Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

JARINGAN HEWAN
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Presentasi Jaringan Hewan
Mata Pelajaran : Biologi
Guru Pengajar : Abdul Malik Jalaludin, M.Pd

Oleh :
1. Andi Farhatun // Jaringan Ikat (Ciri-ciri, Matriks dan Sel-sel penyusunnya) dan Jaringan Ikat
Sejati (Jaringan Ikat Longgar dan Jaringan Ikat Padat)
2. Gabriella Dofani // Jaringan Ikat Cair dan Jaringan Ikat Penyokong
3. Sherly Ramadhania // Sel Punca/Stem Cell
4. Vania Aldennatha // Jaringan Ikat Cair dan Jaringan Ikat Penyokong
5. Devandra Daffa // Jaringan Otot dan Jaringan Syaraf
6. Hafizh Khairi // Jaringan Epitel

XI IPA 4
SMA NEGERI 6 DEPOK
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makalah Jaringan Hewan” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Abdul Malik
Jalaludin, M.Pd pada mata pelajaran Biologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Jaringan Hewan bagi pembaca juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Malik, yang telah memberikan tugas ini
sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Jaringan Hewan.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang tepat dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Depok, 27 September 2021

Penyusun,
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Jaringan Epitel ………………………………………………………….
B. Jaringan Ikat (Ciri-ciri, Matriks, dan Sel-sel penyusunnya) dan Jaringan Ikat
Sejati (Jaringan Ikat Longgar dan Jaringan Ikat Padat) …………………...
C. Jaringan Ikat Cair dan Jaringan Ikat Penyokong ………………………….
D. Jaringan Otot dan Jaringan Saraf ………………………………………...
E. Sel Punca/Stem Cell …………………………………………………….
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………….
B. Saran …………………………………………………………………..
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jaringan Epitel
Pengertian
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi atau menutup permukaan tubuh,
organ tubuh, atau permukaan saluran tubuh hewan. Jaringan epitel tersusun dengan
dua cara yag berbeda, yaitu:

1) Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang tersusun dalam lembaran-lembaran.


Lembaran tersebut terdiri atas selapis atau beberapa lapis. Jaringan epitel biasanya
menutup permukaan luas tubuh, misalnya kulit, atau menutup saluran yang
berhubungan dengan permukaan tubuh, misalnya saluran pencernaan. Jaringan
epitel yang melapisi permukaan dalam organ tubuh ataupun saluran dalam tubuh
disebut endotelium.

2) Jaringan epitel yang tersusun dari kelenjar-kelenjar disesuaikan dengan fungsi


sekresi. Jaringan epitel ini digolongkan sebagai epitel kelenjar

Sifat Umum Epitel


●Jaringan epitel terdiri dari sel dengan batas yang jelas dan terletak rapat satu sama
lain. Oleh karena itu, jaringan epitel dapat dikatakan sebagai jaringan yang seluler.
●Tidak ada pembuluh darah dalam jaringan kapiler, zat makanan diberikan ke
jaringan secara difusi dari pembuluh darah kapiler yang terletak di jaringan di
bawahnya.
●Terdiri atas selapis atau beberapa lapis sel
●Mempunyai sifat regenerasi (pertumbuhan kembali)
●Umumnya dilengkapi dengan mikrovili, flagelLa, dan stereocilia.
●Bentuk sel penyusunnya bervariasi yang bergantung dari fungsi dan letaknya
dalam tubuh
●Terdapat lamina basalis, lamina basalis adalah struktur ekstraseluler yang berupa
lembaran dengan mengikat jaringan dibawahnya.
Ciri Ciri Epitel
Ciri Jaringan Epitel Terdapat 5 yaitu
●Dapat ditemukan di seluruh tubuh.
●Berbentuk pipih, batang dan kubus.
●Bentuk sel penyusunnya bervariasi bergantung pada fungsi dan letaknya.
●Tidak terdapat material di antara sel-sel penyusunnya.
●Sebagai penutup dan kelenjar

Fungsi Epitel
Fungsi utama Jaringan Epitel adalah sebagai lapisan pelindung yang melindungi
jaringan dibawahnya. Letak jaringan epitel terdapat di sepanjang sistem
pencernaan yang membantu dalam penyerapan nutrisi yang dibutuhkan tubuh dari
proses pencernaan.

