Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertolongan Pertama Pada Keracunan


1. Definisi Keracunan

Racun adalah bahan yang jika tertelan, terhirup, teresap kedalam kulit
(misalnya, dari tanaman) atau tersuntikkan (misalnya dari serangan serangga)
bias menyebabkan penyakit, kerusakan dan kadang-kadang kematian.
Keracunan adalah salah satu kasus darurat yang paling sering terjadi pada
anak-anak dibawah usia 5 tahun. Bagian terbesar dari kasus ini adalah
menelan racun. Keracunan merupakan masuknya zat yang mengandung racun
kedalam tubuh baik melalaui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau
melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan timbul gejala klinis.

Anak dapat mengalami keracunan oleh beberapa hal, seperti produk-


produk pembersih, vitamin, obat-obatan, alcohol, cat dan tanaman. Keracunan
merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan anak meninggal dunia.
Dari data statistik diketahui bahwa penyebab keracunan yang banyak terjadi di
Indonesia secara umum adalah akibat paparan pestisida, obat-obatan,
hidrokarbon, bahan kimia korosif, alcohol dan beberapa racun alamiah
termasuk bisa ular, tetradotoksin, asam jengkolat dan beberapa tanaman
beracun lainnya. Kematian karena keracunan pada anak telah menurun secara
dramatis pada dua decade terakhir, terutama untuk anak yang berumur kurang
dari 5 tahun. Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk :

a. Padat, misalnya obat-obatan, makanan


b. Gas, misalnya CO
c. Cair, misalnya alcohol, bensin, minyak tanah, zat kimia
Seseorang dapat mengalami keracunan dengan cara :

a. Tertelan melalui mulut, keracunan makanan, minuman


b. Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO
c. Terserap melalui kulit/mata, misalnya keracunan zat kimia

2. Etiologi Keracunan

Ada berbagai macam kelompok bahan yang dapat menyebabkan


keracunan, antara lain :

a. Bahan kimia umum (Chemical toxicants) yang terdiri dari berbagai


golongan seperti pestisida (organoklorin, organofosfat, karbamat),
golongan gas (nitrogen, metana, karbon monoksida, klor), golongan logam
(timbal, posfor, air raksa, arsen), golongan bahan organik (akrilamida,
anilin, benzena toluene, vinil klorida fenol), dan alcohol.
b. Racun yang dihasilkan oleh makluk hidup ( Biological toxicants) mis :
sengatan serangga, gigitan ular berbisa , anjing dll.
c. Racun yang dihasilkan oleh jenis bakteri ( Bacterial toxicants) mis :
Bacillus cereus, Compilobacter jejuni, Clostridium botulinum, Escherichia
coli dll.
d. Racun yang dihasilkan oleh tumbuh tumbuhan ( Botanical toxicants) mis :
jamur amnita, jamur psilosibin, oleander, kecubung dll.

3. Tanda dan Gejala Keracunan

Banyak sekali gejala dan tanda tanda keracunan yang mirip dengan gejala
atau tanda dari suatu penyakit, seperti kejang, stroke dan reaksi insulin.
Seseorang yang telah mengalami keracunan kadang dapat diketahui dengan
adanya gejala keracunan. Gejala-gejala keracunan tersebut secara umum dapat
berupa gejala non-spesifik dan spesifik, namun kadang kadang sulit untuk
menentukan adanya keracunan hanya dengan melihat gejala gejala saja. Perlu
dilakukan tindakan untuk memastikan telah terjadi keracunan dengan
melakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium ini dapat
dilakukan melalui pemeriksaan periodik urin, tinja, darah, kuku, rambut dan
lain-lain.

Pada umumnya tanda dan gejala yang terjadi pada anak saat keracunan
adalah sebagai berikut:

a. Anak Anda merasa ingin muntah, dimana anak muntah tanpa sebab yang
jelas.
b. Ada luka bakar di bibir atau mulut anak Anda.
c. Anak Anda susah untuk dibangunkan.
d. Anak mengalami kesulitan pernafasan.
e. Anak mengalami sakit perut.
f. Anak menalami serangan sakit yang mendadak.

