Anda di halaman 1dari 6

Nama : Reni Patiola Mata Kuliah : SBM Biologi

Kelas : III A2 Dosen Pengampu : Andi Besse Tenriawaru, M.Pd

RESUME JURNAL

“PENERAPAN MODEL BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI


MATERI KODE GENETIK DAN SINTESIS PROTEIN DI SMA 1 INDRALAYA
UTARA”

Penulis: Frisca Novianty Sinaga, Siti Huzaifah, Lucia Maria Santoso

A. Model pembelajaran

Peneliti menggunakan model pembelajaran bermain peran, dimana model


pembelajaran ini digunakan peneliti dalam materi pembelajaran biologi yaitu proses sintesis
protein yang dilakukan sebanyak dua kali. Model pembelajaran bermain peran adalah
pembelajaran yang didalamnya terdapat perilaku berpura-pura dari siswa sesuai dengan peran
yang telah ditentukan, penekanannya pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera
pada suatu keadaan yang secara nyata dihadapi. Menurut pendapat Yamin (2005), model
pembelajaran bermain peran adalah model yang melibatkan interaksi antara dua atau lebih
peserta didik tentang suatu topik atau lebih. Peran yang dimainkan disini yaitu peran sebagai
narator, peran sebagai pengamat serta orang yang berperan dalam terjadinya sintesis protein
dari kode genetik berpasangan hingga membentuk asam amino.

B. Metode pembelajaran
 Metode pembelajaran diskusi dimana diskusi dilakukan kelompok siswa yang
akan tampil pada saat sebelum dilakukan bermain peran, dan diskusi juga
dilakukan oleh kelompok lain yang berperan sebagai pengamat, yang tampil
mendiskusikan peran yang akan mereka mainkan, sedangkan pengamat
mendiskusikan apa yang disampaikan dari pertunjukan dari siswa lainnya.
 Metode pembelajaran tanya-jawab, dimana peserta didik yang berperan sebagai
observer/pengamat memberi tanggapan kepada pemain yang ikut bermain,
serta menjawab pertanyaan yang diberikan pendidik.
C. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu strategi pembelajaran kooperatif dimana
strategi pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/kelompok yang terdiri
dari empat sampai enam orang yang dipilih dari latar belakang yang berbeda.

D. Pendekatan pembelajaran

Pendekatan pelajaran yang digunakan yaitu pendekatan pembelajaran konsep yang


mengarahkan peserta didik menguasai konsep secara benar , secara langsung
menyajikan konsep kepada peserta didik tampa memberi kesempatan kepada siswa
bagaimana konsep itu diperoleh.(Mohhamad, 2018)

( Sumber:www.haruspintar.com)

Kelebihan dan kekurangan dari Model Pembelajaran Bermain Peran pada materi kode
genetik dan sintesis protein yaitu:

1) Kelebihannya:

Meningkatkan aktivitas peserta didik, meningkatkan keaktifan peserta didik,


meningkatkan kepercayaan diri, berkesan lebih lama, dapat bertahan dengan lama
dalam ingatan peserta didik, menumbuhkan rasa kebersamaan, memotivasi peserta
didik, berguna bagi peserta didik karena mengutamakan sisi kemampuan kecakapan
dari ilmu pengetahuan, meningkatkan minat peserta didik, dan meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam menyerap pembelajaran yang diberikan pendidik.

2). Kekurangannya:

Pembelajarannya dibatasi oleh waktu, membutuhkan kerja keras antara guru


dan siswa, menutut kreatifitas yang tinggi.

Kesimpulan:

Model pembelajaran bermain peran berdasarkan hasil penelitian berhasil


meningkatkan pemahaman peserta didik di SMA Negeri 1 Indralaya Utara dikelas XII
IPA-2 yang berjumlah 30 orang dalam materi biologi sintesis protein, hal ini
dibuktikan dari tes akhir yang dilakukan, dimana perbedaan yang sangat jauh antara
rata-rata test awal yaitu 38,17 dan test akhir yang meningkat drastis yaitu 84,33. Hal
ini sesuai menurut Silberman (2006) dalam Apriani (2010) mengatakan bahwa model
bermain peran dapat digunakan untuk mengaktifkan diskusi, menyemarakkan
suasana, mempraktikan keterampilan sehingga kesan yang diperoleh pesrta didik
tentang materi pelajaran yang dipelajari lebih kuat, sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik. Dalam model pembelajaran bermain peran terdiri dari
tahap-tahap yaitu:

1. Guru menyusus atau menyiapkan skenario yang akan disiapkan.


2. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario paling
lambat dua hari sebelum kegiatan belajar mengajar.
3. Guru membentuk kelompok siswa beranggotakan lima orang atau
lebih.
4. Guru menjelaskan mengenai kompetensi yang akan dicapai sisa setelah
mengikuti proses pembelajaran.
5. Guru memanggil para siswa yang telah ditunjuk memerankan skenario
yang telah dipersiapkan.
6. Setiap siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing sambil
mengamati dan memperhatikan skenario yang sedang mereka
peragakan.
7. Selesai diperagakan setiap siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja
untuk membahas hasil peran kelompok lain.( Diskusi)
8. Setiap kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9. Tanggapan diberikan guru pada semua kelompok siswa dan
memberikan kesimpulan umum serta mengevaluasi.

Secara garis besar tahap dari model bermain peran yaitu perencanaan, tindakan,
Pengamatan dan refleksi.

Sapinahajar.(2017). Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Dalam


Pembelajaran Bahasa Indonesia. 8(2) 149-160. (Sumber:https://media.neliti.com)

10. ) Setelah selesai


diperagakan,
11. masing-masing siswa
diberikan
12. kertas sebagai
lembar kerja untuk
13. membahas hasil
peran kelompok
14. lain;
15. 8) Masing-masing
kelompok me-
16. nyampaikan
kesimpulannya;
17. 9) Guru
memberikan tanggapan
18. terhadap kesimpulan
kelompok
19. siswa dan
memberikan kesim-
20. pulan umum, dan
evaluasi
21. ) Setelah selesai
diperagakan,
22. masing-masing siswa
diberikan
23. kertas sebagai
lembar kerja untuk
24. membahas hasil
peran kelompok
25. lain;
26. 8) Masing-masing
kelompok me-
27. nyampaikan
kesimpulannya;
28. 9) Guru
memberikan tanggapan
29. terhadap kesimpulan
kelompok
30. siswa dan
memberikan kesim-
31. pulan umum, Selesai diperagakan setiap
siswa diberikan kertas utuk lembar kerja dalam membahas peran

Anda mungkin juga menyukai