Terdapat pula fungsi khusus jaringan epitel berdasarkan dari setiap letak jaringan
epitel. Fungsi khusus jaringan epitel adalah sebagai berikut:
1.Sebagai pelindung
2.Sebagai penerima impuls
3.Sebagai alat absorpsi
4.Sebagai Alat Sekresi

Struktur Epitel
Epitel ini dapat dikelompokkan dan diberi nama berdasarkan patokan tertentu.

● Epitelium squamousum dengan epiteliocytus squamous: pipih/gepeng


● Epitelium kuboideum dengan epiteliocytus cuboideus.: kuboid.
● Epitelium kolumnar dengan epiteliocytus columnaris: silindris

Epitel Pipih
(1) Epitel Pipih Selapis Berbentuk tipis, pipih dalam satu lapis, semipermeabel.
Terdapat pada pembuluh darah limfa, kapsul glumerulus, alveolus, saluran kecil
kelenjar, selaput bagian dalam telinga, peritonium, dan pleura. Memiliki fungsi
sebagai difusi oksigen dan karbondioksida, filtrasi darah

(2) Epitel Pipih Berlapis Banyak Bentuk selnya pipih tersusun berlapis-lapis.
Terdapat pada epidermis, vagina, esofagus, anus, dan ujung distal uretra. Berfungsi
sebagai perlindungan/proteksi

Epitel Kubuid

(1) Epitel Kubus Selapis Berbentuk kubus, tersusun dalam satu lapis. Terdapat
pada permukaan ovarium, permukaan lensa mata, epitel retina, dan tubula ginjal.
Berfungsi sebagai sekresi getah dan absorpsi zat

(2) Epitel Kubus Berlapis Banyak Bentuk selnya kubus tersusun berlapis-lapis,
melapisi saluran kelenjar. Terdapat pada saluran kelenjar keringat, kelenjar
minyak, buah zakar, dan indung telur. Berfungsi sebagai sekresi.
Epitel Silindris

(1) Epitel Kubus Selapis Berbentuk kubus, tersusun dalam satu lapis. Terdapat
pada permukaan ovarium, permukaan lensa mata, epitel retina, dan tubula ginjal.
Berfungsi sebagai sekresi getah dan absorpsi zat

(2) Epitel Kubus Berlapis Banyak Bentuk selnya kubus tersusun berlapis-lapis,
melapisi saluran kelenjar. Terdapat pada saluran kelenjar keringat, kelenjar
minyak, buah zakar, dan indung telur. Berfungsi sebagai sekresi.

Epitel Transitional
Epitel peralihan (transitional) termasuk kelompok banyak lapis yang memiliki
variasi yang luas. Epitel jenis ini terutama dimiliki oleh alat berongga yang dapat
mekar jika bertambah isi.Epitel Transisional Memiliki banyak lapisan dan bentuk
yang berubah-ubah, bila jaringannya menggelembung bentuknya berubah.
Terdapat pada saluran pernapasan, kandung kemih, dan ureter

Epitel Kelenjar

Jaringan epitel kelenjar merupakan jaringan epitel khusus yang berperan dalam
sekresi senyawa untuk membantu proses fisiologis. Senyawa yang disekresikan
disimpan di dalam sel dalam bentuk granula sekresi

Epitel Kelenjar Terbagi Menjadi dua yaitu

● Eksokrin: menghasilkan sekret & melepaskan mll saluran kelenjar dg jenis


sekret berupa musin maupun enzim
● Endokrin: menghasilkan sekret berjenis hormon, mengeluarkan langsung
pada pembuluh darah

