BIOLOGI UMUM
KEGIATAN KE 5
MENGENAL JARINGAN HEWAN
A. Tujuan Kegiatan
Mahasiswa dapat mengenal penyusun jaringan hewan
B. Kajian Pustaka
1. Pengertian Jaringan
Jaringan adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang
sama. Jenis jaringan yang berbeda memilki struktur yang berbeda memiliki
struktur berbeda yang sesuai dengan fungsinya. Suatu jaringan disatukan
oleh suatu matriks ekstraseluler lengket yang melapisi sel-sel itu atau
menenun mereka besama-sama menjadi suatu anyaman serat.
Sesungguhnya, istilah jaringan berasal dari bahasa latin yang berarti
“tenunan”. Jaringan dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu,
jaringan epitelium, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot. Keempat
macam jaringan tersebut ditemukan pada semua hewan kecuali hewan yang
paling sederhana (Campbell, 2002: 5).
Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama. Ilmu yang mempelajari jaringan disebut histologi. Pada hewan dan
tumbuhan bersel banyak yang berkembang biak secara sekseual, zigot yang
merupakan hasil fertilisasi akan membelah berulang kali, dan akan
menghasilkan jaringan embrional atau jaringan meristem. Dalam
pembelahan itu sel-selnya akan mengalami perubahan bentuk maupun
fungsi. Proses inilah yang disebut spesialisasi. Dari jaringan embrional dan
jaringan meristem itu selanjutnya dapat dibentuk jaringan-jaringan lain.
Perubahan bentuk dan susunan jaringan embrional menjadi jaringan-
jaringan lain disebut proses diferensiasi (Walker, 1998: 30).
Semua makhluk hidup terdiri atas unit yang disebut “sel”. Jelasnya sel
merupakan unit struktural terkecil yang melaksanakan proses yang
2
sama tinggi, demikian letak intinya. Tetapi semua jenis sel pembangun,
masing-masing melekat langsung pada membran basalnya. Epitel ini
dibangun oleh tiga macam sel yaitu sel basal, sel silindris, sel gada (sel
goblet) yang menghasilkan mukus/lendir. Melapisi saluran banyak kelenjar
besar, epididimis, uretra jantan dan saluran eustachius; bercampur dengan
sel goblet pada saluran pernafasan atas, saluran reproduksi jantan
(sebagian). Mempunyai fungsi untuk menggerakan lendir dan sel-sel
sperma (Hernawati, 2008: 8-9).
Menurut Soedarjatmo (1991, 13-14) jaringan epitel dapat dibedakan
sebagai berikut:
a. Epitel Simpleks
1) Squamosa, bentuknya pipih, tipis, rapat satu dengan lainnya,
melapisi rongga. Bertugas untuk difusi zat. Terdapat pada alveoli,
kapiler darah, kapsula bowman, dan ginjal.
2) Kolumner, bentuknya seperti tabung, penghasil sekret (HCL dan
enzim pencerna). Terdapat pada dinding ventrikulus dan usus halus.
3) Kuboid, bentuknya seperti kubus atau seperti prisma. Melapisi
rongga dan saluran. Terdapat pada kelenjar liur, ginjal, dan kelenjar
keringat.
4) Semu berlapis, kelihatan berlapis-lapis karena letak inti sel berbeda-
beda tingginya, penghasil sekret (lendir), dan terdapat pada trakea,
saluran urine dan rongga hidung.
5) Bersilia, mempunyai silia dan mempunyai sel penghasil mocus serta
terdapat pada trakea, rongga hidung dan bronkus.
b. Epitel kompleks
1) Berlapis-lapis, mempunyai sisik, bentuknya seperti kubus atau
seperti tabung. Bertugas sebagai alat pelindung, alat sekresi.
Terdapat pada kulit, rongga mulut, oesofagus, dan vagina.
2) Transisional, merupakan modifikasi dari epitel yang berubah-ubah.
