Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM
KEGIATAN KE 5
MENGENAL JARINGAN HEWAN

NAMA : KEVIN ELY ASAR GREAS


NIM : 2005046066
PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA
KELOMPOK : IV (EMPAT)

LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
Kegiatan ke 5
Mengenal Jaringan Hewan

A. Tujuan Kegiatan
Mahasiswa dapat mengenal penyusun jaringan hewan

B. Kajian Pustaka
1. Pengertian Jaringan
Jaringan adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang
sama. Jenis jaringan yang berbeda memilki struktur yang berbeda memiliki
struktur berbeda yang sesuai dengan fungsinya. Suatu jaringan disatukan
oleh suatu matriks ekstraseluler lengket yang melapisi sel-sel itu atau
menenun mereka besama-sama menjadi suatu anyaman serat.
Sesungguhnya, istilah jaringan berasal dari bahasa latin yang berarti
“tenunan”. Jaringan dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu,
jaringan epitelium, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot. Keempat
macam jaringan tersebut ditemukan pada semua hewan kecuali hewan yang
paling sederhana (Campbell, 2002: 5).
Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama. Ilmu yang mempelajari jaringan disebut histologi. Pada hewan dan
tumbuhan bersel banyak yang berkembang biak secara sekseual, zigot yang
merupakan hasil fertilisasi akan membelah berulang kali, dan akan
menghasilkan jaringan embrional atau jaringan meristem. Dalam
pembelahan itu sel-selnya akan mengalami perubahan bentuk maupun
fungsi. Proses inilah yang disebut spesialisasi. Dari jaringan embrional dan
jaringan meristem itu selanjutnya dapat dibentuk jaringan-jaringan lain.
Perubahan bentuk dan susunan jaringan embrional menjadi jaringan-
jaringan lain disebut proses diferensiasi (Walker, 1998: 30).
Semua makhluk hidup terdiri atas unit yang disebut “sel”. Jelasnya sel
merupakan unit struktural terkecil yang melaksanakan proses yang
2

berkaitan dengan kehidupan, misalnya mampu mengambil nutrisi, tumbuh,


dan berkembang biak, bereaksi terhadap rangsangan, dan sebagainya
(Hernawati, 2008: 1).
2. Jaringan-Jaringan pada Sel Hewan
Para ahli biologi sel menemukan bahwa membran basal memiliki
banyak fungsi yang berbeda, seperti membantu mengorganisasikan
peristiwa-peristiwa yang berurutan dalam metabolisme sel, menyaring
buangan dari darah di dalam ginjal, dan menyediakan jalur perpindahan
sel-sel selama perkembangan. Dua kriteria yang yang menjadi dasar
pengempolokan epitelium adalah jumlah lapisan sel dan bentuk sel-sel pada
permukaan bebasnya. Epitelium sederhana (simple epithelium) terdiri dari
lapisan sel tunggal, sementara epitelium berlapis (stratified ephitelium)
terdiri dari sel-sel majemuk yang tersusun bertingkat. Epitelium berlapis
semu (pseudostratified) sebenarnya berlapis tunggal, tetapi terlihat
berlapis-lapis karena sel-sel itu memiliki panjang yang berbeda-beda.
Bentuk sel-sel yang berada pada permukaan bebas epitelium itu dapat
berupa kuboidal (seperti dadu), kolumnar (seperti bata yang dijejer berdiri),
atau skuamosa (datar seperti tegel lantai). Dari penggabungan ciri-ciri
bentuk sel dan jumlah lapisan, kita mendapatkan istilah seperti epitelium
kubiodal sederhana dan epitelium skuamosa berlapis (Campbell, 2002: 5).
Jaringan dasar adalah jaringan yang mendasari terbentuknya organ
tubuh yang fungsional. Histologi (histos yaitu jaringan, logos yaitu ilmu)
mempelajari struktur jaringan tubuh hewan. Pengertian jaringan dalam hal
ini mencakup sel-sel beserta bahan antar sel yang dihasilkannya, maka
pengetahuan tentang struktur serta aktivitas sel merupakan dasari dari
histologi. Dalam mempelajari histologi dikenal empat jaringan dasar yaitu
jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf (Hernawati,
2008: 1).
3. Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium merupakan selubung suatu organisme yang terbatas
besarnya, sehingga jaringan ini perlu mengadakan pengaturan apa-apa yang
3

memasuki dan meninggalkan tubuh organisme tersebut, seperti halnya


suatu membran sel yang mengatur lalu lintas masuk dan keluarnya partikel-
partikel ke dan dari dalam sel. Dengan demikian ada tugas-tugas khusus
dari sel-sel epitelium, misalnya lapisan epitelium ventriculus dan
intestinum berfungsi untuk mengabsorpsi sari-sari makanan. Gas O2 yang
memasuki tubuh hewan juga melalui epithelium. Urine diekskresi oleh
epitelium ginjal (Radiopoetro, 1990: 95).
Jaringan epitel terdiri dari susunan sel-sel yang letaknya berdekatan
dan disatukan oleh bahan antar sel (intercelular substance). Epitel di satu
sisi mempunyai permukaan bebas dan di sisi lain berbatasan dengan
jaringan lain di bawahnya. Jaringan epitel merupakan suatu lapisan yang
sangat rapat susunan sel-selnya dan biasanya membatasi tubuh dengan
lingkungannya baik sebelah luar maupun sebelah dalam seperti dinding
usus, pembuluh darah, dan lain-lain. Adapun ciri-ciri jaringan epitel adalah
sel-selnya terlihat berdekatan dengan susunan tertentu memiliki daerah
pertautan yang jelas dan kuat, memiliki permukaan bebas dan sel-selnya
dapat membentuk penjuluran sitoplasma dengan tujuan tertentu, lazimnya
berdiri pada membran basal (lamine basalis, membrana proporia), dan
jarang sekali terdapat pembuluh darah di dalamnya (Hernawati, 2008: 1-2).
Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam
lapisan pipih. Jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung pada tubuh.
Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel
menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan
kenyataan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan
rongga atau ruang. Epitelium kulit melindungi jaringan dibawahnya
terhadap kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi ultraviolet dan
serangan bakteri. Epitel juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan
dari dan ke jaringan dan rongga yang dipisahkannya. Epitel komuler pada
saluran pencernaan dan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam intestin
dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan daripadanya. Semua
kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium. Epitelium juga
4

melapisi tabung air dan rongga paru-paru. Epitelium ini mengeluarkan


mukus untuk melindungi dirinya terhadap kekeringan dan untuk
menangkap partikel-partikel debu. Pada jaringan epitelium terdapat dalam
wujud lapisan-lapisan sel-sel yang terkemas dengan rapat, karena ini
memungkinkkan jaringan epitelium berfungsi sebagai jaringan yang
melindungi jaringan di bawahnya terhadap kerusakan karena gesekan
mekanis (Kimball, 1983: 25).
Jaringan epitel mempunyai fungsi antara lain sebagai alat proteksi baik
terhadap pengaruh fisis mekanis maupun kimia, contohnya kulit sebagai
alat sekresi untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme (air, garam,
amoniak, CO2, dan lain-lain) (Hernawati, 2008: 3).
Menurut Radiopoetro (1990, 94) jaringan epitelium dapat dibagi
menurut fungsinya yaitu:
a. Epitelium protektif
Jaringan ini berfungsi untuk melindungi tubuh hewan dari
gangguan-gangguan lingkungan luarnya dan melindunginya pula
terhadap kemungkinan infeksi. Pada avertebrata, jaringan ini biasanya
terdiri dari satu lapis, dan pada vertebrata terrestrial biasanya berlapis-
lapis.
b. Epitelium sekretoris/glanduler
Jaringan ini berfungsi khusus untuk memproduksi sekret yang
penting digunakan oleh seekor binatang. Epitelium sekretoris yang
bertipe kolumner disebut juga sel goblet, berfungsi untuk
mensekresikan mucus.
c. Epitelium sensoris
Jaringan ini berfungsi untuk menerima rangsang/stimuli luar
tertentu, misalnya terdapat pada epidermis lumbricus, lidah dan hidung
manusia. Fungsi epitelium ditentukan oleh posisi permukaannya, dan
dapat berfungsi dalam proses respirasi. Oleh karena posisinya yang
terbuka, mudah rusak oleh pengaruh-pengaruh luar, selalu ada proses
penggantian dari sel-selnya yang sudah mati, secara terus-menerus.
5

