SEJARAH
Tetrasiklin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover. Berita tentang Tetrasiklin
yang dipatenkan pertama kali tahun 1955. Tetrasiklin merupakan antibiotika yang
memberi harapan dan sudah terbukti menjadi salah satu penemuan antibiotika penting.
Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang
dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari
Streptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat secara semisintetik dari
klortetrasiklin, tetapi juga dapat diperoleh dari spesies Streptomyces lain. Tetrasiklin
merupakan agen antimikrobial hasil biosintesis yang memiliki spektrum aktivitas luas.
Mekanisme kerjanya yaitu blokade terikatnya asam amino ke ribosom bakteri (sub unit
30S). Aksi yang ditimbulkannya adalah bakteriostatik yang luas terhadap gram positif,
gram negatif, chlamydia, mycoplasma, bahkan rickettsia. Generasi pertama meliputi
tetrasiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin. Generasi kedua merupakan penyempurnaan
dari sebelumnya yaitu terdiri dari doksisiklin, minosiklin. Generasi kedua memilki
karakteristik farmakokinetik yang lebih baik yaitu antara lain memiliki volume
distribusi yang lebih luas karena profil lipofiliknya. Selain itu bioavailabilitas lebih
besar, demikian pula waktu paruh eliminasi lebih panjang (> 15 jam). Doksisiklin dan
minosiklin tetap aktif terhadap stafilokokus yang resisten terhadap tetrasiklin, bahkan
terhadap bakteri anaerob seperti Acinetobacter spp, Enterococcus yang resisten
terhadap Vankomisin sekalipun tetap efektif.
Struktur kima
3) Ekskresi
Golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin dengan filtrasi glomerolus dan melalui
empedu. Pemberiaan per oral kira-kira 20-55% golongan tetrasiklin diekskresi
melalui urin. Golongan tetrasiklin yang diekskresi oleh hati ke dalam empedu
mencapai kadar 10 kali kadar dalam serum. Sebagian besar obat yang diekskresi ke
dalam lumen usus ini mengalami sirkulasi enterohepatik; maka obat ini masih
terdapat dalam darah untuk waktu lama setelah terapi dihentikan. Bila terjadi
obstruksi pada saluran empedu atau gangguan faal hati obat ini akan mengalami
kumulasi dalam darah. Obat yang tidak diserap diekskresi melalui tinja.
Antibiotik golongan tetrasiklin dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan sifat
farmakokinetiknya :
(1) Tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin. Absorpsi kelompok tetrasiklin
ini tidak lengkap dengan masa paruh 6-12 jam.
(2) Demetilklortetrasiklin. Absorpsinya lebih baik dan masa paruhnya kira-kira 16
jam sehingga cukup diberikan 150 mg peroral tiap 6 jam,
(3) Doksisklin dan minosiklin.Absorpsinya baik sekali dan masa paruhnya 17-20
jam. Tetrasiklin golongan ini cukup diberikan 1 atau 2 kali 100mg sehari.