Terdapat pada kandung kencing, corong ginjal, dan ureter.
8
4. Jaringan Ikat
Jaringan ikat adalah jaringan penunjang atau penopang tubuh yang
utama dan menjadi pengikat jaringan satu dengan yang lain, misalnya kulit
disatukan dengan struktur yang ada di bagian bawahnya. Jaringan ikat juga
membentuk lembaran pelapis di sekeliling organ, sehingga memisahkan
satu dengan yang lain. Jaringan ikat ini berfungsi untuk melindungi tubuh
terhadap luka, infeksi bakteri, kehilangan panas, dan penghasil darah.
Jaringan ikat dibedakan menjadi jaringan ikat longgar dan jaringan
hemopoitik (darah). Jaringan ikat longgar sel-selnya berada diantara serat-
serat atau serabut dan zat antar sel. Berdasarkan sifat atau jenis serabutnya
dikenal dengan jaringan ikat kolagen, jaringan ikat retikuler, dan jaringan
ikat hialin. Jaringan ikat berfungsi untuk mengikat beberapa bagian
menjadi satu, membentuk tendon (urat otot) dan ligamen. Terdapat
diseluruh tubuh diantara jaringan-jaringan yang lain. Jaringan lemak pada
dasarnya termasuk jaringan ikat longgar tetapi sel-sel penyusunnya berisi
lemak dan berfungsi sebagai tempat cadangan makanan (Soedarjatmo,
1991: 14).
Fungsi yang paling umum dari jaringan ikat adalah untuk mengikat dan
mendukung jaringan-jaringan lain dalam tubuh. Jaringan ikat terdiri dari
populasi sel-sel longgar yang tersebar di seluruh matriks ekstraseluler.
Matriks umumnya terdiri dari jenjang serat yang tertanam dalam fondasi
seragam yang mungkin cair, serupa gel, atau padat. Variasi pada struktur
matriks ini tercermin pada keenam tipe utama jaringan ikat pada vertebrata:
jaringan ikat longgar, kartilago, ikat serat, jaringan adipose, darah dan
tulang (Campbell, 2010: 11).
Jaringan ikat yang paling tersebar luas di dalam tubuh vertebrata
adalah jaringan ikat longgar. Serat-serat yang berkolagen, elastik, dan
reticular dalam tipe jaringan ini mengikat epitelium ke jaringan-jaringan di
bawahnya dan menahan organ di posisinya (Campbell, 2010: 9).
Kartilago memiliki serat-serat berkolagen yang melimpah yang
tertanam di dalam matriks seperti karet yang terbuat dari kompleks
9
otot tidak dipisahkan oleh jaringan ikat vaskuler halus, melainkan disatukan
oleh jaringan penyambung dan diselingi oleh kapiler darah (Wijiningsih, 2016:
75).
Menurut Soedarjatmo (1991, 15), Radiopoetro (1990, 94), pada vertebrata
jaringan otot dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu:
a. Otot rangka (otot lurik = otot sadar = otot serat melintang)
Otot tipe ini melekat pada rangka. Sel-sel otot rangka berbentuk
memanjag seperti serabut dan menyusun diri membentuk berkas otot. Inti
sel tampak terletak pada bagian tepi. Berkontraksi secara cepat dan mudah
lelah, dinervasi oleh saraf sadar, sehingga bekerjanya dikendalikan oleh
kesadaran. Terlihat gambaran garis melintang, sehingga disebut otot lurik.
Otot lurik biasanya mempunyai banyak nukleus. Pada vertebrata,
kelompok-kelompok sel otot lurik yang diikat bersama oleh selubung
jaringan pengikat, membentuk otot atau musculus yang mempunyai
bermacam-macam bentuk. Selubung ini terikat pada periosteum tulang
atau saling bergabung membentuk tendo yang mengikatkan otot-otot
tersebut pada skeleton. Sel-sel otot tersebut berkontraksi bersama-sama
sehingga otot tanpak memendek dan menggembung.
b. Otot polos (otot tak sadar = otot halus)
Otot tipe ini dijumpai pada dinding organ tubuh yang berbentuk pipa
(saluran). Sel-sel otot polos masih berdiri sendiri, berbentuk kumparan
tanpa garis-garis serat melintang. Inti sel terletak ditengah-tengah sel.