Menurut Hernawati (2008, 3) berdasarkan morfologi sel-sel epitel


dikenal bentuk dasar yaitu, epitel pipih (sumbu selnya sejajar terhadap
membran basal), epitel kubus (sel-selnya berbentuk kubus, intinya bulat
ditengah), dan epitel silindris (sel-selnya berbentuk silinder, sumbu inti
tegak lurus terhadap membran basal. Intinya lonjong dan posisinya
tergantung pada fungsi serta aktivitasnya). Berdasarkan susunan sel yang
membentuk epitel dibedakan menjadi dua yaitu, epitel berlapis tunggl
(dibangun oleh satu lapis sel) dan epitel berlapis banyak (disusun oleh
banyak lapis sel).
Epitel berlapis tunggal pipih (squamous simple epithelium) dibentuk
oleh sel-sel yang berbentuk pipih. Inti pipih lonjong dan letaknya di tengah,
tepi sel bergerigi/ ada yang halus, pada permukaan tampak hexagonal.
Melapisi: alveoli, kapsula Bowman, lapisan dalam labirin dan selaput
tympanum. Disebut endotelium jika melapisi jantung, pembuluh darah,
pembuluh limfa, dan membentuk kapiler. Disebut mesotelium jika melapisi
rongga tubuh dan visera sebagai bagian dari membran serosa. Mempunyai
peran sebagai: absorpsi, pertukaran dan sekresi (Hernawati, 2008: 4).
Epitel berlapis tunggal kubus (cuboid simple epithelium) memiliki
struktur satu lapis, bentuk kubus, inti letaknya ditengah. Epitel berlapis
tunggal kubus melapisi permukaan ovarium, permukaan depan kantung
lensa mata, membentuk lapisan berpigmen pada retina, membentuk
tubulus-tubulus pada ginjal (nefron dan lainnya) dan membentuk saluran-
saluran berbagai kelenjar. Mempunyai fungsi dalam sekresi dan absorpsi
(Hernawati, 2008: 5).
Epitel berlapis tunggal silindris (sylindris/collumnar epithelium)
memiliki struktur dibangun oleh sel-sel prisma tinggi, penampang vertikal
berbentuk empat persegi panjang, dipermukaan tampak hexagonal, inti
lonjong terletak di dasar/basal sel. Sel-sel silindris tampak membatasi
lumen. Epitel berlapis tunggal silindris melapisi permukaan dalam saluran
pencernaan, saluran ekskresi dari berbagai kelenjar, dan kantung empedu.
6

Mempunyai fungsi untuk proteksi, lubrikasi/pelumasan, sekresi dan


absorpsi (Hernawati, 2008: 6).
Epitel berlapis banyak pipih (stratified squamous epithelium) memiliki
struktur lapisan permukaannya dapat mengalami penandukan atau tidak
menanduk. Secara umum tersusun atas beberapa lapis sel; lapisan paling
basal/dasar yaitu stratum silindricum, stratum spinosum, stratum
granulosum, stratum lucidum (seperti pada oesophagus). Sedangkan untuk
epidermis kulit selain lapisan-lapisan tersebut, bagian paling permukaan
dijumpai lapisan menanduk, stratum corneum. Sel-sel basal dapat
membelah mengganti sel-sel permukaan yang hilang. Melapisi permukaan-
permukaan yang sering mendapatkan pengaruh mekanik atau kimiawi
seperti permukaan rongga mulut, lidah, vagina. Berfungsi sebagai
pelindung (Hernawati, 2008: 6-7).
Epitel berlapis banyak kubus (stratified cuboidal epithelium) memiliki
struktur dua lapis atau lebih sel bentuk kubus. Terdapat pada saluran
kelenjar keringat dewasa, saluran uretra jantan, faring dan epiglottis.
Berfungsi sebagai pelindung (Hernawati, 2008: 7).
Epitel berlapis banyak silindris (stratified sylindris/collumnar
epithelium) memiliki struktur beberapa lapis sel, sel-sel kolumnar hanya
pada lapisan permukaan. Melapisi sebagian uretra jantan, saluran
ekskretoris, beberapa kelenjar, sebagian kecil selaput mukosa anus.
Mempunyai fungsi sebagai pelindung dan sekresi (Hernawati, 2008: 8).
Epitel peralihan (trantitional epithelium) memiliki bentuk mirip epitel
gepeng berlapis nonkeratin (tidak berlapis tanduk), tapi sel-sel permukaan
besar dan permukaan sel yang bebas bentuknya cembung. Melapisi kantung
kemih bagian dalam, sebagian dari ureter dan uretra. Sel-selnya bisa
bersifat elastis (Hernawati, 2008: 8).
Epitel berlapis banyak palsu bersilia (pseudostratified) memiliki
struktur yang disebut pseudostratified karena tampaknya tersusun atas
beberapa lapisan sel, sebenarnya epitel ini dibangun oleh satu lapisan sel
saja. Hal tersebut disebabkan oleh sel-sel yang membangun epitel tidak
7

sama tinggi, demikian letak intinya. Tetapi semua jenis sel pembangun,
masing-masing melekat langsung pada membran basalnya. Epitel ini
dibangun oleh tiga macam sel yaitu sel basal, sel silindris, sel gada (sel
goblet) yang menghasilkan mukus/lendir. Melapisi saluran banyak kelenjar
besar, epididimis, uretra jantan dan saluran eustachius; bercampur dengan
sel goblet pada saluran pernafasan atas, saluran reproduksi jantan
(sebagian). Mempunyai fungsi untuk menggerakan lendir dan sel-sel
sperma (Hernawati, 2008: 8-9).
Menurut Soedarjatmo (1991, 13-14) jaringan epitel dapat dibedakan
sebagai berikut:
a. Epitel Simpleks
1) Squamosa, bentuknya pipih, tipis, rapat satu dengan lainnya,
melapisi rongga. Bertugas untuk difusi zat. Terdapat pada alveoli,
kapiler darah, kapsula bowman, dan ginjal.
2) Kolumner, bentuknya seperti tabung, penghasil sekret (HCL dan
enzim pencerna). Terdapat pada dinding ventrikulus dan usus halus.
3) Kuboid, bentuknya seperti kubus atau seperti prisma. Melapisi
rongga dan saluran. Terdapat pada kelenjar liur, ginjal, dan kelenjar
keringat.
4) Semu berlapis, kelihatan berlapis-lapis karena letak inti sel berbeda-
beda tingginya, penghasil sekret (lendir), dan terdapat pada trakea,
saluran urine dan rongga hidung.
5) Bersilia, mempunyai silia dan mempunyai sel penghasil mocus serta
terdapat pada trakea, rongga hidung dan bronkus.
b. Epitel kompleks
1) Berlapis-lapis, mempunyai sisik, bentuknya seperti kubus atau
seperti tabung. Bertugas sebagai alat pelindung, alat sekresi.
Terdapat pada kulit, rongga mulut, oesofagus, dan vagina.
2) Transisional, merupakan modifikasi dari epitel yang berubah-ubah.
Terdapat pada kandung kencing, corong ginjal, dan ureter.
8

4. Jaringan Ikat
Jaringan ikat adalah jaringan penunjang atau penopang tubuh yang
utama dan menjadi pengikat jaringan satu dengan yang lain, misalnya kulit
disatukan dengan struktur yang ada di bagian bawahnya. Jaringan ikat juga
membentuk lembaran pelapis di sekeliling organ, sehingga memisahkan
satu dengan yang lain. Jaringan ikat ini berfungsi untuk melindungi tubuh
terhadap luka, infeksi bakteri, kehilangan panas, dan penghasil darah.
Jaringan ikat dibedakan menjadi jaringan ikat longgar dan jaringan
hemopoitik (darah). Jaringan ikat longgar sel-selnya berada diantara serat-
serat atau serabut dan zat antar sel. Berdasarkan sifat atau jenis serabutnya
dikenal dengan jaringan ikat kolagen, jaringan ikat retikuler, dan jaringan
ikat hialin. Jaringan ikat berfungsi untuk mengikat beberapa bagian
menjadi satu, membentuk tendon (urat otot) dan ligamen. Terdapat
diseluruh tubuh diantara jaringan-jaringan yang lain. Jaringan lemak pada
dasarnya termasuk jaringan ikat longgar tetapi sel-sel penyusunnya berisi
lemak dan berfungsi sebagai tempat cadangan makanan (Soedarjatmo,
1991: 14).
Fungsi yang paling umum dari jaringan ikat adalah untuk mengikat dan
mendukung jaringan-jaringan lain dalam tubuh. Jaringan ikat terdiri dari
populasi sel-sel longgar yang tersebar di seluruh matriks ekstraseluler.
Matriks umumnya terdiri dari jenjang serat yang tertanam dalam fondasi
seragam yang mungkin cair, serupa gel, atau padat. Variasi pada struktur
matriks ini tercermin pada keenam tipe utama jaringan ikat pada vertebrata:
jaringan ikat longgar, kartilago, ikat serat, jaringan adipose, darah dan
tulang (Campbell, 2010: 11).
Jaringan ikat yang paling tersebar luas di dalam tubuh vertebrata
adalah jaringan ikat longgar. Serat-serat yang berkolagen, elastik, dan
reticular dalam tipe jaringan ini mengikat epitelium ke jaringan-jaringan di
bawahnya dan menahan organ di posisinya (Campbell, 2010: 9).
Kartilago memiliki serat-serat berkolagen yang melimpah yang
tertanam di dalam matriks seperti karet yang terbuat dari kompleks
9