4. Patofisiologi Keracunan

Keracunan dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu faktor


bahan kimia, mikroba, toksin, dan lain-lain. Dari penyebab tersebut dapat
mempengaruhi vaskuler sistemik sehingga terjadi penurunan fungsi-fungsi
organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari keracunan menimbulkan mual,
muntah, diare, perut kembung, gangguan pernapasan, gangguan sirkulasi
darah dan kerusakan hati (sebagai akibat keracunan obat dan bahan kimia).

Gejala dan tanda keracunan yang khas biasanya sesuai dengan jalur masuk
racun ke dalam tubuh. Bila masuk melalui saluran pencernaan, maka
gangguan utama akan terjadi pada saluran pencernaan. Bila masuk melalui
jalan nafas maka yang terganggu adalah pernafasannya dan bila melalui kulit
akan terjadi reaksi setempat lebih dahulu. Gejala lanjutan yang terjadi
biasanya sesuai dengan sifat zat racun tersebut terhadap tubuh. Mual dan
muntah terjadi disebabkan karena adanya iritasi pada lambung sehingga asam
lambung meningkat.

Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat


menghambat atau menginaktivasi enzim tubuh yaitu kolinesterase (KhE).
Dalam keadaan normal, KhE ini bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid
(Akh) dengan jalan mengikat Akh-KhE yang bersifat inaktivasi. Bila
konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan IFO-KhE lebih banyak terjadi,
maka akibatnya akan terjadi penumpukan Akh di tempat-tempat tertentu,
sehingga timbul gejala-gejala rangsangan Akh yang berlebihan dan pada
akhirnya akan menimbulkan efek muskarinik, nikotinik, dan SSP
(menimbulkan stimulasi dan kemudian depresi SSP).

5. Macam – Macam Keracunan


a. Keracunan Hidrokarbon

Kelompok hidrokarbon yang sering menyebabkan keracunan adalah


minyak tanah,bensin, minyak cat ( tinner ) dan minyak untuk korek api.
Gejala klinik : terutama terjadi sebagai akibat dari iritasi pulmonal dan
depressi susunan saraf pusat.

1) Irritasi pulmonal : Batuk, sesak, retraksi, tachipneu, cyanosis, batuk


darah dan udema paru. Pada pemeriksaan foto thorak bisa didapatkan
adanya infiltrat di kedua lapangan paru, effusi pleura atau udema paru
2) Depressi CNS : Terjadi penurunan kesadaran mulai dari patis sampai
koma,kadang-kadang disertai kejang.
3) Gejala-gejala GI Tract : Mual, muntah, nyeri perut dan diare.

b. Keracunan Makanan
1) Keracunan Jamur Keracunan setelah macam jamur yang disebut
belakangan ini dapat saja terjadi. Ada jamur yang mengandung racun
amanitin dan muskarin.
Racun tersebut bekerja sangat cepat dan menyebabkan:
a) Rasa mual
b) Muntah
c) Sakit perut
d) Mengeluarkan banyak ludah dan keringat
e) Miosis
f) Diplopia
g) Bradikardi sampai konvulsif
h) Manitin dapat menyebabkan disfungsi hepatoseluler dan ginjal

Pengobatan
Pemberian cairan secara oral atau intravena dapat diberikan secara
intravena antropin sebanyak 0,02 mg/kg.

