Anda di halaman 1dari 53

JARINGAN EPITEL

NAMA KELOMPOK:

BAYU PANGESTU SUJANA


(F1071181036)
RENI PATIOLA
(F1071181035)
Jaringan epitel terdiri atas sel-sel polihedral yang
berhimpitan , dengan substansi ekstrasel yang berjumlah
sangat sedikit. Sel-sel ini melekat erat dan membentuk
lembaran-lembaran sel yang menutupi permukaan
tubuh dan membatasi rongga-rongga tubuh.
Fungsi utama epitel (Yun.epi, di atas, + thele, puting)
jaringan adalah:
• Menutupi, melapisi dan melindungi, permukaan (misalnya
kulit)
• Absorpsi (misalnya, usus)
• Sekresi (misalnya, sel epitel kelanjar)
• Kontraktilitas (misalnya, sel mioepitel)
GAMBARAN KHAS SEL EPITEL

Bentuk dan dimensi sel-sel epitel bervariasi dari


kolumnar (silindris) tinggi ke kuboid sampai epitel
skuamosa (gepeng) yang rendah. Ukuran dan morfologi
sel umumnya ditentukan oleh fungsi sel epitel. Inti sel
epitel mempunyai bentuk tersendiri, yang bervariasi
dari sferis sampai lonjong atau memanjang. Bentuk inti
sering menyesuaikan diri dengan bentuk sel; sel-sel inti
biasanya lebih panjang dan sel-sel skuamosa (gepeng)
biasanya telah diratakan inti. Sel-sel kuboid atau
piramid biasanya memiliki inti lebih bulat.
• Kebanyakan epitel berada di jaringan ikat yang berisi
mikrovaskulatur membawa nutrisi dan O2 untuk kedua jaringan.
Bahkan epitel tebal tidak seperti epitel normal sendiri yang
mengandung pembuluh darah.
• Jaringan ikat yang mendasari epitel serta melapisi rongga organ
dalam terutama di sistem pencernaan, pernapasan, dan
perkemihan, lapisan jaringan ikat ini sering disebut lamina
propria. Area kontak antara epitel dan lamina propria diperluas
dengan ketidak-teraturan permukaan jaringan ikat dalam bentuk
evaginasi kecil yang disebut papillae (L. bentuk diminutif papula,
puting; tunggal papilla). Papillae paling sering terdapat di jaringan
epitel yang mengalami friksi, seperti lapisan kulit atau lidah.
• Sel epitel umumnya memperlihatkan polaritas, dengan
organel dan protein membran yang tersebar secara tidak
merata di berbagai bagian sel. Regio sel yang menghadap
jaringan ikat disebut kutub basal, sedangkan kutub yang
berlawanan, biasanya menghadap suatu ruang, adalah
kutub apikal. Dua kutub sel epitel berbeda dalam struktur
dan fungsi.
• Regio sel kuboid atau kolumnar (silindris) yang
berdampingan permukaan lateral sel yang berdekatan sering
memiliki banyak lipatan yang menambah luas permukaan
tersebut sehingga menambah kapasitas fungsionalnya.
Lamina Basal dan Membran Basal
• Semua sel epitel yang menempel pada jaringan ikat
dibawahnya memiliki suatu strukur ekstrasel mirip lembaran
pada permukaan basalnya yang disebut lamina basal, struktur
hanya tampak dengan mikroskop elektron, yang terlihat
sebagai lapisan padat setebal 20-100 nm, yang terdiri atas
jalinan serabut yang sangat halus yaitu lapisan padat (dense
layer) atau lamina densa.
• Lamina basal dapat memiliki lapisan elektron –lusen pada
satu atau kedua sisi lamina densa, yang disebut lapisan jernih
(clear layer) atau lamina lusida.
Komponen makromolekul lamina basal membentuk susunan
tiga-dimensi yang tepat dan dijabarkan secara terpisah pada bab
berikutnya. Contoh komponen tersebut yang paling dikenal
mencakup:
• Laminin: Molekul ini merupakan molekul glikoprotein besar yang terakit
membentuk lembaran jaring yang berada tepat di bawah kutub basal sel
di mana molekul tersebut ditahan di tempatnya oleh integrin membran.
• Kolagen tipe IV: Monomer kolagen tipe IV memiliki tiga rantai polipeptida
dan terakit lebih lanjut membentuk lembaran seperti bahan pakaian yang
terkait dengan lapisan laminin.
• Entactin (nidogen), suatr-r glikoproteiry dan perlecan, suatu proteoglikan
dengan rantai samping heparan sulfat; protein terglikosilasi ini dan lainnya
berfungsi menghubungkan laminin dan lembaran kolagen tipe IV.
Semua komponen tersebut disekresikan pada kutub basal sel epitel.
Proporsi komponen tersebut di lamina basal bervariasi di antara dan di dalam
jaringan. Lamina basal melekat pada serat retikular yang terbentuk dari
kolagen tipe III di lapisan jaringan ikat di bawahnya oleh fibril penambat yang
terdiri atas kolagen tipe VII. Protein-protein ini diproduksi oleh sel jaringan
ikat dan membentuk suatu lapisan di bawah lamina basal yang disebut lamina
retikular yang juga terlihat dengan TEM
Lamina basal ekstrasel selalu terletak pada pertemuan sel epitel dan jaringan ikat. Lamina basal
dua epitel yang berdekatan dapat menyatu atau terlihat menyatu di tempat yang tidak terselip
dengan jaringan ikat. Nutrien untuk sel epitel harus berdifusi melalui lamina basal. Serabut saraf
biasanya mempenetrasi struktur ini, tetapi kapiler darah kecil (berupa epitel itu sendiri) tidak
pernah memasuki epitel melalui lamina basal. Bila komponen lamina basal tampak mencolok
dengan mikroskop cahaya, struktur tersebut sering dinamakan membran basal
Komponen ultrastruktural dari membran basal yang ditunjukkan oleh TEM.
Lamina basal padat (BL) mungkin dapat terlihat dengan zona yang jelas tipis
di setiap sisi dan berlabuh ke yang lebih tebal, laminan retikular (RL) yang
lebih menyebar yang mengandung kolagen III serat retikular. Hemidesmosom
(H) mengikat permukaan basal dari sel epitel (C) ke lamina basal. 54.000x.
Lamina basal memiliki banyak fungsi.
 Selain fungsi penyaring dan fungsi struktural yang sederhana,
lamina tersebut juga sanggup memengaruhi polaritas sel;
 mengatur proliferasi dan diferensiasi sel, dengan cara mengikat
dan memekatkan faktor pertumbuhan;
 memengaruhi metabolisme dan ketahanan hidup sel;
 menyusun protein dalam membran plasma yang berdekatan
(memengaruhi transduksi sinyal);
 dan berfungsi sebagai jalur migrasi sel. Lamina basal agaknya
mengandung informasi yang diperlukan unfuk interaksi tertenfu
dari sel ke sel, seperti reinervasi sel otot yang persarafannya
terputus. Adanya lamina basal di sekitar sel otot diperlukan
untuk membentuk taut neuromuskular yang baru.
• Istilah membran basal dipakai untuk menyebut lapisan PAS
(periodic acid-Schiff) positit yang tampak dengan mikroskop
cahaya di bawah epitel. Membran basal dibentuk oleh
kombinasi lamina basal dengan lamina retikular sehingga
menjadi lebih tebal. Istilah membran basal dan lamina basal
sering dipakai tanpa adanya perbedaan yang jelas sehingga
membingungkan. Dalam buku ini, “lamina basal”, digunakan
untuk me-nujukkan lamina densa, lapisan yang berdekatan
dan struktur yang terlihat dengan TEM. Istilah 'membran
basal' digunakan untuk menunjukkan struktur yang terlihat
dengan mikroskop cahaya.
lrisan ginjal ini memperlihatkan membran basal (panah) sejumlah tubulus dan
struktur di dalam glomerulus tunggal dalam gambar ini. Pada glomerulus ginjal,
membran basal, selain memiliki fungsi penyangga, berperan penting sebagai
penyaring. 100x. Picrosirius-Hematoksilin (PSH).
Adhesi Antarsel & Taut Lain