protein-karbohidrat yang disebut kondroitin sulfat yang menjadikan


kartilago sebagai material pendukung yang kuat namun fleksibel.
Kebanyakan embrio vertebrata memiliki rangka berkartilago, namun
sebagian besar kartilago digantikan oleh tulang keras saat embrio dewasa.
Kartilago dipertahankan di beberapa lokasi, misalnya cakram bekerja
sebagai bantalan diantara vertebrata (Campbell, 2010: 9).
Jaringan adiposa adalah jaringan ikat longgar terspesialisasi yang
menyimpan lemak didalam sel-sel adiposa yang didistribusikan diseluruh
matriks jaringan tersebut. Jaringan adiposa membantali dan sebagai bakar
menginsulasi tubuh serta menyimpan bahan molekul-molekul lemak.
Setiap sel adiposa mengandung tetes lemak besar yang mengembang
ketika lemak disimpan dan menyusut ketika tubuh menggunakan lemat
tersebut sebagai bahan bakar (Campbell, 2010: 9).
Jaringan ikat berserat memiliki struktur rapat berkat jaringan
berkolagen. Jaringan ikat berserat ditemukan pada tendon yang
melekatkan otot ke tulang dan ligament, yang menghubungkan dua tulang
pada persendian (Campbell, 2010: 9).
Rangka dari kebanyakan vertebrata terbuat dari tulang, jaringan ikat
yang termineralisasi. Sel-sel pembentuk tulang disebut osteoblas,
menumpuk matriks dari kolagen. Kalsium, magnesium, dan ion-ion fosfat
berkombinasi menjadi mineral yang keras didalam matriks. Struktur
mikroskopok dari tulang mamalia yang keras terdiri dari unit-unit berulang
yang disebut osteon. Setiap osteon memiliki lapisan-lapisan konsentrik
dari matriks yang termineralisasi, yang tertumpuk di sekeliling kanal pusat
dan mengandung pembuluh darah dan saraf (Campbell, 2010: 9).
Darah, yang fungsinya berbeda dari jaringan ikat yang lain, memiliki
matriks ekstraseluler cair yang disebut plasma. Terdiri dari air, garam, dan
protein-protein terlarut, plasma mengandung eritrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih), dan fragmen-fragmen sel yang disebut pletelet.
Sel-sel darah merah mengangkut oksigen, sel darah putih berfungsi dalam
10

pertahanan, sementara platelet membantu dalam penggumpalan darah


(Campbell, 2010: 9).
Jaringan ikat terdiri dari dua komponen dasar utama yaitu: sel dan
matriks intersel. Sel-sel jaringan ikat dapat dikelompokkan atas sel tetap
dan sel bebas (transien) dengan fungsi khusus untuk masing-masing sel.
Susunan berbagai komponen matriks intersel jaringan ikat sedemikian
bervariasi sehingga dikenal berbagai jenis jaringan ikat sesuai dengan
fungsinya, antara lain: merekatkan, mengikat atau menghubungkan
berbagai sel atau bangunan yang ada di dalam tubuh, sebagai media di
mana tempat pembuluh darah lewat, untuk mendis-tribusikan berbagai
bahan makanan pada organ yang bersangkutan dan mengangkut produk
sisa hasil metabolisme, pertahanan tubuh yaitu sebagai tempat dimana
proses imunologik berlangsung dan berfungsi sebagai sawar untuk
mencegah penjalaran kuman (Wangko, 2014: 1).
5. Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas sel-sel memanjang atau disebut serabut sel
yang memiliki kemampuan berkonsentrasi dan relaksasi. Jaringan ini
mempunyai tugas untuk menggerakkan alat-alat tubuh dengan jalan
berkontraksi. Otot berkontraksi karena mendapat rangsang, dengan jalan
mendapat suplai zat makanan dan oksigen dari darah yang mengalirinya
dan dinervasi oleh saraf (Soedarjatmo, 1991: 15).
Jaringan bertanggung jawab terhadap hampir semua tipe gerakan tubuh
adalah jaringan otot. Semua sel-sel otot terdiri atas filamen-filamen yang
mengandung protein aktin dan miosin, yang bersama-sama memungkinkan
otot berkontraksi. Otot adalah jaringan paling melimpah pada hewan, dan
aktivitas otot menyusun sebagian besar kerja selular yang mengonsumsi
energi pada hewan yang aktif (Campbell, 2010: 11).
Jaringan otot terdiri dari sel-sel panjang dengan sejumlah besar filamen
sitoplasmik yang kontraktil, serabut-serabut otot tersusun dalam berkas-berkas
teratur yang disatukan oleh jaringan penyambung dan diselingi adanya kapiler
darah. Berdasarkan perbandingan tersebut terlihat bahwa sel-sel pada jaringan
11

otot tidak dipisahkan oleh jaringan ikat vaskuler halus, melainkan disatukan
oleh jaringan penyambung dan diselingi oleh kapiler darah (Wijiningsih, 2016:
75).
Menurut Soedarjatmo (1991, 15), Radiopoetro (1990, 94), pada vertebrata
jaringan otot dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu:
a. Otot rangka (otot lurik = otot sadar = otot serat melintang)
Otot tipe ini melekat pada rangka. Sel-sel otot rangka berbentuk
memanjag seperti serabut dan menyusun diri membentuk berkas otot. Inti
sel tampak terletak pada bagian tepi. Berkontraksi secara cepat dan mudah
lelah, dinervasi oleh saraf sadar, sehingga bekerjanya dikendalikan oleh
kesadaran. Terlihat gambaran garis melintang, sehingga disebut otot lurik.
Otot lurik biasanya mempunyai banyak nukleus. Pada vertebrata,
kelompok-kelompok sel otot lurik yang diikat bersama oleh selubung
jaringan pengikat, membentuk otot atau musculus yang mempunyai
bermacam-macam bentuk. Selubung ini terikat pada periosteum tulang
atau saling bergabung membentuk tendo yang mengikatkan otot-otot
tersebut pada skeleton. Sel-sel otot tersebut berkontraksi bersama-sama
sehingga otot tanpak memendek dan menggembung.
b. Otot polos (otot tak sadar = otot halus)
Otot tipe ini dijumpai pada dinding organ tubuh yang berbentuk pipa
(saluran). Sel-sel otot polos masih berdiri sendiri, berbentuk kumparan
tanpa garis-garis serat melintang. Inti sel terletak ditengah-tengah sel.
Kontraksinya maupun kelelahannya lambat, tetapi bersifat aktif secara
spontan, tidak dipengaruhi kehendak. Otot polos dinervasi saraf otonom.
Berbentuk oval dan mempunyai fibril-fibril homogen. Sel-sel tersebut
tersusun dalam lapisan-lapisan yang diikat dengan jaringan pengikat
fibrosa.
c. Otot jantung
Terdapat hanya di jantung. Berkontraksi spontan, berirama, dan tanpa
lelah. Dinervasi oleh saraf otonom. Sel-sel otot jantung berbentuk serabut.
Batas sel satu dengan sel lainnya tidak jelas, sehingga sitoplasma sel
tampak berbaur. Inti sel terletak ditengah, memiliki garis melintang.
12

