Bentuk sediaan obat (Pharmaceutical) merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai
dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan
sebagai obat dalam ataupun obat luar. Ada berbagai bentuk sediaan obat di bidang farmasi, yang
dapat diklasifikasikanmenurut wujud zat dan rute pemberian sediaan
Suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi
makanan, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan
lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang mempunyai nilai gizi dan atau efek
fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi.( Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor Hk.00.05.23.3644)
BEBERAPA DEFINISI…………………
Pangan fungsional menurut Badan POM adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui
proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap
mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat (Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 32 Tahun 2019
Tentang Persyaratan Keamanan Dan Mutu Obat Tradisional)
BEBERAPA DEFINISI…………………
Menurut Dirjen POM (2006), bahan (zat) aktif adalah tiap bahan atau campuran bahan yang akan
digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi dan apabila digunakan dalam pembuatan obat menjadi
zat aktif obat tersebut. Dalam arti lain, bahan (zat) aktif adalah bahan yang ditujukan untuk
menciptakan khasiat farmakologi atau efek langsung lain dalam diagnosis, penyembuhan, peredaan,
pengobatan atau pencegahan penyakit, atau untuk memengaruhi struktur dan fungsi tubuh.
Desain dan formulasi suatu bentuk sediaan yang tepat mensyaratkan pertimbangan karakteristik
fisika, kimia, dan biologi semua zat aktif dan Eksipien yang digunakan dalam pembuatan suatu
produk
Semua bahan baku yang digunakan harus memenuhi persyaratan resmi farmakope atau
persyaratan lain yang disetujui oleh regulator atau oleh industry farmasi yang bersangkutan.
Selain itu, bahan–bahan yang dibeli harus sesuai dengan spesifikasi hasil uji praformulasi agar
diperoleh mutu obat yang konsisten dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, stabilitas,
dan ketersediaan hayati
SIFAT FISIKOKIMIA ZAT AKTIF
SINONIM ZAT AKTIF ZAT AKTIF SINONIM
Oleum Iecoris Aselli Oleum Morrhuae, Cod Liver Oil (minyak hati
ikan Kod)
P Penisilin G Benzylpenicillin, Crystalline Penicillin G
1. Ekstrak Cair (extractum liquidum) : Hasil yang diperoleh dari proses ekstraksi dalam bentuk cair dengan
atau tanpa proses penguapan
2. Ekstrak kental (extractum spissum) : Hasil yang diperoleh dari proses ekstraksi yang berbentuk cair
kemudian mengalami proses penguapan
3. Ekstrak kering (extractum siccum) : Hasil dari ekstrak kental yang digunakan dalam proses formulasi
dengan tambahan bahan tertentu
Keuntungan Ekstraksi :
- Kuantitas jauh lebih kecil (bisa sampai 1/10 berat serbuk simplisia)
- Konsentrasi dari zat aktif fitokimia lenih besar
- Stabilitas zat aktifnya lebih terjaga
- Lebih mudah dikembangkan kedalam bentuk sediaan tertentu
EKSIPIEN….?
EKSIPIEN
• Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan
dalam formulasi suatu sediaan untuk berbagai tujuan dan
fungsi
• Ex : Eksipien mempunyai peranan penting dalam formulasi
tablet karena tidak ada satupun zat aktif yang dapat langsung
dikempa menjadi tablet tanpa membutuhkan eksipien
PREFORMULASI
RANCANGAN
BENTUK
SEDIAAN OBAT
2
Sifat Fisikokimia Faktor Pasien
Bahan Obat
Pemilihan
Bentuk
Sediaan
PREFORMULASI
PREFORMULASI OBAT
Preformulasi terdiri dari kata pre yang artinya sebelum
dan formulasi yang artinya perumusan atau
penyusunan. dibidang farmasi preformulasi dapat
diartikan sebagai langkah awal yang dilakukan ketika
akan membuat formula suatu obat. meliputi pengkajian
tentang karakteristik/sifat-sifat dari bahan obat dan
bahan tambahan obat yang akan diformulasi
PREFORMULASI OBAT
Adalah investigasi bahan obat untuk mendapatkan
informasi yang berguna, selanjutnya dimanfaatkan
untuk :
Membuat formulasi sediaan yang secara fisika –
kimia stabil
Secara biofarmasi sesuai dengan tujuan dan
bentuk sediaan
Preformulasi meliputi pengkajian tentang
karakteristik/sifat-sifat dari bahan obat dan
bahan tambahan obat yang akan diformulasikan.
Preformulasi adalah tahap awal dalam
rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi
yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia
zat aktif dimana dapat mempengaruhi
penampilan obat dan perkembangan suatu
bentuk sediaan farmasi.
Studi yang dilakukan meliputi :
Parameter fisikomia dan fisikomekanis
Khasiat obat
BENTUK SEDIAAN YANG AKAN DIBUAT
Pemilihan bentuk sediaan obat tergantung pada :
Sifat-sifat fisika-kimia zat aktif yang digunakan, yakni kelarutan, ukuran
partikel, sifat higroskopis, reaksi-reaksi kimia dll.
Kerja obat yang diinginkan, secara lokal ataukah sistemik. Untuk kerja lokal di
pilih sediaan salep, cream, lotion, serbuk tabur. Untuk kerja sistemik (diedarkan
keseluruh tubuh oleh darah ) dipilih sediaan tablet, kapsul, pulveres/puyer dan
syrup.
Umur si pemakai. Untuk bayi dan anak-anak lebih disukai bentuk pulveres dan
sirup. Untuk dewasa umumnya dibuat dalam bentuk tablet, kapsul.