Kontraksinya maupun kelelahannya lambat, tetapi bersifat aktif secara
spontan, tidak dipengaruhi kehendak. Otot polos dinervasi saraf otonom.
Berbentuk oval dan mempunyai fibril-fibril homogen. Sel-sel tersebut
tersusun dalam lapisan-lapisan yang diikat dengan jaringan pengikat
fibrosa.
c. Otot jantung
Terdapat hanya di jantung. Berkontraksi spontan, berirama, dan tanpa
lelah. Dinervasi oleh saraf otonom. Sel-sel otot jantung berbentuk serabut.
Batas sel satu dengan sel lainnya tidak jelas, sehingga sitoplasma sel
tampak berbaur. Inti sel terletak ditengah, memiliki garis melintang.
12
6. Jaringan saraf
Sistem saraf dan sistem endoktrin adalah cara bagian tubuh yang berbeda
untuk berkomunikasi. Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat,
yang terdiri atas saraf di otak dan medla spinalis, dan sistem darah perifer,
yang terdiri atas saraf yang mempersarafi bagian tubuh yang lainnya (Corwin,
2009: 207).
Jaringan saraf menyebar ke seluruh bagian tubuh, merupakan anyaman
yang menjadi satu kesatuan untuk melaksanakan tugas komunikasi. Peran
utama sistem saraf adalah mengatur dan mengkoordinasikan segala aktivitas
tubuh. Aktivitas yang dilakukan tubuh merupakan jawaban (respon) terhadap
perubahan yang terjadi di sekeliling tubuh, baik di luar maupun dari dalam
tubuh sendiri (eksternal maupun internal). Perubahan yang terjadi di
sekeliling tubuh mula-mula dikesan oleh sel atau organ reseptor. Kesan yang
ditangkap oleh organ reseptor dianalisis. Kemudian berubah menjadi
informasi selanjutnya informasi diteruskan di otak. Di otak informasi ini
diolah, kemudian dikirimkan jawaban berbentuk reaksi melalui efektor ke
tempat kesan. Perubahan lingkungan yang terjadi (interna maupun eksterna)
yang mengakibatkan timbulnya reaksi (respon) dari tubuh disebut rangsang
(stimulus). Aliran rangsang dari reseptor menuju ke otak dan sebaliknya
disebut impuls (Soedarjatmo, 1991: 15-16).
Menurut Soedarjatmo (1991, 16) saraf merupakan gabungan dari serabut
saraf. Serabut saraf merupakan berkas dari akson. Impuls adalah arus listrik,
yang pada sel saraf selalu mengalir sebagai berikut. Rangsang, diterima
reseptor, diteruskan ke dendrit, masuk ke badan sel saraf. Dari badan sel saraf
keluar melalui akson, sinapsis, diterima oleh dendrit sel berikutnya, dan
seterusnya. Jaringan saraf dibangun oleh unit dasar terkecil yang disebut sel
saraf atau neuron. Sebuah sel saraf (neuron) terdiri atas bagian sebagai berikut.
a. Dendrit, merupakan penjuluran sitoplasma, bentuknya dapat panjang atau
pendek.
b. Badan sel saraf, didalamnya terdapat sitoplasma dan nukleus.
c. Neurit atau akson, umumnya panjang merupakan penjuluran sitoplasma
pada ujung akson terdapat sinapsis.