6. Jaringan saraf
Sistem saraf dan sistem endoktrin adalah cara bagian tubuh yang berbeda
untuk berkomunikasi. Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat,
yang terdiri atas saraf di otak dan medla spinalis, dan sistem darah perifer,
yang terdiri atas saraf yang mempersarafi bagian tubuh yang lainnya (Corwin,
2009: 207).
Jaringan saraf menyebar ke seluruh bagian tubuh, merupakan anyaman
yang menjadi satu kesatuan untuk melaksanakan tugas komunikasi. Peran
utama sistem saraf adalah mengatur dan mengkoordinasikan segala aktivitas
tubuh. Aktivitas yang dilakukan tubuh merupakan jawaban (respon) terhadap
perubahan yang terjadi di sekeliling tubuh, baik di luar maupun dari dalam
tubuh sendiri (eksternal maupun internal). Perubahan yang terjadi di
sekeliling tubuh mula-mula dikesan oleh sel atau organ reseptor. Kesan yang
ditangkap oleh organ reseptor dianalisis. Kemudian berubah menjadi
informasi selanjutnya informasi diteruskan di otak. Di otak informasi ini
diolah, kemudian dikirimkan jawaban berbentuk reaksi melalui efektor ke
tempat kesan. Perubahan lingkungan yang terjadi (interna maupun eksterna)
yang mengakibatkan timbulnya reaksi (respon) dari tubuh disebut rangsang
(stimulus). Aliran rangsang dari reseptor menuju ke otak dan sebaliknya
disebut impuls (Soedarjatmo, 1991: 15-16).
Menurut Soedarjatmo (1991, 16) saraf merupakan gabungan dari serabut
saraf. Serabut saraf merupakan berkas dari akson. Impuls adalah arus listrik,
yang pada sel saraf selalu mengalir sebagai berikut. Rangsang, diterima
reseptor, diteruskan ke dendrit, masuk ke badan sel saraf. Dari badan sel saraf
keluar melalui akson, sinapsis, diterima oleh dendrit sel berikutnya, dan
seterusnya. Jaringan saraf dibangun oleh unit dasar terkecil yang disebut sel
saraf atau neuron. Sebuah sel saraf (neuron) terdiri atas bagian sebagai berikut.
a. Dendrit, merupakan penjuluran sitoplasma, bentuknya dapat panjang atau
pendek.
b. Badan sel saraf, didalamnya terdapat sitoplasma dan nukleus.
c. Neurit atau akson, umumnya panjang merupakan penjuluran sitoplasma
pada ujung akson terdapat sinapsis.
13

Dendrit adalah perluasan saraf dari badan sel. Dendrit adalah bagian euron
yang menerima stimulasi dari saraf lain. Setiap neuron dapat memiliki banyak
cabang dendrit. Eksitasi neuron biasanya berawal di dendrit. Dendrit
membawa eksitasinya ke segmen yang berdekatan yaitu badan sel. Badan sel
mengandung organel tipikal sel manusia. Nukleus, yang mengandung
informasi genetik neuron, mengarahkan produksi protein, enzim, dan
neurotransmitter yang diperlukan oleh saraf untuk fungsi tepatnya. Badan sel
mengantarkan zat tersebut ke bagian neuron lainnya sesuai kebutuhan. Badan
sel kadang kala dapat distimulasi secara langsung oleh stimulus yang datang
dari neuron lain dan oleh stimulus kimia dan listrik. Badan sel menyampaikan
sinyal listrik ke segmen berikutnya, yaitu akson. Tonjolan dari badan sel
adalah akson, bagian pangkalnya disebut segmen inisial atau zona pemicu.
Akson adalah serabut panjang tempat lewatnya sinyal listrik yang dimulai di
dendrit dan badan sel. Akson mentransmisikan sinyal awal ke neuron lain atau
kelenjar. Percabangan batang utama akson dapat berupa serabut kolateral
multiple. Serabut kolateral menyampaikan informasi ke banyak sel saraf lain
yang saling berhubungan, dengan meningkatkan pengaruh neuron di sepanjang
sistem saraf. Di sepanjang akson, protein kontraktil dan mikrotubulus
mengangkut zat yang dihasilkan di badan sel. Akson juga disebut serabut
saraf, banyak serabut saraf yang melintas bersama di suatu berkas disebut
saraf. Pada beberapa saraf, akson ditutupi oleh lapisan lemak yang terisolasi,
yang disebut mielin. Pada sistem saraf perifer, sel penyokong adalah sel
Schwan. Pada sistem saraf pusat, mielin dihasilkan oleh tipe sel khusus,
oligodendosit. Mielin meningkatkan kecepatan sinyal listrik ditransmisikan
melalui akson. Di ujung setiap batang akson utama dan kolateral, percabang
meluas. Percabangan akson yang terakhir ini disebut terminal (Corwin, 208-
209).
14

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. HP/Laptop 1 unit
b. Alat Tulis 1 set
c. Kertas HVS Secukupnya
2. Bahan
a. Gambar sediaan jaringan epitel kubus selapis
b. Gambar sediaan jaringan epitel kolumner bersilia
c. Gambar sediaan jaringan epitel kolumner berlapis semu bersilia
d. Gambar sediaan jaringan otot polos
e. Gambar sediaan jaringan otot lurik
f. Gambar sediaan jaringan otot jantung

D. Cara Kerja
1. Alat tulis dan kertas disiapkan
2. Gambar mengenai sediaan jaringan epitel dan jaringan otot diamati
3. Bentuk sediaan jaringan epitel dan jaringan otot digambar serta diberi
keterangan
t. l-ttHil Pe.n,aMatt.tn
1- Perbe~an 400 ~ fiWA Jllri~An epltel t<obu~ SelA~S

~ ~ ep{te\ lwb~~ (e¼pfr


~ Nu\<:\~s ~et ~lt~ k.ubvs
~ Membn:u, btLSa l
.~ ~~- --:_,-..;,> L,t,tlYleYl

!1.. Pe-r~aran 400 kau plldtl 3an~ n e.p1le\ lcowmner


b~mt\

1~ 1'--->t-.. .,,,, S'el ep"itel kolumner \Jen·,nu1


g_i, Oi

MerYlbmn bat0- l
t0

'3. Perb•w-ctt1 400 kaU pat!~ Jarln,o.n epltel k'olv.m ner


be..rltl.pit se-rv1u ber~lllll

lberi~ pl 5 rem u

bran 'oC\ ~C\ I


,4. Pev-be.tcar~n 400 l(all padiA J a.ri ngan Otot polos

'.> Nu\<\eu~ (el o-tot folo~

~ ~ero.t O-tot folor


'(/

S. &rbe~~m.n ~00 ~ pad~ J«ri~AYl ot&t \U.ri\<

. cnclomy ,iurn

~ - ~ Nu~leV51ci Dto+ ~~k


A-n,Hrop

Nu.,1<. leu~ f,b ro bletst


\!otro~

~- Perbesamn 400 ~ flUUI Jo.rtrlljan -~ot JG\nt~

Nukleur ~ C~t\}o.rrtvng
D1'.skus lY\ter'Kalts-
~emt 0-ror Jan-tllr1._9
f. Pembl\n~n
PQda kfglet½at'l keUMc:l ~a"9 b~r;judu\ me~nal
j a.rl"90.n hewan, ya~ bui~ll£\Yl ot~Ar MQVlA5l~w ~ cl~p&tt
me~ ptny utvn Javrnqavt new~n, 4d&\pun etlAt ~&ln
\?aht\VI ytt~ etMn dr~l(~\((U, pt:a.M ~ltdt\"1 lvtf ~u,...,
padQ alat tera~r().t ttp /~ptop S'ebc\nyak t urnt , ~~t
tuu~ >Wa" yak. r ~e,t , d«n ke¥ias Hvr reru~~pny~., padA
b~'1tU'\ -lercl~l\.t ,C(rnbttr Sedittan J&\nnga~ ~pit.el kvl?us
Selapl~, 9AMbar ~~ jtl.ri~tlt'l Q{'i~ koluMVleV beri1l~
~llMMr w:ft4tU'\ J~rit'\gtl~ ffltet kolurne.r berlapiS seniv
~~1lfA, ~ttmbetr seatoo.n jetri~4n otct polOS, ,eii.Mb~r
~~i~n j~ri~&tVl Olc-t lurl\<, AAV\ ~t.l01bar ~ediao.V'
JO.ri~tU'\ Dt-Ot. JcttltW1g,
MMl.lrU.t. u.unrbeU (1.(X)~: 6) Jf.lri~n ttdAl~ kumpultU\
ret-,et d~a~ ~-lruMur clA~ Tij~Ct yang ~amA. Jerltt
jaringt.tt\ yanq berbedt:t me.MiUk.i ~rtA~-tur ~t\'18 bEWbe.AA
~o.~ ~sottl ~ttn ft.trl1~n~ ·
MtV\ttrU--l l-½eYnawtAtf (zoog : t) jcuingttrt datar
adalah jttri"9tln YAr\9 MtnaOtsctri -terberttuktt.yll DVga\'\
wbuh ~a~ fUttq~OVltU · ttr~-tokiqi (hiitot yttitu jarl~J
Jg~os 1:,llltu llmo) mempetaJan ~ruj(-tu.r jo.n~~~ -tubuh
hewttn. P~«-.Uan jann,ttn &tllt,t.m htl.l \vfi MenU\\<'-lp
Sel-~el be.te..--ba b~ha.n P-\'lillr ~et. yttrt9 d.iWtHl~VlY\Yt\,
Mt.l~ p~~-tC\hO(.lV\ -tenlo.~ S-truk-tur ~er-toi t\~vr~r
S:el men,.pcdw, Mscu ~ri hT~~lo~r. Da~M mempe1ttJetti
h1~-lolo~f dJ~enAl ~Mptlt Jttrtttg(.ln ~tHttr, ~a,itu J~ri"9al1
€.f Hcl , )«vtt11a.n \~t , 3t\.-t n,t\vt ol1)t , &An )&\rinq~Vl
Sar"t·
l,.rt"~a n er'-belHtM meru~c.tUlVl ~eh.lbu~9 futt{u 0"9tl'1itMe
~,:mg -te.rbt\ta.~ warnyA, (eh\t\g~~ Jaritt~~n lnt rerlu
me~d~k(,\n pett~atu rttrt Apa . apa ya~ me.mA1u1t< clan
Mentn9~alltaV) -lu.bul,i l)f~t\~C Me, tersebu t, .sere.rt{
'rlalr\yl\ ~UAltt MeMbmV\ ~ y4~ m~o.t ur ~{o lfn¼eu
Ma~uk <UtVl ~ewttr.-tga fiU'~k.tl - rar.Uktl ~ ~~ Mri
ctalo.t'\ set• Oe.~c,.~ de.Ml\uan a.AA -t~o.~ - t~as kho'Us
clali set- ~el eflteUum ' ~{talny a lttfi~ttY\, ~l-tellU M
Ventncutvs dtWi lntQ.-S.tinvm berfu~~ UiV\-tW( ~ahso rJi
~ti- fati Mtlko.nan CRa,l\oroe~ro, t99o: ~s).
Ja.Yi~avi owt- ~d~lah )c.uin.9an y,m~ btr-w.r,g9un1
jawt1b -ler-\-\,Ht~p ht1Mflr te~o~ -lift~ ~ua\cA~ -boboh-
Q~t Mo.lA~ j ,u,n,ttn patt~ Mel{mpak frulA he-wcu1/
d.a.n ~~viW o-l:ot vn~yvwn S'eba.~ttl" bts~r l<evjet
~elult\r 9a.~ M~Dr \~M~ ~~r f ttdti neW~t\ ytt~
ll~itt (CM\f~eLL :>.Oto~ t1) ·
Ja.n~ttn lkttt ttA~h j~~t\V \ penu~a~ at.Av
~p:u,q tubuh yet~ lAtllfntl &,o, Me¥\°J~tlJ pe~\\~tlt
Jttri~a n ~i:u ~ t l yti.n~ ltdt'\ , O\l~a\n~A \tulit
diJO;tu.l(a" den1ettl stru\(-\lAr ~a~ llM cU\?~tan
bawti.nn~t\ ( soecttt rj~o, t 99 t ~ \ 4) .
5t>tem SO.mf o.o.n n~-tern ertao~ t, ~ltt~ ~m
b~~tti.n -tu.boh 1:1&-'.~ ~erbecu\ u.ntuk ~erlcomu~·1,ktur .
~i>tem scu?.:tf d~pttt dJ"atf, men3etc:lJ ~lSimt ~~rat roJQt
w

