MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Histologi
Dibimbing oleh Dr. Umi Lestari, M. Si
Disusun oleh
Offering/ Kelompok: G/1
Istamaya Ariani
(120342400167)
Novia Hylsandy
(120342422485)
(120342422477)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri atas banyak sel. Sel ini berkumpul menjadi
satu kesatuan sehingga membentuk suatu jaringan yang memiliki bentuk
dan fungsi yang sama. Jaringan penyusun organ - organ tubuh hewan
dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu jaringan epithelium, jaringan
otot, jaringan ikat dan jaringan saraf. Dalam makalah ini hanya akan
dibahas tentang jaringan epithelium. Jaringan epithelium sangat penting
dalam tubuh, karena jaringan epithelium termasuk jaringan penutup yang
menutupi tubuh bagian luar dan tubuh bagian dalam. Jaringan epithelium
terdiri dari sel dengan batas yang jelas dan terletak rapat satu sama lain.
oleh karena itu, jaringan epithelium dapat dikatakan sebagai jaringan yang
seluler. Tidak ada pembuluh darah dalam jaringan epithelium, sehingga zat
makanan diberikan ke jaringan secara difusi dari pembuluh darah kapiler
yang terletak di jaringan di bawahnya(Marieb,2001).
Epitel merupakan salah satu bagian dari jaringan dasar penyusun
tubuh hewan. Jaringan dasar adalah kumpulan sel yang memiliki sifatsifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan dasar ada empat yaitu
jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan syaraf
(Tanzer, 1993). Setiap jaringan tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi
saling berhubungan dalam menyusun organ dan system tubuh.
Jaringan epitel merupakan jaringan yang meliputi permukaan luar
tubuh, membungkus organ, melapisi rongga dalam, atau membatasi antara
organ dengan lumen. Jaringan epitel memiliki sel-sel yang tersusun rapat
sehingga dapat menahan tekanan dan tarikan. Secara fungsional epitel
berfungsi untuk meliputi permukaan atau membatasi organ dengan lumen,
epitel kelenjar menghasilkan secret dan epitel membran berperan dalam
proses absorbsi. Selain itu jaringan epitel dapat digolongkan berdasarkan
jumlah lapisan, morfologi, dan struktur penyusun permukaannya.
Berdasarkan berbagai karakteristik jaringan epitel maka disusunlah
makalah dengan judul Struktur dan Fungsi Jaringan Epitel yang akan
membahas lebih rinci tentang jaringan epitel.
B. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian, sifat umum dan fungsi jaringan epitel
2. Menjelaskan bentuk sel epitel dan bentuk inti sel epitel
3. Menjelaskan susunan sel pada jaringan epitel
4. Menjelaskan modifikasi permukaan khusus pada epitel
5. Menjelaskan klasifikasi jaringan epitel
BAB II
ISI
A. Pengertian, Sifat Umum dan Fungsi Sel Epitel
Jaringan epitel tersusun atas kumpulan sel-sel yang saling
berikatan dengan erat (sel-sel polihedral), sehingga membentuk lapisan sel
yang menutupi permukaan tubuh atau organ tubuh dan melapisi ronggarongganya. Jaringan ini mempunyai lima fungsi utama, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
desmosom berbentuk seperti cakram kecil dan terdapat pada banyak jenis
sel dan terutama pada sel yang sering mengalami penarikan atau tekanan
misalnya pada epidermis.
Sambungan tipe gap junction menyediakan saluran sitoplasmik
dari suatu sel ke sel yang bersebelahan. Sambungan celah terdiri dari
protein-protein membrane yang mengelilingi suatu pori yang dapat
dilewati oleh ion, asam amino, hormon dan berbagai molekul kecil lain.
Sambungan celah dibutuhkan untuk komunikasi antara sel-sel pada banyak
tipe jaringan termasuk jaringan epitel (Leeson, 1996). Pada gambar
ditunjukan pada bagian c
Gambar : Junction pada sel epitel usus. Sumber : Campbell, 2008
a
D. Lapisan Basalis
Lapisan basalis merupakn lapisan tipis yang terdapat pada bagian basal
jaringan epitel. Lamina basalis berfungsi untuk menyalurkan nutisi juga
untuk melekatkan jaringn epitel dengan jaringan pengikat lain di
bawahnya. Juncqueras (tanpa tahun) menjelaskan bahwa lapisan basalis
merupakan lapisan ekstra sel yang berada diantara jaringn epitel dengan
jaringan ikat. Pada lapisan ini ada sejumlah serat syaraf
yang dapat
masuk. Pada jaringan epitel yang tidak terdapat jaringn ikat intervening
maka lapisan basalis akan menjadi lebih tebal. Contohnya pada alveolus
dan glomerulus. Gambar di bawah ini merupakan contoh letak lapisan
basalis dalam suatu jaringan. BL : lapisan basalis, H: Hemidesosom, E
:epitel
modifikasi khusus
untuk
memperluas
2. Silia
Menurut Eroschenko (2008) dan Tanzer (1996) silia merupakan
tonjolan sel motil dengan diameter 0,2 mikrometer dan panjang 0,8
mikrometer. Fungsinya untuk pergerakan atau transport zat. Misalnya
silia pada tuba falopi yang membantu pergerakan zigot setelah terjadi
pembuahan.
