Anda di halaman 1dari 34

METODE ISOLASI DAN ANALISIS ALKALOID

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fitokimia

KELAS C 2018

KELOMPOK 2

Nama NPM
Fiqri Taufiq Rizaldi 260110180105
Rizkia Andicha Putra 260110180112
Edwin Pratama 260110180119
Jonathan Stefanus 260110180150
Zahra Ganesya Citraloka 260110180158

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

BAB I PENDAHULUAN 2

1.1 Latar Belakang 2

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Pembahasan 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Epipremnum aureum 4

2.2 Toddalia asiatica 5

2.3 Spektrofotometri UV 6

2.4 Spektrofotometri IR 6

2.5 Spektrofotometri Masssa 7

BAB III METODE ISOLASI 8

3.1 Metode Isolasi Toddalia asiatica 8

3.2 Metode Isolasi Epipremnum aureum 10

BAB IV HASIL PEMBAHASAN 11

4.1 Identifikasi Senyawa 11

4.2 Hasil Analisis 20

4.3 Perbandingan Metode dan Analisis 28

BAB V PENUTUP 32

5.1 Kesimpulan 32

5.2 Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 33

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Epipremnum aureum (Linden dan Andre) Bunting milik keluarga Araceae,


umumnya dikenal sebagai Pothos. Tanaman ini terdistribusi secara luas di
Malaysia. Tumbuhan ini memiliki banyak aktivitas farmakologis seperti antibakteri,
antijamur, efek menenangkan dan relaksasi. Tanaman ini juga mampu
menghapus polutan udara dalam ruangan. Studi fitokimia melaporkan bahwa
tanaman tersebut mengandung flavonoid, alkaloid, polifenol,saponin dan
steroid.

Toddalia merupakan salah satu genus dari famili Rutaceae dengan penyebaran
di Afrika, Asia, Madagaskar, dan Australia. Toddalia asiatica atau dikenal dengan
nama lokal ‘akar kucing’ merupakan jenis tumbuhan perdu. Senyawa metabolit
sekunder yang terdapat dalam Toddalia asiatica antara lain senyawa golongan
alkaloid, kumarin, dan terpenoid yang memperlihatkan bioaktivitas sebagai
antiinflamasi, antimikroba, antimalarial, anti HIV, anti feedant, dan antikanker

Tumbuhan menghasilkan berbagai metabolit sekunder jenis alkaloid yang


sangat penting dan berfungsi sebagai pertahanan. Alkaloid biasanya juga memiliki
efek farmakologis dan digunakan dalam obat-obatan atau sebagai obat recreational.
Alkaloid adalah agen farmasi yang sangat berguna karena aktivitas biologisnya seperti
antimikroba, antioksidan, potensi analgesik dan aktivitas anti-inflamasi.

Spektrofotometer UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan


intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar
ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energy yang cukup untuk mempromosikan
elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektrum UV-Vis
mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa
didapatkan dari spectrum ini. Tetapi spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran
secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan
mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum
Lambert-Beer.

2
Atom-atom di dalam suatu molekul tidak dapat diam melainkan bervibrasi
(bergetar). Bila radiasi infra merah dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka
molekulmolekulnya dapat menyerap (mengabsorpsi) energi dan terjadilah transisi
diantara tingkat vibrasi (ground state) dan tingkat vibrasi tereksitasi (excited
state).Pengabsorpsian energi pada berbagai frekuensi dapat dideteksi oleh
spektrofotometer infrared, yang memplot jumlah radiasi infra merah yang diteruskan
melalui cuplikan sebagai fungsi frekuensi (atau panjang gelombang) radiasi. Plot
tersebut adalah spektrum infra merah yang memberikan informasi penting tentang
gugus fungsional suatu molekul.

Spektroskopi massa adalah suatu tekhnik analisis yang mendasarkan


pemisahan bekas ion-ion yang sesuai dengan perbandingan massa dengan muatan dan
pengukuran intensitas dari berkas ion-ion tersebut. Dalam spektroskopi massa,
molekul–molekul senyawa organik ditembak dengan berkas elektron dan diubah
menjadi ion-ion positif yang bertenaga tinggi (ionion molekuler atau ion - ion
induk),yang dapat dipecah-pecah menjadi ion-ion yang lebih kecil (ion- ion pecahan).

Spektroskopi resonansi magnetik nuklir (NMR) memberikan gambaran


mengenai jenis atom, jumlah, maupun lingkungan atom hidrogen (1H NMR) maupun
karbon (13C NMR). Spektroskopi NMR didasarkan pada penyerapan gelombang
radio oleh inti-inti tertentu dalam molekul organik, apabila molekul tersebut berada
dalam medan magnet yang kuat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja identitas senyawa yang terisolasi ?

2. Bagaimana hasil analisis senyawa dengan berbagai metode ?

3. Bagaimana perbandingan metode dan analisis yang digunakan ?

1.3. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui identitas senyawa yang terisolasi.