2) Keracunan Makanan Kaleng Disebabkan oleh kuman Clostridium


botulinumyang sering terdapat dalam makanan kaleng yang rusak atau
tercemar kuman tersebut.
Gejala klinik:
a) Mata kabur,refleks cahaya menurun atau negatif,midriasis dan
kelumpuhan otot-otot mata
b) Kelumpuhan saraf-saraf otak yang bersifat simetrik
c) Dysphagia, dysarthria
d) Kelumpuhan ( general paralyse )

3) Keracunan Jengkol Pada keracunan jengkol terjadi penumpukan


kristal asam jengkolat di tubuli,ureter dan urethrae. Keluhan terjadi 5 -
12 jam sesudah makan jengkol.
Gejala klinik:
a) Sakit pinggang,nyeri perut,muntah,kencing sedikit-sedikit dan
terasa sakit
b) Hematuria,oliguria sampai anuria dan kencing bau jengkol Dapat
terjadi gagal ginjal akut

4) Keracunan Ketela Pohon Dapat terjadi karena ketela pohon yang


mengandung cyanogenic unamarine (mengandung HCN).
Gejala klinis:
a) Tergantung pada kandungan HCN, kalau banyak dapat
menyebabkan kematian dengan cepat
b) Penderita merasa mual, perut terasa panas, pusing, lemah dan
sesak
c) Pernafasan cepat dengan bau khas (bitter almond)
d) Kejang, lemas, berkeringat,mata menonjol dan midriasis
e) Mulut berbusa bercampur darah
f) Warna kulit merah bata (pada orang kulit putih) dan sianosis

5) Keracunan Makanan yang Terkontaminasi Tidak jarang terjadi


keracunan bahan makanan yang tercemar oleh kuman, parasit, virus,
maupun bahan kimia. Kuman-kuman yang dapat menyebabkan
keracunan bahan makanan ialah Staphilococcus, Salmonella,
Clostridium Botulinum, E. Coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter, dll.
Tercemarnya makanan biasanya melalui lalat, udara, kotoran rumah
tangga, dan terutama melalui juru masak yang menjadi pembawa
kuman. Kuman yang masuk kedalammakanan cepat memperbanyak
diri dan memproduksi toksin.
Akibat keracunan tergantung dari virulensi, banyaknya kuman, sifat
kuman ialah tidak tahan panas.
a) Gejala timbul 3-24 jam setelah makan makanan yang tercemar
kuman terdiri dari mual muntah, diare, sakit perut, disertai pusing
dan lemas.
b) Pengobatan Diberi cairan cukup secara oral atau intravena. Jika
perlu penderita dapat diberikan pengobatan tambahan terhadap
sakit perutnya dengan analgesia atau sedatif dan jka muntah terus-
menerus suntikkan anti emetik. Bilamana demam dapat
dianjurkan pemberian antibiotik.

c. Keracunan Obat – Obatan


1) Salisilat
Merupakan keracunan obat-obatan yang paling sering dijumpai pada
anak. Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya keracunan salisilat
adalah:
a) Kemasan salisilat yang dibuat dengan bentuk yang menarik
dengan rasa yang disukai anak-anak ditambah dengan gencarnya
usaha promosi melalui media massa.
b) Penggunaan obatt-obatan yang mengandung salisilat secara
berlebihan oleh orang tua yang tidak mengetahui bahaya salisilat.
c) Obat-obatan salisilat bisa didapatkan dengan mudah dan harga
yang murah.

2) Asetaminofen
Manifestasi klinis, terjadi dalam empat tahap:
a) Periode awal (2– 4 jam setelah tertelan) : mual, muntah,
berkeringat, pucat.
b) Periode laten (24 – 36 jam) : pasien membaik.
c) Keterlibatan hepatik (dapat berakhir sampai 7 hari dan
permanen): nyeri di kuadran kanan atas, ikterik, konfusi, stupor,
abnormalitas koagulasi.
d) Pasien tidak meninggal pada tahap hepatik dan akan membaik
secara bertahap.

3) Aspirin Manifestasi klinis :


a) Keracunan akut : mual, disorientasi, muntah, dehidrasi, diaforesis,
hiperpnea, hiperpireksia, oliguria, tinitus, koma, kejang.
b) Keracunan kronis : sama dengan diatas tetapi awaitan samar
(sering dikaburkan dengan penyakit yang sedang diobati),
dehidrasi, koma, dan kejang dapat lebih hebat, kecenderungan
perdarahan.

d. Keracunan Bahan Kimia


1) Keracunan Arsen
Lebih dari 20 abad yang lalu arsen digunakan baik oleh orang
yunani maupun roma untuk pengobatan maupun sebagai racun. Pada
saat ini tidak banyak obat mengandung arsen, akan tetapi kadang-
kadang dipakai pada pembuatan beberapa herbisida dan peptisida.
Arsen dapat juga ditemukan sebagai hasil sampingan dari peleburan
timah, seng, dan logam lainnya.
Gejala klinis keracunan akut:
Dalam 1 jam setelah menelan arsen sudah timbul:
a) Rasa tidak enak dalam perut
b) Bibir terasa terbakar
c) Sukar menelan Kemudian disusul dengan:
d) Sakit lambung dengan muntah-muntah dan diare berat
e) Adakalanya terdapat pula: oliguria sampai anuria, kejang otot dan
rasa haus

Gejala klinis keracunan kronis:

a) Otot-otot lemah
b) Gatal-gatal
c) Pigmentasi
d) Keratosis kulit dan edema

Pengobatan:

a) Mencegah berlanjutnya masukan dan penyerapan arsen


b) Infus cairan jika ada tanda-tanda renajatan hipovolemik
c) Pemberian antidotum seperti dimercarpol (3mg/kg i.m setiap 4
jam sampai sakit perut hilang dan fesesnya hitam karena norit)

e. Keracunan Asam Basa


Zat asam kuat seperti asam sulfat, asam klorida dan zat basa kuat
seperti KOH, NaOH banyak dipakai sebagai bahan kimia untuk
keperluan rumah tangga, seperti pembersih porselen, bahan anti
sumbat saluran air, pembasmi serangga, maupun unutk memasak
seperti cuka bibit.
Gejala : zat asam atau basa kuat dapat merusak epitel atau mukosa
dan disebut bahan korosif. Bahan ini akan membuat nekrosis di
bagian tubuh yang terkena, seperti kulit dan mata jika tersiram,
saluran pernafasan jika terhirup , saluran pencernaan seperti kulit
mukosa mulut, esofagus, lambung jika terminum.
Dalam fase penyembuhan pada lokasi luka akan terbentuk jaringan
granulasi yang akan menyebabkan stiktura dan stenosis, sehingga
menimbulkan kesukaran menelan. Untuk menghindarkan kejadian ini
maka pada keracunan demikiantindakan cepat dan tepat sangat
penting.

f. Keracunan Intektisida
Walaupun tujuan pemakaian insektisida itu untuk membasmi
berbagai macam serangga seperti kecoa dan sebagainya. Bahan-bahan
demikian dapat pula membunuh manusia.
Dengan demikian jika barang tersebut tidak disimpan di tempat
yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak, maka kejadian
keracuan baik melalui kontak maupun inhalasi dan minum tidak dapat
dihindarkan. Untuk menanggulangi kejadian keracunan insektisida
tidak mudahkarena bahan kimia yang dipergunakan oleh tiap produsen
tidak sama.

Gejala : yang sensitif ialah sistem saraf pusat sehingga terdapat:

a) Tremor
b) Kejang
c) Koma
d) Paralisis

Tindakan

a) Bilas lambung untuk mengeluarkan racun yang belum diserap


b) Beri luminal atau diazepam
c) Kirim secepatnya ke rumah sakit untuk dimonitor dan pengobatan
selanjutnya
6. Pertolongan Pertama Secara Umum Pada Keracunan
Mencegah / menghentikan penyerapan racun
a. Racun melalui mulut (ditelan / tertelan)
1) Encerkan racun yang ada di lambung dengan : air, susu dan norit.
2) Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam)
dengan cara dimuntahkan dan bilas lambung.
b. Racun melalui melalui kulit atau mata
1) Pakaian yang terkena racun dilepas.
2) Cuci / bilas bagian yang terkena dengan air dan sabun atau zat
penetralisir (asam cuka / bicnat encer)
3) Hati-hati : penolong jangan sampai terkontaminasi.
c. Racun melalui inhalasi
1) Pindahkan penderita ke tempat aman dengan udara yang segar.
2) Pernafasan buatan penting untuk mengeluarkan udara beracun yang
terhisap, jangan menggunakan metode mouth to mouth.
d. Racun melalui suntikan
1) Pasang torniquet proximal tempat suntikan, jaga agar denyut arteri
bagian distal masih teraba dan lepas tiap 15 menit selama 1 menit.
2) Beri epinefrin 1/1000 dosis : 0,3-0,4 mg subkutan/im.
3) Beri kompres dingin di tempat suntikan.

Mengeluarkan racun yang telah diserap

a. Diuretic : lasix, manitol


b. Dialisa
c. Transfusi exchange

Pengobatan simptomatis / mengatasi gejala

a. Gangguan sistem pernafasan dan sirkulasi : RJP.


b. Gangguan sistem susunan saraf pusat:
c. Kejang : beri diazepam atau fenobarbital
d. Odem otak : beri manitol atau dexametason.
7. Komplikasi
a. Henti nafas
b. Henti jantung
c. Korosi esophagus/trakea jika substansi penyebabnya teringesti
d. Syok, sindrom gawat pernafasan akut
e. Edema serebral, konvulsi

B. Pertolongan Pertama Pada Gigitan Binatang Berbisa

1. Lipan/Kelabang:

Kelabang atau Lipan (bahasa Inggris: centipede) merupakan hewan


arthropoda yang tergolong dari kelas Chilopoda dan upafilum Myriapoda.
Kelabang adalah hewan metameric yang memiliki sepasang kaki di setiap ruas
tubuhnya. Hewan ini termasuk hewan yang berbisa, dan termasuk hewan
nokturnal.
Efek Gigitan:
Gigitan kelabang meninggalkan bekas berupa sepasang luka, dan
menyebabkan pembengkakan, rasa sakit dan kemerahan di sekitar tempat luka.
Rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah 4-5
jam kemudian.
Pertolongan Pertama:
a. Kompres dingin dan dicuci dengan obat antiseptik
b. Kalau ada, cuci bekas gigitan dengan larutan pekat garam inggris
c. Berikan obat pelawan rasa sakit
d. Apabila penderita gelisah segera bawa ke dokter.

2.Kalajengking/Scorpio

Semua spesies kalajengking memiliki bisa. Pada umumnya, bisa


kalajengking termasuk sebagai neurotoksin (racun saraf). Suatu pengecualian
adalah Hemiscorpius lepturus yang memiliki bisa sitotoksik (racun sel).
Neurotoksin terdiri dari protein kecil dan juga natrium dan kalium, yang berguna
untuk mengganggu transmisi saraf sang korban. Kalajengking menggunakan
bisanya untuk membunuh atau melumpuhkan mangsa mereka agar mudah
dimakan.
Bisa kalajengking lebih berfungsi terhadap artropoda lainnya dan
kebanyakan kalajengking tidak berbahaya bagi manusia; sengatan menghasilkan
efek lokal (seperti rasa sakit, pembengkakan). Namun beberapa spesies
kalajengking, terutama dalam keluarga Buthidae dapat berbahaya bagi manusia.
Salah satu yang paling berbahaya adalah Leiurus quinquestriatus, dan anggota
dari genera Parabuthus, Tityus, Centruroides, dan terutama Androctonus.
Kalajengking yang paling banyak menyebabkan kematian manusia adalah
Androctonus australis.
Hampir Semua Serangga, mempunyai efek Racun neurotoksin Gan,
Terutama Kalajengking dan Kelabang, Penangananya juga sama dengan Racun
Kelabang Gan.
3.Lintah