3. Stereosilia
Stereosilia merupakan mikrovilliyan, nonmotil,
pada
epididimis
dan
duktulus
deferens
(Tenzer,
pergerakan.
Jaringan Epitel Penutup (Covering epithelia)
Jaringan epitel penutup merupakan jaringan epitel yang sel-selnya
tersusun seperti lapisan yang menutupi permukaan luar atau melapisi
rongga-rongga tubuh. Jaringan ini dapat dibagi lagimenurut jumlah
lapisan sel dan bentuk sel-sel dalam lapisan permukaan. Epitel
sederhana hanya mengandung satu lapisan sel, epitel berlapis
mengandung lebih dari satu lapisan sel. Disamping itu terdapat epitel
berlapis semu, yaitu epitel yang tersusun atas selapis sel dengan
ketinggian sel yang tidak sama, tidak semua sel mencapai permukaan,
tetapi semuanya melekat pada lamina basalis. Pada kandung kemih
misalnya, terdapat epitel berlapis transisional, tersusun atas sel-sel yang
agak membulat. Ketika kandung kemih merenggang karena terisi urin,
sel-sel tersebut akan berubah bentuk menjadi agak pipih.
Berdasarkan bentuk
jumlah lapisan
selnya
Distribusi
selnya
Pipih
Sederhana (siaple
epithelia)
Silindris
Belapis semu
(Pseudostratified
Silindris
epithelia)
Pipih, menanduk
Pipih, tidak
Kulit
menanduk
Berlapis (Stratified
epithelia)
kanalis analis.
Kubus
Silindris
transisional
Jaringan
ii.
Epitel
Kelenjar
(Glandular
epithelia)
Jaringan
epitel kelenjar
dibentuk oleh
sel-sel
khusus,
menghasilkan sekret atau getahan cair yang berbeda dengan darah dan
cairan antar sel, yaitu enzim, hormon, mucin atau lemak.
Menurut mekanisme pengeluaran sekret, kelenjar dibedakan menjadi:
1. Kelenjar merokrin: hanya sekret yang dilepaskan dari sel, tanpa ada
bagian sitoplasma yang rusak atau lepas. Misalnya: sel gada (sel
goblet), pankreas.
2. Kelenjar holokrin: seluruh sel yang mati akan ikut dilepaskan
bersama dengan sekretnya. Misalnya: kelenjar minyak.
Kelenjar
yang
mempunyai
saluran
pengeluaran
(duktus)
untuk
Kelenjar Eksokrin
Percabangan
duktus
Sederhana
Contoh
Tubular
Tubular bergelung
Kelenjar keringat
Tubular bercabang
Kelenjar fundus
Alveolar
Multiseluler
katak
Majemuk
Alveolar bercabang
Kelenjar Meibom
Tubular
Kelenjar Brunner
Alveolar
Kelenjar susu
Tubulo alveolar
iii.
G. Kesimpulan
1. Epitel adalah salah satu bagian dari jaringan dasar penyusun tubuh
hewan yang terdiri atas sel-sel yang saling berikatan erat, sehingga
DAFTAR RUJUKAN
Campbell, Neil A. & Reece, Jane B. 2008. Biology 8th edition. Alih
Bahasa: Biologi edisi 8 jilid 1 oleh Damaning Tyas. Jakarta :
Penerbit Airlangga
Eroschenko, Victor P. 2008. diFiores Atlas of Histology with functional
Correlation. Alih bahasa: Atlas Histologi diFiore dengan korelasi
fungsi oleh Brahm U. Pendit. Jakarta: GEC.
Junqueira, L. C.. Basic Histology (pdf) . New York: The Mc. GrawHill
companies.
Leeson, C. Roland , Leeson, Thomas S., & Paparo, Anthoni A. 1996.
Tekxbook of Histology 5th
Bagian
I.
Malang:
Institut