Beberapa struktur terkait-membran membantu adhesi dan


komunikasi antarsel. Struktur ini terdapat di kebanyakan jaringan.
Sel epitel sangat kohesif dan daya mekanis yang relatif besar
diperlukan untuk memisahkan sel-sel tersebut. Adhesi antarsel
terutama terlihat jelas di jaringan epitel yang biasa menghadapi
tarikan dan tekanan (misalnya kulit).
Membran lateral sel epitel memiliki beberapa taut antarsel yang
khusus. Berbagai taut berfungsi sebagai:
• Sekat untuk mencegah aliran material antarsel (taut kedap) .
• Tempat adhesi (taut adhesif atau penambat).
• Kanal untuk komunikasi antar sel yang berdekatan (taut celah).
Di beberapa epitel, terdapat berbagai taut dengan susunan yang jelas
dari bagian apikal ke dasar sel.

• Taut erat, atau zonulae occludens (tunggal, zonula occludens) adalah taut yang
paling apikal. Istilah Latinnya memberikan keterangan mengenai susunan geometri
taut ini. "Zonula" menyatakan bahwa taut membentuk suatu pita yang
mengelilingi sel sepenuhnya, dan "okludens" merujuk pada penyatuan membran
yang menyumbat ruang antarsel. Pada sediaan tipis yang dipulas dengan baik dan
diamati dengan mikroskop elektrory membran yang bersebelahan tampak
berdampingan dengan erat atau menyatu.
Fungsi utama taut erat adalah membentuk suatu sekat untuk mencegah aliran zal
antar sel epitel (jalur paraselular) dalam dua arah. Dengan demikiary zonula
occludens pada lembaran sel epitel membantu membentuk dua kompartemen
fungsional: suatu kompartemen apikal yang terdiri atas kavitas organ (seperti lumen
unit sekretorik atau usus) dan suatu kompartemen basal yang bermula di taut
tersebut dan meliputi jaringan di bawahnya. Disamping membentuk suatu sumbat
antarkompartemen pada kedua sisi epitel, zonula occludens sel epitel membantu
mencegah transfer protein-protein membran integral pada permukaan epitel ke
permukaan basolateral dan sebaliknya. Hal ini memungkinkan kedua sisi epitel
tersebut mempertahankan reseptor dan fungsi yang berbeda.
• Taut adheren atau zonula adherens. Taut ini mengelilingi sel, yang biasanya berada
tepat di bawah zonula occludens, dan melekatkan sel secara erat pada
tetangganya. Adhesi diperantarai oleh glikoprotein transmembran sel, cadherin,
yang kehilangan sifat adhesifnya tanpa keberadaan Ca2+. Di dalam sel, cadherin
mengikat protein catenin yang diikat oleh protein pengikat-aktin pada filamen
aktin; kesemuanya menghasilkan plak material padat-elektron pada permukaan
sitoplasmik taut erat. Sejumlah filamen aktin membenfuk bagian terminal web,
yakni suatu gambaran sitoskeletal di kutub apikal di banyak sel epitel, yang
berperan pada motilitas sitoplasma dan fungsi lain.
• Taut lain yang dikhususkan untuk adhesi adalah desmosom atau macula adherens
(L. macula, bercak). Seperti yang diisyaratkan dari namanya, tipe taut ini
menyerupai suafu ,bercaklas' (spot-weld) dan tidak membentuk suatu sabuk di
sekeliling sel. Desmosom adalah suatu struktur berbentuk cakram pada
permukaan satu sel yang berpasangan dengan struktur identik pada permukaan sel
yang bersebelahan.
• Taut rekah (gap junction) dapat dijumpai hampir di seluruh tempat sepanjang
membran lateral sel epitel, tetapi juga di temukan di antara sel pada hampir semua
jaringan mamalia' Dengan TEM konvensional, taut celah tampak sebagai regio di
mana membran se1 yang bersebelahan terletak sangat berdekatan. Setelah
mengalami cryofrncture, talut tersebut terlihat berupa agregat kompleks protein
transmembran yang membentuk bercak-bercak sirkular pada membran plasma.
• Unit protein taut celah, yang disebut connexin, membentuk kompleks
heksamer yang disebut connexon; masing-masing dengan pori-pori hidrofilik
berdiameter 1,5 nm di pusat' Ketika dua sel melekat, cormexin di membran sel
yang berdekatan bergerak ke arah lateral dan tersusun membenfuk connexon di
antara dua sel tersebut (Gambar 4-4), dengan setiap taut celah yang memiliki
lusinan atau rafusan susunan Pasangan connexon. Taut celah memungkinkan
pertukaran molekul berdiameter kecil (<1,5 nm) secara cepat. Sejumlah molekul
yarg memperantarai transduksi sinyal, AMP siklik, GMP siklik, dan ion dapat mudah
melalui taut celah sehingga sel di banyak jaringan harus bekeria secara
terkoordinasi dan bukan bekerja sendiri-sendiri. Contoh yang baik adalah otot
jantung, dengan taut celah yang sangat berperan untuk timbulnya denyut jantung
yang terkoordinasi.
Tiga sel epitel kuboid, tanpa isinya, memperlihatkan empat tipe
utama kompleks taut antarsel, seperti yang ditunjukkan secara
skematis di sini. Pada akhir apikal, taut erat (zonula occludens) dan
taut adheren (zonula adherens) biasanya terletak berdekatan dan
masing-masing membentuk suatu pita kontinu di sekeliling ujung
apikal sel. Beberapa rigi (ridge) taut erat mencegah aliran zat secara
pasif di antara sel, tetapi tidak sangat kuat; taut adheren yang
berada tepat di bawahnya berperan menstabilkan dan memperkuat
pita sirkular ini di sekitar sel dan membantu menahan lapisan sel
bersama-sama.
Desmosom dan taut celah membentuk plak berbentuk bercak di
antara dua sel. Karena terikat pada filamen intermedia dalam sel,
desmosom membentuk titik perlekatan yang sangat kuat dengan
memperkuat peran zonula adherens dan berperan utama
Kekhususan Permukaan Sel Apikal
Permukaan bebas atau apikal sejumlah besar sel epitel memiliki struktur khusus untuk memperluas area permukaan sel, atau untuk
memindahkan zat alau partikel yang terikat pada epitel.