B.Jaringan Ikat (Ciri-ciri, Matriks, dan Sel-sel penyusunnya) dan Jaringan


Ikat Sejati (Jaringan Ikat Longgar dan Jaringan Ikat Padat)
Pengertian :
● Jaringan ikat adalah jaringan yang ditemukan di seluruh tubuh hewan yang
berperan dalam pengikatan satu jaringan dengan jaringan lainnya

Fungsi jaringan ikat :


1. Mengikat jaringan tubuh
Menghubungkan atau mengikat dua jaringan tubuh. Dilansir dari
Biology LibreTexts, tendon mengikat otot ke tulang sedangkan
ligamen mengikat tulang ke tulang lainnya.
Tendon sangatlah kuat karena terdiri dari matriks kolagen, sedangkan
ligament lebih elastis karena terdiri dari campuran kolagen dan
protein elastin.
2. Menopang Tubuh
Tulang rawan adalah salah satu jenis jaringan ikat yang menopang
tubuh. Jaringan ikat tulang rawan membangun trakea, laring, telinga,
kotak suara, dan juga ujung-ujung tulang.

3. Melindungi organ
Jaringan ikat juga dapat melindungi organ tubuh penting seperti otak,
tulang belakang, dam persendian dengan tingkat stress yang tinggi
seperti lutut dan bahu.Dilansir dari Teach Me Anatomy, jaringan ikat
pada kulit kepala menjaga agar tidak terjadi banyak pendarahan saat
pembuluh darah terkoyak.

4. Tempat Penyimpanan dan Isolasi


Sel adiposa atau sel lemak adalah salah satu jenis jaringan ikat.
Jaringan ikat adiposa berfungsi dalam menyimpan cadangan makanan
berupa lemak yang dapat menggantikan karbohidrat dan juga
mengisolasi tubuh dengan cara menjaga suhu tubuh tetap hangat.

Sel penyusun jaringan ikat :


a. Fibroblas
Yaitu sel berbentuk serat yang berfungsi sebagai sekresi protein penyusun matriks
b. Sel adiposa
Disebut juga sel lemak , berfungsi untuk menyimpan lemak sebagai cadangan
energi ,bentuk sel adiposa menyerupai fibroblas.
c. Sel plasma
Terdapat secara melimpah dibawah membran epitel yang basah. Berfungsi
menghasilkan antybodi yang khas untuk proteion asing ( antigen )
d. Sel tiang
Berfungsi menghasilkan heparin dan histamin. Heparin adalah antikogulan yang
dibentuk dari polisakarida yang berfungsi untuk membekukan darah sedangkan
Histamin adalah sekresi saat terjadi degradulasi sel tiang oleh antigen yang sesuai.
Berfungsi untuk mengatur permeabilitas darah
e. Makrofag
Merupakan sel jaringan ikat yang dapat berubah bentuk . Berfungsi untuk
fagositosis sel buangan, sel mati dan bakteri. Mikrofag terdapat di dekat pembuluh
darah

Jaringan ikat disusun atas beberapa serat


● Serat kolagen
Serat kolagen tersusun atas protein kolagen yang merupakan molekul yang banyak
ditemukan di tubuh hewan. Serat kolagen berukuran besar, bersifat kuat, berwarna
putih, dan tidak elastik.
● Serat elastis
Tersusun atas protein elastin dan bewarna kuning. Serat elastin berukuran lebih
tipis dari serat kolagen namun lebih tebal dari serat retikuler. Elastin memiliki sifat
elastik, ketika kulit ditarik, kulit akan kembali ke bentuk semula karena adanya
serat elastin.
● Serat retikuler
Serat retikuler berukuran sangat tipis dan tersusun atas protein kolagen.
Retikuler menghubungkan (anastomosis) serat kolagen dengan serat kolagen
lain, atau serat kolagen dengan elastin. Serat retikuler juga menyambungkan
antara jaringan ikat dengan jaringan lain.

