Anda di halaman 1dari 18

Makalah

JARINGAN PADA HEWAN

( Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Umum

dari dosen pengampuh Ibu Prof. Dr. Dewi Wahyuni K Baderan, M.Si )

Disusun oleh:

Tamrin Ismail
411423017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah "Biologi
Umum” ini dapat terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Prof. Dr.
Dewi Wahyuni K Baderan, M.Si yang memberikan tugas ini untuk pembelajaran
dan penilaian untuk mata kuliah Biologi Umum.

Alhamdulillah, segala puji bagi allah SWT atas rahmatnya sehingga saya
bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Berikut ini saya
mempersembahkan sebuah makalah dengan judul " JARINGAN PADA
TUMBUHAN ".

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang kurang tepat. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan
penuh rasa terima kasih dan semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberkahi
makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Gorontalo, September 2023

Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Jaringan Hewan 2
B. Macam macam Jaringan Hewan 2
a. Jaringan Epitel 2
b. Jaringan Ikat 5
c. Jaringan Otot 8

d. Jaringan Saraf 9
BAB III PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hewan bertulang (vertebrata) memiliki struktur yang sangat kompleks.
Aktivitas tertentu melibatkan berbagai tingkatan organisasi tubuhnya, yaitu sel,
jaringan, organ, dan system organ. Sebagai contoh sederhana adalah jantung, apa
yang menyusun jantung? Bagaimana jantung bekerja? Jantung terdiri atas berjuta
juta sel sejenis yang membentuk jaringan . Jaringan tersebut berkumpul untuk
membentuk organ jantung yang berfungsi untuk memompakan darah ke seluruh
tubuh untuk membawa zat makanan, mineral, dan oksigen. Organ jantung
membutuhkan organ lainnya untuk bekerja sama sehingga membentuk system
organ. Sistem organ tersebut adalah system peredaran darah. Dengan contoh
tersebut diharapkan kita dapat memahami tingkatan organisasi kehidupan mulai
dari tingkat sel, jaringan, organ, sistem organ sampai organisme.

Sel hewan memiliki organel yang khas, yaitu adanya sentriol. Adanya
organel tersebut menjadi salah satu ciri yang membedakan hewan dan tumbuhan.
Seperti pada tumbuhan, sel sel hewan memiliki struktur dan fungsi yang sama
akan membentuk suatu jaringan. Berikut ini akan diuraikan jaringan pada hewan
secara lebih terperinci.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian jaringan?


2. Apa saja macam macam jaringan hewan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian jaringan.


2. Untuk mengetahui macam macam jaringan hewan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jaringan Hewan


Jaringan adalah kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi
yang sama untuk membentuk suatu organ. Jenis jaringan yang umumnya
dimiliki oleh vertebrata dan manusia ada empat macam, yaitu jaringan
epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Berdasarkan jumlah lapisan embrionya, hewan dibagi menjadi:
1. Hewan diploblastik, yaitu hewan yang embrionya terdiri atas dua lapis.
Contoh: Coelenterata, tidak mempunyai mesoderm.
2. Hewan tribloblastik, yaitu hewan yang embrionya terdiri atas tiga lapis.
Contoh: Cacing tanah, Siput, Arthropoda, dan Chordata.

B . Macam Macam Jaringan Hewan

a .Jaringan Epitel

Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi seluruh permukaan tubuh.


Jaringan epitel membatasi antara organ organ tubuh dengan rongga tubuh.
Jaringan yang melapisi lapisan luar tubuh disebut epithelium.Jaringan epitel
yang membatasi rongga tubuh disebut mosetelium. Jaringan epitel yang
membatasi organ dalam tubuh disebut endothelium.
a. Ciri-ciri jaringan epitel sebagai berikut:
- Melaksanakan fungsi absorpsi dan proteksi sebagai kelenjar.
- Sel-sel epitel terikat oleh zat pengikat (semen) sehingga hamper
tidak ada ruangan antar sel
- Sel-sel epitel melekat pada lamina basalis yang berfungsi
mengangkat jaringan dengan jaringan dengan bagian yang ada
dibawahnya.

2
b. Jaringan epitel dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok

a. Berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel

Berdasarkan bentuknya,jaringan epitel dibedakan menjadi 3 macam yaitu


epitel pipih,epitel batang (silinder),dan epitel kubus. Berdasarkan jumlah
lapisannya,jaringan epitel dapat dibedakan menjadi : Epitel simpleks (satu lapis
sel) dan Epitel Kompleks (bebreapa lapisan sel)

1. Epitel Silindris Berlapis


Epitel Silindris berlapis tersusun atas lebih dari satu lapisan sel-sel
berbentuk silinder.Epitel silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar
ludah,kelenjar susu,uretra,dan laring. Jaringan-jaringan ini berperan dalam
proses sekresi. Biasanya,jaringan ini berada pada lapisan paling luar.

2. Epitel pipih berlapis


Epitel pipih berlapis tersusun atas beberapa lapis sel-sel pipih. Sel-sel
epitel memiliki sitoplasma yang jernih dan inti sel berbentuk bulat.
Jaringan ini diantaranya terdapat pada rongga mulut,rongga hidung,dan
kerongkongan. Sesuai dengan jumlah lapisannya yang banyak,jaringan ini
berperan sebagai pelindung.misalnya terhadap gesekan.

3. Epitel Kubus Selapis


Jaringan ini tersusun atas selapis sel sel berbentuk kubus. Epitel kubus
selapis di antaranya terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat,
dan saluran pada ginjal. Struktur jaringan ini sesuai untuk proses absorpsi
dan sekresi

4. Epitel kubus Berlapis


Jaringan ini tersusuan atas beberapa lapis sel sel berbentuk kubus. Epitel
kubus berlapis terdapat pada mulut, kerongkongan, dan kelenjar keringat

3
pada kulit. Sesuai dengan strukturnya, jaringan ini berperan sebagai
pelindung dari gesekan.

5. Epitel Silindris Selapis


Epitel silindris selapis tersusun atas sel sel berbentuk silinder. Pada
jaringan ini, biasanya terdapat sel sel goblet. Sel goblet berfungsi dalam
menghasilkan lender (mucus) yang berperan dalam mempermudah
penyerapan makanan (absorpsi). Biasanya, jaringan ini terdapat pada usus
halus dan saluran pencernaan lainnya.

6. Epitel Silindris Berlapis


Epitel silindris berlapis tersusun atas lebis dari satu lapis sel-sel
berbentuk silinder. Epitel silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar
ludah, kelenjar susu, uretra, dan laring. Jaringan ini berperan dalam proses
sekresi. Biasanya, jaringan ini berada pada lapisan paling luar.

7. Epitel Silindris Berlapis Semu Bersilia


Epitel silindris berlapis semu bersilia tersusun atas sel sel yang memiliki
inti sel tidak sejajar sehingga seolah olah epitel tersebut terdiri atas banyak
lapisan. Pada jaringan ini terdapat silia yang berfungsi menggerakkan
partikel yang berada diatasnya. Misalnya kotoran atau debu tidak akan
masuk kedalam paru paru karena digerakkan oleh silia pada sel sel saluran
pernapasan jaringan ini terdapat pada saluran peranapasan, rongga hidung,
dan saluran telur (tuba fallopi).

8. Epitel Transisi
Epitel transisi terdiri atas berlapis lapis sel. Akan tetapi, sel sel penyusun
jaringan ini selalu berybah bentuknya. Pada keadaan tegang, sel sel
tersebut terbentuk lebih pipih dan panjang. Adapun pada keadaan normal
(relaksasi), sel selnya berbentuk bulat dan besar. Jaringan ini banyak
terdapat dikantung kemih, saluran ureter dan ginjal.

4
9. Epitel Kelenjar

Epitel kelenjar tersusun atas, beberapa jaringan epitel yang memiliki


peran dalam penyerapan (absorpsi) dan menyekresikan senyawa kimia.
Misalnya sel sel epitel yang terdapat pada rongga (lumen) dari rongga
pencernaan memb. Berdasarkan Struktur dan Fungsi.

1. Epitel kelenjar, berfungsi dalam pembuatan, penyimpanan, dan sekresi


zat-zat kimia.

a) Kelenjar eksokrin merupakan kelenjar yang memiliki saluran


pengeluaran untuk menyalurkan hasil sekresinya.

b) Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran


pengeluatan(kelenjar buntu).

2. Epitel penutup. berfungsi melapisi permukaan tubuh dan jaringan.

b. Jaringan Ikat

Jaringan pengikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari


mesoderm (lapisan tengah embrio). Selain menjadi jaringan pengikat
(darah, tulang rawan, tulang, dan lemak), mesenkim juga menjadi jaringan
lain berupa otot, pembuluh darahı, beberapa kelenjar, dan epitelium. Letak
sel-sel jaringan pengikat tidak berhimpitan rapat (berpencar-pencar). jika
berhubungan hanya pada ujung- ujung protoplasmanya Jaringan pengikat
mempunyai beberapa fungsi, yaitu untuk melekatkan suatu jaringan
dengan jaringan lain, membungkus organ-organ, mengisi rongga di antara
organ-organ, dan menghasilkan imunitas.

a. Komponen Jaringan Pengikat

a) Matriks, matriks tersusun oleh serabut-serabut dan bahan dasar.

5
1) Serabut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serabut kolagen, serabut
elastin, dan serabut reticular.

- Serabut Kolagen, mempunyai daya elastisitas rendah, daya regang


sangat tinggi, berwarna putih, dan bentuknya berupa berkas-berkas
beragam Serabut kolagen terdapat pada tendon (penghubung otot
dengan tulang) dan jaringan pengikat longgar.
- Serabut Elastin, mempunyai elastisitas tinggi, berwarna kuning, lebih
tipis dari serabut kolagen, dan bentuknya seperti bangunan bercabang-
cabang dan tebal. Serabut elastin tersusun oleh protein dan
mukopolisakarida
- Serabut Retikular, mempunyai daya elastisitas rendah. Hampir sama
dengan serabut kolagen, tetapi ukurannya lebih kecil Serabut ini
berperan menghubungkan antara jaringan pengikat dengan jaringan
lainnya.

2). Bahan Dasar, penyusun matriks berupa bahan homogen setengah cair
yang terdiri dari mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Matriks
bersifat lentur jika asam hialuronatnya tinggi dan akan bersifat kaku jika
mukopolisakaridanya tinggi.

b. Sel-Sel Jaringan Pengikat

- Beberapa jenis sel yang tertanam dalam matriks sebagai berikut


- Fibroblast, berfungsi mensintesis dan mensekresikan protein pada
serabut.
- Makrofag, berfungsi dalam pinositosis dan fagositosis.
- Sel Tiang (Sel Mast), berfungsi menghasilkan substansi heparin
dan histamin
- Sel Lemak, berfungsi menyimpan lemak.

Berbagai Jenis Sel Darah Putih

6
Sel darah putih berfungsi melawan pathogen (berupa bakteri, virus, atau
Protozoa) yang menimbulkan penyakit.

c. Macam-Macam Jaringan Pengikat

1. Jaringan Pengikat Biasa

Jaringan pengikat biasa dibedakan menjadi jaringan pengikat longgar


dan jaringan pengikat padat.

a) Jaringan Pengikat Longgar

Jaringan ini mempunyai cirri-ciri utama yaitu susunan serat-seratnya


yang longgar Matriksnya berupa cairan lendir (mucus). Pada matriks
terdapat berkas serabut kolagen yang fleksibel, tetapi tidak elastis.
Jaringan pengikat longgar terdapat di sekitar pembuluh darah, saraf, dan
sekitar organ tubuh.

b) Jaringan Pengikat Padat

Jaringan ini mempunyai struktur serat-serat terutama kolagen yang


padat. Jaringan pengikat padat dibedakan menjadi jaringan-jaringan
pengikat padat teratur dan tidak teratur. Jaringan pengikat padat teratur
misalnya pada tendon. Sementara itu, jaringan pengikat padat tidak teratur
misalnya di lapisan bawah kulit.

2. Jaringan Pengikat dengan Sifat Khusus

Jaringan pengikat dengan sifat khusus terdiri atas jaringan tulang


rawan (kartilago), jaringan tulang keras, serta darah dan limfa.

a) Jaringan Tulang Rawan

Sel tulang rawan disebut kondrosit. Jaringan tulang rawan


(kartilago) terdiri atas kartilago hialin, kartilago fibrosa, dan kartilago
elastis.

7
1) Kartilago Hialin

Kartilago hialin mengandung serabut kolagen yang halus, berwarna


putih kebiru-biruan, dan tembus cahaya. Kartilago hialin terdapat pada
ujung tulang keras, cakram epifisis, persendian, dan saluran pernapasan
(dari hidung sampai dengan bronkus). Kartilago hialin berfungsi untuk
memberi kekuatan, menyokong rangka embrionik, menyokong bagian
tertentu rangka dewasa, dan membantu pergerakan persendian.

c. Jaringan Otot

Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Jaringan ini berfungsi melakukan
pergerakan pada berbagai bagian tubuh. Jaringan otot dapat berkontraksi
karena di dalamnya terdapat serabut kontraktil yang disebut miofibril.
Jaringan otot dapat dibagi menjadi jaringan otot polos, otot lurik (seran
lintang), dan otot jantung.

a. Otot Polos

Otot polos mempunyai bentuk sel seperti gelendong, bagian tengah


besar, dan ujungnya meruncing. Dalam setiap sel otot polos terdapat satu
mnti sel yang terletak di tengah dan bentuknya pipih. Misalnya pada
pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pencernaan, kandung kemih,
dan saluran pernapasan Otot polos berfungsi memberi gerakan di luar
kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang saluran pencernaan.

b. Otot Lurik
Sel atau serabut otot lurik berbentuk silindris atau serabut panjang. Otot
lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot
volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari sistem saraf pusat.
Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot hunik
disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada rangka tubuh,
misalnya pada bisep dan trisep. Otot lurik berfungsi sebagai alat gerak

8
aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga dapat
menggerakkan tulang dan tubuh.
c. Otot Jantung
Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek Setiap sel otot
jantung mempunyai satu atau dus inti yang terletak di tengah sarkoplasma.
Otot jantung bekerja di luar kehendak (otot tidak sadar dan selnya
dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung
berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi
lambat. Ciri khas otot jantung adalah mempunyai diskus interkalaris.

d. Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf ini
mempunyai struktur bercabang-cabang ke berbagai bagian tubuh untuk
mengatur aktivitasnya. Neuron mendapat suplai makanan melalui sel
neuroglia yang menyelubunginya. Neuron terdin atas bagian-bagian
berikut.
a. Badan sel saraf yang mengandung inti sel dan neuroplasma.
b. Neurit atau akson atau cabang panjang, berfungsi membawa impuls
meninggalkan badan sel saraf.
c. Dendrit atau cabang pendek, berfungsi membawa impuls ke badan sel
saraf.
Akson dikelilingi oleh sel penyokong yang disebut sel Schwann Akson
diselubungi oleh selaput yang dinamakan neurilema. Bagian akson yang
tidak tertutup oleh selubung mielin dinamakan nodus Ranvier. Titik
pertemuan antara terminal akson yang satu dengan neuron yang lain
disebut sinapsis. Titik pertemuan (sinapsis) ini berfungsi meneruskan
rangsang ke sel saraf yang lain dengan cara mengeluarkan bahan kimia
yang disebut neurotransmiter Berdasarkan cara memindahkan rangsang
dan posisi yang ditempati, neuron dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.

a. Neuron Afferent (Neuron Sensorik)

9
Neuron afferent menyampaikan rangsang dari organ penerima
rangsang (reseptor) kepada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang).
b. Neuron Intermedier (Interneuron)
Neuron intermedier menyampaikan impuls dari neuron sensorik atau
dari neuron intermedier yang lain ke neuron motoric.

c. Neuron Efferent (Neuron Motorik)


Neuron efferent menyampaikan impuls dari sistem saraf pusat ke
otot dan kelenjar yang akan melakukan respon.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di depan telah dibahas mengenai berbagai macam jaringan yang
terdapat pada hewan. Tidak semua organisme mempunyai jaringan
dalam tubuhnya. Pada organisme tingkat rendah seperti Protozoa,
tubuhnya hanya terdiri satu sel. Jadi, Protozoa tidak memiliki jaringan
pada tubuhnya. Semakin tinggi tingkatan organisme, semakin
kompleks struktur penyusun tubuhnya. Tubuh organisme tingkat tinggi
tersusun atas berbagai macam jaringan. Kelompok hewan Vertebrata
juga tersusun dari berbagai macam jaringan seperti yang telah dibahas
di depan. Namun, struktur jaringan yang terdapat pada tubuh setiap
jenis hewan berbeda-beda walaupun fungsmya sama. Misalnya,
jaringan darah pada setiap hewan mempunyai struktur berbeda-beda
sebagai hasil adaptasi terhadap lingkungannya.
Jaringan merupakan sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama dan dari sekumpulan jaringan akan membentuk
organ. Cabang biologi yang mempelajari jaringan disebut histology.
Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan disebut histopatologi.
Jaringan dibedakan atas jaringan tumbuhan dan hewan. Jaringan
tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang memiliki bentuk,
asal dan fungsi yang sama. Sedangkan jaringan hewan adalah
sekumpulan sel-sel hewan yang mempunyai bentuk, asal dan fungsi
yang sama (campbel, 1999). Jaringan hewan merupakan jaringan yang
terdiri atas sekumpulan sel-sel hewan yang memiliki fungsi asal,
struktur yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus
memungkinkan sel-sel hewan memiliki fungsi yang spesifik seperti
otot jantung yang bercabang menghubungkan ke sel jantung lainnya.

11
Percabangan tersebut membantu kontraksi sel-sel dalam satu
koordinasi.

B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas.
Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami
juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Tika. 2021. Kultur jaringan pada tanaman dan kloning pada hewan.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Padang.

Aryulina, Diah. 2006. Biologi 2. Jakarta Timur : Esis Erlangga.

Gati, E. (2017). Kultur Jaringan (Issue 2008).

Sunny Wangko, E. K. (2010). Cloning. Urnal Biomedik, 2(2), 88–94

Yusnita. (2015). Kultur Jaringan Tanaman Sebagai Teknik Penting Bioteknologi


Untuk Menunjang Pembangunan Pertanian. Aura Publishing.

13

Anda mungkin juga menyukai