• Mikrovili
Bila dilihat dengan mikroskop elektror sejumlah besar sel terlihat memiliki
tonjolan-tonjolan sitoplasma. Tonjolan ini dapat pendek atau memanjang menyerupai
jari atau lipatan yang berkelok-kelok seperti pola sinus dan jumlahnya bervariasi dari
sedikit sampai banyak. Sebagian besar penjuluran tersebut bersifat sementara, yang
menggambarkan pergerakan sitoplasma dan aktivitas filamen aktin.
Pada sel-sel absorptif, seperti epitel pelapis usus halus, permukaan apikal
menggambarkan ratusan susunan yang teratur dari mikrovili (L. oillus, berkas rambut)
yang lebih permanen. Mikrovillus rata-rata memiliki tinggi sekitar 1 pm dan lebar 0,08
pm, tetapi dengan ratusan atau ribuan yang terdapat pada ujung setiap sel absorptif,
luas permukaan total dapat bertambah sebesar 20 hingga 30 kali lipat. Pada sel-sel
absorptif ini, glikokaliksnya lebih tebal daripada glikokaliks di kebanyakan sel dan
mencakup enzim untuk tahap akhir penguraian makromolekul tertentu. Kompleks
mikrovili dan glikokaliks mudah dilihat dengan mikroskop cahaya dan disebut brush
botder atau striated border.
Di dalam setiap mikrovili, terdapat berkas filamen aktin yang saling berikatan dan
juga terhubungdengan membran plasma di sekitarnya oleh protein lain. Filamen ini
terselip ke dalam filamen aktin terminal web. Susunan mikrofilamen menstabilkan
mikrovilus dan memungkinkannya berkontraksi dalam derajat kecil dan secara
intermiten yang membanlu mempertahankan kondisi optimal untuk absorpsi melalui
plasmalemmanya.
Kompleks taut seperti terlihat dengan TEM.
lrisan yang memperlihatkan regio apikal dua sel
epitel menunjukkan suatu kompleks taut
dengan zonula occludens (ZO), zonula adherens
(ZA), dan suatu desmosom (D). Komponen
utama zonula occludens adalah setiap protein
transmembran sel yang disebut claudin yang
membentuk kontak erat pada ruang antarsel,
yang menciptakan suatu sekat. Materi padat-
elektron dalam sitoplasma di zonula adherens
mencakup cadherin, catenin, protein pengika!
aktin dan filamen aktin, tetapi materi
desmosom terdiri atas plak 'protein penambat',
sepedi plakophilin, plakoglobin, dan
desmoplakin, yang diikat oleh filamen
intermedia yang terutama tersusun dari keratin.
80.000x
Gambaran zonula occludens setelah mengalami cryofracture. Pada mikrograf, tampak mikrovili
sel epitel setelah cryofracture, fraktur ini melibas sitoplasma sel epitel usus di bagian bawah, dan
memperlihatkan membran sel yang relatif polos dengan rigi dan alur zonula occludens yang
terdapat di atasnya. Membran sel yang bersebelahan biasanya menyatu di zonula occludens
karena eratnya interaksi antara claudin. 100.000x.
• Stereosilia
Stereosilia adalah penonjolan apikal panjang sel di epitel absorptif lain seperti
epitel yang melapisi epididimis dan ductus deferens. Struktur ini jauh lebih panjang dan
lebih motil daripada mikrovili, bercabang, dan jangan disalahtafsirkan dengan silia sejati.
Seperti mikrovili, stereosilia juga menambah luas permukaaan sel, yang mempermudah
pergerakan molekul ke dalam dan keluar dari sel.
• Silia
Silia adalah struktur motil panjang pada permukaan beberapa sel epitel, dengan
panjang 5-10 pm dan diameter sebesar 0,2 Fm, yang jauh lebih panjang dan dua kali lebar
ketimbang mikrovilus yang tipikal. Seperti dibahas pada Bab 2, setiap silia dikelilingi oleh
membran sel dan mengandung suatu aksonema dengan sepasang mikrotubulus di
pusatnya yang dikelilingi oleh sembilan pasang mikrotubulus perifer. Silia tertanam pada
badan basal, yang merupakan struktur padat-elektron, di kutub apikal tepat di bawah
membran sel.
Badan basal memiliki struktur yang serupa dengan struktur sentriol. Pada organisme
hidup, silia melakukan gerakan mundur-maju yang terkoordinasi unfuk mendorong arus
cairan dan materi yang tertahan dalam satu arah pada epitel bersilia. Pergerakan terjadi
akibat aktivitas dinein silia yang terdapat pada mikrotubulus ganda perifer di aksonema,
dengan adenosin trifosfat (ATP) sebagai sumber energi. Sebuah sel bersilia di lapisan
trakea diperkirakan memiliki 250 silia. Flagela, yang terdapat dalam tubuh manusia hanya
di spermatozoa (Bab 21) serupa dengan struktur silia, tetapi jauh lebih panjang dan
biasanya hanya terdapat satu flagelum per sel.
Taut celah. (a): Diagram taut celah (pandangan oblik) memperlihatkan elemen-elemen strukturyang
memungkinkan pertukaran zat nutrisi dan molekul sinyal di antara sel-sel tanpa kehilangan materi ke
dalam ruang antarsel. Kanal komunikasi dibentuk oleh pasangan partikel yang berbatasan (connexon),
yang terdiri atas enam subunit protein berbenluk dumb-bell yang merentangi lapisan-ganda lipid di setiap
membran sel. Kanal yang melintasi jembatan silindris (panah) berdiameter 1,5 nm, yang membatasi
ukuran molekul yang dapat melaluinya. (b): Taut celah antar sel epitel diperlihatkan oleh sediaan
cryofracture. faut tampak sebagai agregat partikel protein intramembran mirip bercak, connexon.
45.000x. (c): lrisan melalui taut celah di antara dua sel memperlihatkan bahwa kedua membran sel yang
bersebelahan dipisahkan oleh ruang padat-elektron selebar 2 nm. Setiap connexon tidak terlihat jelas
pada irisan sel. '193.000x.
Jenis Epitel
Epitel dibagi dalam dua kelornpok utama berdasarkan struktur dan fungsinya: epitel pelapis
(atau penutup) dan epitel kelenjar. Pembagian ini bukan merupakan pembagian yang tegas,
karena ada epitel pelapis dengan semua selnya yang bersekresi (misalnya, lapisan lambung) atau
sel-sel kelenjar yang tersebar di antara sel-sel pelapis (misainya, sel mukosa di usus halus atau
trakea).
1) Epitel Pelapis atau PenutuP Epitel pelapis merupakan jaringan dengan sel-sel yang
tersusun dalam lapisan yang menutupi permukaan luar atau melapisi rongga
tubuh. Epitel ini dapat digolongkan berdasarkan jumlah lapisan sel dan ciri
morfologi sel pada lapisan permukaan (Tabel4-2). Epitel selapis hanya mengandung
satu lapis sel, dan epitel berlapis mengandung lebih dari satu lapis sel.