Jaringan ikat padat :


Jaringan ikat padat tersusun atas sel-sel fibroblas dan memiliki banyak serat
kolagen yang tersusun padat dan teratur.
Jika dilihat lebih mendalam, jaringan ikat terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Jaringan Ikat Padat Beraturan
Jaringan ini hanya dapat ditemukan di daerah yang menimbulkan kontraksi menuju
satu arah.
Dinamakan beraturan dikarenakan serat-serat dari penyusunnya yang sangat teratur
secara sejajar dan searah.

b. Jaringan Ikat Padat Tak Beraturan


Jaringan ini Terletak pada kawasan yang memerlukan tekanan atau peregangan
menyebar ke seluruh penjuru sel.
Pada kondisi ini yang menciptakan serat-serat berbentuk berkas ayaman yang
arahnya tidak menentu. Posisi jaringan ikat ini berada pada bagian penutup tulang
dan dermis kulit.

Jaringan ikat longgar


Jaringan ini merupakan jaringan ikat dengan sel yang jarang dan sebagian
jaringannya tersusun matris berupa cairan lendir atau mukus yang mengandung
serabut kolagen dan serabut elastin.

Ciri-ciri jaringan ikat longgar yaitu seratnya tersusun longgar. Letak jaringan ini
berada pada makrofag, sel plasma, sel tiang dan juga sel lemak.

Fungsi jaringan ikat longgar yaitu untuk membungkus/melindungi organ,


pembuluh darah dan saraf.
• Struktur jaringan ikat longgar
B. Jaringan Ikat Cair dan Jaringan Ikat Penyokong
Jaringan ikat penyokong:

Fungsi jaringan otot pada hewan, jaringan epitel dan juga jaringan saraf berhubungan satu sama
lain yang dihubungkan oleh jaringan penyambung.

Adapun jaringan yang meluputi, antara lain:

1. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)

Tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang disebut dengan mesenkim.
Sedangkan pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang
mengandung banyak kondroblas (pembentuk sel tulang rawan).

Jaringan tulang rawan atau kartilago terdiri atas:

● Jaringan Tulang Rawan Hialin

Merupakan tulang rawan yang mengandung kondroblas dan kolagen. Warna tulang hialin
ini putih kebiruan dan transparan. Tulang rawan hialin merupakan bagian terbesar dari
kerangka embrio dan terdapat pada laring, trakea, dan tulang dada. Tulang rawan
berfungsi untuk  memberi kekuatan, menyokong rangka embrionik dan membantu
pergerakan.

● Jaringan Tulang Rawan Fibrosa

Yakni merupakan tulang rawan yang lebih kokoh serta flaksibel. Tulang rawan fibrosa
memiliki fungsi untuk memberikan perlindungan dan penyokong. Tulag fibrosa memiliki
warna gelap dan keruh, serta hanya terdapat pada tulang belakang dan tendon.

● Jaringan Tulang Rawan Elastin


Merupakan tulang rawan yang memiliki struktur lebih lentur. Pada tulang rawan elastin
terdapat serat elastin berwarna kuning dan perikondrium. Tulang rawan elastin ini
memiliki fungsi sebagai sebagai pemberi fleksibilitas dan penyokong. Tulang ini terletak
pada embrio, laring, daun telinga, epiglotis, dan bagian luar telinga.

2. Jaringan Tulang Keras


Tulang keras atau osteon merupakan jenis jaringan ikat khusus yang berfungsi sebagai
penyokong tubuh. Tulang keras merupakan salah satu komponen dalam sistem gerak. Fungsinya
sebagai endoskleton atau rangka dalam ialah berperan daam memberi bentuk tubuh pada hewan
vertebrata seperti pada manusia. Seperti halnya jringan ikat lainnya, tulang tersusun atas sel dan
juga matriks ekstraseluler.

● Pembentukan tulang keras (osifikasi)

Tulang keras berasal dari jaringan mesenkim yaitu jaringan yang sama dengan jaringan ikat
lainnya. Pada awal pembentukannya, jaringan mesenkim membentuk sel – sel kartilago yang
menyusun tulang rawan. Kemudian, sel – sel ini berdifferensiasi menjadi sel – sel osteoblast
yang mengisi rongga (sumsum). Pembentukan tulang terjadi sejak bulan ke dua atau ketiga pada
periode kehamilan. Pembentukan tulang terbentuk secara konsentris, artinya dari dalam
kemudian keluar mengelilingi pusat. Pembentukan tulang keras disebut dengan osifikasi dapat
terjadi dengan dua cara:

a. Osifikasi intramembran

Pada osifikasi intramembran terjadi pemadatan jaringan mesenkim penyusun tulang.