13
Dendrit adalah perluasan saraf dari badan sel. Dendrit adalah bagian euron
yang menerima stimulasi dari saraf lain. Setiap neuron dapat memiliki banyak
cabang dendrit. Eksitasi neuron biasanya berawal di dendrit. Dendrit
membawa eksitasinya ke segmen yang berdekatan yaitu badan sel. Badan sel
mengandung organel tipikal sel manusia. Nukleus, yang mengandung
informasi genetik neuron, mengarahkan produksi protein, enzim, dan
neurotransmitter yang diperlukan oleh saraf untuk fungsi tepatnya. Badan sel
mengantarkan zat tersebut ke bagian neuron lainnya sesuai kebutuhan. Badan
sel kadang kala dapat distimulasi secara langsung oleh stimulus yang datang
dari neuron lain dan oleh stimulus kimia dan listrik. Badan sel menyampaikan
sinyal listrik ke segmen berikutnya, yaitu akson. Tonjolan dari badan sel
adalah akson, bagian pangkalnya disebut segmen inisial atau zona pemicu.
Akson adalah serabut panjang tempat lewatnya sinyal listrik yang dimulai di
dendrit dan badan sel. Akson mentransmisikan sinyal awal ke neuron lain atau
kelenjar. Percabangan batang utama akson dapat berupa serabut kolateral
multiple. Serabut kolateral menyampaikan informasi ke banyak sel saraf lain
yang saling berhubungan, dengan meningkatkan pengaruh neuron di sepanjang
sistem saraf. Di sepanjang akson, protein kontraktil dan mikrotubulus
mengangkut zat yang dihasilkan di badan sel. Akson juga disebut serabut
saraf, banyak serabut saraf yang melintas bersama di suatu berkas disebut
saraf. Pada beberapa saraf, akson ditutupi oleh lapisan lemak yang terisolasi,
yang disebut mielin. Pada sistem saraf perifer, sel penyokong adalah sel
Schwan. Pada sistem saraf pusat, mielin dihasilkan oleh tipe sel khusus,
oligodendosit. Mielin meningkatkan kecepatan sinyal listrik ditransmisikan
melalui akson. Di ujung setiap batang akson utama dan kolateral, percabang
meluas. Percabangan akson yang terakhir ini disebut terminal (Corwin, 208-
209).
14
D. Cara Kerja
1. Alat tulis dan kertas disiapkan
2. Gambar mengenai sediaan jaringan epitel dan jaringan otot diamati
3. Bentuk sediaan jaringan epitel dan jaringan otot digambar serta diberi
keterangan
t. l-ttHil Pe.n,aMatt.tn
1- Perbe~an 400 ~ fiWA Jllri~An epltel t<obu~ SelA~S
MerYlbmn bat0- l
t0
lberi~ pl 5 rem u
. cnclomy ,iurn
Nukleur ~ C~t\}o.rrtvng
D1'.skus lY\ter'Kalts-
~emt 0-ror Jan-tllr1._9
f. Pembl\n~n
PQda kfglet½at'l keUMc:l ~a"9 b~r;judu\ me~nal
j a.rl"90.n hewan, ya~ bui~ll£\Yl ot~Ar MQVlA5l~w ~ cl~p&tt