Berdasarkan bentuk sel, epitel selapis digolongkan menjadi epitel gepeng (sel
pipih), kuboid (sel dengan ketebalan yang kira-kira sama dengan lebarnya), atau
silindris (sel dengan tinggi yang lebih besar daripada lebarnya). Epitel berlapis
digolongkan berdasarkan bentuk sei di lapisan supert'isialnya: gepeng, kuboid,
silindris, dan transisional.
Stereosilia. Di ujung apikal sel epitel yang melapisi organ seperti epididimis (diperlihatkan di sini) terdapat
banyak stereosilia yang sangat panjang, yang menambah luas permukaan yang tersedia untuk absorpsi sel.
Setiap stereocilium biasanya lebih panjang daripada setiap mikrovilus dan dapat memperlihatkan struktur
bercabang. Stereosilia memiliki berkas filamen aktin sitoplasmik dan selubung sel eksternal yang serupa
dengan selubung mikrovili.400x. H&E.
Silia. Gambaran TEM bagian apikal sel yang melapisi saluran napas memperlihatkan silia yang sangat
berkembang. (a): Dengan mikroskop cahaya, silia biasanya tampak sebagai tonjolan panjang yang agak
terjalin. 400x. Mallory trikrom. (b): Gambaran TEM irisan longitudinal silia memperlihatkan aksonema
setiap silia, dengan mata panah pada sisi kiri yang menunjukkan mikrotubulus sentral dan perifer.
Mata panah di sisi kanan mengindikasikan membran plasma di sekeliling cilium. Di dasar setiap cilium
terdapat badan basal (B) yang menjadi asal silia. Mikroviti (MV) yang lebih pendek dapat dilihat di
antara silia. 59.000x. Sisipan: Silia yang terlihat pada potongan melintang secara jelas memperlihatkan
susunan 9 + 2 aksonema mikrotubulus di setiap cilium. 80 000x
Epitel gepeng selapis. pada epitel gepeng selapis, sel pada lapisan tunggal berbentuk
pipih dan biasanya sangat tipis, dengan hanya inti sel tebal yang tampak sebagai tonjolan
untuk mengenali sel. Epitel selapis biasanya dikhususkan sebagai lapisan pembuluh darah
dan rongga serta mengatur zalyang dapat memasuki jaringan di bawahnya dari pembuluh
darah atau rongga. Sel pipih sering memperlihatkan transitosis. Contoh yang
diperlihatkan di sini adalah epitel yang melapisi ansa Henle ginjal (a), mesotel yang
melapisi-suatu mesenterium (b), dan endotel yang melapisi permukaan internal kornea
(c). Endotel dan mesotel hampir selalu berupa epitel gepeng selapis. Semuanya 400x.
H&E.
Epilel kuboid selapis. Sel epitel kuboid selapis memiliki iinggi yang bervariasi tetapi
besarnya kurang lebih sama dengan lebarnya. Ketebalannya yang lebih besar sering
mencakup sitoplasma yang kaya akan mitokondria yang menyediakan energi untuk transpor
aktif zat melalui epitel dalam derajat tinggi. Contoh epitel kuboid selapis yang diperlihatkan
di sini diambil dari tLibulus colligens ginjal (a), suatu duktus pankreas (b), dan mesotel yang
melapisi ovarium (c). Semua 400x. H&E.
Epilel silindris selapis. Sel epitel silindris selapis memiliki tinggi yang lebih besar daripada
tebarnya. Sel tersebut biasanya dikhususkan untuk absorpsi, dengan mikrovili, dan sering
memiliki sebaran sel sekretorik atau sel bersilia. sel epitel tersebut selalu memiliki kompleks taut
erat dan adheren di ujung apikalnya, tetapi sering longgar di area yang terletak lebih basolateral.
Hal ini memungkinkan transfer material yang diabsorpsi secara cepat ke ruang antarsel ketimbang
transpor di sepanjang sel. Sitoplasma tambahan di sel silindris memungkinkan tambahan
mitokondria dan organel lain yang diperlukan untuk absorpsi dan pemrosesan. contoh yang
diperlihatkan di sini diambil dari ductus colligens ginjal (a), lapisan tuba uterina, dengan sel
sekretorik dan sel bersilia (b), dan lapisan kandung empedu (c). Semua 400x. H&E.
' Epilel berlapis. Epitel gepeng berlapis memiliki fungsi protektif: perlindungan dari invasi mikroorganisme dan
perlindungan dari kehilangan air. Di kulit, pedindungan terhadap kehilangan air dan dessrcafion sangat penting dan epitel
ini berkeratin. Saat sel epidermis kulit berdiferensiasi (a), sel-sel ini menjadi terisi dengan keratin dan zatlain dan akhirnla
kehilangan inti dan organel lainnya Skuama superfisial yang pipih membentuk lapisan yang menghambat kehilangan cairan
dan ukhirny" terlepas dan digantikan dari bawah. Keratinisasi akan dibahas sepenuhnya pada Bab '18. Epitel yang melapisi
banyak permukaan internal seperti esofa-gus (b), atau melapisi kornea (c) dianggap tidak berkeratin karena sel yang
berdiierensiasi menumpuk lebih sedikit keratin dan mempertahankan intinya. Epitel semacam itu masih memberikan
perlindungan dari mikroorganisme, tetapi tidak terisi dengan keratin karena kehilangan cairan bukan menjadi masalah
besar. Epitel kuboid atau silindris berlapis cukup langka, tetapi ditemukan pada duktus ekskretorik sejumlah kelenjar (d)
dengan lapisan ganda sel yang tampaknya membentuk lapisan yang lebih kuat daripada epitel selapis. Semua 400x. ib) eT.
(a, c, dan d) H&E.
Epitel transisional atau urotel. Epiteltransisional berlapis yang melapisi kandung kemih memiliki
sel super{isial bundar atau berbentuk kubah dengan dua gambaran yang khas' Sel permukaan
memiliki membran khusus dan mampu menahan efek hipertonik urine dan melindungi sel di
bawahnya dari cairan toksik tersebut. Sel epitel transisional juga mampu menyesuaikan
hubungannya satu sama lain saat kandung kemih terisi dan dindingnya teregang sehingga epitel
transisional kandung kemih yang penuh dan teregang tampak memiliki lebih sedikit lapisan sel
ketimbang pada saat kosong. Gambaran urotel yang khas ini akan dibahas lebih lengkap pada Bab
19. 400x. H&E.
Epilel bertingkat. Sel epitel bertingkat
terlihat dalam bentuk lapisan, tetapi ujung
basal sel semuanya menempel pada
membran basal, yang sering kali tebal di
epitel tersebut. Contoh terbaik tipe epitel
tersebut adalah epitel silindris bersilia
bertingkat pada saluran napas, yang
mengandung jenis sel dengan intinya di
berbagai tingkatan yang menimbulkan
tampilan semu lapisan sel. Epitel ini
dibahas secara detail pada Bab 17.400x
H&E.
2). Epitel Kelanjar
Epitel kelenjar dibentuk oleh sel-sel yang dikhususkan untuk bersekresi.
Molekul-molekulyang akan disekresikanumumnya disimpan dalam sel berupa
vesikel-vesikel kecil bermembran yang disebut granula sekretoris. Sel-sel
epitel kelenjar dapat menyintesis, menyimpan, dan menyekresi protein
(misalnya, di pankreas), Iipid (misalnya, kelenjar adrenal, kelenjar sebasea),
atau senyawa karbohidrat dan protein (misalnya, kelenjar liur). Kelenjar
payudara menyekresi ketiga zat tersebut. Sel-sel sejumlah kelenjar memiliki
aktivitas sintesis yang rendah (misalnya, kelenjar keringat) dan, menyekresi
sebagian besar air dan elektrolit yang di pindahkan ke dalam kelenjar dari
darah.
Epitel yang membentuk kelenjar tubuh dapat digolongkan menurut
berbagai kriteria. Kelenjar uniselular terdiri atas sel kelenjar yang terisolasi
dan kelenjar multisel terdiri atas kelompokan sel. Sebuah contoh kelenjar
uniselular adalah sel goblet yang ikut melapisi usus halus atau saluran napas.
Namun, istilah kelenjar, biasanya dipakai untuk menyebut kumpulan sel epitel
kelenjar yang kompleks dan besar, seperti pada kelenjar liur dan pankreas.