Osifikasi ini berfungsi mengatur pertumbuhan tulang pipih, tulang pendek da penebalan
tulang panjang.

b. Osifikasi endokondral

Endokonral berawal dari bahasa yunani, endon = di dalam; dan chonros = tulang rawan.
Osifikasi endokondral terjadi di dalam tulang rawan hialin. Artinya, pembentukan tulang
ini berasal dari tulang rawan. Osifikasi jenis ini merupakan osifikasi yang berfungsi
untuk pembentukan tulang pipa dan tulang pendek pada awal pertumbuhan dan
perkembangan.

● Perbedaan jaringan Tulang rawan dan tulang keras

• Jar. Tulang rawan (kartilago)


1. Tersusun dari sel-sel tulang rawan kondrosit
2. Memiliki matriks yang mengandung kondroitin sulfat
3. Kondrosit berada di dalam rongga kecil disebut Lakuna
4. Sel tulang rawan yang masih muda disebut kondroblas
5. Tulang rawan dibungkus oleh lapisan perikondrium
6. Tidak memiliki saraf dan bersifat avaskuler (tidak memiliki pembuluh darah dan
pembuluh limfa)
• Jar. Tulang keras (osteon)
1. Tersusun oleh sel-sel tulang yang disebut osteosit
2. Tersusun dari komponen nonseluler berupa matriks dan komponen seluler
3. Matriks tulang sangat padat dan kaku, mengandung substansi semen glikosaminoglikans,
serat osteokolagen, kalsium fosfat, kalsium karbonat, sedikit kalsium florida, serat
magnesium florida
4. Osteosit dibentuk oleh osteoblast
5. Osteoblast adalah sel yang berasal dari fibroblast dan ikut serta dalam pembentukan
tulang
6. Unit dasar tulang disebut Sistem Havers. Sistem Havers tersusun dari lamella, lakuna,
kanalikuli, dan saluran Havers

Jaringan Ikat Cair :

Tersusun dari sel-sel yang berada di dalam suatu matriks berupa larutan atau berbentuk cairan.
Larutan tersebut mengandung protein-protein.

jaringan ikat cair terdiri dari jaringan darah dan limfa.


• Jaringan darah termasuk jaringan ikat karena mempunyai matriks ekstraseluler berupa
cairan yaitu plasma darah. fungsi utama dalam transpor substansi dari satu bagian tubuh
ke bagian lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam sistem kekebalan. Dan Fungsi
lain dari jaringan darah adalah membawa sari makanan, hormon, oksigen, sisa hasil
metabolisme dan mencegah infeksi. Jaringan darahTerdiri dari plasma darah, trombosit
(keeping darah), dan sel-sel darah. Plasma darah berupa cairan yang mengandung
berbagai macam protein, asam amino, enzim, hormon, vitamin, dan mineral. Trombosit
berbentuk lempengan, tidak bernukleus, dan berfungsi dalam proses pembekuan darah.
Sel-sel darah meliputi eritrosit, dan leukosit

• Jaringan limfa Merupakan jaringan yang terdiri dari selsel limfosit dan makrofag dan
serat-serat retikuler. Limfa merupakan cairan yang dikumpulkan dari jaringan-jaringan
dan kembali ke aliran darah. Antibodi dan sel-sel yang sebagian besar berupa limfosit
akan ditambahkan pada saat limfa melewati nodus limfa. Jaringan limfa terdapat pada
organorgan limfa seperti timus, tonsil, dan limpa.
C. Jaringan Otot dan Jaringan Syaraf
Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan fungsinya,
seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan (jaringan otot), penunjang dan pengisi
tubuh (jaringan ikat), absorbsi dan sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah) dan lainnya.
Masing-masing jaringan dasar dibedakan lagi menjadi beberapa tipe khusus sesuai dengan
fungsinya. Padasaat perkembangan embrio, lapisan kecambah (germ layers) berdiferensiasi
(dengan proses yang disebut histogenesis) menjadi empat macam jaringan utama, yaitu jaringan
epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
● Jaringan Otot
Secara embriologi, jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm. Jaringan ini terdiri atas
sel-sel yang memanjang atau berbentuk serabut yang dapat berkontraksi karena adanya
molekul miofibril. Pada vertebrata, secara tipikal mempunyai tiga jenis otot, yaitu otot
skelet (rangka), otot jantung (cardiac), dan otot polos