Lintah adalah hewan yang tergabung dalam filum Annelida subkelas


Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut.
Seperti halnya kerabatnya, Oligochaeta, mereka memiliki klitelum. Seperti cacing
tanah, lintah juga hermaprodit (berkelamin ganda). Lintah obat Eropa, Hirudo
medicinalis, telah sejak lama dimanfaatkan untuk pengeluaran darah (plebotomi)
secara medis.
Efek Gigitan:
Ludah lintah mengandung zat anti pembekuan darah. darah akan terus
mengalis ke luar dan masuk ke perut lintah. Pada orang yang peka terhadap zat
tersebut, gigitan lintah akan mengakibatkan reaski yang berupa pembengkakan,
gatal, dan kemerahan.
Pertolongan Pertama:
a. Dengan hati-hati lepaskanlah lintah dari tempat ia mengigit.
b. Siram minyak atau air tembakau ke tubuh lintah supaya mempercepat
melepaskan gigitan lintah.
c. Apabila ada tanda-tanda reaksi kepekaan seperti di atas, cukup digosok
dengan obat atau salep antigatal biasa.

3.Tomcat
Tomcat disinyalir memiliki racun yang dikenali dengan nama “Aederin”:
(C24 H43 09). Cairan ini dikatakan 12 kali lebih mematikan dari bisa ular kobra.
Racun tomcat bisa mencemar secara tidak langsung bila manusia bersentuhan
dengan benda lain yang tercemar racun tomcat. Itu sebabnya serangga kecil ini
harus diwaspadai.
Berikut cara pencegahan dan pengobatan racun tomcat:
a. Tomcat sangat senang dengan terang cahaya lampu, sebaiknya bila malam
hari minimalkan penggunaan lampu agar tidak mengundang tomcat.
b. Untuk membasmi tomcat dapat dengan cara semprotkan aerosol atau
pestisida organik dari campuran laos, sereh dan daun mamba.
c. Bila ada binatang apapun yang hinggap di kulit, usahakan jangan
mematikannya di tubuh. Jika kulit mengalami kontak langsung dengan
tomcat, kulit akan merasa terbakar yang kemudian timbul kemerahan pada
kulit, bila dibiarkan, dalam beberapa hari di bagian tengah akan muncul
nanah.
d. Jangan menggaruk luka, karena racunnya dapat berpindah ke bagian lain
kulit lewat cairan di luka.
e. Segera cuci dengan air sabun bagian kulit yang mengalami kontak dengan
tomcat.
f. Apabila terjadi reaksi pada kulit, cuci dengan antiseptik ringan atau
antibiotic neomycin sulfat 5%.
g. Apabila infeksi berlanjut segera pergi kedokter.

4.Ular
Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki
sisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik
(Squamata).
Efek Gigitan:
Gigitan ular akan meninggalkan bekas yang dapat memberi petunjuk
tentang jenis ularnya. Gigitan ular berbisa meninggalkan bekas taring yang nyata.
Tetapi untuk identifikasi yang lebih pasti, lebih baik apabila ularnya dapat
dibunuh. Identifikasi ini penting untuk mengenali jenis bisa yang telah
dimasukkannya bersama gigitan. Bisa ular ada yang bersifat merusak dinding
pembuluh darah (ular pohon), dan ada yang bersifat merusak jaringan saraf (ular
kobra, ular laut) contoh gigitan

Bekas gigitan ular;