VI. SPEKTRUM ANTIMIKROBA
Tetrasklin memperlihatkan spectrum antibakteri yang luas meliputi kuman gram positif
dan negative,aerobic dan anaerobic. Selain itu juga aktif terhadap
spiroket,mikroplasma, riketsia, klmidia, legionela, dan protozoa tertentu. Pada
umumnya tetrasiklin tidak digunakan untuk pengobatan infeksi oleh sterptokokus
karena aa obat lain yang lebih efektif yaitu penisilinG,eritromiin,sefaloporin : kecuali
doksisiklin yang digunakan untuk pengobatan sinusitis pada orang dewasa yang
disebabkan oleh Str. Pneumoniae dan Str.pyogenes. Banyak strain S. Aureus yang
resisten terhadap tetrasiklin. Tetra siklin dapat digunakan sebagai pengganti penisilin
dalam pengobatan infeksi batang gram positif seperti
B.anthracis, Eryspelothrixrhusiopathiae, Clostridium tetani dan Listeria
monocytogens. Kebanyakan strain N.gonorrhoeae sensitive terhadap tetrasiklin, tetapi
N. Gonorroheae sensitive terhadap tetrasiklin,tetapi N. Gonorrhoeae penghasil
penisilinase (PPNG) biasanya resisten terhadap tetrasiklin. Efektivitasnya tinggi
terhadap infeksi batang gram-negatif seperti Brucella, Francisella
tularensis, Pseudomonas mallei, Pseuodomonas pseudomallei, Vibrio cholera,
Campylobacter fetus, Haemophilus ducreyi dan Calymmatobacterium
granulomatis, Yersinia pestis, Pasteurella multocida, Spirillium minor, Leptotrichia
buccalis, Bordetella pertusis, Acinetobacter dan Fusobacterium. Strain tertentu
H.influinzae mungkin sensitive, tetapi E.colli, Klebsiella, Enterbacter, Proteus indol
positif dan Pseudomonas umumnya resisten. Tetrasiklin juga merupakan obat yang
sangat efektif untuk infeksi Mycoplasma pneumonia, Ureaplasma
urealyticum, Chlamiydia trachomatis, Chlamydia psittaci, dan berbagai riketsia. Selain
itu obat ini juga aktif terhadap Borrelia recurentis, Treponema pallidum, Treponema
pertenue, Actinomyces israelii. Dalam kadar tinggi antibiotic ini menghambat
pertumbuhan Entamoeba histolytica.
X. Kegunaan Tetrasiklin
Kegunaan klinis tetrasiklin dalam kedokteran hewan yaitu:
1) Hewan Kecil
Tetrasiklin digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi yang disebabkan oleh
kuman gram positif maupun gram negatif, terutama pada penyakit saluran
pernafasan, perkencingan, leptospirosis (penyakit manusia dan hewan dari kuman
dan disebabkan kuman Leptospira yang ditemukan dalam air seni dan sel-sel hewan
yang terkena), dan panleukopenia (penyakit yang menyebabkan jumlah sel darah
putih kucing menurun dengan drastis).
Tetrasklin memperlihatkan spectrum antibakteri yang luas
meliputi kuman gram positif dan negative,aerobic dan anaerobic. Selain itu juga
aktif terhadap spiroket,mikroplasma, riketsia, klmidia, legionela, dan protozoa
tertentu. Pada umumnya tetrasiklin tidak digunakan untuk pengobatan infeksi oleh
sterptokokus karena aa obat lain yang lebih efektif yaitu
penisilinG,eritromiin,sefaloporin : kecuali doksisiklin yang digunakan untuk
pengobatan sinusitis pada orang dewasa yang disebabkan
oleh Str. Pneumoniae dan Str.pyogenes. Banyak strain S. Aureus yang resisten
terhadap tetrasiklin. Tetra siklin dapat digunakan sebagai pengganti penisilin dalam
pengobatan infeksi batang gram positif seperti
B.anthracis, Eryspelothrixrhusiopathiae, Clostridium tetani dan Listeria
monocytogens.
2) Hewan besar
Antibiotika ini hampir selalu diberikan untuk mengatasi berbagai penyakit pada
hewan besar, hal ini mungkin disebabkan karena sifat obat yang mempunyai
spectrum luas. Dalam kasus lapangan antibiotika ini biasa digunakan untuk
mengatasi penyakit-penyakit seperti metritis, pneumonia, mastitis, enteritis,
leptospirosis, shipping fever, listeriosis, anaplasmosis, penyakit jembrana dan
antraks.
3) Untuk babi
Dapat digunakan untu mengatasi penyakit seperti radang usus, paru, dan lain-lain.
Dalam dosis rendah klortetrasiklin juga ditemukan tercampur dalam pakan.
4) Untuk unggas
Biasa digunakan untuk mengatasi penyakit pada unggas seperti CRD, sinusitis,
infeksi PPLO dan erysipelas. Dalam banyak pakan ayam juga ditemukan kadar
tetrasiklin dengan dosis rendah.
5) Penggunaan topikal
Tetrasiklin digunakan untuk mengatasi radang infeksi pada kulit, biasanya sediaan
tetrasiklin dikemas dalam bentuk salep 1%. Dapat digunakan untuk mengobati
penyakit mata seperti opthalmik, selain itu dapat juga digunakan untuk mengatasi
pink eye.