Kelenjar berkembang pada masa kehidupan janin dari epitel pelapis melalui proliferasi dan
invasi sel ke dalam jaringan ikat di bawahnya, yang selanjutnya diikuti proses diferensias i. Kelenjar
eksokrin tetap berhubungan dengan epitel permukaan; hubungan ini berbentuk saluran tubular yang dilapisi sel-
sel epitel, yang akan dilalui sekret kelenjar ke permukaan. Selama masa perkembanganya hubungan kelenjar
endokrin terputus dengan epitel permukaan tempat asalnya. Karena itu, kelenjar ini tidak memiliki saluran
keluar, dan sekretnya masuk dan diangkut ke tempat kerjanya oleh aliran darah, dan bukan melalui sistem
saluran. Kelenjar multiselular, baik eksokrin maupun endokrin, juga memiliki jaringan ikat dalam suatu simpai di
sekelilingnya dan pada septa yang membagi kelenjar mbnjadi lobul-lobul. Lobul ini lalu terbagi kembali dan
dengan demikian jaringan ikat memisahkan dan mengikat komponen kelenjar bersama-sama .
Kelenjar eksokrin memiliki bagian sekresi, yang mengandung sel yang dikhususkan untuk sekresi, dan duktus,
yang mengangkut sekret ke luar dari kelenjar. Morfologi komponen-komponen tersebut memungkinkan
penggolongan kelenjar berdasarkan skema yang diperlihatkan pada dan dirangkum sebagai berikut:
• Duktus dapat sederhana (tidak bercabang) atau majemuk (dengan dua atau lebih cabang).
• Bagian sekretorik dapat tubular (dapat pendek atau panjang dan bergelung) atau asinar (bundar atau globular).
• Setiap jenis bagian sekretorik dapat bercabang.
• Kelenjar majemuk dapat memiliki bagian sekretorik tubuluar, asinar, atau tubuloasinar.
Kelenjar eksokrin juga diklasifikasikan secara fungsional menurut cara pengeluaran produk sekretorik dari sel .
a.Sekresi merokrin (terkadang disebut ekrin) melibatkan eksositosis tipikal protein atau glikoprotein. Sekresi ini
merupakan modalitas sekresi yang paling sering ditemukan. .
b.Sekresi holokrin melibatkan pengisian sel dengan produk sekretorik dan lalu keseluruhan sel menjadi rusak
dan terlepas. Hal ini pallng jelas terlihat pada keleniar sebasea kulit.
c.Pada tipe intermedia, sekresi apokrin, produk sekretorik biasanya berupa droplet lipid besar dan dilepaskan
bersama dengan sejumlah sitoplasma atipikal dan plasmalemma
Pembentukan kelenjar dari epitel pelapis. Selama perkembangan janin, sel epitel berproliferasi dan
mempenetrasi jaringan ikat di bawahnya. Epitel tersebut dapat-atau tidak dapat- mempertahankan hubungan dengan epitel
permukaan. Jika hubungan tersebut dipertahankan, kelenjar eksokrin akan terbentuk; bila hubungan ini tidak ada, kelenjar
endokrin akan terbentuk. Kelenjar eksokrin bersekresi ke permukaan tubuh atau melalui sistem duktus yang dibentuk dari
hubungan epitel. Sel-sel kelenjar endokrin, yang menyekresikan hormon (lihat Bab 20) dapat tersusun dalam bentuk barisan
(korda) atau folikel dengan lumen untuk menyimpan pioduk sekretorik. Baik dari korda (kiri) atau folikel (kanan)sel endokrin,
produk sekretorik dilepaskan di luar sel dan diambil oleh pembuluh darah untuk didistribusikan ke seluruh tubuh.
Kelenjar eksokrin dengan sekresi merokrin dapat digolongkan lebih lanjut
menjadi serosa atau mukosa berdasarkan sifat protein atau glikoprotein yang
disekresikan dan sifat pemulasan sel sekretorik tersebut. Sel asinar kelenjar liur
parotis dan pankreas merupakan contoh tipe serosa yang menyekresi enzim
pencernaan. Ujung basal sel serosa memiliki RER dan kompleks Golgi yang
berkembang baik dan sel-sel terisi di bagian apikalnya dengan granula sekretorik
pada berbagai tahap pematangan, Jadi' sel serosa terpulas secara intens dengan
pewarna basofilik atau asidofilik.
Sel-sel mukosa, misalnya sel goblet, juga kaya akan RER dan kompleks Golgi
terisi di bagian apikal dengan granula sekretorik yang berisi glikoprotein hidrofilik
yang disebut musin. Ketika musin dilepaskan dari se1, musin mengalami hidrasi dan
membentuk mukus, yaitu suatu materi pelumas kental yang elastis dan bersifat
protektif. Granula berisi-musin terpulas baik dengan metode asam periodat Schiff
(PAS) untuk glikoprotein, tetapi tidak bersifat asidofilik iuat seperti granula zimogen
sel serosa. Sel mukosa kelenjar besar tersusun sebagai tubulus sekretorik dan dalam
kelenjar liur campuran seromukosa, gumpalan sel mukosa berbentuk sabit sering
berbagi ujung tubulus yang sama dalam bentuk demilun serosa.
Sel goblet: kelenjar uniselular. Suatu irisan lapisan epitel usus besar memperlihatkan sebaran
sel goblet yang menyekresikan mukus ke ruang ekstrasel. (a): Dengan pulasan untuk
glikoprotein yang digunakan pada gambar ini, prekursor mukusyang disimpan di granula
sitoplasmik sel goblet serta mukus yang disekresikan terpulas biru gelap. 400x. PAS-pT. (b):
Secara ultrastrukiural, suatu sel goblet memperlihatkan inti basal yang dikelilingi RER (R),
suatu kompleks Golgi (G) besar yang berada tepat di atas inti, dan ujung apikal yang terisi
dengan granula sekretorik (SG) besaryang mengandung musin. Zatyang sangat kental ini
disekresikan melalui eksositosis dan mengalami hidrasi untuk membentuk mukus pada lumen
yang dilapisi mikrovili (M). 17.000x .
Struktur umum kelenjar eksokrin. Kelenjar eksokrin, menurut definisi, memiliki duktus
yang berujung pada organ atau permukaan tubuh. Di dalam kelenjar, duktus berjalan
melalui septa penghubung dan bercabang berulang kali hingga cabang terkecilnya
berakhir di bagian sekretorik kelenjar.
Penggolongan fungsional kelenjar eksokrin. Berbagai proses sekresi selular digunakan di kelenjar eksokrin,
bergantung padazalyang disekresikan. (a): Kelenjar merokrin menyekresi produk, yang biasanya
mengJndung protein, melalui eksositosis di ujung apikal sel sekretorik. Kebanyakan kelenjar eksokrin adalah
kelenjar merokrin. (b) Sekresi kelanjar holokrin dihasilkan oleh disintegrasi sel sekretorik itu sendiri karena
sel ini mengalami diferensiasi lengkap yang menyebabkannya teiisi dengan produk. Kelenjar sebasea folikel
rambut merupakan contoh terbaik kelenjar holokrin. (c): Sekresi kelenjar apoirin melibatian hilangnya
bagian sitoplasma apikal berselubung-membran, yang biasanya mengandung satu atau lebih droplet lipid.
Bagian apikal sel lalu dapat hancur din melepaskan isinya selama perjalanannya ke dalam duktus. Sekresi
apokrin beserla dengan sekresi merokrin terlihat pada kelenjar payudara.
Beberapa kelenjar eksokrin (misalnya, keleniar keringat, lakrimal, liur, mamma) mengandung
sel mioepitel berbentuk gelondong atau bintang yang terletak di antara lamina basal dan kutub
basal sel duktus atau sekretorik. Juluran panjang sel ini mengepung asinus seperti seekor gurita
yang sedang memeluk batu bulat. Sel-sel ini tetsusun memanjang di sepanjang duktus. Sel
tersebut berhubungan satu sama lain dan berhubungan dengan sel epitel oleh taut celah dan
desmosom. Sel-sel ini dikhususkan untuk kontraksi, yang mengandung miosin dan banyak
filamen aktin. Fungsi utamanya adalah berkontraksi di sekitar bagian sekresi atau duktus
kelenjar sehingga membantu mendorong produk sekresi ke dalam duktus.