da~ Slsum d.co·o."1 fvi'fek (corwtn , w o9 c w1) .


Aa~ruV\ Cetm kerjtU\ya yOl.\lv' t\\.t\i: dt\V\ b~~n dln ar c.tn.,
~~rnba.r M~e~ tuilAA., Jttnn~o.~ eptnl t.t().~ J tlr1rt"M
otot dJo.m ~ti, leuu pa..&~ ~~qtan he.\ nt pe.tt9~.1'•1M,01
-tef""ha~ ,Am~~ mett~w.~, ~tACAAn J~ri~~Vt epi~ &M
j,u1nq~V\ otoc ~g().m.b~r Gta.n 4lberi ktterrutq~n.
f>eraa ~a.~~n ht:l~l pen~tmtet~n ~a&a Jc.trtnqan ef(4:~
lcubus ~e!~pl"s ftrPe s-arnn t\t>O ~U b~t~ot ~tt~ tt.rU~t
Claalctli-1 t\<Aklws tet ffitcl kwos-, eel ffi-ttl kw,vc retar1~,
Meml?mn bo.rat, <AA~ tuMen . Ptltl~ J~n0an eplie,f
,Co(umr,er ~er"Ua yu'cen~.r~'1 400 ~ b~f~n yan9 -tuUhal
a.daut~ set epltet ~tumner bucrUa , ~u~, ~ptlo.-t:. ~~utord,
attn membran ba\al . Paa.a ) ttrit10etn epctet ~(umner ~is-
temv ~er~lU(;l pubernre:t.n 400 ~lt \?A.g'iall. yMg -terfihtilt
e\d ~r.a~ ~Ua be.rltlpn !'em~ rnembrtH1 bt-1,a.l, d.tU1 ~
ttdlpoca . «ttl , tti ~esutU dengcu1 -leOr't Hu-ntif wo.-ti (.fl.odb : S)
eyael bulapts -b<A1t9 ~ tM !-frok.-tur ta,w tart,
,kubvs ntemtllf<..i
benW kvbvs, dan Int\ l.UAAVl,CJo &H.e-f\9ah • Htll 1~l°1
J~ ,~vai dert9v\Vl -teon ~oe &.cuJ <.t-t m.o ( t 991, -t~ -14)
b~tnw~ jt\ri~ttn erc-te-t c:("'f~t &-lbedttl<AA ~Ad,(
€fi-te( ~mp(e-4<-S" tit.vi ff ltet ko mpt~ ytt'19 &rtltCWi\ pada
ff'tel ~rnpl~~ -tud.:tfa.t kD{U.Mn.e.r ~~ bentuk~a
~ert -ti\b~ peflBnt\~l ttkret I MV\ -4:,e.rcfi?.ftlli f~
I

&ndiflq Ve.t\-trilcutvs &ttn u.~ ~ h~lv~, Kvbotd ~Mg


t,eniukn~tA ~ep~r{i !c,vfJ.~ ~o r'¥fY\.~ ,
Sernv berlc:t.pl r
tu-Uhttt bulApi t- lA.pH wena. leitOlk cntr c;:e! \,e,i,edti\
-lin~1 nyt\, p~M ~( ,ekre;t (,ltttd1r), b.n terAAfc::tt
pad.~ ~k~ , ,alu.r~rt Urine d.a.vt ro~, a l,tid.v,,j,
4AA ~~(t a tn.Utpunga.i v!Utt dat1 Mehl pvt'lljttl ~el
p~9h.ct~l r.io.cus ter~ ~erc{'lfii\t ~ -trcru<ea, ~ a
hi dung ~ bron.l< Ub.
Pllda j AA~ClVl ~ot fO tos fef beH~.taVl 400 .(c~JJ
b~~,'tn y~ -be.rUh.a~ rui ttla.h t'Wl<Levs tel Cu,t polos-,
Se! ~et po~c;, dAn Catlcofla'1'Vla . PL).ao. J~ring'ln otoi
lu.tik fUbeto.rttV\ 400 ~n btt,ttl~ <:1~ w-Uha.+ MalM
ertdoMyiium, aitlws i~-terKtU£s, n uk.lt.~ ~e( otot lumc.,
Mt( ~, nu.~teu.t'fibrobltt>t, d.cu1 (s0trop. PG\&a jari~ an
OtOt. ja.t'\hlrtg pube.Sctm.rl 400 ~ll b~iAA Cl~ -tvii~
a..d~lo.n t\U'i<leu.~ otot J~rltung , &!slcus l'1.t-ec1ta.\\S' I do.n
Seml o~ JMtu.ng . Hal tnt te.s<rtti ddl.9 M -teori
~ed~ jtttm .o (t991, tC3), Raa.icfoe-tro (t990 , 94) pa&a
Ve.rtebmtt:t JMl rlB AA ot:ot, d1 ~-t di beddcan Mellj'o.di
ttqa -ar~I yaltv ()wt tu.ri~ owt po{OS' dan ot;ot
I I

ja.n-tu.ng . Un.-t.u.k' &tot Lu.rue , ht~ ~e{ -bAAtf ~ terlettu<


p(i\.clo. b~ lttn tep, , Otot turil< ~'UtU'UJ"'- rnem.tlikl
ba.nyak (nti. ur\f.l,ik e,ioi, rotos bube,nw,!( ~LLMr~mtt
-b:i\nra 9ans - qari5 SerCA.t m.e.lin-t;a.fl9 AA~ iV\-li ,et
-tetlLtttlt c;U~~CA."1--tffiq~ ca{ dQtt tUttw<- 04:-ct. jetrrtong
han~c:. ttrda.petl &ijantmg . -~el- ret otoi ] a.n~
berbentu1'. ~mu,u.-t, t~~ ~et ,ten~AJ< dU.ql ,~~ dan
rnemi{ck.j 0o.rtr mt\ivtttttte, ·
fu.nq~ j o.ring~n e.pltel kut,us tetaris- ~rutlh ~eh:tqtlt l~isan
petlncfwt9 CA.UlU pro~ tempat f~U-QfM ?;t;tt «tt;iu
1