1. Otot skelet berstruktur bergaris melintang, berfungsi untuk menggerakkan rangka.


2. Otot jantung merupakan otot bergaris melintang dan bercabang.
3. Otot polos berbentuk seperti spindle. Kontraksi otot polos lebih lambat
dinbbandingkan otot skelet, namun mereka mampu kontraksi dalam waktu lebih
lama.

Otot Skelet
Otot skelet merupakan jaringan otot yang disusun oleh serabut-serabut otot atau sel-sel
otot, serta memiliki banyak inti yang terletak di bagian tepinya. Karena otot skelet
melekat pada rangka atau tulang, otot ini disebut juga sebagai otot rangka. Miofilamen
otot skelet memiliki susunan yang teratur, membentuk garis-garis melintang terang dan
gelap.

Otot Jantung
Otot jantung merupakan jaringan otot yang berada di jantung, yang sel-selnya bercabang-
cabang dan setiap cabangnya melekat dengan cabang lainnya. Miofilamen otot jantung
tersusun seperti pada otot lurik. Sel otot jantung memiliki satu inti, yang terletak di
tengah. 
Setiap sel otot jantung terhubung dengan sel lainnya dengan keping interkalar.

Otot Polos
Otot polos merupakan jaringan otot yang disusun oleh sel-sel yang berbentuk kumparan
dengan satu inti di tengahnya. Karena sitoplasma (sarkoplasma) mengandung filamen
yang tidak teratur, otot polos tidak terlihat lurik. Saat miofilamen memendek, otot akan
berkontraksi.
Otot polos ini berkontraksi di luar kesadaran, gerakannya dapat terus-menerus, lambat
tetapi tidak mudah lelah. 
● Jaringan Saraf
Jaringan saraf berperan dalam penerimaan rangsang dan penyampaian rangsang. Secara
embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm. Jaringan ini terdapat pada sistem
saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan pada sistim saraf tepi. Ada dua
macam sel, yaitu sel saraf (neuron) dan sel pendukung (sel glia).

1. Neuron
Mengandung badan sel, nukleus, dan penjuluran atau serabut. Satu tipe penjuluran
tersebut adalah dendrit, yang berperan dalam menerima sinyal dari sel lain dan
meneruskannya ke badan sel.

Berdasarkan fungsinya, neuron dibagi menjadi tiga jenis, yaitu neuron sensorik,
neuron motorik, dan neuron pengubung.

(a) Neuron sensorik atau yang biasa disebut neuron aferen merupakan neuron
yang bertugas menyampaikan impuls ke pusat saraf.
(b) Neuron motorik atau neuron aferen adalah neuron yang bertugas membawa
impuls keluar dari pusat saraf.
(c) Sementara neuron penghubung adalah neuron yang menghubungkan neuron
sensorik dengan neuron motorik. Neuron penghubung memiliki dendrit atau
akson yang berhubungan dengan neuron lain. 

2. Sel Glia
Sel yang menunjang dan melindungi neuron. Sel-sel pendukung umumnya
berperan dalam melindungi dan membungkus akson dan dendrit, sehingga
membantu mempercepat transmisi sinyal

3. Dendrit dan Akson


Dendrit ini berfungsi menghantarkan impuls ke badan sel. Sementara uluran
sitoplasma yang lebih panjang dinamakan akson (neurit), yang berfungsi
menghantar impuls dari badan sel ke neuron lain atau ke efektor.

Setiap akson tersebut memiliki aksoplasma yang berhubungan dengan sitoplasma


pada badan sel, yang terbungkus selaput tipis yang merupakan kelanjutan dari
membran plasma pada badan sel. 

D. Sel Punca/Stem Cell


Pengertian
● Sel Punca (Stem Cell) merupakan sel yang belum terspesialisasi dan memiliki
karakteristik yang berbeda dengan sel tubuh lainnya.
● Sel Punca adalah sel yang bisa membentuk sel khusus lainnya, seperti sel otot, sel darah
merah, dan sel otak
● Sel Punca adalah sel yang menjadi awal mula dari pertumbuhan sel lain yang menyusun
keseluruhan tubuh organisme
● Sel ini juga disebut sebagai sel induk, sel batang
Sel Punca sudah ada sejak awal kehidupan (embrio), kemudian membentuk sekitar 200 jenis sel
yang berbeda pada tubuh

Sifat khas Sel Punca


• Differentiate
Kemampuan untuk berdiferensiasi atau proses menjadi sel lain yang lebih spesifik. Sel punca
mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel yang khas (spesifik). Misalnya sel syaraf
• Self regenerate / self renew
Kemampuan untuk meregenerasi atau memperbaharui dirinya sendiri.
Stem Cell mampu membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel

Sel Punca juga memliki dua sifat penting yang sangat berbeda dengan sel lain yaitu :
• Sel Punca belum merupakan sel dengan spesialisasi fungsi tetapi dapat memperbaharui
diri dengan pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif dalam waktu yang panjang
• Dalam situasi tertentu, sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi tertentu
seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri.

Karakteristik Sel Punca


▪ Dapat berdiferensiasi menjadi lebih dari satu jenis sel
Sel punca bersifat pluripoten atau multipoten (begantung pada jenis sel punca)
▪ Mampu memperbanyak diri
- Dilakukan dengan cara bereplikasi
- Menghasilkan sel-sel yang berkarakter sama dengan sel induk
▪ Belum berdiferensiasi
- Belum punya bentuk dan fungsi yang spesifik
- Dalam jaringan dewasa, fungsi baru terlihat dalam waktu dan kondisi tertentu

Gambar atau Sifat Karakter Sel Punca


Jenis – jenis Sel Punca
Berdasarkan tingkat maturasi
1. Sel Punca Embrionik
- Sel induk yang diambil dari embrio pada fase blastosit yang
terdiri dari 50 – 150 sel
- Bersifat pluripoten
- Immortal
- Mrmpunyai karyotipe yang normal
- Berifat tumorigenik dan selalu bersifat allogenik
- Memiliki daya poliferasi yang tinggi
- Terbentuk saat embrio berusia 3-5 hari
2. Sel Punca Dewasa
- Sel punca yang ditemukan diantara sel-sel lainnya yang telah berdiferensiasi dalam
suatu jaringan dewasa
- Bersifat multipotensi
- Lebih sulit untuk diisolasi
- Kemampuan berdefirensiasi lebih rendah dibandingkan sel punca embrionik
- Konsentrasi sel lebih sedikit

Contoh Sel Punca Dewasa :


- Sel Punca Hematopoietik
Berdeferensiasi menjadi seluruh sel darah, seperti eritosit, trombosit, neutrofil,
limfosit B dan limfosit T
- Sel Punca Jaringan Saraf (Neural)
Berdeferensiasi menjadi tiga jenis sel saraf utama (astrosit, ligodendrosit, dan
neutron)
- Sel Punca Jaringan Kulit
Berdeferensiasi menjadi keratinosit dan sel-sel lapisan epidermis kulit
- Sel Punca Mesenkimal
Berdeferensiasi menjadi osteosit, kondrosit, adiposit, dan sel-sel jaringan ikat
- Sel Punca Jantung
Berdiferensiasi menjadi tiga jenis sel jantung utama (endotel, kardiomiosit, dan sel
otot polos)
Berdasarkan Kemampuan Diferensiasi
1. Totipoten
Merupakan sel punca yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel. Yang
termasuk sel punca Totipoten yaitu zigot dan morula
2. Pluripoten
Sel punca yang berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal (ectoderm, mesoderm, dan
endoderm) terapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembrionik seperti plasenta dan tali
pusat. Yang termasuk sel punca Pluripoten adalah sel punca embrionik (embryonic stem
cells)
3. Multipoten
Sel punca yang dapat berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel. Misalnya sel punca
hemopoetik pada sumsum tulang dan sel punca saraf
4. Unipoten
Sel punca yang memiliki kemampuan reproduksi terbatas dan hanya dapat
berdiferensiasi menjadi satu jenis sel. Contohnya adalah erythroid progenitor cells yang
hanya mampu berdiferensiasi menjadi sel darah merah

Multipotent dan unipotent stem cells pada sumsum tulang


Sel punca totipotent dan pluripoten

Pemanfaatan Sel Punca dalam Bioteknologi

1) Untuk terapi gen


Sebagai pembawa transgen kedalam tubuh pasien dan selanjutnya dilacak apakah
stem cell ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien.
Adanya sifat self renewing pada stem cell menyebabkan pemberian stem cell yang
mengandung transgen tidak perlu dilakukan berulang-ulang.
Hematopoetik stem sell juga dapat berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel
sehingga transgen tersebut dapat menetap diberbagai macam sel.

2) Untuk mengetahui proses biologis


Mempelajari proses biologis yang terjadi pada organisme termasuk perkembangan
organisme dan perkembangan kanker.

3) Untuk terapi sel


Digunakan untuk melakukan manipulasi pada stem cells yang akan ditransplantasikan
ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu tanpa mengganggu
organ tubuh.

4) Untuk skin replacement


Peneliti telah dapat membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari folikel
rambut yang dicabut. Penelitian ini memungkinkan transplantasi epidermis autolog,
sehingga dapat menghindari masalah penolakan. Pemakaian skin replacement ini
bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar.
5) Untuk pengobatan penyakit stroke
Pada penyakit stroke dicoba untuk menggunakan sel punca masenkim (MSC) dari
sumsum tulang autolog. Sel punca mesenkim diperoleh dari aspirasi sumsum tulang.
Setelah disuntikkan perifer MSC akan melintas sawar darah otak pada daerah otak
yang rusak. Pemberian MSC intravenous akan mengurangi terjadinya apoptosis dan
menyebabkan proliferasi sel endogen setelah terjadinya stroke.

6) Untuk pengobatan penyakit jantung


Penelitian sel punca terkini membuktikan bahwa adult stemcell dan embryonic stem
cell dapat menggantikan sel otot jantung yang rusak dan memberikan pembuluh darah
baru.
Pada penelitian Perin dkk, memberikan transplantasi bone marrow mononuclear cells
yang diinjeksikan 14 pasien gagal jantung iskemik kronik berat menunjukan
penurunan defek yang signifikan dan perbaikan fungsi sistolik ventrikel kiri global
pada pasien yang diterapi.

7) Untuk pengobatan diabetes


Pada diabetes, terjadi karena sel-sel yang terdapat pada pulau Langerhans kelenjar
pankreas mengalami kerusakan. Dalam hal ini transplatasi sel pulau Langerhans
dengan jumlah yang banyak diharapkan dapat memenuhi kebutuhan insulin seperti
penelitian yang sudah dilakukan oleh James Shapiro dkk. Pada penelitian tsb, setelah
transplantasi 100% pasien yang diterapi, sel pulau Langerhans pankreas tidak
memerlukan injeksi insulin lagi dan gula darahnya tetap normal.

8) Untuk pengobatan HIV

9) Untuk pengobatan Parkinson


Adanya penelitian yang menggunakan jaringan mesensefalik embrio manusia yang
mengandung neutron-neutron dopamin. Setelah transplantasi, ditemukan peningkatan
fungsi neutron dopamin yang tampak pada pemeriksaan PET (Positron Emission
Tomography).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai