Anda di halaman 1dari 73

FARMASETIKA DASAR

PSSF UMP SEMESTER II

ARIF BUDIMAN, MPH.,APT.


OBAT : adalah suatu bahan atau campuran bahan-bahan yang
digunakan dalam menetapan diagnosa, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit, luka
atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau
hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia.
Example:
Diagnosa : Clinitest, Gravindex test, tuberculin
Mencegah : BCG, DPT, TT, Polio, Campak
Mengurangkan : Captopril, Glibenclamid, Simvastatin
Menghilangkan : Antalgin, Paracetamol, Hiosina
Menyembuhkan : Amoksisilin, Acyclovir, Ketokonazol
Luka : Povidon Iodine, Mercurochrom
Kelainan rohaniah : Diazepam, Phenitoin, Chlorpromazin
Memperelok badan : Kosmetika
Meskipun obat dapat menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak juga
orang yang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu, dapat
dikatakanbahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat
sebagai racun. Obat itu akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan
dalam pengobatan suatupenyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi,
apabila obat salah digunakandalam pengobatan atau dengan dosis yang
berlebih maka akan menimbul
kan keracunan. Dan bila dosisnya kecil maka kita tidak akan memperoleh
penyembuhan.
Untuk menghasilkan efek farmakologi atau efek terapi, obat harus
mencapai tempat aksinya dalam konsentrasi yang cukup untuk
menimbulkan respon. Tercapainya konsentrasi obat tergantung pada
keadaan dan kecepatan obat diabsorpsi dari tempat pemberian dan
distribusinya oleh aliran darah ke bagian yang lain dari badan
BEBERAPA DEFINISI…………………

Bentuk sediaan obat (Pharmaceutical) merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai
dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan
sebagai obat dalam ataupun obat luar. Ada berbagai bentuk sediaan obat di bidang farmasi, yang
dapat diklasifikasikanmenurut wujud zat dan rute pemberian sediaan

Suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi
makanan, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan
lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang mempunyai nilai gizi dan atau efek
fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi.( Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor Hk.00.05.23.3644)
BEBERAPA DEFINISI…………………

Pangan fungsional menurut Badan POM adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui
proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap
mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan

Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat (Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 32 Tahun 2019
Tentang Persyaratan Keamanan Dan Mutu Obat Tradisional)
BEBERAPA DEFINISI…………………

KOSMETIKA: Paduan bahan yg siap digunakan pd bagian luar badan (kulit,


rambut, kuku, bibir, organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut, untuk
membersihkan, menambah daya tarik, memperbaiki bau badan, tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati at menyembuhkan suatu penyakit
Sejarah Perkembangan Obat :
Obat asal alam nabati
Obat asal alam hewani
Obat asal alam berupa mineral dan garam-garam
Ekstraksi bahan alam
Zat berkhasiat bahan alam diketahui
Pabrik kimia secara sintetis
Membuat derivat
Obat sintetik murni
Obat asal alam nabati
Hanya secara empiris berdasarkan pengalaman turun temurun yang
dipergunakan sebagai obat berupa daun, akar, batang, buah, bunga,
biji, herba, dsb
Alkaloida
Glikosida
Minyak atsiri
Minyak/lemak
Resin, gom, tanin dsb
Obat asal alam hewani
Hanya secara empiris berdasarkan pengalaman turun temurun
menggunakan bagian tertentu dari hewan sebagai obat
Glandula suprarenalis (Adrenalin)
Glandula Thyreoidea (Thyroid)
Pancreas (Trypsine, Insuline)
Testis (hormon)
Obat asal alam berupa mineral dan garam-garam
Bahan mineral dan garam-garam yang secara empiris sudah ratusan
tahun digunakan sebagai obat
Fe dalam tanah tertentu
Sulfur dari air dan tanah
Berbagai garam dalam air
Ekstraksi bahan alam
Preparat (ekstrak) bahan alami terutama tumbuhan dpt disimpan
dalam kurun waktu lebih lama dikenal dgn nama preparat galenik
Dari bhn asal alami, zat berkhasiatnya diekstraksi dgn cairan yg cocok
(air, alkohol dll). Cairan ekstraksi diuapkan sebagaian/seluruhnya
sehingga tinggal ekstrak kental atau kering
Ilmuwan: Galen dokter yunani (thn 130-200) dan Ibnu Sinna dokter
dan ahli falsafah arab (thn 980-1037)
Zat berkhasiat bahan alam diketahui
Ilmu pengetahuan bertambah maju
Zat berkhasiat dari bahan alam diketahui
Zat diisolasi
Zat dapat dimurnikan
Ditentukan rumus kimianya
Pabrik kimia secara sintetis
Rumus kimia diketahui dgn pasti
Dibuat oleh pabrik kimia obat secra sintetis
Aktivitas biologis yg lebih konstan
Belum dpt untuk semua bahan alam (digoxin dari
Folia Digitalis)
Membuat derivat
Membuat derivat dari bahan obat yg sudah
diketahui rumus kimianya
Dengan tujuan meningkatkan efektivitas atau
mengurangai efek samping obat yang tidak
diinginkan (semi sintetis dan sintetis)
Obat sintetik murni
• Obat sintetik murni dibuat oleh pabrik kimia obat
Tabel Perkembangan Obat Asal Alami
Proses Perkembangan Contoh dari bahan nabati
1. Bahan kasar dari alam 1.Batang tanaman Ephedra species
2. Ekstraksi bhn kasar 2. Ekstrak Ephedra species
3. Penentuan zat bkhasiat 3. Alkaloida hasil biosintesis dlm Ephedra vulgaris/sp
4. Ephedrin alkaloida
4. Isolasi
5. Ephedrin alkaloida murni
5. Pemurnian 6. Ephedrin : C10H15NO
6. Penentuan rumus kimia 7. Ephedrin HCl, Epherin Sulfas
7. Pembentukan garam2 8. Ephedrin sintetik
8. Percobaan pembuatan secara 9. Naphazoline nitrat (privine)
sintetik Phenylephrini HCl (Neosynephrine)
9. Percobaan pembuatan derivat-
derivat yg menguntungkan
Bahan baku adalah semua bahan, baik yang berkhasiat (zat aktif) maupun tidak berkhasiat (zat nonaktif /
eksipien), yang berubah maupun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak
tidak semua bahan tersebut masih terdapat didalam produk ruahan

Menurut Dirjen POM (2006), bahan (zat) aktif adalah tiap bahan atau campuran bahan yang akan
digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi dan apabila digunakan dalam pembuatan obat menjadi
zat aktif obat tersebut. Dalam arti lain, bahan (zat) aktif adalah bahan yang ditujukan untuk
menciptakan khasiat farmakologi atau efek langsung lain dalam diagnosis, penyembuhan, peredaan,
pengobatan atau pencegahan penyakit, atau untuk memengaruhi struktur dan fungsi tubuh.
Desain dan formulasi suatu bentuk sediaan yang tepat mensyaratkan pertimbangan karakteristik
fisika, kimia, dan biologi semua zat aktif dan Eksipien yang digunakan dalam pembuatan suatu
produk

Semua bahan baku yang digunakan harus memenuhi persyaratan resmi farmakope atau
persyaratan lain yang disetujui oleh regulator atau oleh industry farmasi yang bersangkutan.
Selain itu, bahan–bahan yang dibeli harus sesuai dengan spesifikasi hasil uji praformulasi agar
diperoleh mutu obat yang konsisten dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, stabilitas,
dan ketersediaan hayati
SIFAT FISIKOKIMIA ZAT AKTIF
SINONIM ZAT AKTIF ZAT AKTIF SINONIM

A Adrenalin Epinefrin, Epirenamine,Levorenin

Aminofilin (Aminophylline) Euphyllinum,Metaphyllin,


Theophyllamium,Teofilin,
Etilendiamin
Amoksisilin Hidroksiampisilin
Ampisilin Aminobenzilpenisilin
Antalgin Metampiron, Analgin, Dipiron,
Natrium Metamizol
Asam aminosalisilat Asam para-
aminosalisilat,PAS,Pasalicylum,
Aminosalylum
Asam folat Vitamin B9, Folacin
Asam valproat Asam dipropilasetat
Asetaminofen Parasetamol, N-cetyl-p-aminophenol
Asetosal Asam asetilsalisilat, aspirin
Asiklovir Acycloguanosine
B Benzokain Anestesin
Betametason Betadeksametason, Flubenisolon
Biotin Vitamin H, ko-enzim R
C Ca(OH)2 Calcium Hydrate
D Dapson Disulone, Diaphenylsulfone,
Diaminodifenilsulfon (DDS)
Dekstrosa Glukosa
Difenhidramin Benzhydramine
Diltiazem HCl Latiazem HCl
Dimenhidrinat Chloranautine, Diphenhydramine
Teoclate
E EDTA Asam edetat, Edatamil
Etosuksimida Etilmetilsuksinimida
F Fenasetin Asetofenetidin, Acetylphenetidin,
Paracetophenetidin
Fenilbutazon Butadione
Fenilkarbazida Phenylsemicarbazide
Fenitoin Difenilhidantoin,
Phenantoinum,Difantoin
Fenobarbital Phenemalum, Phenobarbitone, Asam
feniletilbarbiturat
Fisostigmin Eserin
Fluorourasil 5-FU
Furosemid Fursemid, Frusemid
G Glibenklamid Glybenzcyclamide, Glyburide
Gliserilguaiakolat (GG) Guaifenesin
Glukosamin Chitosamine
Griseofulvin Curling factor
H Haloperidol Aloperidolo
Hidralazin HCl Apressinum
Hidrokortison Kortisol, Anti inflammatory hormone,
Compound F
I Isoniazid INH,INAH, Isonicotinic Acid
Hydrazide, Isonicotinylhydrazide,
Isonicotinylhydrazine
Isoprenalin Isopropilarterenol,
Isopropilnoradrenalin
Isosorbid dinitrat (ISDN) Sorbidanitrat
K Kafein Guaranine, Methyltheobromine
Kanamisin Kanamycin Acid Sulphate
Kaolin Bolus alba, Argilla
Karbo adsorbens Arang aktif, Activated charcoal,
Decolorising charcoal
Kloramfenikol Chloranfenicol
Klorfeniramin Maleat Chlorpheniramine Maleate,
Chlorprophenpyridamine Maleate
Kodein Metilmorfin
L Laktosa Milk sugar, Saccharum Lactis
Lidokain Lignokain
Lovastatin Mevinolin, Monacolin K
M Manitol Cordycepic acid, Manita, Manna sugar, Mannite

Methenamin Heksamin, Heksametilentetramin


Metotreksat Ametopterin, MTX
N Niasin Asam nikotinat, Asam piridinkarbonat
Nistatin Fungicidin
Nitrofurantoin Furadoninum
Nitrogliserin Gliseriltrinitrat, Trinitrin,Glonoin, GTN,
Nitrogliserol, NTG
O Oksitetrasiklin Glomycin, Hydroxytetracycline, Riomitsin

Oleum Iecoris Aselli Oleum Morrhuae, Cod Liver Oil (minyak hati
ikan Kod)
P Penisilin G Benzylpenicillin, Crystalline Penicillin G

Petidin HCl Meperidine HCl


Prednisolon Deltahidrokortiso, Metakortandralon
Prednison Deltakortison, Deltadehidrokortison,
Metakortandrasin
Proguanil HCl Bigumalum, Chloriguane HCl, Kloroguanida HCl

Prokainamid HCl Novokain


R Rifabutin Ansamisin
Rifampisin Rifampin, Rifaldazin
S Sakarin Benzoic Acid Sulphimide, Benzoic
Sulfimide, Gluside, Benzosulphimide
Salbutamol Albuterol
Selegilin HCl Deprenil, L-Deprenil
Simvastatin Sinvinolin
Sitarabin Sitosinarabinosida
Spironolakton Espironolakton
Sulfadiazin Solfadiazina, Solfapirimidina,
Sulfapirimidin
Sulfamerazin Sulfametildiazin
Sulfamezatin Sulfadimidin
Sulfasetamid Acetosulfaminum, N-
asetilsulfanilamid
T Teofilin 1,3 dimetilxantin
Tolbutamid Butamidum
Tretinoin Asam retinoat
Triazolam Clorazolam
Triheksifenidil Benzheksol
Trimetoprim Trimethoxyprim
U Urea Karbamid
V Vioform Kliokinol, Iodoklorooksikinolin
Vitamin A Retinol, Antixerophthalmic vitamin,
Axerophtholum, Oleovitamin A,
Vitamin A Alcohol
Vitamin B1 Tiamin, Aneurin
Vitamin B2 Riboflavin, Laktoflavin
Vitamin B3 Nicotinamide, Niacinamide, PP factor
Vitamin B5 Asam pantotenat
Vitamin B6 Piridoksin, Adermin
Vitamin B12 Sianokobalamin, Cobamin
Vitamin C Asam askorbat, L-Ascorbic Acid,
Cevitamic acid
Vitamin D2 Ergokalsiferol, Kalsiferol
Vitamin D3 Kolekalsiferol
Vitamin E Tokoferol, α-tokoferol
Vitamin K1 Fitomenadion
Obat bahan alam adalah bahan obat atau obat jadi yang bahan bakunya berasal dari bahan alam
seperti tumbuhan, hewan, atau mineral. Termasuk didalamnya jamu, obat tradisional dan
fitofarmaka.

Menurut Departemen Kesehatan RI, simplisia adalah


bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali
dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang tidak
dikeringkan. Simplisia terbagi menjadi 3 jenis yakni,
simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral
(pelikan).
KLASIFIKASI METODE EKSTRAKSI

Ekstraksi dengan Pelarut


Hasil dari proses Ekstraksi dinamakan : Ekstrak / sari
Jenis Ekstrak Berdasarkan Konsistensinya :

1. Ekstrak Cair (extractum liquidum) : Hasil yang diperoleh dari proses ekstraksi dalam bentuk cair dengan
atau tanpa proses penguapan
2. Ekstrak kental (extractum spissum) : Hasil yang diperoleh dari proses ekstraksi yang berbentuk cair
kemudian mengalami proses penguapan
3. Ekstrak kering (extractum siccum) : Hasil dari ekstrak kental yang digunakan dalam proses formulasi
dengan tambahan bahan tertentu

Keuntungan Ekstraksi :
- Kuantitas jauh lebih kecil (bisa sampai 1/10 berat serbuk simplisia)
- Konsentrasi dari zat aktif fitokimia lenih besar
- Stabilitas zat aktifnya lebih terjaga
- Lebih mudah dikembangkan kedalam bentuk sediaan tertentu
EKSIPIEN….?
EKSIPIEN
• Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan
dalam formulasi suatu sediaan untuk berbagai tujuan dan
fungsi
• Ex : Eksipien mempunyai peranan penting dalam formulasi
tablet karena tidak ada satupun zat aktif yang dapat langsung
dikempa menjadi tablet tanpa membutuhkan eksipien
PREFORMULASI
RANCANGAN
BENTUK
SEDIAAN OBAT

2
Sifat Fisikokimia Faktor Pasien
Bahan Obat

Pemilihan
Bentuk
Sediaan

PREFORMULASI
PREFORMULASI OBAT
Preformulasi terdiri dari kata pre yang artinya sebelum
dan formulasi yang artinya perumusan atau
penyusunan. dibidang farmasi preformulasi dapat
diartikan sebagai langkah awal yang dilakukan ketika
akan membuat formula suatu obat. meliputi pengkajian
tentang karakteristik/sifat-sifat dari bahan obat dan
bahan tambahan obat yang akan diformulasi
PREFORMULASI OBAT
Adalah investigasi bahan obat untuk mendapatkan
informasi yang berguna, selanjutnya dimanfaatkan
untuk :
Membuat formulasi sediaan yang secara fisika –
kimia stabil
Secara biofarmasi sesuai dengan tujuan dan
bentuk sediaan
 Preformulasi meliputi pengkajian tentang
karakteristik/sifat-sifat dari bahan obat dan
bahan tambahan obat yang akan diformulasikan.
 Preformulasi adalah tahap awal dalam
rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi
yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia
zat aktif dimana dapat mempengaruhi
penampilan obat dan perkembangan suatu
bentuk sediaan farmasi.
Studi yang dilakukan meliputi :
 Parameter fisikomia dan fisikomekanis

 Kompatibilitas interaksi antara obat dan ekspien

 Studi pendahuluan in vivo dan in vitro


TUJUAN PREFORMULASI
 Menggambarkan proses optimasi suatu obat
melalui penentuan atau definisi sifat-sifat fisika
dan kimia yang dianggap penting dalam
menyusun formulasi sediaan yang stabil, efektif,
dan aman.
 Data preformulasi akan sangat membantu dalam
memberikan arah yang lebih sesuai untuk
membuat suatu rencana bentuk sediaan.
PERTIMBANGAN UMUM
PREFORMULASI
 Bentuk sediaan yang akan dibuat
 Bahan tambahan obat yang akan digunakan.

 Kenyamanan saat penggunaan.

 Kestabilan sediaan obat.