2. Mengetahui hasil analisis senyawa dengan berbagai metode.

3. Mengetahui perbandingan metode dan analisis yang digunakan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Epipremnum aureum

Taksonomi tumbuhan Epipremnum aureum:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Arismatales

Famili : Araceae

Genus : Epipremnum

Species : Epipremnum aureum

(Plantlist, 2020).

Sirih gading (Epipremnum aureum) merupakan tanaman merambat semi-epifit


anggota famili Araceae. Mudah dikenali dari bentuk dan warna daunnya. Daunnya
berbentuk hati, bertangkai, dan berwarna belang kuning cerah hingga kuning pucat.
Daun tumbuh berselang-seling di batangnya. Di habitat alami tumbuh merambat pada
batang pohon lain hingga menutupi batang tersebut. Tanaman ini mampu tumbuh
hingga setinggi 20 meter dengan batang berdiameter hingga 4 cm. Sirih gading ini
tedistribusi diberbagai negara seperti thailand, indonesia, malaysia, jepang,
bangladesh dan lain-lain (Catalogue Of Life, 2020).

4
2.2 Toddalia asiatica

(Keystone Foundation, 2020).


Taksonomi tumbuhan Toddalia asiatica:

Kingdom Plantae
Filum Tracheophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Sapindales
Famili Rutaceae
Genus Toddalia
Spesies Toddalia asiatica (L.)
(Keystone Foundation, 2020).
Toddalia asiatica atau disebut juga jeruk rambat merupakan tanaman obat dari Afrika
Timur dan umumnya digunakan sebagai antiinflamasi dan antinociceptive. Kemampuan
analgesik dari Toddalia telah dikenal baik secara empiris maupun praklinik (Kariuki,
dkk.,2013).
Toddalia memiliki beragam metabolit sekunder dan yang paling banyak digunakan
adalah alkaloid, kumarin, dan terpenoid. Tanaman ini diketahui memiliki alkaloid pada
turunan furokuinolin yang memiliki aktivitas anti kanker (Rahayu, dkk., 2018).

5
2.3 Spektrofotometri UV

Didasari oleh interaksi antara sampel dengan sinar UV dengan panjang gelombang
190-328 nm. Sumber dari sinar UV yaitu lampu deuterium yang merupakan isotop
hidrogen stabil.
(Nazar, 2018).

2.4 Spektrofotometri IR

(Sudjadi dan Rohman, 2018)


Spektrofotometer IR bersifat sidik jadi yang dimaksud bahwa tidak ada materi yang
berbeda memiliki kesamaan spektra IR (Sudjadi dan Rohman, 2018). Prinsip kerjanya
adalah senyawa yang diradiasi oleh IR akan menimbulkan perbedaan jarak dimana
terdapat sinar yang diserap dan menghasilkan vibrase dan terdapat sinar yang diteruskan
(Sembiring, dkk., 2019).

(Rubiyanto, 2017)

6
2.5 Spektrofotometri Masssa

Berbeda dengan metode spektroskopi sebelumnya spektroskopi massa adalah


suatu tekhnik analisis yang mendasarkan pemisahan bekas ion-ion yang sesuai
dengan perbandingan massa dengan muatan dan pengukuran intensitas dari
berkas ion-ion tersebut. Dalam spektroskopi massa, molekul-molekul senyawa
organik ditembak dengan berkas elektron dan diubah menjadi ion-ion positif
yang bertenaga tinggi (ionion molekuler atau ion - ion induk),yang dapat dipecah-
pecah menjadi ion-ion yang lebih kecil (ion- ion pecahan). Lepasnya elektron
dari molekul akan menghasilkan radikal kation.

Ion-ion molekuler, ion-ion pecahan dan ion-ion radikal pecahan selanjutnya


dipisahkan oleh pembelokan medan magnet yang dapat berubah sesuai dengan massa
dan muatannya, dan akan menimbulkan arus pada kolektor yang sebanding dengan
limpahan relatif mereka. Spektrum massa mengambarkan perbandingan limpahan
relatif terhadap m/e (massa/muatan). Partikel-partikel netral yang dihasilkan dalam
proses fragmentasi (m2 ) atau radikal ( m2 ) tidak dapat dideteksi dalam spektrometer
massa. Spektrum massa akan menghasilkan puncak-puncak yang tercatat dalam
rekorder, yang dipaparkan sebagai grafik batangan. Fragmen-fragmen disusun
sedemikian sehingga peak-peak ditata menurut kenaikan m/e dari kiri ke kanan dalam
spektrum. Intensitas peak sebanding dengan kelimpahan relatif fragmen-fragmen
yang bergantung pada stabilitas relatif mereka. Puncak yang paling tinggi dinamakan
base peak (puncak dasar) diberi nilai intensitas sebesar 100%; peak-peak yang lebih
kecil dilaporkan misalnya 20%, 30%, menurut nilainya relatif terhadap peak dasar.
Puncak uang paling tinggi pada spektrum methanol adalah puncak M-1 pada m/e= 31.
Puncak ini timbul karena lepasnya atom hidrogen dari ion molekul.

(Kristianingrum, 2014).

