen tipis terdiri atas tiga macam protein, yaitu aktin, troponin, dan
tropomiosin.
7. Filamen tebal terdiri atas protein miosin.
8. Filamen aktin dan miosin saling tumpang tindih, serta tersusun menurut
pola tertentu sehingga menghasilkan pandangan garis-garis seran lintang
(lurik).
9. Garis terang disebut pita I (isotrop) dan garis gelap disebut pita A
(anisotrop).
10. Setiap pola yang tersusun dari pita I dan pita A membentuk sarkomer, yaitu
unit fungsional otot rangka karena mampu berkontraksi. Dengan demikian,
satu miofibril tersusun dari banyak sarkomer yang berderet.
11. Aktivitas sel cepat, tetapi mudah lelah. Oleh karena itu, jaringan otot lurik
tidak dapat berkontraksi dalam jangka waktu lama.
12. Kerja otot lurik dipengaruhi oleh otak, sehingga bersifat volunter, yaitu
bekerja di bawah kesadaran dan dapat diperintah.
13. Memiliki banyak mitokondria berukuran besar dengan banyak sekat di
dalamnya. Mitokondria terletak memanjang berderet-deret di sepanjang
serabut, di bawah sarkolema, dan di antara mio_ bril.
14. Otot lurik melekat pada rangka dengan perantara tendon. Selain itu, otot
lurik juga terdapat pada lidah dan bibir. Berikut ini adalah gambar struktur
otot lurik.
c. Otot Jantung (miokardium)
Jaringan otot jantung memiliki bentuk yang mirip dengan otot lurik, tetapi cara
kerjanya seperti otot polos. Ciri-ciri jaringan otot jantung adalah sebagai
berikut:
1. Bentuk selnya silindris bercabang-cabang dengan percabangan yang saling
bertautan. Pertemuan antarcabang pada jaringan otot jantung disebut
sinsitium. Adanya sinsitium memungkinkan penyampaian implus saraf
antara sel otot jantung satu dengan yang lain dapat berlangsung secara
cepat. Otot jantung mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua sel
yang tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop.
2. Memiliki satu atau dua inti yang letaknya di bagian tengah sel.
3. Terdapat pita terang dan pita gelap seperti pada otot lurik. Pada otot jantung
terdapat pigmen lipofusin, yaitu pigmen berbentuk butiranbutiran berwarna
kecokelatan yang mengandung bahan-bahan lemak. Selain pada sel otot
jantung, pigmen lipofusin juga terdapat pada sel hati dan sel saraf.
4. Dapat melakukan kontraksi terus-menerus tanpa beristirahat. Hal ini
dikarenakan otot jantung memiliki banyak mitokondria, mioglobin, dan
menerima suplai darah yang mengandung oksigen dan nutrisi secara
terusmenerus.
5. Kerja otot jantung dipengaruhi oleh saraf otonom sehingga bersifat
involunter, yaitu bekerja di luar kesadaran dan tidak dapat diperintah.
6. Di dalam otot jantung terdapat serat Purkinje, yaitu serat otot jantung
khusus yang mampu menghantar impuls dengan kecepatan lima kali lipat
kecepatan hantaran serabut otot jantung. Serat Purkinje terletak di
endokardium, yaitu lapisan dalam otot.
7. Otot jantung hanya terdapat pada organ jantung.

4. Jaringan Saraf
Jaringan saraf sebagai jaringan komunikasi. Jaringan saraf mengalami
spesialisasi untuk menerima stimulus dan menghantarkan impuls keseluruh bagian
tubuh. jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. sel saraf terdiri atas
badan sel yang memiliki banyak cabang. Cabang inilah yang menghubungkan sel
saraf satu dengan sel saraf yang lain. Jaringan saraf terdiri dari dua jenis sel yaitu
neuron dan neurogia. Neuron adalah unit structural dan fungsional pada jaringan
saraf. Secara anatomis, jaringan saraf terdiri dari system saraf pusat (otak dan
medulla spenalis) dan system saraf perifer (serabut saaf dan kelompok sel saraf
yang disebut ganglia) (Ethel Sloane, 2004: 81).
Fungsi jaringan saraf adalah mengatur organ–organ atau alat-alat tubuh agar
terjadi keserasian kerja dan menerima serta menghantarkan rangsangan sehingga
dapat mengetahui dengan cepat keadaan dan perubahan yang terjadi di sekitar dan
tersusun atas sel-sel yang disebut neuron (sel saraf) dan neuroglia (sel
pendukung).
Gambar skema sel saraf dan nama bagian-bagian sel saraf.