 Khasiat obat
BENTUK SEDIAAN YANG AKAN DIBUAT
Pemilihan bentuk sediaan obat tergantung pada :
Sifat-sifat fisika-kimia zat aktif yang digunakan, yakni kelarutan, ukuran
partikel, sifat higroskopis, reaksi-reaksi kimia dll.
Kerja obat yang diinginkan, secara lokal ataukah sistemik. Untuk kerja lokal di
pilih sediaan salep, cream, lotion, serbuk tabur. Untuk kerja sistemik (diedarkan
keseluruh tubuh oleh darah ) dipilih sediaan tablet, kapsul, pulveres/puyer dan
syrup.
Umur si pemakai. Untuk bayi dan anak-anak lebih disukai bentuk pulveres dan
sirup. Untuk dewasa umumnya dibuat dalam bentuk tablet, kapsul.
BAHAN TAMBAHAN OBAT YANG AKAN DIGUNAKAN
Bahan tambahan yang digunakan dalam formulasi harus kompabitel (dapat
tercampurkan)dengan bahan obat utama (zat aktif) dan bahan tambahan yang
lain.
Bahan tambahan diperlukan untuk:
•Mendapatkan bentuk sediaan yang diinginkan (bentuk tablet, larutan, dll).
Contoh : pada sediaan tablet selain zat aktif, digunakan bahan tambahan
berupa bahan pengikat untuk merekatkan serbuk bahan obat, bahan
penghancur untuk mempercepat pecahnya tablet didalam lambung.
•Menjaga kestabilan sediaan obat ( misal:
pengawet, pengsuspensi, pengemulsi ).
•Menjaga kestabilan zat aktif (misal: antioksidan).
KENYAMANAN SAAT PENGGUNAAN
 Kenyamanan saat digunakan sangat penting untuk
diperhatikan karena akan mempengaruhi kepatuhan si
pemakai obat. Jika obat berasa tidak enak, maka orang
tidak suka mengkonsumsinya.
 Rasa yang tidak enak dapat ditutupi dengan penambahan
corringens saporis, bau yang tidak enak dapat ditutupi
dengan corringen odoris, dan warna yang kurang menarik
ditutupi dengan corringen coloris.
 Rasa pahit dari obat-obat tertentu misal ampisilin dan
amoksisilin dapat diatasi dengan penggunaan bentuk
garamnya yaitu ampisilin trihidrat dan amoksisilin
trihidrat yang tidak pahit.
 Sediaan setengah padaat harus memenuhi persyaratan
yaitu halus, mudah dioleskan, tidak terlalu lengket, dan
tidak meninggalkan bekas noda pada pakaian.
KESTABILAN SEDIAAN OBAT
 Selama penyimpanan, sediaan obat harus tetap dalam
keadaan yang stabil, tidak menampakkan tanda-tanda
kerusakan.
 Tanda-tanda kerusakan yang umum ditemui pada sediaan
obat misal: terjadi perubahan warna, bau, rasa, timbulnya
kristal pada permukaan tablet/kaplet, memisahnya air dan
minyak pada sediaan krim atau emulsi.
 Untuk menjaga kestabilan sediaan obat perlu dilakukan:
o Penambahan bahan tambahan tertentu ( misal:
pengawet ).
o Pengemasan yang tepat.
o Pemberian petunjuk tentang cara penyimpanan yang
benar.
KHASIAT OBAT
Untuk menjaga khasiat obat, perlu diperhatikan:
Pemilihan bentuk sediaan.

Sebagai contoh, jika zat aktif tidak stabil dalam


media air, maka tidak diformulasi dalam bentuk
cair.
Bahan-bahan tambahan yang digunakan tidak
boleh mengurangi khasiat zat aktifnya.
Pemberian petunjuk cara penggunaan yang
benar.
DATA PREFORMULASI
1)Struktur kimia dan karakteristik.
Kelarutan dan pemerian termasuk Bobot molekul.
2)Metode Analitik.
Metode yang digunakan utuk menetapkan kadar
suatu zat.
3)Ruahan (kompresibilitas, observasi mikroskopik). Sifat bahan baku yang hany
adigunakan untuk sediaan tablet (pemberian tekanan)
4)Informasi terapeutik
Dosis, bentuk sediaan yang dibutuhkan, ketersediaan hayati,produk kompetitor.
5)Toksikologi.
Mengetahui efek toksis atau efek samping yg berbahaya dari zat aktif tersebut.
6)Kompatibilitas interaksi: obat-eksipien.
7)Studi pendahuluan in vivo pada hewan, antara lain:
Absorpsi obat;

Metabolisme;

Ikatan protein (ketika zat aktif berikatan dengan zat aktif, maka zat
aktif tersebut kegunaannya akan hilang);
Distribusi;

Eliminasi atau ekskresi


SIFAT-SIFAT YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PREFORMULASI
a. Stabilitas Kimia
Menyangkut bentuk larutan dan keadaan padat, pengaruh pH dalam
pengembangan produk, temperatur/autoklaf, dan evaluasi
(mengembangkan cara penentuan yang spesifik dan kuantitatif
untuk bahan obat dan hasil uraiannya).
b. Kelarutan atau Solubilitas
Menyangkut obat yang diberikan secara oral harus larut dalam cairan
saluran pencernaan.
c. Kecepatan Disolusi
Untuk memprediksi absorbsi dan sifat
fisikokimia.
d. Konstanta Disosiasi
Menyangkut proses transfer melalui sel membran, untuk penelitian
stabilitas dan solubilitas obat dalam larutan.
e. Koefisien Partisi
Menyangkut indikasi lipofilitas obat, untuk meneliti sifat biologi dan
kecepatan serta jumlah absorbsi obat di saluran cerna.
f. Kristalinitas
Menyangkut kebiasaan kristal dimana mendeskripsikan penampilan
luar kristal dan struktur internal.
g. Polimorfisme
Merupakan kemampuan suatu senyawa mengkristalisasi dalam
bentuk lebih dari 1 jenis kristalin dengan perbedaan kisi internal
yang dapat menyebabkan perubahan stabilitas kimia, sifat
pengolahan, dan ketersediaan hayati.
h. Higroskopisitas
Menyangkut garam yang larut air memiliki
kecenderungan mengadsorpsi kelembaban udara.
i. Ukuran Partikel
Penurunan ukuran partikel zat aktif sukar larut air akan
menyebabkan peningkatan luas permukaan dan kecepatan
disolusi, akan meningkatkan absorbsi di saluran cerna.
PREFORMULASI (UNTUK TABLET)
 Organoleptic properties (meliputi warna, bau,
rasa)
 Puriti (kemurnian)

 Ukuran partikel, bentuk dan luas permukaan

1. Teknik umum penentuan ukuran partikel


2. Penentuan luas permukaan
 Kelarutan

1. Solutibilitas obat
2. Penentuan kelarutan
 Dissolution
1. Intrinsic dissolution
2. Particulate dissolution
3. Prediction od dissolution
 Parameter yang mempengaruhi absorbsi

1. Koefisien partisi
2. Konstanta ionisasi
3. Permeasi melewati membran biologis
 Crystal Properties and Polymorphism
1. Crystal characteristic and bioaviability
2. Crystal characteristic and chemical stability
3. Crystal characteristic and tableting behaviour
4. Crystal characteristic and physical stability
5. Techniques for studying crystal properties
 Stabilitas

1. Solid – state stability


2. Compability studies : Stability in the Presence
of Excipients
3. Solution-phase stability
 Miscellaneous Properties
1. Density
2. Higroskopis
3. Floabilitas
4. Compressibility
5. Compactibility
PREFORMULASI UNTUK PENGOBATAN
PARENTERAL
 Properti fisikokimia dari subtansi obat
Combinasi dengan :
- Pemilihan solvent
- Pemilihan excipients
- Pemilihan kemasan
 Percobaan ini mempengaruhi kondisi “stessed”
yang meliputi suhu, cahaya, kelembaban,
oksigen.
SUBSTANSI BAHAN FISIKOKIMA OBAT
 Struktur dan berat molekul
Meliputi hidrolisis, oksidasi, dekarboksilasi,
racemization, acylation, polymorphism, solvate
formation
 Warna

a. The extent of conjugated unsaturation,


b. The presence of chromophores,
 Odor

a. Odor characteristic of major functional groups


present;
b. Odor of residual solvent
 Ukuran Partikel, Bentuk dan Kristalinitas
-Larut atau tidak larut dalam air.
-Partikel dan Bentuk
o Titik Lebur
Teknik pengukuran titik lebur yaitu Kapiler leleh,
Mikroskop hot stage, Differential Scanning
Calorimetry (DSC) atau Differential Thermal Abalysis
(DTA).
 Profil Thermal Analisis
- Differential Thermal Analysis
- Differential Scanning Calorimetry
- Thermogravimetric Analysis
 Higroskopisitas
- Nonhigroskopis
- Higroskopis Ringan
- Higroskopis Sedang
- Sangat Higroskopis
 Absorbansi Spektra
 Kelarutan
a. Pengukuran kelarutan
b. Profil pH kelarutan
c. Metode-metode meningkatkan kelarutan
yang
inheren
-Bentuk garam