tUHorp<;i Geb~~i f~ltta~ le.uiir. ftutqi ~rt ertte-1


ltokJMner C~fir ber~UOL ~ ~aqai feo18AAW'l9
f~ bAA tvt ya~ k,ts" dtcet"M ~fl pum~ wt,ia~
t'.«i~r lOO y~~ d.t fUltUtttn · fWl~ Jttrf"9~n !fitel
~lwm1er bO"~t ce.mo ~er~ifl'tt addt»t wtiu{( r,,en~eLelt~
m~eti y~ MllQ\Jk I l')'\e,f\yero.r Wc-t-tu ?;a-t dan
l"(\UH~re«fcc.wt ~c ((lwtta terten-tu , t.1elCruiut'9i ru'-\tu
org"n d.~n ~e'1C<9al gereuc~n. ~~ r>t.eltdui organ.. tun~'-'
ja.r1~n otoi polos; t\clala.£1 ,eb~ai CtCl y~nq
bettc.utg~wt~ j wab etta.r ~«~s- ~ett,tl(.~V\ lja.rt.g tl'&t\t
Sadar- fwtqst Jari~an. otet. lunf< t,«ftA.nqr w,~(
n-ien,qt.ntk~n -tulotng ~e,1,~an rnwi:,1 UM~ lcoh~
tA.an ~\ti\kc~· u.n -t'-t~ \Vl.e,MFu,lttnanlta.Vl '1lt0.p tttbvh.,
n-teqtJ-l@l(ltM ,en& t(C(n Menq~e('a~h ro~i" tuboh ·
TLU\~ J'arirt~c?.n OtOi J~t1w~ ,e~~~ rrie.mompa AAQlh
~~elu.rulll -&Jl,un ·
0. t<e~trYlpU!An
~ttM~arkaV\ poo(i ~um yang ~--ettt~ drltll<~h ma~a
dap~t cl{Qtn, f"Uc.a.n btA~W~ j(lrf ~..tn fttAA eel hew av,
-ltnuso n 0-tas em Ft j~rt h,a.n yl'.lih.t j tutnqtn1 ep1-tet,
I

Ja.rf f\9Atl lie.at, J'ltitieJt\~ otot, dan Jc;t.t rn9a.V1 ,arC1f-


J a.rhtga.n ~ite( l\d~ C~ubCUlg S~u Or9a.nirme. ya~
-\;u-bGtttU bes~~a . Jotrffl8An i~c?t.r ~ct\ah Jttrin.8~n
penunjGtvtq ~tow rwopa~ tui,u~ yruig ut~mt.l &ttn
Menjotdi p~C~t-tt Jttnttgt.ln catu dmg,ut yat\9 lAln •
Jann.9an ~ otdaltth jctnvtgttn ~tttig btK~nggunq Jaw~b
~M~r \i(lrrtpl'f lemuo. ~re
,imltatt -b.d:wh . Ja.rt~a.Y\
Co.m.t ~eru.ptt"-G\n JG\ritt,cu\ ~nq berferttV\ dGUm rroce.I
pevtglrtrMO ~nyo.l da.ri da.~ l<~nl~J( ~vtyttl lQ) b~emk
dan r~nqMl raraf b(,rk,":'t,u EJ~{,\,Vl -b®un l~lu ~ ~ -
LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 03 November 2020

Mengetahui,
Asisten Praktikum, Praktikan,
Acc 13/11/2020

Nadya Arta Meilia Kevin Ely Asar Greas


NIM. 1805015026 NIM. 2005046066
Daftar Rujukan

Campbell, dkk. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Campbell, Neil A., dkk. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


EGC.

Hernawati. 2008. Jaringan Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Kimball, John W., dkk. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Radiopoetro. 1990. Zoologi. Jakarta: Erlangga.

Soedarjatmo, dkk. 1991. Biologi Program Ilmu-Ilmu Fisika. Klaten: Intan


Pariwara.

Walker, dkk. 1998. Zoologi Umum Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Wangko, S. dan Ronny Karundeng. 2014. Komponen Sel Jaringan Ikat. Jurnal
Biomedik. 6(3). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/
article/view/6327/5847. 6(3). Diakses pada 01 November 2020.

Wijingsih, T.A., dkk. 2016. Analisis Miskonsepsi Materi Struktur Fungsi Jaringan
Hewan dalam Buku Biologi SMA kelas XI. Jurnal Pendidikan Biologi.
5(7). http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/pbio/article/view/
4637/404. Diakses pada 31 Oktober 2020.
BAHAN KULIAH STRUKTUR HEWAN

PADA MATERI
JARINGAN DASAR

OLEH
HERNAWATI
NIP.132159703

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI – FPMIPA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2008
JARINGAN DASAR
Semua mahluk hidup terdiri atas unit yang disebut “sel”. Jelasnya sel
merupakan unit struktural terkecil yang melaksanakan proses yang berkaitan
dengan kehidupan, misalnya mampu mengambil nutrisi, tumbuh dan
berkembangbiak, bereaksi terhadap rangsangan, dan sebagainya. Awal kehidupan
mammalia bertitik tolak dari “embrio” berbentuk sel telur yang telah dibuahi oleh
spermatozoa yang disebut zigot. Zigot segera berkembang melalui serangkaian
pembelahan pola mitosis, sesuai dengan tahap perkembangan embrio yang disebut
„embriogenesis‟.
Selanjutnya embrio menumbuhkan kelompok sel khusus yang berbeda
satu dengan lain. Kelompok sel khusus embrio, dalam proses membentuk
jaringan, terlepas satu dari yang lain dengan terbentuknya bahan antar sel. Proses
pembentukan jarinan dalam embriologi disebut „histogenesis‟ yang mendasari
pembentukan oragn-organ tubuh (organogenesis). Jadi jaringan adalah kumpulan
dari sel-sel tubuh dengan bahan antar sel yang dihasikannya. Sel-sel tubuh
tersebut tidak harus sama, sedangkan bahan antar sel yang dihasilkan berupa
bahan dasar (matriks) dan serabut.
Jaringan dasar adalah jaringan yang mendasari terbentuknya organ tubuh
yang fungsional. Histologi (histos = jaringan; logos = ilmu) mempelajari struktur
jaringan tubuh hewan. Pengertian jaringan dalam hal ini mencakup sel-sel serta
bahan antar sel yang dihasilkannya, maka pengetahuan tentang struktur serta
aktivitas sel merupakan dasar dari histologi. Dalam mempelajari histologi dikenal
empat jaringan dasar yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan
jaringan saraf.

Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdiri dari susunan sel-sel yang letaknya berdekatan dan
disatukan oleh bahan antar sel (intercelular substance). Epitel di satu sisi
mempunyai permukaan bebas dan di sisi lain berbatasan dengan jaringan lain di
bawahnya. Jaringan epitel merupakan suatu lapisan yang sangat rapat susunan sel-
selnya dan biasanya membatasi tubuh dengan lingkungannya baik sebelah luar
maupun sebelah dalam seperti dinding usus, pembuluh darah, dan lain-lain.
Ciri-ciri jaringan epitel :
1. Sel-selnya terletak berdekatan dengan susunan tertentu, memiliki daerah
pertautan yang jelas dan kuat.
2. Memiliki permukaan bebas dan sel-selnya dapat membentuk penjuluran
sitoplasma dengan tujuan tertentu.
3. Lazimnya berdiri pada membran basal (lamina basalis, membrana proporia).
4. Jarang sekali terdapat pembuluh darah di dalamnya.
Perkembangan embrionik dari berbagai sistem organ berasal dari lapisan
lembaga ektoderm, endoderm, dan mesoderm.
Ektoderm
- Kulit: epidermis, kelenjar-kelenjar kulit, rambut, bulu, kuku cakar, teracak,
tanduk cula, sisik dermal, penutup insang luar
- Lapisan pada mulut: email gigi, kelenjar-kelenjar pada mulut, lapisan luar
lidah, bibir, hipofisis bagian depan dan tengah
- Sistem saraf: otak dan sistem saraf spinal, sistem saraf kranial, sistem saraf
otonom bagian medula, bagian infundibulum, dan posterior dari hipofisis.
- Lain-lain : lensa mata, otot mata intrinsik, neuroglia, pineal, dan parapineal,
lapisan luar anus, dan kloaka (sebagian), epitel dari kelenjar keringat,
kelenjar air susu, kelenjar ludah, kelenjar air mata
Endoderm
- Saluran pencernaan makanan: faring, esofagus, lambung, usus, hati,
pankreas, lapisan sebagian besar kloaka
- Derivat faring: laring, trakea, paru-paru, insang dalam, telinga tengah,
saluran eustachius, tonsil, tiroid, paratiroid, timus
Mesoderm
- Otot: otot lurik, otot polos, otot jantung
- Rangka: tulang sejati, tulang rawan, jaringan ikat
- Organ ekskresi: ginjal dan saluran-salurannya
- Organ reproduksi: gonad dan saluran-salurannya, serta organ asesoris
- Sistem sirkulasi: jantung, pembuluh darah, darah, limfa, pembuluh limf,
jaringan pembuluh darah
- Lain-lain: dentin gigi, dermis kulit, kelenjar adrenal bagian korteks, lapisan
rongga tubuh, mesenterium dan omenta, bagian dari mata

Beberapa fungsi jaringan epitel


Jaringan epitel antara lain mempunyai fungsi
1. sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh fisis mekanis maupun kimia,
contohnya adalah kulit
2. sebagai alat ekskresi untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme (air,
garam, amoniak, CO2, dan lain-lain), contohnya adalah kulit, tubulus
ginjal, alveoli.
3. sebagai alat osmoregulasi (pengaturan tekanan osmosis cairan tubuh), dan
thermoregulasi (pengaturan suhu tubuh), contohnya adalah kulit, tubulus
ginjal.
4. sebagai alat sekresi untuk menghasilkan enzim, atau hasil lainnya,
contohnya kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin: kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan lain-lainnya.
5. sebagai alat respirasi, contohnya kulit, alveoli
6. sebagai alat absorpsi sari makanan, contohnya usus.

Jaringan epitel dipelajari menurut morfologi, susunan sel serta fungsi.


Berdasarkan morfologi sel-sel epitel dikenal bentuk dasar yaitu :
1. Epitel pipih : sumbu selnya sejajar terhadap membran basal
2. Epitel kubus : sel-selnya berbentuk kubus, intinya bulat di tengah
3. Epitel silindris : sel-selnya berbentuk silinder, sumbu inti tegak lurus terhadap
membran basal. Intinya lonjong dan posisinya tergantung pada fungsi serta
aktivitasnya.
Berdasarkan susunan sel yang membentuk epitel dibedakan atas :
1. Epitel berlapis tunggal : dibangun oleh satu lapis sel (simplex epithelium)
2. Epitel berlapis banyak : dibangun oleh banyak lapis sel (stratified epithelium)
Macam-Macam Epitel Berdasar Bentuk Dan Susunan Selnya

EPITEL BERLAPIS TUNGGAL/SELAPIS

Epitel berlapis tunggal pipih (squamous simple epithelium)


Struktur : dibentuk oleh sel-sel yang berbentuk pipih. Inti pipih lonjong dan
letaknya di tengah, tepi sel bergerigi/ ada yang halus, pada permukaan tampak
hexagonal. Melapisi: alveoli, kapsula Bowman, lapisan dalam labirin dan selaput
tympanum. Disebut endotelium jika melapisi jantung, pembuluh darah, pembuluh
limfa, dan membentuk kapiler. Disebut mesotelium jika melapisi rongga tubuh
dan visera sebagai bagian dari membran serosa. Mempunyai peran sebagai:
absorpsi, pertukaran dan sekresi.
Epitel Berlapis Tunggal Pipih

Epitel berlapis tunggal kubus (cuboid simple epithelium)


Struktur : Satu lapis, bentuk kubus, inti letaknya ditengah
Melapisi : permukaan ovarium, permukaan depan kantung lensa mata,
membentuk lapisan berpigmen pada retina, membentuk tubulus-tubulus pada
ginjal (nefron dan lainnya) dan membentuk saluran-saluran berbagai kelenjar.
Mempunyai fungsi dalam sekresi dan absorpsi

Epitel Berlapis Tunggal Kubus


Epitel berlapis tunggal silindris (sylindris/collumnar epithelium)
Struktur: dibangun oleh sel-sel prisma tinggi, penampang vertikal berbentuk
empat persegi panjang, dipermukaan tampak hexagonal, inti lonjong terletak di
dasar/basal sel. Sel-sel silindris tampak membatasi lumen. Melapisi : permukaan
dalam saluran pencernaan, saluran ekskresi dari berbagai kelenjar, dan kantung
empedu. Mempunyai fungsi untuk proteksi, lubrikasi/pelumasan, sekresi dan
absorpsi.

Epitel Berlapis Tunggal Silindris

EPITEL BERLAPIS BANYAK


Epitel berlapis banyak pipih (stratified squamous epithelium)
Struktur : lapisan permukaannya dapat mengalami penandukan atau tidak
menanduk. Secara umum tersusun atas beberapa lapis sel; lapisan paling
basal/dasar yaitu stratum silindricum, stratum spinosum, stratum granulosum,
stratum lucidum (seperti pada oesophagus). Sedangkan untuk epidermis kulit
selain lapisan-lapisan tersebut, bagian paling permukaan dijumpai lapisan
menanduk, stratum corneum. Sel-sel basal dapat membelah mengganti sel-sel
permukaan yang hilang. Melapisi permukaan-permukaan yang sering
mendapatkan pengaruh mekanik atau kimiawi seperti permukaan rongga mulut,
lidah, vagina. Berfungsi sebagai pelindung.

Epitel Berlapis Banyak Pipih

Epitel berlapis banyak kubus (stratified cuboidal epithelium)


Struktur : Dua lapis atau lebih sel bentuk kubus. Terdapat pada saluran kelenjar
keringat dewasa, saluran uretra jantan, faring dan epiglottis. Berfungsi sebagai
pelindung.

Epitel Berlapis Banyak Kubus


Epitel berlapis banyak silindris (stratified sylindris/collumnar epithelium)
Struktur : beberapa lapis sel, sel-sel kolumnar hanya pada lapisan permukaan.
Melapisi sebagian uretra jantan, saluran ekskretoris, beberapa kelenjar, sebagian
kecil selaput mukosa anus. Mempunyai fungsi sebagai pelindung dan sekresi

Epitel Berlapis Banyak Silindris

Epitel peralihan (trantitional epithelium)


Bentuk mirip epitel gepeng berlapis nonkeratin (tidak berlapis tanduk), tapi sel-sel
permukaan besar dan permukaan sel yang bebas bentuknya cembung. Melapisi
kantung kemih bagian dalam, sebagian dari ureter dan uretra. Sel-selnya bisa
bersifat elastis.

Epitel berlapis banyak palsu bersilia (pseudostratified)


Struktur : disebut pseudostratified karena tampaknya tersusun atas beberapa
lapisan sel, sebenarnya epitel ini dibangun oleh satu lapisan sel saja. Hal tersebut
disebabkan oleh sel-sel yang membangun epitel tidak sama tinggi, demikian letak
intinya. Tetapi semua jenis sel pembangun, masing-masing melekat langsung
pada membran basalnya. Epitel ini dibangun oleh tiga macam sel yaitu sel basal,
sel silindris, sel gada (sel goblet) yang menghasilkan mukus/lendir.
Melapisi saluran banyak kelenjar besar, epididimis, uretra jantan dan saluran
eustachius; bercampur dengan sel goblet pada saluran pernafasan atas, saluran
reproduksi jantan (sebagian). Mempunyai fungsi untuk menggerakan lendir dan
sel-sel sperma.

Epitel Peralihan/Transisional

Epitel Berlapis Banyak Palsu Bersilia


70 Jurnal Pendidikan Biologi Vol 5 No 7 Tahun 2016

ANALISIS MISKONSEPSI MATERI STRUKTUR-FUNGSI JARINGAN HEWAN


DALAM BUKU BIOLOGI SMA KELAS XI

MISCONCEPTION ANALYSIS OF ANIMAL TISSUE STRUCTURE AND FUNCTION AT SENIOR


HIGH SCHOOL BIOLOGY TEXTBOOKS GRADE XIth

Oleh: 1Tri Ayunda Wijiningsih, 2 Tri Harjana, M.P., dan 3Sukiya, M.Si., FMIPA UNY
1
ayysha.ku@gmail.com, 2triharjana@uny.ac.id, 3sukiya@uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya miskonsepsi, kategori miskonsepsi apa
saja yang ditemukan, dan persentase masing-masing kategori miskonsepsi. Penelitian ini termasuk
penelitian analisis isi dengan pendekatan deskriptif yang dilakukan melalui dua tahapan, yaitu pengadaan
data dan analisis data. Sampel penelitian ini adalah tiga buku pelajaran biologi yang beredar di toko buku
di Kabupaten Sleman yang ditentukan secara simple random sampling. Objek penelitian adalah konsep-
konsep dengan unit analisis berupa teks dan gambar. Analisis miskonsepsi dilakukan oleh tiga panelis
didasarkan pada pengkategorian miskonsepsi menurut Hershey (2005: 1-3). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat miskonsepsi, baik pada teks maupun gambar; kategori miskonsepsi yang ditemukan pada
teks, meliputi misidentifications, oversimplifications, overgeneralizations, dan undergeneralizations,
sedangkan pada gambar, antara lain misidentifications dan oversimplifications; dan persentase kategori
miskonsepsi pada teks dan gambar secara berturut-turut, yaitu misidentifications (7,86% dan 37,84%),
oversimplifications (21,87% dan 67,57%), overgeneralizations (3,68% dan 0%), undergeneralizations
(0,25% dan 0%), dan obsolete concepts and terms (0% dan 0%).

Kata kunci: analisis isi, miskonsepsi, struktur dan fungsi jaringan hewan

Abstract
This research aimed to detect ed misconception, misconception categories were detectabled, and percentage
of each misconception categories. This research was a content analysis research with descriptive approach by two
steps that was data collection and data analysis. The sample in this research was three of biology textbooks at the
book store in Sleman district by simple random sampling. The object was concepts and the analysis unit was
texts and pictures. Misconception analysis was done by three of panelists according to misconception categories by
Hershey (2005: 1-3). The results showed that there was misconception at texts and pictures; misconception
categories at the texts found out misidentifications, oversimplifications, overgeneralizations, and
undergeneralizations, whereas at the picture was misidentifications and oversimplifications; and percentage of
each misconception categories at the texts and pictures was misidentifications (7,86% and 37,84%),
oversimplifications (21,87% and 67,57%), overgeneralizations (3,68% and 0%), undergeneralizations (0,25% and
0%), and obsolete concepts and terms (0% dan 0%).

Keywords: animal tissue structure and function, content analysis, misconception

PENDAHULUAN pembelajaran. Suhardi (2012: 1) menyatakan


bahwa ada empat komponen pembelajaran, salah
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
satunya adalah instrumental input, yaitu sarana
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat
dan prasarana yang terkait dan sangat
20 menyatakan bahwa pembelajaran adalah
berpengaruh dengan proses pembelajaran, salah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik
satu contohnya adalah buku sebagai sumber
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
belajar.
Proses pembelajaran (proses belajar mengajar)
Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran
pada prinsipnya merupakan kesatuan yang tidak
dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku
terpisahkan antara komponen-komponen
Analisis Miskonsepsi Materi .... (Tri Ayunda W) 75
Konsep yang termasuk dalam kategori
misidentifications yang terdapat buku teks A hal.
91 adalah “Jaringan otot memiliki sel-sel yang
memanjang, mengandung filamen sitoplasma,
memiliki sel-sel yang saling berhubungan erat,
dan dipisahkan oleh jaringan ikat vaskuler
halus.”
Menurut Junqueira dan Carneiro (1982:
220-222), jaringan otot terdiri dari sel-sel panjang
dengan sejumlah besar filamen sitoplasmik yang
Gambar 4. Grafik Persentase Miskonsepsi pada kontraktil, serabut-serabut otot tersusun dalam
Unit Analisis Gambar dalam Buku berkas-berkas teratur yang disatukan oleh
Biologi SMA Kelas XI jaringan penyambung dan diselingi adanya
kapiler darah. Berdasarkan perbandingan tersebut
Grafik di atas menunjukkan bahwa
terlihat bahwa sel-sel pada jaringan otot tidak
persentase misidentifications tertinggi terdapat
dipisahkan oleh jaringan ikat vaskuler halus,
pada buku teks B (26,67%), sedangkan terendah
melainkan disatukan oleh jaringan penyambung
pada buku teks A (6,70%). Persentase
dan diselingi oleh kapiler darah.
oversimplifications yang ditemukan terbanyak
b. Konsep pada unit analisis gambar
terdapat pada buku teks B (50%) dan paling
Berikut ini merupakan gambar jenis-jenis
sedikit pada buku teks C (5,88%).
epitel berdasarkan bentuknya pada buku teks B
Fowler (Paul Suparno, 2013: 5)
hal. 78.
menjelaskan miskonsepsi sebagai pengertian
yang tidak akurat akan konsep, penggunaan
konsep yang salah, klasifikasi, contoh-contoh
yang salah, kekacauan konsep-konsep yang
berbeda, dan hubungan hierarkis konsep-konsep
yang tidak benar. Miskonsepsi pada buku teks
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya
miskonsepsi pada siswa. Analisis miskonsepsi
pada unit analisis teks dan gambar dalam
penelitian ini didasarkan pada kategori
miskonsepsi menurut Hershey (2005: 1-3), yang
meliputi misidentifications, oversimplifications,
overgeneralizations, undergeneralizations, dan
obsolete concepts and terms.
Misidentifications
Gambar 5. Perbandingan Gambar Jenis-Jenis
Misidentification merupakan kategori
Epitel pada Buku Teks dan
miskonsepsi yang paling parah karena konsep Literatur
yang masuk dalam kategori ini berbeda
sepenuhnya dengan konsep yang dinyatakan oleh Kesalahan konsep gambar pada buku teks
para ilmuan atau dengan kata lain konsep tersebut B adalah gambar yang diberi keterangan sebagai
salah total. Misidentification ditemukan pada epitel kubus selapis justru memiliki bentuk epitel
ketiga buku teks, baik pada unit analisis teks silindris atau kolumnar selapis, begitu pula
maupun gambar. Contoh misidentifications yang sebaliknya. Gambar epitel silindris selapis
ditemukan dalam buku teks adalah sebagai memiliki bentuk epitel kubus selapis. Pemberian
berikut. keterangan pada gambar harus tepat karena dapat
a. Konsep pada unit analisis teks menyebabkan konsep yang benar menjadi salah.
KOMPONEN SEL JARINGAN IKAT

1
Sunny Wangko
2
Ronny Karundeng

1
Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Rumah Sakit Umum Gunung Maria Tomohon
Email: sunnywangko@yahoo.com

Abstract: Connective tissue is distributed in all parts of the body and its main function is to
connect cells and tissues. Most of the embryonic connective tissues are derived from
embryonal messenchymal tissues. There are a variety of connective tissues which are
compatible with their functions and locations. The general difference of all connective tissues
is the arrangement and composition of intercellular matrix. Connective tissues are composed
of two major components: cells and intercellular matrices. Connective tissue cells, fixed cells
or wandering cells, have their special functions which support each other to maintain the
optimal histophysiology of the connective tissue.
Keywords: connective tissues, cells, histophysiology

Abstrak: Jaringan ikat tersebar luas di seluruh bagian tubuh dengan fungsi utama untuk
menghubungkan berbagai komponen sel atau jaringan. Hampir seluruh jaringan ikat
embriologik berasal dari jaringan mesensimal embrional. Terdapat berbagai jenis jaringan ikat
yang sesuai dengan fungsi dan lokasinya. Perbedaan utama dari berjenis-jenis jaringan ikat
tersebut berdasarkan susunan dan komposisi matriks intersel. Jaringan ikat terdiri dari dua
komponen dasar utama yaitu sel dan matriks intersel. Sel-sel jaringan ikat baik yang tetap
maupun yang bebas mempunyai fungsi khusus masing-masing yang saling melengkapi untuk
mempertahankan keutuhan histofisiologi jaringan ikat.
Kata kunci: jaringan ikat, sel, histofisiologi

Jaringan ikat tersebar luas di seluruh bagian Susunan berbagai komponen matriks
tubuh dan berasal dari lapisan tengah intersel jaringan ikat sedemikian bervariasi
embrio jaringan mesoderm, kecuali sehingga dikenal berbagai jenis jaringan
beberapa jenis jaringan ikat di daerah ikat sesuai dengan fungsinya, antara lain:
kepala yang berasal dari krista neural  Merekatkan, mengikat atau menghu-
(ektoderm). Mesoderm ialah tempat di bungkan berbagai sel atau bangunan
mana sel mesensim berasal. Sel ini yang ada di dalam tubuh.
mempunyai kemampuan untuk berkembang  Sebagai media di mana tempat
menjadi berbagai jenis sel atau jaringan pembuluh darah lewat, untuk mendis-
tertentu (sifat pluripoten), seperti: jaringan tribusikan berbagai bahan makanan pada
otot yang dikhususkan untuk kontraksi. organ yang bersangkutan dan
Jaringan ikat terdiri dari dua komponen mengangkut produk sisa hasil
dasar utama yaitu: sel dan matriks intersel. metabolisme.
Sel-sel jaringan ikat dapat dikelompokkan  Pertahanan tubuh, sebagai tempat
atas sel tetap dan sel bebas (transien) dimana proses imunologik berlangsung
dengan fungsi khusus untuk masing-masing dan berfungsi sebagai sawar untuk
sel. mencegah penjalaran kuman.

S1

Anda mungkin juga menyukai