• Kelenjar endokrin merupakan penghasil hormon yang umumya berupa polipeptida atau
faktor turunan-lipid yang dilepaskan ke dalam cairan interstisial. Hormon berdifusi ke dalam
darah untuk diedarkan dan berikatan pada reseptor spesifik di sel target manaPun pada
tubuh, sering di dalam kelenjar endokrin lainnya. Reseptor dapat pula berada pada sel yang
sangat berdekatan dengan sel penghasil-hormon atau pada sel penyekresi itu sendiri; pada
kasus ini, penghantaran sinyal masing-masing disebut parakrin atau autokrin. Hormon dapat
disekresikan dari sel tunggal yang tersebar, atau disekresi dari sel dengan fungsi utama lairy
seperti sel otot jantung tertentu. Pada kelenjar endokrin besar, sel parenkim membentuk
untaian atau korda yang terselip di antara kapiler yang mengalami dilatasi (misalnya, korteks
adrenal atau dapat melapisi suatu folikel yang berisi produk sekretorik simpanan (misalnya,
kelenjar tiroid. Sejumlah kelenjar endokrin memiliki sel yang meiepaskan lebih dari satu
hormon.
• Sejumlah organ seperti pankreas memiliki fungsi endokrin dan eksokrin, dan
di hati, satu jenis sel dapat berfungsi ganda, menambah luas permukaan
area transpor. Pompa natrium berada di membran plasma basal dan lateral.
Di antara lipatan tersebut terdapat mitokondria yang tersusun secara
vertikal, yang memasok ATP bagi pengeluaran Na+ secara aktif dari
bagianbasal sel. Klorida dan air secara pasif akanmengikutinya. Dengan
demikian, natrium kembali ke sirkulasi dan tidak menghilang dalam jumlah
besar bersama urine.
• Molekul ekstrasel dan cairan juga masuk ke dalam sitoplasma melalui vesikel
pinositotik, i'ang banyak terbentuk di plasmalemma. Aktivitas ini jelas
terlihat pada epitel selapis gepeng yang melapisi kapiler darah dan limfe
(endotel) atau rongga tubuh (mesotel). Sel-sel ini memiliki sedikit organel,
selain sejumlah besar vesikel pinositotik, yang melintasi sel-sel tipis dalam
dua arah dan menyekresikan isinya pada sisi yang berlawanan melalui
eksositosis. proses ini, yang disebut transitosis, tidak terbatas pada epitel
selapis gepeng. pengambilan material di kutub apikal epitel yang diikuti oleh
eksositosis pada permukaan basolateral terjadi secara aktif di banyak epitel
silindris dan kuboid selapis dan penting pada berbagai proses fi siologis.

