GANDANINGRUM SEJARAH Pada awal tahun 1980, diperkenalkan golongan Kuinolon baru dengan atom Fluor pada cincin Kuinolon ( karena itu dinamakan juga Fluorokuinolon). Perubahan struktur ini secara dramatis meningkatkan daya antibakterinya, memperlebar spektrum antibakteri, memperbaiki penyerapannya di saluran cerna, serta memperpanjang masa kerja obat. Yang termasuk golongan ini adalah Siprofloksasin, Ofloksasin, Levofloksasin, Pefloksasin, Norfloksasin, Enoksasin, Levofloksasin, dan Flerofloksasin Struktur Farmakodinamik Ciprofloxacin bekerja dengan menghambat mekanisme kerja yang umum enzim DNA girase yang berperan dalam pembelahan sel bakteri Ciprofloxacin menunjukkan aktivitas yang cukup baik melawan bakteri gram positif dan gram negatif sehingga terbukti lebih manjur daripada antibiotik fluorokuinolon lainnya 19% dosis oral diekskresikan sebagai metabolit baik dalam air seni maupun kotoran Dalam uji klinis, ciprofloxacin oral dan intravena menghasilkan hasil klinis dan bakteriologis yang tak jauh berbeda dibandingkan dengan terapi standar pada beragam infeksi sistemik, termasuk infeksi saluran kemih bagian bawah dan atas Indikasi Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap siprofloksasin seperti: 1. Infeksi saluran kemih termasuk prostatitis 2. Uretritis dan servisitis gonorhae 3. Infeksi saluran nafas, kecuali pneumonia akibat streptococcus 4. Infeksi kulit dan jaringan lunak 5. Infeksi tulang dan sendi. 6. Infeksi saluran cerna, termasuk demam tifoid yang disebabkan oleh S.thypii. Khasiat ciprofloksasin untuk eradikasi “chronic thypoid carrier” belum diketahui Toksisitas Buang semua sisa obat Ciprofloxacin yang tidak terpakai saat kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan minum obat ini setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah berlalu. Obat yang sudah kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal. Meskipun hasil studi pada hewan tidak selalu equivalen dengan hasil pada manusia, namun efek buruk obat ini pada janin hewan harus menjadi pertimbangan serius sebelum menggunakan Ciprofloxacin untuk ibu hamil. Hal ini dikarenakan keamanan dan kemanjuran pada wanita selama kehamilan tidak ditetapkan. Ciprofloxacin diketahui mampu menembus dan melewati plasenta Itu menunjukkan bahwa ciprofloxacin menyebabkan artropati pada hewan muda. Namun, tidak ada efek teratogenik. Ketika pemberian dosis hingga 20 mg / kg, ciprofloxacin tidak memberikan efek beracun pada tubuh dan embrio Efek samping Dari kasus-kasus yang telah dilaporkan, resiko efek samping tendonitis tidak segera hilang meskipun penggunaan flourokuinolon dihentikan. Efek samping pada tendon dapat terjadi sampai beberapa bulan setelah pengobatan dihentikan. Efek terhadap saluran cerna yaitu diare, mual, muntah, gangguan pencernaan, dyspepsia, nyeri abdomen, flatulensi, anoreksia dan dispagia Efek terhadap sistem syaraf yakni pusing, sakit kepala, rasa letih, insomnia, agitasi dan tremor. Kontra indikasi penderita yang hipersensitif terhadap siprofloksasin atau hipersensitif terhadap antibiotik golongan quinolone lainnya wanita hamil atau menyusui anak-anak dibawah usia 12 tahun Interaksi obat Interaksi obat dengan obat penggunaan bersama antasida yang mengandung magnesium hidroksida atau alumunium hidroksida, menurunkan penyerapan Ciprofloxacin oleh usus. Interaksi obat dengan vitamin
Hal yang sama terjadi jika diberikan
bersamaan dengan suplemen zat besi dan multi-vitamin yang mengandung Interaksi obat dengan minuman Sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan susu, produk yang kaya kalsium, multivitamin oral dan suplemen mineral yang mengandung kation divalen atau trivalen (misalnya Fe, Zn, Ca) karena bisa menurunkan level Ciprofloxacin dalam darah di bawah level yang dibutuhkan. Interaksi dengan makanan
kalsium yang ada dalam sari buah,
multivitamin dan mineral kemungkinan mengganggu penyerapan ciproflokasasin pada saluran cerna akibat efek kation divalen dan trivalen. Resistensi Mekanisme kerja fluorokuinolon, termasuk ciprofloxacin, berbeda dengan penisilin, sefalosporin, aminoglikosida, makrolida, dan tetrasiklin; Oleh karena itu, mikroorganisme yang resisten terhadap golongan obat-obat tersebut mungkin masih sensitif terhadap ciprofloxacin. Resistensi terhadap fluorokuinolon terjadi terutama oleh mutasi pada girase DNA, penurunan permeabilitas membran luar, atau eflux obat. . Resistansi in vitro terhadap ciprofloxacin berkembang perlahan dengan mutasi melalui beberapa tahap. Peningkatan penggunaan fluorokuinolon yang tak rasional telah menyebabkan meningkatnya resistensi terhadap dengan tingkat resistensi yang bervariasi oleh organisme dan wilayah geografis. Reistensi terhadap ciprofloxacin biasanya timbul sebagai akibat dari perubahan pada enzim target (DNA gyrase dan topoisomerase IV) dan perubahan masuknya eflux. Mutasi mulai terlebih dahulu pada target yang lebih rentan: DNA girase, bakteri gram negatif, atau topoisomerase IV, pada bakteri gram positif. Mutasi tambahan pada target yang paling rentan berikutnya, begitu juga pada gen yang mengendalikan memiliki mutasi pada beberapa gen Resistensi terhadap fluorokuinolon juga dapat dimediasi oleh plasmid yang menghasilkan protein Qnr, yang melindungi target fluorokuinolon dari penghambatan. Plasmid Qnr telah ditemukan di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Timur. Meskipun Qnr dengan sendirinya hanya menghasilkan resistansi tingkat rendah, kehadirannya memfasilitasi pemilihan mutasi resistansi tingkat tinggi, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan resistensi terhadap fluorokuinolon