me~ ptny utvn Javrnqavt new~n, 4d&\pun etlAt ~&ln
\?aht\VI ytt~ etMn dr~l(~\((U, pt:a.M ~ltdt\"1 lvtf ~u,...,
padQ alat tera~r().t ttp /~ptop S'ebc\nyak t urnt , ~~t
tuu~ >Wa" yak. r ~e,t , d«n ke¥ias Hvr reru~~pny~., padA
b~'1tU'\ -lercl~l\.t ,C(rnbttr Sedittan J&\nnga~ ~pit.el kvl?us
Selapl~, 9AMbar ~~ jtl.ri~tlt'l Q{'i~ koluMVleV beri1l~
~llMMr w:ft4tU'\ J~rit'\gtl~ ffltet kolurne.r berlapiS seniv
~~1lfA, ~ttmbetr seatoo.n jetri~4n otct polOS, ,eii.Mb~r
~~i~n j~ri~&tVl Olc-t lurl\<, AAV\ ~t.l01bar ~ediao.V'
JO.ri~tU'\ Dt-Ot. JcttltW1g,
MMl.lrU.t. u.unrbeU (1.(X)~: 6) Jf.lri~n ttdAl~ kumpultU\
ret-,et d~a~ ~-lruMur clA~ Tij~Ct yang ~amA. Jerltt
jaringt.tt\ yanq berbedt:t me.MiUk.i ~rtA~-tur ~t\'18 bEWbe.AA
~o.~ ~sottl ~ttn ft.trl1~n~ ·
MtV\ttrU--l l-½eYnawtAtf (zoog : t) jcuingttrt datar
adalah jttri"9tln YAr\9 MtnaOtsctri -terberttuktt.yll DVga\'\
wbuh ~a~ fUttq~OVltU · ttr~-tokiqi (hiitot yttitu jarl~J
Jg~os 1:,llltu llmo) mempetaJan ~ruj(-tu.r jo.n~~~ -tubuh
hewttn. P~«-.Uan jann,ttn &tllt,t.m htl.l \vfi MenU\\<'-lp
Sel-~el be.te..--ba b~ha.n P-\'lillr ~et. yttrt9 d.iWtHl~VlY\Yt\,
Mt.l~ p~~-tC\hO(.lV\ -tenlo.~ S-truk-tur ~er-toi t\~vr~r
S:el men,.pcdw, Mscu ~ri hT~~lo~r. Da~M mempe1ttJetti
h1~-lolo~f dJ~enAl ~Mptlt Jttrtttg(.ln ~tHttr, ~a,itu J~ri"9al1
€.f Hcl , )«vtt11a.n \~t , 3t\.-t n,t\vt ol1)t , &An )&\rinq~Vl
Sar"t·
l,.rt"~a n er'-belHtM meru~c.tUlVl ~eh.lbu~9 futt{u 0"9tl'1itMe
~,:mg -te.rbt\ta.~ warnyA, (eh\t\g~~ Jaritt~~n lnt rerlu
me~d~k(,\n pett~atu rttrt Apa . apa ya~ me.mA1u1t< clan
Mentn9~alltaV) -lu.bul,i l)f~t\~C Me, tersebu t, .sere.rt{
'rlalr\yl\ ~UAltt MeMbmV\ ~ y4~ m~o.t ur ~{o lfn¼eu
Ma~uk <UtVl ~ewttr.-tga fiU'~k.tl - rar.Uktl ~ ~~ Mri
ctalo.t'\ set• Oe.~c,.~ de.Ml\uan a.AA -t~o.~ - t~as kho'Us
clali set- ~el eflteUum ' ~{talny a lttfi~ttY\, ~l-tellU M
Ventncutvs dtWi lntQ.-S.tinvm berfu~~ UiV\-tW( ~ahso rJi
~ti- fati Mtlko.nan CRa,l\oroe~ro, t99o: ~s).
Ja.Yi~avi owt- ~d~lah )c.uin.9an y,m~ btr-w.r,g9un1
jawt1b -ler-\-\,Ht~p ht1Mflr te~o~ -lift~ ~ua\cA~ -boboh-
Q~t Mo.lA~ j ,u,n,ttn patt~ Mel{mpak frulA he-wcu1/
d.a.n ~~viW o-l:ot vn~yvwn S'eba.~ttl" bts~r l<evjet
~elult\r 9a.~ M~Dr \~M~ ~~r f ttdti neW~t\ ytt~
ll~itt (CM\f~eLL :>.Oto~ t1) ·
Ja.n~ttn lkttt ttA~h j~~t\V \ penu~a~ at.Av
~p:u,q tubuh yet~ lAtllfntl &,o, Me¥\°J~tlJ pe~\\~tlt
Jttri~a n ~i:u ~ t l yti.n~ ltdt'\ , O\l~a\n~A \tulit
diJO;tu.l(a" den1ettl stru\(-\lAr ~a~ llM cU\?~tan
bawti.nn~t\ ( soecttt rj~o, t 99 t ~ \ 4) .