• Pada sekresi holokrin, paling
jelas terlihat di kelenjar
sebasea yang berdekatan
dengan folikel rambut,
keseluruhan sel terisi dengan
produk dan dilepaskan selama
sekresi. Ketika berdiferensiasi
terminal, sel terpisah dan
cepat berdisintegrasi
membentuk sekresi yang
berfungsi melindungi dan
melumas kulit dan rambut
yang berdekatan. Kelenjar
sebasea tidak memiliki sel
epitel; proliferasi sel di dalam
simpai jaringan ikat padat
yang tidak elastis secara
kontinu memaksa produk
masuk ke dalam duktus. 200x.
H&E
Sekresi holokrin di kelenjar sebasea.
Pada sekresi holokrin, paling jelas
terlihat di kelenjar sebasea yang
berdekatan dengan folikel rambut,
keseluruhan sel terisi dengan produk
dan dilepaskan selama sekresi. Sel
yang tidak terdiferensiasi dan berada
di dalam dan perifer terisi dengan
granula yang kaya akan lipid dan
menjadi tidak aktif secara metabolik
saat sel tersebut mengalami
pematangan dan bergerak ke atas dan
menuju pusat kelenjar. Ketika
berdiferensiasi terminal, sel terpisah
dan cepat berdisintegrasi membentuk
sekresi yang berfungsi melindungi
dan melumas kulit dan rambut yang
berdekatan. Kelenjar sebasea tidak
memiliki sel epitel; proliferasi sel di
dalam simpai jaringan ikat padat yang
tidak elastis secara kontinu memaksa
produk masuk ke dalam duktus.200x.
H&E.
Sel serosa. Sel asinar serosa pankreas eksokrin tersusun dalam asini kecil dengan 5-1 0 sel dengan lumen yang
berada sangat sentral. Setiap sel asinar kira-kira berbentuk piramid dengan apeksnya yang berada di lumen. (a):
Seperti yang teriihaidengan mikroskop cahaya, ujung apikal bersifat eosinofilik karena banyaknya granula iekretorik
matur dan imatur yang terdapat di tcmpat ini. Ujung basal sel mengandung inti besar bundar dan banyaknya RE
kasar, yang membuat sel ini menjadi iersrtat basofilik kuat di basal. 200x PT (b): Bagian sebuah sel asinar
diperlihatkan secara ultrastruktural, yang mengindikasikan banyaknya RE kasar, kompleks Golgi, dan granula
sekretorrk dan lumen asinus yang berukuran sangat kecil. 13.000x. Sekresi dalam sel ini oeisitat merokrin dan
biasania granula zimogen matur, yang terisi dengan enzim pencernaan, tetap berada di regio apikal sel hingga sel
tersebut terangsang bersekresi. sel-sel lain bersekresi secara berurutan, dengan granula kecil yang mengalami
eksositosis begitu granuta tersebut bergabung, yang sepernuhnya terbentuk dari apparatus Golgi.
Sel mukosa. Sel mukosa biasanya lebih besar
daripada sel serosa, dengan inti basal yang
lebih pipih. Regio apikal dan kebanyakan
sitoplasma lain di setiap sel mukosa terisi
dengan granula sekretorik yang mengandung
musin seperti musin sel goblet. Regio basal
mengandung RE kasar, inti, dan apparatus
Golgi yang berkembang-baik. RE kasar dan
Golgi sangat kaya akan enzim yang disebut
glikosiltransferase, yang melekatkan gula pada
rantai polipeptida untuk membentuk
glikoprotein. Mukus mengandung banyak
glikoprotein dengan sifai pengikatair yang
penting. Lumen (panah kecil) tubulus mukosa
lebih besar daripada lumen asini serosa. Panah
besar menunjukkan suatu duktus sekretorik.
200x. PT. Tipe lain sel mukosa ditemukan
dalam lambung, berbagai kelenjar liur, saluran
napas, dan saluran genital. Sel-sel ini
memperlihatkan variabilitas yang besar dalam
hal gambaran morfologis dan sifat kimiawi
sekresinya.
Bagian asinus kelenjar liur memperlihatkan dua
sel sekretorik dengan granula sekretorik suatu
sel mioepital (M). 20,000x. (b) Sebuah sel
mioepitel imun coklat dengan antibodi
terhadap aktin menunjukkan hubungannya
dengan sel dari acinus terwarnai oleh H&E.
Kontraksi sel mioepitel menekan asinus dan
membantu pengeluaran produk sekretorik ke
dalam duktus. 200x.
PEMBARUAN SEL EPITEL