BAHAN TAMBAHAN OBAT YANG AKAN DIGUNAKAN
Bahan tambahan yang digunakan dalam formulasi harus kompabitel (dapat
tercampurkan)dengan bahan obat utama (zat aktif) dan bahan tambahan yang
lain.
Bahan tambahan diperlukan untuk:
•Mendapatkan bentuk sediaan yang diinginkan (bentuk tablet, larutan, dll).
Contoh : pada sediaan tablet selain zat aktif, digunakan bahan tambahan
berupa bahan pengikat untuk merekatkan serbuk bahan obat, bahan
penghancur untuk mempercepat pecahnya tablet didalam lambung.
•Menjaga kestabilan sediaan obat ( misal:
pengawet, pengsuspensi, pengemulsi ).
•Menjaga kestabilan zat aktif (misal: antioksidan).
KENYAMANAN SAAT PENGGUNAAN
Kenyamanan saat digunakan sangat penting untuk
diperhatikan karena akan mempengaruhi kepatuhan si
pemakai obat. Jika obat berasa tidak enak, maka orang
tidak suka mengkonsumsinya.
Rasa yang tidak enak dapat ditutupi dengan penambahan
corringens saporis, bau yang tidak enak dapat ditutupi
dengan corringen odoris, dan warna yang kurang menarik
ditutupi dengan corringen coloris.
Rasa pahit dari obat-obat tertentu misal ampisilin dan
amoksisilin dapat diatasi dengan penggunaan bentuk
garamnya yaitu ampisilin trihidrat dan amoksisilin
trihidrat yang tidak pahit.
Sediaan setengah padaat harus memenuhi persyaratan
yaitu halus, mudah dioleskan, tidak terlalu lengket, dan
tidak meninggalkan bekas noda pada pakaian.
KESTABILAN SEDIAAN OBAT
Selama penyimpanan, sediaan obat harus tetap dalam
keadaan yang stabil, tidak menampakkan tanda-tanda
kerusakan.
Tanda-tanda kerusakan yang umum ditemui pada sediaan
obat misal: terjadi perubahan warna, bau, rasa, timbulnya
kristal pada permukaan tablet/kaplet, memisahnya air dan
minyak pada sediaan krim atau emulsi.
Untuk menjaga kestabilan sediaan obat perlu dilakukan:
o Penambahan bahan tambahan tertentu ( misal:
pengawet ).
o Pengemasan yang tepat.
o Pemberian petunjuk tentang cara penyimpanan yang
benar.
KHASIAT OBAT
Untuk menjaga khasiat obat, perlu diperhatikan:
Pemilihan bentuk sediaan.
Metabolisme;
Ikatan protein (ketika zat aktif berikatan dengan zat aktif, maka zat
aktif tersebut kegunaannya akan hilang);
Distribusi;
1. Solutibilitas obat
2. Penentuan kelarutan
Dissolution
1. Intrinsic dissolution
2. Particulate dissolution
3. Prediction od dissolution
Parameter yang mempengaruhi absorbsi
1. Koefisien partisi
2. Konstanta ionisasi
3. Permeasi melewati membran biologis
Crystal Properties and Polymorphism
1. Crystal characteristic and bioaviability
2. Crystal characteristic and chemical stability
3. Crystal characteristic and tableting behaviour
4. Crystal characteristic and physical stability
5. Techniques for studying crystal properties
Stabilitas
-Cosolven
-Membentuk kompleks
-Pendekatan Prodrug
-Perubahan pKa
Koefisien Partisi
Ionisasi Konstan
Ionisasi konstan mengandung informasi tentang
ketergantungan kelarutan senyawa terhadap pH
formulasi.
Harga pKa ditentukan oleh :
(1) potensiometri pH titrasi
Aktivitas Optik
EVALUASI STABILITAS YANG DIPERCEPAT
Substansi Obat
1.Stabilitas terhadap panas
2.Stabilitas terhadap sinar
3.Metode : HPLC, TLC
4.Profil stabilitas karena pH
5.Pengaruh oksigen
6. Studi stabilitas obat pada autoclave 121°C
Kompabilitas Bahan Pengisi (Excipient)
MODEL UMUM DEGRADASI OBAT
Hidrolisis
Obat dengan gugus fungsional ester, amida, gula,
laktosa, nitril, garam asam lemah atau basa
lemah, tioester, polimeri material dan tiohalida.
Contoh obat : Cefoxitine Sodium, Procain-HCl,
Chlorotiazide, Sodium Phenobarbital,
Benzylpenicillin G.
Stabilitas sistem tersebut (tergantung penentuan
kondisi dari stabilitas optimum) seperti : pH,
kekuatan ion, pilihan jenis buffer non katalis dan
agen pengkompleks.
Oksidasi
Pengertian elektrokimia oksidasi yaitu
kehilangan elektron
Bentuk umum oksidasi pada molekul organic
adalah penambahan atom oksigen dalam
molekul. Misal fenol (tidak berwarna) p-
benzoquinone (senyawa berwarna kuning
cerah)
Gugus fungsional : aldehid, amina, senyawa
mengandung sulfur, alkohol, fenol, senyawa
tidak jenuh, asam lemak dan gula. Contoh
obat : asam askorbat (vit. C) epinephrine dan
benzyl alkohol.
Dekarboksilasi
Hilangnya karbon dioksida dari zat kimia seperti asam
karboksilat.
Racemization
Polimorfisme
Ditentukan oleh, perbedaan dalam spektrum inframerah,
DTA, mikroskop. X-ray difraksi serbuk.
Pembentukan solvent
Stabilitas :