5t>tem SO.mf o.o.n n~-tern ertao~ t, ~ltt~ ~m
b~~tti.n -tu.boh 1:1&-'.~ ~erbecu\ u.ntuk ~erlcomu~·1,ktur .
~i>tem scu?.:tf d~pttt dJ"atf, men3etc:lJ ~lSimt ~~rat roJQt
w
Mengetahui,
Asisten Praktikum, Praktikan,
Acc 13/11/2020
Campbell, Neil A., dkk. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Kimball, John W., dkk. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Wangko, S. dan Ronny Karundeng. 2014. Komponen Sel Jaringan Ikat. Jurnal
Biomedik. 6(3). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/
article/view/6327/5847. 6(3). Diakses pada 01 November 2020.
Wijingsih, T.A., dkk. 2016. Analisis Miskonsepsi Materi Struktur Fungsi Jaringan
Hewan dalam Buku Biologi SMA kelas XI. Jurnal Pendidikan Biologi.
5(7). http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/pbio/article/view/
4637/404. Diakses pada 31 Oktober 2020.
BAHAN KULIAH STRUKTUR HEWAN
PADA MATERI
JARINGAN DASAR
OLEH
HERNAWATI
NIP.132159703
2008
JARINGAN DASAR
Semua mahluk hidup terdiri atas unit yang disebut “sel”. Jelasnya sel
merupakan unit struktural terkecil yang melaksanakan proses yang berkaitan
dengan kehidupan, misalnya mampu mengambil nutrisi, tumbuh dan
berkembangbiak, bereaksi terhadap rangsangan, dan sebagainya. Awal kehidupan
mammalia bertitik tolak dari “embrio” berbentuk sel telur yang telah dibuahi oleh
spermatozoa yang disebut zigot. Zigot segera berkembang melalui serangkaian
pembelahan pola mitosis, sesuai dengan tahap perkembangan embrio yang disebut
„embriogenesis‟.
Selanjutnya embrio menumbuhkan kelompok sel khusus yang berbeda
satu dengan lain. Kelompok sel khusus embrio, dalam proses membentuk
jaringan, terlepas satu dari yang lain dengan terbentuknya bahan antar sel. Proses
pembentukan jarinan dalam embriologi disebut „histogenesis‟ yang mendasari
pembentukan oragn-organ tubuh (organogenesis). Jadi jaringan adalah kumpulan
dari sel-sel tubuh dengan bahan antar sel yang dihasikannya. Sel-sel tubuh
tersebut tidak harus sama, sedangkan bahan antar sel yang dihasilkan berupa
bahan dasar (matriks) dan serabut.
Jaringan dasar adalah jaringan yang mendasari terbentuknya organ tubuh
yang fungsional. Histologi (histos = jaringan; logos = ilmu) mempelajari struktur
jaringan tubuh hewan. Pengertian jaringan dalam hal ini mencakup sel-sel serta
bahan antar sel yang dihasilkannya, maka pengetahuan tentang struktur serta
aktivitas sel merupakan dasar dari histologi. Dalam mempelajari histologi dikenal
empat jaringan dasar yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan
jaringan saraf.
Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdiri dari susunan sel-sel yang letaknya berdekatan dan
disatukan oleh bahan antar sel (intercelular substance). Epitel di satu sisi
mempunyai permukaan bebas dan di sisi lain berbatasan dengan jaringan lain di
bawahnya. Jaringan epitel merupakan suatu lapisan yang sangat rapat susunan sel-
selnya dan biasanya membatasi tubuh dengan lingkungannya baik sebelah luar
maupun sebelah dalam seperti dinding usus, pembuluh darah, dan lain-lain.
Ciri-ciri jaringan epitel :
1. Sel-selnya terletak berdekatan dengan susunan tertentu, memiliki daerah
pertautan yang jelas dan kuat.