Jaringan epitel adalah struktur yang relatif labil dengan se1selnya yang
diperbarui secara kontinu melalui aktivitas mitosis. Laju pembaruan ini bervariasi;
cepat pada jaringan seperti epitel usus, yang diperbarui setiap minggu, atau lambaf
seperti di kelenjar besar. Pada jaringan epitel berlapis, mitosis hanya terjadi pada
lapisan basal yang menempel pada lamina basal. Di beberapa epitel yang kompleks
secara fungsional, sel punca teridentifikasi hanya terdapat di tempat terbatas
dengan sejumlah jarak dari transit amplfuing cell dan sel yang berdiferensiasi.
Contohnya, epitel yang melapisi usus halus diturunkan sepenuhnya dari sel punca
yang ditemukan pada kelenjar sederhana di antara vili usus. Di epidermis, sel
punca berada pada posisi yang khas di sepanjang dinding folikel rambut. Epitel
normalnya mampu memperbaiki atau mengganti sel yang rusak atau apoptotik. Di
sejumlah kelenjar besar, terutama hati, aktivitas mitosis normalnya jarang terjadi
tetapi mengalami pembaruan aktif setelah terjadinya kerusakan bermakna di
organ. Bila sebagian jaringan hati diangkat melalui pembedahan atau menghilang
akibat efek akut zat toksik, sel di regio yang tidak mengalami kerusakan cepat
memulai proliferasi aktif dan massa jaringan hati fungsional yang normal segera
beregenerasi.
Aplikasi Medis
Tumor jinak dan ganas dapat timbul dari sebagian besar
jenis sel epitel. Karsinoma (yun. karkinos, kanker, oma, tumor)
adalah tumor ganas asal epitet. Tumor ganas dari epitel kelenjar
biasanya disebut adenokarsinoma (yun. adenos, kelenjar, +
karkinos): tumor ini adalah tumor yang paling umum dijumpai
pada orang dewasa. pada anak berumur 10 tahun ke bawah,
kebanyakan tumor berkembang (dengan urutan yang semakin
jarang) dari organ hematopoietik, jaringan saraf, jaringan ikat,
dan epitel. Proporsi ini secara berangsur berubah, dan setelah
berusia 45 tahun, lebih dari 90% tumor berasal dari epitel.
Karsinoma yang terdiri afas se/ terdiferensiasi mencerminkan ciri
morfologi dan perilaku sel yang spesifik (misalnya, produksi
keratin, musin, dan hormon). Karsinoma yang tak berdiferensiasi
seringkali sutit didragnosls berdasarkan analisis morfologi saja.
Karena karsinoma ini umumnya mengandung keratin,
pendeteksian keratin secara imunositokimia sering membantu
menegakkan diagnosis pada pengobatan tumor-tumor ini.
Sekresi dan absorpsi ion dan air. Transpor ion dan air dapat berlangsung dalam arah
yang berbeda, bergantung pada jaringan yang terkena. (a): Arah transpor adalah dari
lumen ke pembuluh darah, seperti di kandung "rp"d, d"n ,.r.. proses ini disebut absorpsi.
(b): Transpordalam arah sebaliknya, seperti di pleksus koroid, badan siliar, dan kelenjar
leringat, disebut sekresi dan berfungsi mendorong air dari cairan interstisial ke dalam
ciaran khusus dijaringan ini. Apakah epitel menyerap ata-u menyekresikan air, adanya
tJut kedap apikal diperlukan untuk mempertahankan kompadementalisasi erat dan
kontrol distribusi ion selanjutnya
Sel absorptif. Suatu diagram ultrastruktural dan TEM set epitet yang khusus untuk absorpsi: set
tubutus kontortus proksimal ginjal. lnvaginasi panjang membran sel basal membatasi regio yang
terisi mitokondria yang tersusun vertikal, suatu penempatan tipikal yang terdapat pada sel
pentranspor-ion. lnterdigitasi dari sel-sel yang bersebelahan saling mengunci interdigitasi sel ini.
Tepat di bawah mikrovili terdapat kompleks taut antarsel. Membran basolateral dapat dibedakan
dalam kontinuitas dengan kompleks taut. Di apikal terdapat vesikel yang telah mengalami pinositosis,
segera menyatu dengan lisosom, seperti yang tampak pada bagian kiri atas diagram. lon natrium
berdifusi secara pasif melalui membran apikal sel epitel ginjal dan ditranspor secara aktif keluar dari
sel oleh Na./ K'-ATPase yang berada di membran basolateral sel. Energi untuk pompa natrium ini
dipasok oleh mitokondria yang berdekatan. Tepat di bawah lamina basal terdapat kapiler untuk
memindahkan airyang diserap melalui bagian epitel ini.9600x.

Anda mungkin juga menyukai