A: Tidak berbisa (tanpa bekas taring).
B: Ular berbisa dengan taring di belakang.
C: Ular berbisa dengan taring di depan (ular sendok-Kobra; ular laut).
D: Ular berbisa dengan taring di depan agak ke samping (ular pohon).
Pertolongan pertama
a. Segera baringkan penderita, dan letakkan bagian yang tergigit lebih
rendah dari letak jantung.
b. Penderita disuruh agar tetap tenang, karena kegelisahan akan
mempercepat penjalaran bisa.
c. Kenakan torniket (torniquet) di daerah di atas tempat luka yang digigit.
(Torniket ini dimaksudkan untuk mencegah aliran darah yang sudah
tercemar bisa ke arah jantung)
d. Denyut nadi di bagian yang terletak lebih rendah dari torniket harus
merasa tetap teraba. khusus untuk gigitan ular sendok (kobra), torniket
dikencangkan seperti para perdarahan nadi.
e. Menyayat dan mengisap bisa pada bekas gigitan ular dengan sebilah
pisau yang sudah disterilkan (misalnya dengan membakarnya), buat
irisan di kulit tepat di bekas taring ular. Irisan itu memanjang, sedalam
0,5 cm dan sepanjang 1,5 cm. Kemudian melalui irisan itu, bisa diisap
dengan mempergunakan mulut. Bisa ular tidak berbahaya bagi mulut
yang sehat (tidak ada luka).
Catatan:
Jika gigitan sudah berlangsung lebih dari setengah jam yang lalu. JANGAN
dilakukan usaha menghisap bisa ini. Penderita tidak boleh diberi minuman keras.
Selanjutnya kirimlah ke rumah sakit untuk mendapat suntikan antibisa ular.
Sedapat mungkin usunglah penderita dalam keadaan terbaring. bisa ular jarang
mengakibatkan kematian, dan menjalar melalui pembuluh darah dan cepat
mematikan. Selama dalam perjalanan, torniket dikendorkan setiap 15 menit
selama 30 detik.

5.Laba-laba
Cara dan Pertolongan Pertama Terkena Gigitan Laba-laba. Untuk
menghindari laba-laba bersarang di rumah Anda, lakukan pembersihan rumah
secara teratur dengan menyapu, mengepel, atau memvakum setiap ruangan dalam
rumah. Lakukan juga pada tempat-tempat yang jarang Anda kunjungi, semisal
loteng, ruang bawah tanah, dan garasi. Tutup setiap celah di mana laba-laba
mungkin masuk ke dalam rumah.

Untuk melindungi diri dari gigitan laba-laba, saat membersihkan rumah


gunakan sarung tangan, lengan panjang, dan celana panjang. Perhatikan di mana
Anda meletakkan tangan. Langkah pertama yang bisa Anda lakukan jika sampai
tergigit laba-laba adalah, jika memungkinkan, identifikasi jenis laba-laba tersebut.

Pertolongan Pertama :
a. Cuci daerah gigitan dengan air sabun yang dingin, ini akan membersihkan
luka dan membantu mencegah infeksi.
b. Kompres dengan es, ini bakal meringankan rasa sakit dari gigitan dan
membantu mengempiskan bengkak selama 20-30 menit.
c. Balut dengan nyaman, hal ini untuk mengurangi inflamasi (peradangan)
dan pembengkakan. Balut dengan nyaman di atas gigitan jika Anda
berpikir telah digigit oleh laba-laba yang berbahaya.
d. Gunakan penghilang rasa sakit, anak-anak yang baru pulih dari cacar, atau
punya gejala seperti flu, tidak dianjurkan meminum Aspirin sebagai
penghilang rasa sakit.
e. Carilah penanganan medis darurat
Segera ke dokter bila gigitan laba-laba memiliki gejala sebagai berikut:
1) Kesulitan bernapas
2) Mual
3) Kejang otot
4) Lesi (jaringan yang fungsinya terganggu karena penyakit atau
cedera, seperti tumor, ulkus, atau abses)
5) Pengencangan tenggorokan yang membuat sulit untuk menelan
6) Berkeringat
7) Merasa lemas
f. Memantau gigitan selama 24 jam ke depan untuk memastikan gejala tak
memburuk.

6. Ubur – Ubur

Sekilas hewan ubur-ubur terlihat mirip seperti agar-agar yang terlihat


tidak berbahaya. Padahal, kena sengatan ubur-ubur bisa menyakitkan. Namun
keberadaan hewan laut yang satu ini sering kali tidak disadari saat seseorang
asyik bermain-main di laut, jadi banyak orang yang sering terkena
sengatannya.