Penjelasan masing-masing saraf:


- Dendrit yaitu penjuluran pendek sitoplasma yang keluar dari badan sel.
Dendrit umumnya bercabang-cabang. Dendrit berfungsi membawa
rangsangan menuju badan sel.
- Badan sel yang di dalamnya terdapat nukleus atau inti sel. Badan sel yaitu
bagian neuron yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Inti sel
bewarna pucat, dengan anak inti (nekleolus) yang terdapat di dalamnya.
Setiap rangsangan akan dibawa ke badan sel oleh dendrit.
- Akson yaitu penjuluran panjang atau tunggal serabut sitoplasma yang
keluar dari badan sel. Akson berfungsi menghantarkan rangsangan dari
badan sel ke neuron lain.
- Sel Schwann yaitu sel neuroglia yang membentuk selubung lemak di
seluruh serabut saraf myelin atau sel penyokong akson. Sel schwann
membantu regenerasi akson yang rusak.
- Selubung mielin yaitu lapisan phospholipid yang mengelilingi akson pada
banyak neuron. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi
nutrisi.
- Nodus Ranvier yaitu bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin.
Nodus Ranvier berfungsi untuk mempercepat penghantaran impuls.

Berdasarkan fungsinya, neuron (sel saraf) dibedakan menjad dua, yaitu:


1. Neuron sensorik adalah neuron yang menghantar impuls atau rangsangan
dari organ penerma rangsang (reseptor) ke sistem saraf pusat, yaitu
otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis).
2. Neuron motorik adalah neuron yang mengirim impuls atau rangsangan dari
sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan
tubuh terhadap rangsangan

BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel yang
mempunyai kemampuan titopotensial yang berbeda dengan jaringan hewan,
jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang mempunyai kemampuan jika
organisme tumbuhan ini dapat memperbanyak diri dengan negativ menginat
kemampuan tubuh tumuhan terdiri dari sel-sel. Jaringan tumbuhan terdiri dari
jaringan meristem, jaringan dewasa, jaringan penyokong / penguat, jaringan
sklerenkim, jaringan pegangkut, dan jaringan gabus.
Pengertian Jaringan Pada Hewan Sel dicirikan oleh adanya molekul makro
khusus, seperti pati dan selulosa, yang terjadi dari ratusan sampai ribuan gula atau
molekul lain, selain itu sel dapat juga dicirikan oleh adanya molekul makro seperti
protein dan asam nukleat baik DNA atau RNA yang tersusun sebagai rantai yang
terdiri dari ratusan sampai ribuan molekul.
Sel-sel penyusun jaringan pada hewan lebih banyak dan kompleks, jaringan
hewan terdiri dari sel-sel dengan membran halus, dan jaringan digenangi dengan
larutan yang mengandung NaCl. Jaringan pada hewan dibagi menjadi empat
jaringan utama yaitu, jaringan epitelium, jaringan ikat atau jaringan penyambung,
jaringan otot dan jaringan saraf.

B.Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat
bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

bitar. (2021, juni 23). materi jaringan tumbuhan. Retrieved from guru pendidikan
web site: https://www.gurupendidikan.co.id/jaringan-tumbuhan/
brotowidjoyo, Mukayat Djarubito, Zoologi Dasar, Jakarta: Erlangga, 1994.
Campbell, Neil, A. 2004. Biologi Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga
pendidikan, g. (2021, juni 22). jaringan hewan: jenis, fungsi, letak, gambar dan
contohnya. Retrieved from guru pendidikan web site:
https://www.gurupendidikan.co.id/jaringan-hewan/
radioopoemo. 1983. Zoologi. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai