Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH BIOLOGI

BAB 3
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN

KELAS : XI MIPA 2
OLEH:

1. I Gde Girindra Wardhana (06)


2. Ni Luh Putu Kori Sayang T. (24)
3. Ni Made Rina Purnami (26)
4. I Putu Bandha Suandana P. (33)

SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2019/2020
SMA NEGERI 1 TABANAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas biologi berbentuk makalah
yang berjudul “Makalah Biologi Bab 3 Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan” dengan
baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan dan penyusunan makalah ini
Makalah mengenai Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan ini diharapkan dapat
membantu dalam proses pembelajaran di kelas dan juga menambah pengetahuan
tentang Struktur Dan Fungsi Jaringan Hewan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini pada masa yang
akan datang.

Tabanan, 22 Oktober 2019

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Hewan adalah organisme autotrof yang mengambil energi kimia dari dari
makanan yang dicernanya. Hewan memiliki struktur yang sangat kompleks.
Pada jaringan hewan, fungsi berkolerasi dengan struktur dan sistem yang satu
dengan sistem organ yang lain saling mempunyai ketergantungan.. Semua
kehidupan ditandai dengan tingkat organisasi yang berhirarki. Sel menempati
tempat khusus dalam hirarki kehidupan karena merupakan tingkat ornganisasi
terendah dalam kehidupan yang mampu hidup mandiri sebagai suatu
organisme. Organisme multiseluler yang memiliki sel-sel khusus dan mampu
membentuk jaringan yang merupakan tingkat struktur dan fungsi yang lebih
tinggi. Pada sebagian hewan, kombinasi berbagai jaringan membentuk unit
fungsional yang disebut organ, dan kumpulan organ yang bekerja bersama-
sama membentuk sistem organ. Pengetahuan tentang struktur dan fungsi
jaringan hewan sangat kompleks dan rumit sehingga perlu pendalaman materi
yang matang. Berdasarkan hal tersebut, penulis merumuskan makalah yang
berjudul “ Makalah Biologi Struktur Dan Fungsi Jaringan Hewan” guna
memnuhi penugasan yang diberikan sekaligus bermanfaat dalam memperdalam
pemahaman.
II. Rumusan Masalah
A. Apa saja jenis jaringan pada hewan vertebrata?
B. Apa yang dimaksud dengan organ pada hewan?
C. Apa saja sistem organ pada manusia?
D. Apa yang dimaksud denga sel punca (stem cell)?
E. Apa yang dimaksud dengan tumor dan kanker?

III. Tujuan dan Manfaat


A. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis jaringan pada hewan vertebrata
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan organ pada hewan
3. Untuk mengetahui sistem organ pada manusia
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan sel punca (stem cell)
5. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan tumor dan kanker
B. Manfaat
1. Siswa memahami materi mengenai jenis jaringan pada hewan vertebrata
2. Siswa memahami maksud dari organ pada hewan
3. Siswa memahami sistem organ pada manusia
4. Siswa memahami maksud dari sel punca (stem cell)
5. Siswa mengatahui maksud dari tumor dan kanker
BAB 2
PEMBAHASAN

I. Jenis Jaringan pada Hewan Vertebrata


A. Jaringan Epitel

Gambar 1.1: Jaringan Epitel


Sumber:http://hedisasrawan.blogspot.com (2014)

Jaringan epitel dapat berupa membran atau kelenjar. Membran epitel


tersusun dari sel-sel yang melapisi permukaan luar atau membatasi
permukaan dalam suatu rongga. Seluruh jaringan epitel terletak pada suatu
lamina basalis (lapisan membaran basal) yang memisahkan epitel dari
jaringan ikat dibawahnya, pembuluh darah, dan jaringan saraf. Permukaan
sel yang berhadapan dengan lumen disebut permukaan apikal, permukaan
yang terletak diantara sel-sel disebut permukaan lateral dan permukaan
yang berhadapan dengan membran basal disebut permukaan basal. Ciri-
ciri jaringan epitel :
1. Sel-sel yang bersisi, bersudut banyak da bentuk yang tidak teratur.
2. Sel-sel tersusun rapat
3. Memiliki daya regenerasi yang tinggi
4. Beberapa jenis jaringan epitel memiliki tonjolan disebut mikrovili
5. Tidak mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfa.

Fungsi Jaringan epitel:

1. Untuk melindungi jaringan dibawahnya


2. Transpor zat antar jaringan
3. Absorpsi, penyerapan sari makanan
4. Sekresi, mengahasilkan zat atau enzim dari epitel membran maupun
kelenjar
5. Ekskresi, membuang sisa metabolisme air, CO2, dan garam-garam
tertentu.
6. Eksteroseptor, menerima stimulus dari lingkungan.
7. Membantu respirasi

Berdasarkan bentuk sel jaringan epitel dibedakan menjadi :

1. Jaringan Epitel Pipih


Berbentuk sangat tipis seperti lembara, tingginya lebih rendah dari
lebarnya. Jika dilihat dari samping terlihat melebar dibagian inti selnya
dan inti sel tampak seperti cakram. Epitel pipih dapat dibedakan
menjadi :
a. Epitel pipih selapis
Tersusun dari satu lapisan sel, semua sel terletak di atas
membran bassal dan mencapai permukaan. Contohnya pada
endotelium, mesotelium, lapisan parietal kapsul bowman dan
lengkung henle pada ginjal, alveolus paru-paru, selaput pada
telingan tengah dan selaput pada telinga dalam
b. Epitel pipih berlapis banyak,
Tersusun dari lebih dari satu lapisan sel berbentuk pipih, tetapi
pada lapisan sel yang lebih dalam dapat berbentuk kuboid.
Membran yang tebal berfungsi meindungi dari pengaruh fisik,
biologis dan kimiawi. Bagian permukaan yang terkena tekanan,
gesekan dan dehidrasi, sel megalami keratinisasi membentuk
lapisan tanduk yang permukaannya menjadi lapisan mati dan kering
sehingga relatif tahan terhadap invasi bakteri dan kedap air,
contohnya kulit. Epitel lainnya bisa membentuk tonjolan berbentuk
mirip jari dari jaringan dibawahnya, contohnya esofagus.

2. Jaringan Epitel Kubus (kuboid)


Jaringan epitel kubus tersusun dari sel-sel berbentuk kubus, selnya
berbentuk heksagobal atau poligonal, dilihat dari samping tampak
seperti kotak dengan inti berbentuk bulat berada ditengah sel. Epitel
kubus dapat dibedakan menjadi :
a. Epitel kubus selapis
Tersusun dari stu lapisan sel yang berbentuk kubus, berfungsi
sebagai pelindung, sektretori dan absorpsi. Epitel jenis ini banyak
ditemukan pada kelenjar, baik pada bagian sekretori maupun
saluran keluarnya, contohnya pada ginjal (bagian nefron, tubulus
kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal), ovarium (bagian
permukaan luar dan folikel), kelenjar ludah, tiroid, pankreas dan
lensa mata.
b. Epitel kubus berlapis banyak
Terdiri lebih dari satu lapis sel berbentuk kubus. Epitel kubus
berlapis berfungsi untuk proteksi, absorpsi dan sekresi. Contohnya
pada kelenjar keringat.

3. Jaringan Epitel Silindris


Jaringan epitel silindis tersusun dari sel berbentuk heksagonal
memanjang. Sel-sel tampak tinggi dengan inti berderet pada ketinggian
yang sama terletak lebih dekat dengan permukaan basak daripada
permukaaan apikal. Epitel silindris diedakaan menjadi :
a. Epitel silindris selapis
Tersusun dari satu lapisan sel berbentuk silindris, diantaranya
terdapat sel goblet, yaitu sel yang berbentuk seperti piala yang
menghasilkan lendir. Epitel silindris berfungsi utnuk sekresi dan
absorpsi. Permukaan selnya ada yang bersilia dan tidak bersilia.
Epitel silindris bersilia contohnya uterus, tuba uterina dan kanalis
sentralis pada medula spinalis. Epitel slindris tidak beersilia
contohnya pada sebagian besar saluran pencernaan.
b. Epitel silindris bersel banyak
Tersusun dari lapisan sel berbenuk silibdrus, tetapi sel
lapisan basal relatif lebih pendek dan berbentuk polihedral tiddak
teratur. Epitel silindris bersilibdris berfungsi untuk perlindungan
dan sekresi, contohnya uretra, laring dan trakea.

4. Jaringan Epitel Trasisional


Epitel ini disebut transisisonal dianggap sebagai peralihan antara
epitel pipih berlapis banyak tanpa lapisan zat tanduk dengan epitel
silindris berlapis banyak. Epitel transisional terdapat pada bagian yang
mengalami tekanan dari dlam kapasitas yang bervariasi, maka
bentuknya tergantung pada derajat peregangan. Pada lapisan basal
terdiri atas sel kubus hingga silindris, lapisan tengan terdiri atas sel
kubus polihedral dan lapisan permukaan, terdiri atas bentuknya
bervariasi dari kubus hingga pipih. Contohnya lapisan sistem urinaria.

5. Jaringan Epitel Kelenjar


Terusun dari sekelpompok sel-sel epitel khussu untuk sekresi zat
yang diperlukan dalam proses fisiologi tubuh. Proses sintesis zat sekret
memerlukan kerjasama berbagai organel sel dan menggunakan energi.
Kelenjar dapat dibedakan menjadi :
a. Kelenjar eksokrin
Menyalurkan sekretnya kesuatu permukaan tubuh (sekret
eksternal). Hasil sekresi disalurkan melalui saluran menuju
kepermukaan tubuh. Bagian sekresi pada ujung saluran ada yang
berbentuk tubular, alveolar atau kombinasi tubuloaveolar. Sekret
berupa cairan jernih yang mengandung enzim. Contohnya kelenjar
lambung dan kelenjar pankreas.
b. Kelenjar endoktrin
Mengeluarkan sekretnya langsung kedalam sistem vaskuler
darah atau limfa (sekresi internal). Sekret yang dikeluarkan berupa
hormon terdapat diantar pembuluh darah halus. Epitel kelenjar
endokrin dapat dibedakan menjadi tipe deret kelompok dan tipe
folikel. Contohnya adalah kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid,
kelenjar timus.

B. Jaringan Ikat (Jaringan Penyambung)


Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi untuk mengikat,
menyokong, dan menambah jaringan-jaringan maupun organ-organ
penyusun tubuh manusia dan hewan. Jaringan ikat berkembang dari
mesenkim yang berasal dari lapisan tengah embrio (mesoderm) pada saat
proses pembuahan. Selanjutnya mesenkim berkembang menjadi jaringan
ikat, yang memiliki fungsi :
1. Pengikat dan penyambung anatar jaringan
2. Penyokong dan pembentuk struktur tubuh
3. Penyimpan energi
4. Pertahanan tubuh terhadap invasi bibit penyakit
5. Pelindung suatu organ
6. Transpor cairan tubuh
Jaringan ikat berbeda dengan jaringan epitel karena jaringan ikat banyak
mengandung matriks.
1. Sutruktur Jaringan Ikat

Gambar 2.1 : Struktur Jaringan Ikat


Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id (2019)

Jaringan ikat tersusun dari bahan intersel (matriks) dan sel-sel


penyusun jaringan ikat.
a. Matriks terdiri atas substansi intersel amorf (tidak berbentuk) dan
substansi intersel fibrosa (serat).
1) Substansi intersel amorf (tidak berbentuk) merupakan media
cair homogen yang berbentuk sol,gel, atau gel kaku. Cairan
berbentuk sol dan gel memudahkan terjadinya difusi nutrisi dan
zat-zat buangan antara kapiler dengan sel, sedangka cairan yang
berbentuk gel kaku membantu menyokong jaringan.
2) Substansi intersel fibrosa (serat) berfungsi sebagai
penyokong. Serat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a) Serat Kolagen. Serat ini tersusun dari protein kolagen
berwarna putih bening dengan garis samar-samar yang
memanjang, berbentuk lurus atau sedikit
bergelombang.Serat kolagen terdapat pada tendon, ligamen,
tulang, dan kulit. (Bevelander, 1988)
b) Serat Retikular. Serat ini merupakan serat kolagen yang
sangat halus dan berbentuk jala (retikulum). Serat ini
berfungsi sebagai penyokong yang mengitari pembuluh
darah kecil, serat otot, serat saraf, serta di dalam jaringan
limfoid dan meloid.
c) Serat Elastik.Serat ini berwarna kekuning-kuningan
berbentuk pita pipih atau benang silindris panjang dan
tipis.Serat elastik terletak di bagian tengah dan dikelilingi
oleh mikrofibril.Serat elastik terdapat di sekitar pembuluh
darah, antarruas tulang belakang, dan selaput tulang lawan
laring.
d) Bahan Dasar. Bahan dasar matriks adalah mukopolisakarida
sulfat dan asam hialuronat. Sifat matriks ini sangat elastis
dan lentur jika asam hialuronatnya sangat tinggi (sendi)dan
akan kaku jika mukopolisakaridanya tinggi (tulang
punggung). Fungsinya adalah mengikat air, pelumas dan
Peredam benturan.

b. Sel-Sel Penyusun Jaringan Ikat


Sel yang paling utama dalam jaringan pengikat, guna
menghasilkan serat dan bahan kandung ekstraseluler ada dua jenis
yaitu yang muda, di sebut fibroblast biasa, dan yang matang atau
dewasa, di sebut fibrosit. Namun selain ke dua sel itu terdapat sel-
sel lain penyusun jaringan pengikat, diantaranya adalah:
1) Sel Makrofag (Histosit)
Fungsi dari sel makrofag atau histiosit ini adalah fagosit
yang fungsi utamanya adalah memakan bakteri, sel mati, debris
sel, dan benda asing lain di dalam jaringan ikat. Makrofag
berbentuk tidak teratur dan khusus terdapat di dekat pembuluh
darah, makrofag dapat digerakkan jika terjadi peradangan
ditempat lain (jaringan lain).
2) Sel lemak (Sel Adiposa)
Sel-sel adipose atau sel lemak terdapat sendirian atau
berkelompok dalam jaringan penyambung longgar, sel ini
terspesialisasi khusus untuk menyimpan lemak. Jika jaringan
ikat banyak mengandung sel lemak, maka disebut jaringan
adiposa.( Bevalender, 1988). Sel lemak merupakan sel yang
telah berdiferensiasi sempurna dan tidak mampu membelah diri
lagi.
3) Sel Plasma
Sel plasma dapat ditemukan dalam jumlah melimpah di
bawah membrane epitel yang basah. Sel plasma adalah sel yang
memproduksi antibodi untuk antigen (Bevalender, 1988).
4) Sel Fibroblas
Sel-sel mesenkim mendiferensiasi diri menjadi fibroblast,
sel-sel jaringan penyambung yang membentuk matriks, sel ini
mempunyai nucleus bulat telur besar dengan kromatin yang
menyerupai debu tersebar dan luas. Fibroblas memiliki ciri-ciri
antara lain bentuk sel besar, pipih, bercabang-cabang, jika
dilihat dari samping berbentuk gelondong, inti sel berbentuk
lonjong, dan memiliki satu atau dua anak inti serta sedikit
granula kromatin yang halus.
5) Sel Tiang (Mast cell)
Sel tiang tersebar luas dalam jaringan ikat atau membentuk
kelompok kecil di dekat pembuluh darah. Sel tiang berfungsi
menghasilkan substansi heparin dan histamine.
a) Heparin, yaitu antikoagulan yang berperan dalam
pembekuan darah.
b) Histamin, yaitu zat akibat reaksi sel tiang terhadap antigen
yang sesuai, berperan dalam meningkatkan permeabilitas
darah.
6) Sel Pigmen
Sel pigmen mengandung pigmen (kromtofor). Sel pigmen
terdapat pada jaringan ikat pada kulit, lapisan koroid mata, dan
pia mater (membran halus yang membungkus otak). Sel pigmen
jenis melanosit mengandung melanosom.Melanosom
merupakan badan yang memiliki membran berbentuk lonjong
berisi pigmen melanin. Pigmen melanon berfungsi untuk
menyerap cahaya.
7) Leukosit ( sel darah putih)
Diangkut oleh sirkulasi darah, tetapi melaksanakan
fungsinya di luar pembuluh darah sehingga dapat ditemukan
pada jaringan ikat. Leukosit berfungsi sebagai pertahanan
terhadap benda asing.
8) Sel Mesenkim
Merupakan sel embrional yang berukuran lebih kecil
daripada fibroblas, dan berbentuk seperti bintang karena
memiliki banyak tonjolan memanjang yang mengecil di bagian
ujungnya . Sel ini ditemukan di sepanjang pembuluh darah
kapiler.

2. Jenis Jaringan Ikat


a. Jaringan Ikat Sejati
Jaringan Ikat Sejati dapat dibedakan menjadi dua jenis,yaitu
jaringan ikat longgar dan jaringan ikat penyokong.
1) Jaringan Ikat Longgar
Terdapat di sebagian besar tubuh, khususnya di sekitar
organ-organ pembungkus pembuluh darah dan saraf .Jaringan
ini lebih banyak disusun oleh matriks berupa lendir (mukus)
dengan serat kolagen dan serat elastin. Sementara sel
penyusunnya terdiri dari sel makrofag, sel tiang, sel plasma, dan
sel lemak.Jaringan yang termasuk jaringan ikat longgar adalah
a) Jaringan mukosa merupakan jaringan embrional yang
muncul untuk sementara pada pementukan jaringan
ikat.Jaringan mukosa terdapat pada tali pusar bayi.
b) Jaringan areolar merupakan jaringan yang terdapat di antara
kulit dengan otot, serta berfungsi sebagai materi
pengikat/pembungkus jaringan lain dan organ-organ,
termasuk pembuluh darah dan saraf.
c) Jaringan lemak (adiposa) tersusun dari sel-sel lemak yang
dibungkus oleh anyaman serat retikulin yang halus dengan
celah-celah berisi fibroblas, limfosit, eosinofil, dan sejumlah
sel tiang.
d) Jaringan retikular tersusun dari jaring-jaring serat retikular
dan sel-sel dengan sitoplasma yang bercabang-cabang
panjang. Jaringan ini terdapat pada nodus limfa,sumsum
tulang belakang, dan hati.

2) Jaringan Ikat Padat


Tersusun dari serat-serat yang berhimpitan padat dengan
sedikit sel dan substansi dasar.Serat kolagen merupakan bahan
yang dominan sehinggan disebut jaringan kolagen.Ciri-ciri dari
jaringan ini adalah Bersifat fleksibel tetapi tidak elastis,terdapat
pada selaput urat,selaput pembungkus otot (fasia), ligamen, dan
tendon.Berfungsi untuk menghubungkan berbagai organ
tubuh,memberi sokongan,dan melindungi organ tubuh.
a) Jaringan ikat padat teratur
Tersusun dari serat-serat kolagen yang berhimpitan
secara paralel dan sangat kuat.Contohnya adalah tendon
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan otot),
ligamen(jaringan yang menghubungkan tulang dengan
tulang) dan aponeurosis.
b) Jaringan ikat padat tidak teratur
Berbentuk seperti lembaran-lembaran dengan serat-serat
membentuk anyaman kasar yang kuat.Contohnya adalah
fasia (selaput pembungkus), dermis kulit, periostem, dan
perikondrium.
b. Jaringan Ikat Cair
Jaringan ikat cair tersusun dari sel-sel yang berada di dalam
suatu matriks berupa larutan atau berbentuk cairan. Lautan tersebut
mengandung protein-protein.Jaringan ini meliputi darah dan limfa
(getah bening).
1) Jaringan darah adalah jaringan penyokong yang memiliki sifat
dan kondisi fisik yang dimiliki berbeda dengan jaringan
penyokong lainnya .
a) Sel-sel darah
Dibedakan menjadi 3 yaitu, sel darah merah (eritrosit)
yang berfungsi mengangku oksigen, sel darah putih
(leukosit) yang berfungsi untuk melawan benda-benda asing
yang masuk ke tubuh, dan keping-keping darah (trombosit)
yang berfungsi dalam pembekuan darah
b) Plasma darah
Komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning
yang menjadi medium sel-sel darah, di mana sel darah
ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma
darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan
10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion
mineral, hormon dan karbon dioksida. Plasma darah juga
merupakan medium pada proses ekskresi
c) Jaringan limfa (getah bening).
Limfa merupakan cairan yang dikumpulkan dari
jaringan-jaringan dan kembali ke aliran darah. Antibodi dan
sel-sel yang sebagian besar berupa limfosit akan
ditambahkan pada saar limfa melewati nodus limfa.

c. Jaringan Ikat Penyongkong


Merupakan jaringan kerangka yang berfungsi sebagai
penyongkong tubuh.
1) Jaringan tulang rawan (kartilago)
Tulang rawan (L. cartilago, tulang muda) merupakan
jaringan ikat penahan-berat yang relatif padat, tetapi tidak kuat
seperti tulang. Jaringan ini berasal dari sel-sel mesenkim yang
lalu berdiferensiasi menjadi fibroblas. Pada pembentukan tulang
sel ini sangat penting. Karena selain memproduksi sel lain
(kondroblas dan osteoblas), firoblas juga memproduksi
substansi dasar yang menyusun tulang saat pertama kali. Tulang
rawan merupakan penopang utama pada pertumbuhan embrio
hewan vertebrata pasca kelahiran sebelum digantikan dengan
tulang sejati.Walaupun demikian, tulang rawan masih terdapat
di tubuh hewan dewasa sebagai penopang organ tertentu yang
membutuhkan sifat elastis yang dimiliki oleh tulang rawan.
Berdasarkan perbedaan kandungan senyawa pada matriksnya,
jaringan tulang rawan dibagi menjadi 3 yaitu:
a) Tulang Rawan Hialin

Gambar 2.2 : Jaringan tulang rawan hialin


Sumber : http://www.biomagz.com (2015)

Matriks tulang hialin mengandung serabut elastis lebih


banyak daripada serabut kolagen. Pada embrio, sebagian
besar rangkanya adalah tulang rawan hialin. Sedangkan,
pada orang dewasa, tulang rawan hialin terdapat pada ujung
tulang rusuk, persendian, dan pada saluran pernapasan.
Dalam tubuh manusia, tulang rawan hialin banyak
ditemukan berwarna putih kebiru-biruan dan tembus
cahaya.
b) Tulang Rawan Elastik
Gambar 2.3: Jaringan Tulang Rawan
Elastik
Sumber : http://www.biomagz.com (2015)

Tulang rawan ini terdapat pada epiglotis, laring, saluran


eustachius, saluran telinga luar dan daun telinga. Tulang
rawan elastis, matriksnya berwarna keruh kekuning-
kuningan dan mengandung banyak serabut kolagen. Fungsi
tulang rawan elastis ialah memberikan fleksibilitas dan
sokongan.

c) Tulang rawan fibroblas (fibrokartilago)

Gambar 2.4: Jaringan Tulang Rawan


Fibroblas
Sumber: http://www.biomagz.com (2015)

Matrik tulang rawan fibrosa berwarna gelap dan keruh


serta mengandung serabut kolagen kasar. Tulang rawan ini
terdapat pada hubungan antartulang. Tulang rawan fibrosa
berfungsi memberikan sokongan dan proteksi. Tulang rawan
fibrolas terdapat di bagian-bagian yang sering mengalami
tarikan, misalnya antarruas tulang belakang, persendian
tulang bahy, dan paha.
2) Jaringan Tulang Keras (Osteon)
Tulang sejati merupakan penyusun kerangka tubuh yang
tersusun dari komponen nonseluler berupa matriks dan
komponen seluler
a) Komponen seluler penysun tulang keras ada 4 macam yaitu
(1) Osteoproginitor merupakan sel indu dari osteoblas dan
osteoklas yang berasal dari mesenkim.
(2) Osteoblas merupakan sel yang memiliki banyak variasi
bentuk. Osteoblas terdapat pada permukaan tulang dan
berfungsi menyintesis unsur organikmatriks tulang,
seperti kolagen dan glikoprotein.
(3) Osteosit (sel tulang) adalah osteoblas yang tertimbun di
dalam matriks.
(4) Osteoklas (giant cell), berukuran besar serta berinti
banyak. Osteoklas mengeluarkan kolagenase dan ensim
proteolitik yang berfungsi dalam proses resopsi
tulang/osteolisis (penghancuran tulang).
b) Berdasarkan strukturnya tulang keras dibedakan menjadi
dua macam yaitu
(1) Tulang Spons, merupakan tulang yang mempunyai
matriks berongga dan penyusunnya adalah anyaman
trabeculae (seperti pecahan genting) yang berbentuk
pipih dan juga mengandung serat kolagen. Rongga yang
berada di tulang spons ini terisi dengan jaringan sumsum
tulang. Tulang ini terletak pada bagian dalam tulang dan
langsung berhubungan dengan tulang.
(2) Tulang Kompak, merupakan tulang yang mempunyai
tersusun atas matriks rapat dan pada yang terkandung
didalamnya zat kapur dan juga fosfor. Tulang kompak di
sel-sel tulang (osteosit) membentuk dan menyusun
sistem havers.

C. Jaringan Otot
Otot adalah sekumpulan sel otot, miofibril dan serat otot yang
membantu untuk pergerakan tubuh manusia. Otot berperan aktif dalam
pergerakan tubuh manusia semua pergerakan akan di gerakkan melalui otot
yang sudah terhubung masing-masing, maka otot juga disebut sebagai alat
gerak aktif. Peran otot juga dapat menggerakkan organ di luar tubuh
maupun di dalam tubuh. Misalnya di dalam tubuh jantung untuk
mempompa darah dan ginjal. Sedangkan di luar tubuh pergerakan tangan,
kelopak mata, kaki, dan lainnya, menggerakkan organ tubuh,
menggerakkan kerangka tulang, menggerakkan jantung, mengontrol
pergerakan jantung, menyimpan cadangan makanan walaupun tidak
banyak, dan menggerakkan organ pencernaan
1. Struktur Otot

Gambar 3.1 : Struktur jaringan otot


Sumber : https://apki.or.id (2019)

a. Tendon
Tendon adalah penghubung otot dangan tulang. Tendon
mempunyai serabut berwarna putih dan tidak elastis. Aponeuroses
adalah lembaran-lembaran datar atau simpai dari jaringan fibrus
dengan maksud untuk nenuat kelompok-kelompok otot dan
adakalanya menggandengkan sebuah oto dengan bagian yang
menggerakkannya
b. Fascia
Fascia merupakan jaringan ikat gabungan dari jaringan fibrus
dan areolar dapat membungkus dan menghimpun otot menjadi satu.
Pada tiap-tiap fasciculus dapat di pisahkan dengan jaringan ikat
perimysium. Di antara endomysium dan berkas serat otot tersebar sel
satelit yang berfungsi dalam perbaikan jaringan otot yang rusak.
Dalam bagian-bagian tertentu, seperti dalam telapak tangan, fascia
ini sangat padat dan kuat. Contohnya adalah fascia Palmaris dan
fascia plantaris.
c. Sarkolema
Sarcolemma adalah unit structural jaringan otot berdiameter
0,01 – 0,1 mm dan panjang 1-40 mm melapisi suatu sel otot.jaringan
ini dapat berfungsi pelindung otot. Besarnya dan jumlah jaringan
terutama pada jaringan elastic, akan meningkat sejalan dengan
penambahan usia. Setiap 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastic
tipis yang disebut sarcolemma. Protoplasma serat otot yang berisi
materi semicair disebut sarkoplasma. Di dalam matriks serat otot
terbenam unit fungsional otot berdiameter 0,001 mm yang disebut
myofibril.
d. Myofibril
Myofibril adalah jaringan serat-serat yang terdapat dalam otot.
Jika di lihat dengan mikroskop, miofibril akan terlihat seperti pita
gelap & terang yang bersilangan. Pita gelap (thick filament) dibentuk
oleh myosin. Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin, troponin
& tropomiosin)
e. Miofillamen
Miofilamen adalah jaringan berbentuk benang-benang/filament
halus yang merasal dari myofibril. Jaringan ini terdapat dua macam
yaitu miofilamen homogeny (terdapat pada otot polos) dan
miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot kardiak dan
pada otot lurik.
f. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah jaringan yang berupa cairan sel otot yang
fungsinya untuk tempat dimana myofibril dan miofilamen berada.

2. Jenis Jaringan Otot


a. Otot Polos

Gambar 3.2 : Jaringan Otot Polos


Sumber : https://rumus.co.id (2019)
Jaringan otot polos adalah jaringan otot bersifat involunter (
tidak sadar )yang terletak di dinding organ-organ dalam tubuh.
Misalnya pada saluran organ pencernaan manusia, pembuluh darah,
organ pernapasan, reproduksi, dan saluran ekskresi. Otot polos tidak
dapat dikendalikan dengan kesadaran. Hal ini karena hanya
dipersyarafi oleh sistem syaraf otonom. Jaringan otot polos bekerja
di luar kesadaran tubuh, dengan gerak terus menerus tetapi tidak akan
kelelahan. Ciri-cirinya:

1) Bekerja secara tidak sadar


2) Bereaksi lambat, tetapi bekerja tanpa lelah dalam waktu yang
lama
3) Sel berbentuk gelendong dan melancip di kedua ujungnya
4) Memiliki nukleus pada bagian tengah selnya
5) Serabut halus yang melintang tidak terlihat

b. Otot Lurik

Gambar 3.3 : Gambar Jaringan otot


lurik
Sumber : https://naifun.com (2019)

Jaringan otot lurik adalah jaringan otot yang memiliki sifat


volunteer melekat pada bagian rangka. Otot ini sering di sebut
dengan otot rangka. Bekerja dibawah pengaruh kesadaran, sehingga
otot lurik tidak dapat bekerja terus-menerus akibatnya akan
mengalami kelelahan. Otot ini berada di luar dan dapat menyimpan
cadangan makanan. Ujung ujung sel berbentuk runcing, tetapi agak
membulat pada perbatasan antara otot dengan tendon. Otot lurik
dapat mengalami pembesaran akibat latihan, hal ini terjadi karena
penebalan pada serat serat otot ( hipertrofi ). Ciri-cirinya:
1) Bekerja secara sadar
2) Bekerja cepat, tetapi dapat menimbulkan rasa lelah
3) Berbentuk silindris memanjang
4) Pada bagian ujung tidak bercabang
5) Memiliki beberapa nukleus di bagian sisi tepi selnya
6) Serabut halus yang melintang pada jaringan terlihat

c. Otot Jantung

Gambar 3.4 : Jaringan otot polos


Sumber : https://rumus.co.id ( 2019 )

Jaringan otot jantung adalah jaringan yang bersifat involunter


hanya berada di jantung. Memiliki struktur hampir sama dengan otot
lurik, namun memiliki konsep kerja seperti otot polos. Bekerja
berada diluar kesadaran untuk jantung. Jantung akan terus menerus
memompa darah keseluruh tubuh manusia tanpa rasa kelelahan. Ciri-
cirinya:
1) Bekerja secara tidak sadar
2) Bekerja sedang, tetapi bekerja tanpa lelah dalam waktu yang
lama
3) Sel pada jaringan berbentuk silindris memanjang dengan ujung
bercabang dua atau lebih yang disebut sinsitum
4) Kedua ujungnya bercabang
5) Memiliki satu nukleus di bagian tengah selnya
6) Serabut halus yang melintang pada jaringan terlihat jelas

3. Tabel Perbedaan Otot polos, lurik, & Jantung


PERBEDAAN OTOT POLOS OTOT LURIK OTOT
JANTUNG
Bentuk sel Bentuk sel Bentuk sel Bentuk sel
gelondong, memanjang, memanjang,
memanjaang, dan silindris, dan silindris,dan
ujung yang lancip memiliki ujung memiliki cabang
tumpul
Ukuran sel Panjang 30-200 Panjang 1-40, Panjang 50-100,
,diameter 5-10 diameter 10-100 diameter 10 – 20
mikrometer mikrometer mikrometer
Inti sel Bentuk oval dan Bentuk lonjong, Bentuk lonjong
berjumlah satu berjumlah banyak panjang,
terletak di tengah terletak di pinggir berjumlah satu
sel sel di tengah serat
Pita gelap Tidak Ada Ada Ada
terang pada
myofibril
Aktivitas Kontraksi lambat, Kontraksi cepat, Kontraksi
tidak mudah lelah kuat, mudah lelah cukup kuat,
otomatis, dan
tidak mudah
lelah
Pengaruh saraf Saraf tak sadar Saraf sadar, otot Saraf tidak
(Saraf otonom), volunteer sadar, otot
Otot involunteer involunteer
Letak Organ dalam, Melekat pada Jantung
Saluran tulang yang
pencernaan, dihubungi tendon
dinding pembuluh
darah, saluran
pernafasan,
reproduksi dsb

D. Jaringan Syaraf
Jaringan saraf adalah komponen jaringan utama dari sistem saraf.
Sistem saraf mengatur dan mengontrol fungsi tubuh dan aktivitas dan terdiri
dari dua bagian: sistem saraf pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang, dan percabangan saraf perifer dari sistem saraf tepi (SST).
Jaringan ini terdiri dari neuron atau sel-sel saraf, yang menerima dan
mengirimkan impuls, dan neuroglia, yang juga dikenal sebagai sel-sel glial
atau lebih sering hanya sebagai glia (dari bahasa Yunani, yang berarti lem),
yang membantu penghantaran impuls saraf serta memberikan nutrien bagi
neuron.
Jaringan saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) yang memiliki
karakteristik sendiri, yaitu memiliki juluran sitoplasma yang panjang Di
dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan golgi,
retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan pengiriman
makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya.Neuron tersusun
dari badan sel, dendrit, serta akson. Sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia
yang ada di sistem saraf pusat.
1. Struktur Syaraf

Gambar 4.1 : Struktur sel syaraf

Sumber : https://materibelajar.co.id (2019)

a. Badan Sel
Badan sel merupakan bagian dari jaringan yang terbesar.
Didalam badan sel ada nucleus yaitu inti sel jaringan saraf. Bagian
ini berfungsi sebagai penerima impus atau rangsangan dari
sitoplasma bercabang menuju akson.
b. Inti Sel (Nukleus)
Bagian jaringan safar inti sel (Nucleus) berfungsi sebagai
regulator dari seluruh kegiatan sel saraf. Inti sel berada di dalam
badan sel, dan mengambang di antara sitoplasma.
c. Sitoplasma
Bagian jaringan sitoplasma ini merupakan cairan yang memiliki
protein tinggi. Sitoplasma di bungkus oleh sel neurologia yang
membantu sel untuk memperoleh suplai makanan.
d. Dendrit
Dendrit merupakan bagian saraf yang sekumpulan serabut sel
saraf pendek yang bercabang-cabang halus dan merupakan
perluasan badan sel. Dendrit berfungsi sebagai penerima impuls dan
menyampaikan impuls yang diterimanya menuju badan sel.
e. Neurit (Akson)
Bagian saraf neurit (akson) merupakan selaput sel saraf yang
Panjang perluasan dari badan sel. Neurit berfungsi sebagai pengirim
impus yang diperoleh dar badan sel menuju sel saraf melalui
sinapsis. Akson dilindung oleh selubung meilin. Selubung ini
berupa selaput berbahan lemak yang berfungsi melindungi akson
dari kerusakan.
f. Sel Schwann
Sel schwann merupakan sel penyokong akson yang berfungsi
menyediakan suplai makanan bagi metabolisme akson & membantu
regenerasi akson
g. Sinapsis
Bagian sel safar sinapsis merupakan ujung akson berfungsi
untuk meneruskan impuls menuju ke neuron lainnya. Sinapsis dari
satu neuron akan terhubung dengan dendrit dari neuron yang lain.

2. Jenis Jenis Jaringan Syaraf


a. Sel Saraf Sensorik (Neuron Sensori)
Sel saraf sensorik atau sensori merupakan sel saraf yang
fungsinya untuk menyampaikan impuls atau memberi rangsangan
dari reseptor atau penerima rangsangan menuju ke sel saraf
penghubung atau sistem saraf pusat (sumsum tulang belakang dan
otak).
b. Sel Saraf Penghubung (Neuron Intermediat)
Sel saraf penghubung atau neuron intermediat merupakan sel
saraf yang membentuk rantai-rantai penghubung antara sel saraf
sensorik dan sistem saraf pusat. Sel saraf penghubung hampir ada
di seluruh bagian tubuh dan menjadi lintasan impuls bagi
koordinasi saraf.
c. Sel Saraf Motorik (Neuron Motor)
Sel saraf motorik atau meuron motor merupakan sel saraf yang
fungsinya untuk mengirimkan impuls berupa perintah dari sistem
saraf pusat menuju ke jaringan otot dan kelenjar untuk melakukan
respon.

E. Jaringan Embrional

Gambar 5.1: Jaringan Embrional


Sumber: https://slideplayer.info (2019)

Jaringan embrional adalah jaringan muda yang sel-selnya selalu


membelah dan merupaka hasi pembelahan sel zigot (Nurhayati, 2014:77).
Lapisan jaringan embrional dibeagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Ektoderm, merupakan lapisan terluar yang menutupi permukaan

embrio. Ektoderm akan berkembang menjadi penutup luar tubuh hewan

dan pada hewan anggota filum tertentu, ektoderm akan menjadi sistem

saraf pusat.

2. Mesoderm, terletak di antara ektoderm dan endoderm. Mesoderm akan

menjadi otot dan organ lainnya yang terletak diantara saluran

pencernaan dan penutup luar tubuh.

3. Endoderm, merupakan lapisan terdalam dan menutupi saluran

pencernaan yang sedang berkembang (arkenteron). Endoderm akan

berkembang menjadi saluran pencernaan, hati, dan paru-paru pada

Vertebrata.
Berdasarkan lapisan jaringan embrionalnya, hewan dikelompokkan
menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Hewan dipoblastik, yaitu hewan yang embrionya terdiri atas dua
lapisan embrionik (ektoderm dan endoderm). Contohnya, coelenterate.
2. Hewan tripoblastik, yaitu hewan yang embrionya terdiri atas tiga
lapisan embrionik (ektoderm, mesoderm, endoderm). Hewan
triploblastik dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Triploblastik aselomata, merupakan hewan triploblastik yang solid
atau tidak memiliki rongga diantara saluran pencernaan dan dinding
tubuh. Contohnya, platyhelminthes (cacing pipih).
b. Triploblastik pseudoselomata merupakan hewan triploblastik yang
memiliki rongga tubuh semu atau rongga tubuh yang tidak
sepenuhnya dilapisi jaringan dari mesoderm. Contohnya, nematoda
(cacing gilik).
c. Triploblastik selomata, merupakan hewan triploblastik yang
memiliki rongga tubuh (selom) sejati dan dilapisi jaringan yang
berasal dari mesoderm. Contohnya, Annelida,
Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Vertebrata (Dianti,
2019).

F. Jaringan Lemak

Gambar 5.1: Jaringan Lemak (Adiposa)


Sumber: https://www.pelajaran.co.id (2018)

Jaringan lemak (adiposa) adalah sekumpulan sel yang menyimpan


lemak. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berbentuk longgar
2. Tersusun dari sel-sel lemak yang berbentuk bulat atau polygonal
3. Dinding selnya tipis
4. Dalam sel terdapat rongga penuh tetes lemak yang dikhusukan untuk
menyimpan lemak
5. Ukuran sel bervariasi
6. Apabila dilihat dibawah mikroskop, sel – sel terlihat sebagai bulatan
putih besar. Hal ini karena vakuolanya berukuran besar dan juga
menyimpan lemak yang berwarna putih sampai kuning tua atau cokelat.
Jaringan lemak berfungsi untuk:
1. Menyimpan lemak
2. Meyimpan cadnagan makanan
3. Bantalan lemak
4. Proteksi dan isolasi
5. Melindungi hilangnya panas secara berlebihan
(Nurhayati, 2014:91)

II. Organ pada Hewan


Organ merupakan sekumpulan beberapa jenis jaringan yang melakukan
fungsi tertentu. Berdasarkan letaknya pada tubuh, organ dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu:
A. Organ luar, yaitu organ yang bisa dilihat secara visual. Contohnya, hidung,
telinga, mulut, mata, dan kulit.
B. Organ dalam, yaitu organ yan terletak di bagian dalam tubuh dan tidak dapat
dilihat secara visual. Contohnya, paru-paru, usus, ginjal, lambung, dll.

III. Sistem Organ pada Manusia


NO SISTEM ORGAN ORGAN FUNGSI
PENYUSUN
1 Sistem Gerak a. Aktif, otot polos, otot Membentuk tubuh,
lirik, dan otot jantung menyimpan glikogen,
Pasif, tulang dan menggerakkan
tengkorak, tulang tulang. Melindungi
vertebrae, tulang bagian lunak,
dada, tulang rusuk, menegakkan tuuh,
dan tulang anggota tempat meleatnya
gerak bebes otot, dan tempat
pementukan sel darah
merah

2 Sistem Pernafasan Rongga hidung, Mengedarkan oksigen


faring, laring, trakea, ke seluruh tubuh, dan
bronki, dan paru-paru melepaskan
karbondioksida

3 Sistem Pencernaan mulut, lambung, usus Mencernakan dan


halus, dan usus besar, menguraikan zat-zat
anus makanan agar dapat
diserap
4 Sistem Peredaran Darah jantung, pembuluh Mengangkut dan
arteri, pembuluh mengedarkan at
vena, pembuluh makanan dan oksgen
kapiler, pembuluh ke seluruh tubuh serta
getah bening mengangkut sisa-sisa
(limfatik) dan metabolsme yang
kelenjar limfe tidak berguna,
msalnya co2. Untuk
menjaga tubuh dari
penyakit

5 Sistem Ekskresi Ginjal, ureter, uretra, Mengeluarkan hasil


kantung kemih, dan metabolsme yang tda
hati bermanfaat dan
menjaga tekanan
turgor

6 Sistem Reproduksi Testis dan ovarium Berperan dalam poses


perkembangbiakan
7 Sistem Saraf Otak, sampul saraf Menerima,
tulang belakang, meneruskan, dan
simpul ganglion, dan menjawab rangsangan
serabut saraf

8 Sistem Endokrin Kelenjar kelamin, memproduksi hormon


kelenjar buntu, tirod, yang mengatur
pituitari, pankreas, aktivitas tubuh
dan kelenjar
andrenalin

9 Sistem Rangka tengkorak, tulang menyimpan bahan


rusuk, tulang mineral, tempat
belakang, rangka pembentukan sel
penopang tulang darah, tempat
bahu, rangka melekatnya otot
penopang tulang rangka, melindungi
pinggul, tulang tubuh yang lunak dan
angota badan atas menunjang tubuh
dan bawah

10 Sistem Indra Hidung, lidah, mata, Menerima berbagai


telinga, dan kulit rangsangan dari
lingkungan di
sekitarnya
11 Sistem Limfa Pembuluh limfa, Manjaga imunitas,
limpa, kelenjar timus, melindungi tubuh dari
dan nodus limfa infeksi bakteri, virus,
dan zat asing, serta
mengangkut lemak

IV. Sel Punca (Stem Cell)


A. Karakteristik Sel Punca
Sel punca berasal dari kata punca yang bberarti awal mula. Sel punca
merupakan sel yang menjadi awal mula dari pertumbuhan sel lain yang
menyusun keseluruhan tubuh organisme. Adapun karaktersistik sel punca,
yaitu:
1. Belum berdiferensiasi, sehingga belum memiliki bentuk dan fungsi
yang layaknya sel-sel lain yang menysuun organ tubuh.
2. Mampu memperbanyak diri
3. Dapat berdiferensiasi menjadi lebih dari satu jenis sel. Sel punca bersifat
pluripoten atau multipoten. Pluripoten adalah kemampuan sel untuk
berdiferensiasi menjadi sel tubuh apapun yang berasal dari ketiga
lapisan embrional. Sedangkan multipoten adalah kemampuan sel untuk
berdiferensiasi hanya menjadi beberapa jenis sel yang biasanya berada
dalam suatu golongan, misalnya sistem saraf atau sistem hematopoietic
(pembentukan darah) (Irnaningtyas, 2016:72).
Pada saat sel membelah sel punca dapat memperbanyak diri atau
menjadi jenis sel yang lain. Prinsip kerja dari metode stem sel ini
sebenarnya cukup mudah untuk dipahami. Prinsip kerja stem sel dapat
disimpulkan menjadi 5R, yaitu:
1. Repair, memperbaiki sel yang rusak
2. Replace, mengganti sel yang rusak
3. Regeneration, meregenerasi sel yang sudah tua
4. Rehabilitation, merehabilitasi sel menjadi sel baru
5. Rejuvenation atau regenerasi, yaitu merejuvenasi sel yang sudah tua
(Gusti, 2018).

C. Jenis Sel Punca


1. Stem sel embrionik, berasal dari embrio yang masih berusia 3-5
hari setelah pembuahan. Stem sel embrionik terdapat di dalam blastosis
yang ukurannya masih sangat kecil. Stem sel embrionik ini bersifat
pluripotent, artinya dapat berkembang menjadi sel lain. Stem sel
embrionik ini dapat menambah jumlah sel yang ada di tubuh kecuali sel
yang ada di tali pusar (plasenta).
2. Stem sel dewasa (adult stem cell). Stem sel dewasa ini memiliki
karakteristik yang lebih terspesialisasi daripada stem sel embrionik.
Stem sel dewasa dapat beregenerasi menjadi beberapa tipe sel lain.
Contoh sel punca dewasa, yaitu:
a. Sel punca hematopoietic, berdiferensiasi menjadi seluruh sel darah
seperti eritrosit, trombosit, neutofil, limfosit B, dan limfosit T.
b. Sel punca jaringan saraf (neural), berdiferensiasi menjadi tiga jenis
sel saraf utama seperti astrosit, oligodendrosit, dan neuron.
c. Sel punca jaringan kulit, berdiferensiasi menjadi keratinosit dan sel-
sel lapisan epidermis kulit.
d. Sel punca mesenkimal, berdiferensiasi menjadi osteosit, kondrosit,
adiposity, dan sel-sel jaringan ikat
e. Sel punca jantung, berdiferensiasi menjadi tiga jenis sel jantung
utama seperti endotel, kardiomiosit, dan sel otot polos.
3. Induced Pluripotent Stem cells (IPS) . Induced Pluripotent Stem
cells (iPS) ini mengubah stem sel dewasa agar memiliki sifat seperti
stem sel embrionik. Proses ini dilakukan di laboratorium dan
bermanfaat bagi para ilmuan untuk menguji obat-obatan dan
terapi. Induced Pluripotent Stem cells (iPS) sebenarnya memiliki
karakeristik sifat pluripoten sama seperti stem sel embrionik. Tetapi
perbedaan dari keduanya adalah Induced Plluripoten stem cells (IPS)
menggunakan virus untuk menambah gen pada sel ataupun virus.
D. Potensi Sel Punca dalam Aplikasi Klinis
Sel punca dapat menjadi solusi penyakit degenerative, yaitu kerusakan
sel-sel dalam jaringan atau organ. Kerusakan sel-sel tersebut bersifat
irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk awal), sehingga obat-obatan
yang tersedia pada saat ini hanya dapat memperlambat atau mencegah
terjadinya kerusakan jaringan. Penyakit degenaratif meliputi stroke
(tergangguya pasokan darah ke otak), Alzheimer (otak mengeurt dan
mengecil), diabetes mellitus (gangguan metabolism insulin), aterosklerosis
(peradangan pembuluh darah), dan infark miokard (serangan jantung).
Salah satu penerapannya adalah sebagai teknik transplantasi sel punci
digunakan untuk regenerasi sel pancreas penghasil insulin pada penderita
diabetes mellitus.

V. Tumor dan Kanker


A. Tumor
Tumor adalah benjolan yang muncul akibat sel yang memperbanyak diri
secara berlebihan, atau akibat sel lama yang seharusnya mati masih terus
bertahan hidup, sementara pembentukan sel baru terus terjadi. Tumor dapat
terjadi di bagian tubuh mana pun, dan ada yang bersifat jinak maupun ganas.
Yang dimaksud dengan tumor jinak adalah tumor yang tidak menyerang sel
normal di sekitarnya dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Sedangkan
tumor ganas bersifat sebaliknya, dan disebut dengan kanker.
1. Faktor Penyebab Tumor
Tumor terbentuk akibat ketidakseimbangan antara jumlah sel baru
yang tumbuh dengan jumlah sel lama yang mati. Kondisi ini bisa terjadi
bila sel baru terbentuk secara berlebihan, atau sel lama yang seharusnya
mati tetap hidup.Penyebab ketidakseimbangan tersebut dapat berbeda-
beda pada setiap jenis tumor, namun umumnya penyebab belum
diketahui secara pasti. Meski begitu, beberapa hal di bawah diduga
berkaitan dengan tumbuhnya tumor:
a. Faktor Keturunan
Jenis tumor yang biasanya dapat ditularkan melalui keturunan
dan berpotensi menyebabkan kanker yakni payudara, indung telur,
kulit, dan usus besar.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan berpengaruh cukup besar bagi munculnya tumor,
misalnya sinar ultraviolet dri matahari, paparan radiasi yang
menyebabkan mutasi DNA, dan juga perokok aktif dan perokok
pasif yang berpotensi terkena tumor yang dapat menyebabkan
kanker
c. Faktor Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap kemunculan sel tumor di
dalam tubuh manusia, misalnya terlalu sering memakan makanna
yang lemaknya berlebihan, makanan yang terdapat bahan kimia ,
dan juga minuman berakohol.
d. Faktor Virus
Virus yang dapat menyebabkan tumor antara lain Virus
Papilloma, yang menyebabkan pertumbuhan sel tumor pada leher
Rahim, Virus HPV, Virus Hepatitis, dsb.
e. Faktor Infeksi
Infeksi yang menyebabkan tumor disebabkan karena parasite
maupun bakteri, misalnya Infeksi cacing Clonorchis sinensis, dan
Infeksi cacing Schistosoma sp.
f. Faktor Keseimbangan Hormonal
Munculnya potensi sel tumor pada manusia yang diakibatkan
oleh gangguan keseimbangan hormone misalnya kelebihan
hormone esterogen dan kekurangan progesterone yang
menyebabkan kanker Rahim, dan kanker payudara
g. Faktor Kejiwaan, dan Emosional
Stress berat dan juga keadaan yang dapat menimbulkan
gangguan emosional dapat menyebabkan tumbuhnya sel tumor ,
karena sel ini berubah sifatnya menjadi hiperaktif dan menjadi
ganas/ menyebar, sehingga terjadi tumor yang dapat menyebabkan
kanker

2. Gejala Tumor
Gejala utama dari tumor adalah terbentuknya benjolan. Benjolan
bisa terlihat dengan mudah dari luar, namun bisa juga tidak terlihat jika
tumbuh pada organ dalam. Biasanya benjolan pada organ dalam baru
diketahui setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter.Selain benjolan,
gejala lain yang dapat muncul akibat tumor tergantung pada lokasi,
jenis, dan pengaruh tumor terhadap fungsi organ. Tumor yang tumbuh
di organ dalam bisa tanpa gejala, bisa juga menimbulkan gejala berupa:
a. Demam
b. Lemas
c. Tidak nafsu makan dan penurunan berat badan
d. Berkeringat di malam hari
e. Nyeri dada
f. Perubahan warna kulit, misalnya menjadi kuning, kemerahan, atau
menjadi lebih gelap
g. Perdarahan atau memar yang tidak jelas sebabnya

3. Cara mencegah Tumor


Pencegahan tumor khususnya dilakukan untuk mencegah tumor
yang bersifat ganas (kanker), karena dapat menyebabkan kematian.
Sejak tahun 2015, Kementerian Kesehatan Indonesia terus mengajak
masyarakat untuk mengurangi risiko timbulnya kanker dengan gerakan
“CERDIK”, yang merupakan singkatan dari:
a. Cek kesehatan secara berkala
b. Enyahkan asap rokok
c. Rajin aktivitas fisik
d. Diet sehat dengan kalori seimbang
e. Istirahat yang cukup
f. Kelola stress

B. Kanker
Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel
abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh . Pertumbuhan sel abnormal
ini dapat merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian tubuh yang lain.
Penyebab utama kanker adalah perubahan (mutasi) genetik pada sel. Mutasi
genetik akan membuat sel menjadi abnormal. Sebenarnya, tubuh memiliki
mekanisme sendiri untuk menghancurkan sel abnormal ini. Bila mekanisme
tersebut gagal, sel abnormal akan tumbuh secara tidak terkendali. Faktor
yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker berbeda-beda, tergantung pada
jenis kankernya. Meskipun demikian, tidak ada jenis kanker yang spesifik
hanya dipicu oleh 1 faktor.
1. Faktor Penyebab Kanker
Penyakit kanker juga hamper sama seperti penyakit tumor, faktor
faktor yang memicu munculnya sel tumor dan sel kanker ini hampir
sama, meliputi faktor internal & eksternal.
a. Faktor Intenal
Faktor internal yang menyebabkan munculnya sel kanker ini
antara lain hormone tubuh tiap individu, faktor genetic, dsb.
b. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal yang mampu menyebabkan pertumbuhan sel
kanker biasanya berasal dari lingkungan sekitar misalnya paparan
radiasi, makanan yang kurang sehat dan juga banyak mengandung
zat kimia, paparan asap rokok dan juga Inveksi yang disebabkan
oleh Virus , bakteri atau parasit.

2. Gejala Kanker
Gejala yang timbul akibat kanker juga bervariasi, tergantung pada
jenis kanker dan organ tubuh yang terkena kanker. Beberapa gejala yang
sering dialami penderita kanker yaitu:
a. Muncul benjolan
b. Nyeri di salah satu bagian tubuh
c. Pucat, lemas, dan cepat lelah
d. Penurunan berat badan secara drastis
e. Gangguan buang air besar atau buang air kecil
f. Batuk kronis
g. Demam yang terus berulang
h. Memar dan mengalami perdarahan secara spontan.

3. Cara mencegah Kanker


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menggalakkan program
perilaku CERDIK untuk mencegah kanker. Berikut adalah ini adalah
kepanjangan dari CERDIK:
a. Cek kesehatan secara berkala
b. Hindari diri dari asap rokok
c. Rajin aktivitas fisik dan rutin berolahraga selama setidaknya 30
menit setiap harinya.
d. Diet sehat dengan kalori seimbang
Perbanyak makan buah-buahan, sayuran, biji-bijian (misalnya
gandum), dan makanan yang kaya akan protein.
e. Istirahat yang cukup
f. Kelola stress berlebih dan berkepanjangan yang dapat menyebabkan
munculnya kanker.
g. Hindari paparan sinar matahari berlebih
h. Gunakan masker di tempat yang penuh polusi udara
i. Hentikan konsumsi alkohol
j. Lakukan vaksinasi. Terdapat dua jenis kanker yang dapat dicegah
dengan vaksinasi, yaitu kanker hati melalui vaksin hepatitis B dan
kanker serviks dengan vaksin HPV.

1. Perbedaan Tumor dan Kanker


Walaupun tumor dan kanker memiliki beberapa kemiripan, dua hal
tersebut tetaplah hal yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan yang
dimiliki keduanya, yaitu:
1. Pertumbuhan kanker lebih cepat. Sel kanker memiliki pertumbuhan
yang sangat cepat, sementara sel tumor tidak.
2. Kanker mampu untuk menyebar ke bagian tubuh lain. Sedangkan sel
tumor hanya tumbuh dan menetap pada salah satu bagian tubuh saja.
3. Lokasi kekambuhan. Pada tumor jinak, kekambuhan terjadi pada bagian
tubuh yang sama seperti kasus sebelumnya. Tetapi pada kanker,
kekambuhan bisa terjadi pada bagian tubuh mana pun.
4. Pengobatan yang berbeda. Tumor jinak dapat dihilangkan dengan
operasi dan diambil semua jaringan tumor yang sedang tumbuh
tersebut. Namun pada kasus kanker, pengobatannya lebih kompleks. Sel
kanker yang bersifat menyebar dan tumbuh dengan cepat harus
dimatikan dengan obat kemoterapi atau radiasi (Mita, 2019).
BAB 3
PENUTUP

I. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab 2, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara
lain:
A. Jenisjaringan pada hewan dapat dibedakan menjadi enam macam, yaitu:
1. Jaringan epitel 4. Jaringan saraf
2. Jaringan ikat 5. Jaringan embrional
3. Jaringan otot 6. Jaringan lemak (adiposa)
B. Organ pada hewan merupakan sekumpulan beberapa jenis jaringan yang
melakukan fungsi tertentu
C. Sistem organ pada manusia dibedakan menjadi 11 macam, yaitu:
1. Sistem gerak 7. Sistem endokrin
2. Sistem pernapasan 8. Sistem rangka
3. Sistem peredaran darah 9. Sistem indra
4. Sistem ekskresi 10. Sistem limfa
5. Sistem reproduksi
6. Sistem saraf
D. Sel punca berasal dari kata punca yang bberarti awal mula. Sel punca
merupakan sel yang menjadi awal mula dari pertumbuhan sel lain yang
menyusun keseluruhan tubuh organisme.
E. Tumor adalah benjolan yang muncul akibat sel yang memperbanyak diri
secara berlebihan, atau akibat sel lama yang seharusnya mati masih terus
bertahan hidup, sementara pembentukan sel baru terus terjadi. Sedangkan
kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel
abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh.

II. Saran
Bagi siswa, diharapkan dapat memahami dan menambah wawasan tentang
jaringan hewan. Bagi Institusi Pendidikan, dengan disusunnya makalah ini
kami mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat mengetahui dan
memahami jaringan hewan serta dapat memberikan kritik dan saran nya agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian saran yang
dapat penulis sampaikan semoga dapat membawa manfaat bagi semua
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:
Irnaningtyas dan Yossa Istiadi. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013
yang Disempurnakan Peminatan Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam.
Jakarta: Erlangga.

Irnaningtyas. 2017. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga

Sumber Website:
Anonim. 2019. Jaringan Ikat : Pengertian, Materi Lengkap, Fungsi, Komponen Dan
Jenisnya. https://www.gurupendidikan.co.id/jaringan-ikat/. Diakses pada
Minggu 20 Oktober 2019 puku 13.25 WITA

Dianti, Sri. 2019. Perbedaan Hewan Diploblastik dengan Triploblastik.


https://www.sridianti.com/perbedaan-hewan-diploblastik-triploblastik.html.
Diakses pada Minggu 20 Oktober 2019, Pukul 08.31 WITA

Hartono, Juno. 2015. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago) Hialin, Elastis, Fibrosa.
http://www.biomagz.com/2015/10/jaringan-tulang-rawan-kartilago-
hialin.html. Diakses pada Minggu, 20 Okrober 2019, pukul 21.10 WITA

Mita, Nimas. 2019. Perbedaan Sel Kanker dan Sel Tumor.


https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/kanker-dan-tumor-apa-bedanya-
sih/. Diakses pada Minggu 20 Oktober 2019, Pukul 08.15 WITA

Sari, Novita. 2019. Jaringan Otot, Pengertian, Struktur. https://rumus.co.id/jaringan-


otot-pengertian-struktur. Diakses pada Jumat 18 oktober 2019 pukul 21.39
WITA

Sari, Novita. 2019. Jaringan Syaraf, Jenis Jaringan Syaraf, Struktur.


https://rumus.co.id/jaringan-syaraf-jenis-pengertian-struktur. Diakses pada
Jumat, 18 Oktober 2019, Pukul 22.05 WITA

Willy, Tjin. 2019. Pengertian Sel Kanker, Penyebab, Gejala, Faktor-faktor.


https://www.alodokter.com/pengertian-sel-kanker-penyebab-gejala-faktor-
faktor. Diakses pada Sabtu, 19 Oktober 2019, pukul 21.23 WITA.
Willy, Tjin. 2019. Pengertian Sel Tumor, Penyebab, Gejala, Faktor-faktor.
https://www.alodokter.com/pengertian-sel-tumor-penyebab-gejala-faktor-
faktor. Diakses pada Sabtu, 19 Oktober 2019, pukul 20.43 WITA.

Anda mungkin juga menyukai