2. Memiliki permukaan bebas dan sel-selnya dapat membentuk penjuluran
sitoplasma dengan tujuan tertentu.
3. Lazimnya berdiri pada membran basal (lamina basalis, membrana proporia).
4. Jarang sekali terdapat pembuluh darah di dalamnya.
Perkembangan embrionik dari berbagai sistem organ berasal dari lapisan
lembaga ektoderm, endoderm, dan mesoderm.
Ektoderm
- Kulit: epidermis, kelenjar-kelenjar kulit, rambut, bulu, kuku cakar, teracak,
tanduk cula, sisik dermal, penutup insang luar
- Lapisan pada mulut: email gigi, kelenjar-kelenjar pada mulut, lapisan luar
lidah, bibir, hipofisis bagian depan dan tengah
- Sistem saraf: otak dan sistem saraf spinal, sistem saraf kranial, sistem saraf
otonom bagian medula, bagian infundibulum, dan posterior dari hipofisis.
- Lain-lain : lensa mata, otot mata intrinsik, neuroglia, pineal, dan parapineal,
lapisan luar anus, dan kloaka (sebagian), epitel dari kelenjar keringat,
kelenjar air susu, kelenjar ludah, kelenjar air mata
Endoderm
- Saluran pencernaan makanan: faring, esofagus, lambung, usus, hati,
pankreas, lapisan sebagian besar kloaka
- Derivat faring: laring, trakea, paru-paru, insang dalam, telinga tengah,
saluran eustachius, tonsil, tiroid, paratiroid, timus
Mesoderm
- Otot: otot lurik, otot polos, otot jantung
- Rangka: tulang sejati, tulang rawan, jaringan ikat
- Organ ekskresi: ginjal dan saluran-salurannya
- Organ reproduksi: gonad dan saluran-salurannya, serta organ asesoris
- Sistem sirkulasi: jantung, pembuluh darah, darah, limfa, pembuluh limf,
jaringan pembuluh darah
- Lain-lain: dentin gigi, dermis kulit, kelenjar adrenal bagian korteks, lapisan
rongga tubuh, mesenterium dan omenta, bagian dari mata
Epitel Peralihan/Transisional
Oleh: 1Tri Ayunda Wijiningsih, 2 Tri Harjana, M.P., dan 3Sukiya, M.Si., FMIPA UNY
1
ayysha.ku@gmail.com, 2triharjana@uny.ac.id, 3sukiya@uny.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya miskonsepsi, kategori miskonsepsi apa
saja yang ditemukan, dan persentase masing-masing kategori miskonsepsi. Penelitian ini termasuk
penelitian analisis isi dengan pendekatan deskriptif yang dilakukan melalui dua tahapan, yaitu pengadaan
data dan analisis data. Sampel penelitian ini adalah tiga buku pelajaran biologi yang beredar di toko buku
di Kabupaten Sleman yang ditentukan secara simple random sampling. Objek penelitian adalah konsep-
konsep dengan unit analisis berupa teks dan gambar. Analisis miskonsepsi dilakukan oleh tiga panelis
didasarkan pada pengkategorian miskonsepsi menurut Hershey (2005: 1-3). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat miskonsepsi, baik pada teks maupun gambar; kategori miskonsepsi yang ditemukan pada
teks, meliputi misidentifications, oversimplifications, overgeneralizations, dan undergeneralizations,
sedangkan pada gambar, antara lain misidentifications dan oversimplifications; dan persentase kategori
miskonsepsi pada teks dan gambar secara berturut-turut, yaitu misidentifications (7,86% dan 37,84%),
oversimplifications (21,87% dan 67,57%), overgeneralizations (3,68% dan 0%), undergeneralizations
(0,25% dan 0%), dan obsolete concepts and terms (0% dan 0%).
Kata kunci: analisis isi, miskonsepsi, struktur dan fungsi jaringan hewan
Abstract
This research aimed to detect ed misconception, misconception categories were detectabled, and percentage
of each misconception categories. This research was a content analysis research with descriptive approach by two
steps that was data collection and data analysis. The sample in this research was three of biology textbooks at the
book store in Sleman district by simple random sampling. The object was concepts and the analysis unit was
texts and pictures. Misconception analysis was done by three of panelists according to misconception categories by
Hershey (2005: 1-3). The results showed that there was misconception at texts and pictures; misconception
categories at the texts found out misidentifications, oversimplifications, overgeneralizations, and
undergeneralizations, whereas at the picture was misidentifications and oversimplifications; and percentage of
each misconception categories at the texts and pictures was misidentifications (7,86% and 37,84%),
oversimplifications (21,87% and 67,57%), overgeneralizations (3,68% and 0%), undergeneralizations (0,25% and
0%), and obsolete concepts and terms (0% dan 0%).
1
Sunny Wangko
2
Ronny Karundeng
1
Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Rumah Sakit Umum Gunung Maria Tomohon
Email: sunnywangko@yahoo.com
Abstract: Connective tissue is distributed in all parts of the body and its main function is to
connect cells and tissues. Most of the embryonic connective tissues are derived from
embryonal messenchymal tissues. There are a variety of connective tissues which are
compatible with their functions and locations. The general difference of all connective tissues
is the arrangement and composition of intercellular matrix. Connective tissues are composed
of two major components: cells and intercellular matrices. Connective tissue cells, fixed cells
or wandering cells, have their special functions which support each other to maintain the
optimal histophysiology of the connective tissue.
Keywords: connective tissues, cells, histophysiology
Abstrak: Jaringan ikat tersebar luas di seluruh bagian tubuh dengan fungsi utama untuk
menghubungkan berbagai komponen sel atau jaringan. Hampir seluruh jaringan ikat
embriologik berasal dari jaringan mesensimal embrional. Terdapat berbagai jenis jaringan ikat
yang sesuai dengan fungsi dan lokasinya. Perbedaan utama dari berjenis-jenis jaringan ikat
tersebut berdasarkan susunan dan komposisi matriks intersel. Jaringan ikat terdiri dari dua
komponen dasar utama yaitu sel dan matriks intersel. Sel-sel jaringan ikat baik yang tetap
maupun yang bebas mempunyai fungsi khusus masing-masing yang saling melengkapi untuk
mempertahankan keutuhan histofisiologi jaringan ikat.
Kata kunci: jaringan ikat, sel, histofisiologi
Jaringan ikat tersebar luas di seluruh bagian Susunan berbagai komponen matriks
tubuh dan berasal dari lapisan tengah intersel jaringan ikat sedemikian bervariasi
embrio jaringan mesoderm, kecuali sehingga dikenal berbagai jenis jaringan
beberapa jenis jaringan ikat di daerah ikat sesuai dengan fungsinya, antara lain:
kepala yang berasal dari krista neural Merekatkan, mengikat atau menghu-
(ektoderm). Mesoderm ialah tempat di bungkan berbagai sel atau bangunan
mana sel mesensim berasal. Sel ini yang ada di dalam tubuh.
mempunyai kemampuan untuk berkembang Sebagai media di mana tempat
menjadi berbagai jenis sel atau jaringan pembuluh darah lewat, untuk mendis-
tertentu (sifat pluripoten), seperti: jaringan tribusikan berbagai bahan makanan pada
otot yang dikhususkan untuk kontraksi. organ yang bersangkutan dan
Jaringan ikat terdiri dari dua komponen mengangkut produk sisa hasil
dasar utama yaitu: sel dan matriks intersel. metabolisme.
Sel-sel jaringan ikat dapat dikelompokkan Pertahanan tubuh, sebagai tempat
atas sel tetap dan sel bebas (transien) dimana proses imunologik berlangsung
dengan fungsi khusus untuk masing-masing dan berfungsi sebagai sawar untuk
sel. mencegah penjalaran kuman.
S1