Sebagian besar kasus sengatan ubur-ubur cenderung tidak berbahaya


walaupun menyakitkan. Sebab bagaimanapun, beberapa ubur-ubur melepaskan
racun yang kuat ke dalam kulit dan dapat menginfeksi tubuh. Jika tidak segera
dibiarkan, hal ini bisa membahayakan manusia bahkan sampai menyebabkan
kematian.

Pertolongan Pertama :
a. Segera jauhkan bagian tubuh dari air asin atau air laut agar rasa sakit tidak
semakin parah.
b. Basuh area yang terkena sengatan dengan air cuka (asam asetat) untuk
menonaktifkan nematosit dan menghentikan aliran racun.
c. Lepaskan tentakel yang menempel di kulit secara perlahan sambil terus
membasuh area sengatan dengan air cuka. Gunakan sarung tangan, plastik,
atau pinset agar Anda tidak ikut terkena racun dari ubur-ubur.
d. Rendam bagian tubuh yang disengat ubur-ubur ke dalam air dengan suhu
45 derajat Celcius selama 40 menit.
e. Jangan sesekali menggaruk lokasi sengatan karena hal ini justru akan
melepaskan lebih banyak racun ke dalam tubuh.

7. Lebah

Luka karena sengatan lebah biasanya menyebabkan reaksi lokal seperti


kulit memerah atau bengkak. Namun bila korban alergi terhadap sengatan
serangga tertentu, maka hal ini dapat mengancam jiwanya dan membutuhkan
pertolongan segera.
Serangga yang memiliki sengatan berbahaya adalah lebah madu, kutu
kerbau, tawon dan semut api. Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari
bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan
Penanganan Darurat', gejala sengatan serangga yang berbahaya dapat berupa
nyeri, bengkak dan memerah, gatal, dan tempat sengatan atau gigitan serangga
terasa panas.
Pertolongan Pertama :
a. Pada saat lebah madu menyengat, baisanya sengat lebah masih menancap.
Cabut sengat secara hati-hati menggunakan pisau atau kuku. Jangan
dipencet karena dapat menyebabkan racun bertambah masuk.
b. Cucilah daerah yang tersengat dengan sabun dan air.
c. Kompres dengan air dingin atau es untuk mengurangi penyerapan dan
penyebaran racun.
d. Oleskan krim atau lotion seperti kalamin, pasta baking soda ditambah
sedikit air untuk mengurangi rasa tak nyaman.
8. Gurita Cincin Biru ( Blue ringed Octopus )

Binatang kecil ini terdapat dicelah celah karang, dan jika ia merasa
terganggu akan mengeluarkan cincin berwarnba biru pada permukaan badannya.
Luka gigitan biasanya tidak sakit dan kecil. Namun jika dibiarkan akan
menyebabkan bisa ( racun ) akan menyebar ke dalam tubuh dan mengakibatkan
kelumpuhan yang bisa berujung pada berhentinya bernafasan.
Gurita Cincin Biru ( Blue ringed Octopus )
a. Tanda dan Gejala
1) Kegagalan nafas secara progresif selama 10-15 menit
2) Luka bekas gigitan kecil, tidak terasa nyeri
3) Mungkin berwarna merah & benjolan (tampak seperti melepuh berisi darah)
4) Kehilangan rasa raba (disekitar mulut & leher)
5) Kesulitan menelan, kelumpuhan otot, gangguan penglihatan, inkoordinasi
6) Mual & muntah, pernapasan & denyut nadi berhenti à kematian

b. Tindakan yang harus dilakukan saat pasien terkena gigitan gurita cincin biru ini
adalah
1) Nilai Airway, Breathing, Circulation
2) Pertolongan dengan nafas buatan selama 6 – 12 jam
3) Pemasangan turniket lebar dan sayatan diatas luka harus segera dilakukan
setelah tempat gigitan ditemukan
4) Sebaiknya korban dibawa ke fasilitas kesehatan yang terdekat.

Anda mungkin juga menyukai