-Cosolven

-Membentuk kompleks

-Pendekatan Prodrug

-Perubahan pKa

 Koefisien Partisi
 Ionisasi Konstan
Ionisasi konstan mengandung informasi tentang
ketergantungan kelarutan senyawa terhadap pH
formulasi.
Harga pKa ditentukan oleh :
(1) potensiometri pH titrasi

(2) analisis kelarutan-pH

 Aktivitas Optik
EVALUASI STABILITAS YANG DIPERCEPAT

 Substansi Obat
1.Stabilitas terhadap panas
2.Stabilitas terhadap sinar
3.Metode : HPLC, TLC
4.Profil stabilitas karena pH
5.Pengaruh oksigen
6. Studi stabilitas obat pada autoclave 121°C
 Kompabilitas Bahan Pengisi (Excipient)
MODEL UMUM DEGRADASI OBAT
 Hidrolisis
Obat dengan gugus fungsional ester, amida, gula,
laktosa, nitril, garam asam lemah atau basa
lemah, tioester, polimeri material dan tiohalida.
Contoh obat : Cefoxitine Sodium, Procain-HCl,
Chlorotiazide, Sodium Phenobarbital,
Benzylpenicillin G.
Stabilitas sistem tersebut (tergantung penentuan
kondisi dari stabilitas optimum) seperti : pH,
kekuatan ion, pilihan jenis buffer non katalis dan
agen pengkompleks.
 Oksidasi
 Pengertian elektrokimia oksidasi yaitu
kehilangan elektron
 Bentuk umum oksidasi pada molekul organic
adalah penambahan atom oksigen dalam
molekul. Misal fenol (tidak berwarna) p-
benzoquinone (senyawa berwarna kuning
cerah)
 Gugus fungsional : aldehid, amina, senyawa
mengandung sulfur, alkohol, fenol, senyawa
tidak jenuh, asam lemak dan gula. Contoh
obat : asam askorbat (vit. C) epinephrine dan
benzyl alkohol.
 Dekarboksilasi
Hilangnya karbon dioksida dari zat kimia seperti asam
karboksilat.
 Racemization

Ketika suatu senyawa aktif optik mengalami recemization


saat itu terjadi perubahan rotasi optik tanpa perubahan
struktural. Sebuah perubahan dapat menghasilkan efek
terapi.
 Asilasi

 Polimorfisme
Ditentukan oleh, perbedaan dalam spektrum inframerah,
DTA, mikroskop. X-ray difraksi serbuk.
 Pembentukan solvent

Secara signifikan mengubah sifat fisik dan kimia yang


penting untuk pengembangan bentuk sediaan injeksi.
CONTOH PREFORMULASI
Parafin cair
 Pemerian : - Warna : tidak berwarna
- Rasa : tidak berasa
- Bau : tidak berbau (saat dingin)
- Bentuk : minyak cair kentaal
 Kelarutan :
- larut dalam aseton, benzen, kloroform, carbon disulfida eter dan petroleum eter.
- Tidak bercampur dengan minyak menguap dan lemak padat
- praktis tidak larut dalam etanol 95%, gliserin dan air
 Titik lebur : > 3600 C

 Titik beku : antara 470 C-650 C

 Stabilitas :

-Mengalami oksidasi ketika dipanaskan dan saat terkena cahaya


-Reaksi oksidasi membentuk senyawa peroksida yang akan merubah katalis untuk reaksi
oksidasi selanjutnya.
-Hasil oksidasi berupa aldehid dan asam organik yang akan merubah rasa serta bau.
 Inkompatibilitas : Inkompatibil dengan bahan yang dapat mengoksidasi (oksidator kuat)
 Sumber : Farmakope indonesia IV hal. 652, Handbook Of Pharmaceutical Exipent haledisi
III hal. 395-396

Anda mungkin juga menyukai