7
BAB III

METODE ISOLASI

3.1 Metode Isolasi Toddalia asiatica

Prosedur Umum

Pemisahan dan pemurnian dengan kromatografi kolom gravitasi


(KKG) menggunakan silika gel G60, kromatografi radial
menggunakan silika gel 60 PF254 (Merck), dan kromatografi lapis

Buat Pereaksi Dragendroff sebagai penampak noda senyawa alkaloid (0,8 g


bismut subnitrat+10ml As. Asetat+10 ml Air, Larutan campuran ditambah
larutan 8 g Kalium Iodida + 20 ml air, encerkan dengan 2,3 campuran 20 ml
As. Asetat Glacial + 100 ml air)

Siapkan bahan untuk kultur sel yaitu medium RPMI-1640, fetal bovine serum
(FBS), garam MTT, phosphate-buffered saline (PBS) dan dimetil sulfoksida
(DMSO) sebagai bahan uji aktivitas anti-kanker.

Instrumentasi yang digunakan dalam penentuan struktur alkaloid hasil isolasi


antara lain meliputi spektrometer UV-Vis Shimadzu 1800, spektrometer IR
Shimadzu, spektrometer NMR JEOL ECA 400 yang beroperasi pada 400
MHz.

Preparasi Sampel

Sampel penelitian adalah ranting Toddalia asiatica L. dari Sabungan


Jae, Kecamatan Padangsidempuan Barat, Kabupaten
Padangsidempuan, Sumatra Utara. Identifikasi tumbuhan dilakukan
di Herbarium Bogoriensis, Bogor, Jawa Barat.

8
Metode Isolasi dan Ekstraksi

Ekstraksi serbuk ranting Toddalia asiatica L. seberat 7,2 kg menggunakan metanol


pada suhu kamar dengan cara maserasi selama 24 jam dan dilakukan sebanyak dua
kali. Hasil maserasi disaring dan pelarut diuapkan menggunakan rotary vacuum
evaporator untuk menghasilkan ekstrak kental metanol (900 gr)

Hasil kromaografi lapis tipis (KLT) senyawa alkaloid positif memperlihatkan


adanya spot coklat kemerahan dengan pereaksi Dragendoff. Ekstrak kental
metanol dipartisi dengan n-heksana

Ekstraksi metanol ditambahkan asam sulfat 5% pH 3-4 dan dipartisi dengan etil
asetat. Fasa asam ditambahkan ammoniak sampai larutan pH 9 dan dipartisi
dengan etil asetat menghasilkan ekstrak etil asetat (ekstrak alkaloid). Ekstrak
kental etil asetat dicuci dengan air sampai pH 7 menghasilkan ekstrak alkaloid
sebanyak 6,53 gr.

Pemisahan ekstrak alkaloid dengan kromatografi kolom gravitasi (KKG)


menggunakan campuran n-heksana : etil asetat (9:1 sampai 3:7) menghasilkan
lima fraksi utama A-E.

Pemisahan fraksi C (781,8 mg) dengan kromatografi radial dengan eluen n-


heksana : kloroform (9:1 sampai 1:9), kloroform, dan kloroform : etil asetat 9:1
menghasilkan tiga subfraksi utama yaitu C1-C3

Pemurnian subfraksi C2 dilakukan dengan menggunakan kromatografi radial


dengan eluen n-heksana : kloroform (8:2 sampai 3:7), kloroform, kloroform :
etil asetat 9:1 menghasilkan senyawa alkaloid murni sebanyak 19,7 mg yang
berwujud padatan coklat kekuningan

9
3.2 Metode Isolasi Epipremnum aureum

Bahan tanaman bubuk (50 g) diperlakukan dengan 15 ml NH4OH (25%) pada


suhu kamar dan pelarut ekstraksi dilakukan dengan 300 ml etil asetat selama
72 jam.

Ekstrak disaring dan dikeringkan dengan udara pada suhu 40 ° C.

Residu dilarutkan dalam H2O dan diasamkan dengan H2SO4 hingga pH 3-4.

Ekstraksi dengan petroleum eter dan dietil eter dan menyesuaikan pH fase
berair menjadi 9-10 dengan NH4OH (25%).

Ekstraksi dengan kloroform dan dicuci dengan air suling. Alkaloid kasar
dipekatkan sampai kering di bawah tereduksi tekanan dan dikeringkan dengan
natrium sulfat . Residu yang diperoleh dilarutkan dalam metanol dan dikenai
Analisis GC-MS.

10
BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Senyawa

 Dari jurnal pertama terdapat 26 yang positif merupakan senyawa alkaloid yang
terisolasi dari tanaman Epipremnum aureum, yaitu ;

a. Nama Senyawa : 2-Pyrazolin-5-one,3,4,4-Trimethyl-5-pyrazolone

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Imidazol

Bioaktivitas: Potensi Antitermite

b. Nama Senyawa : Methyl5-Hydroxy-1-4-Methylbenzoyl-5Phenyl,4,5-


Dihydro- 1H- Pyrazole-3-Carboxylate

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Imidazol

Bioaktivitas: -

11
c. Nama Senyawa: 2,6-Dimethylmorpholine

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Piridin-Piperidin

Bioaktivitas: Fungisida dan Insektisida

d. Nama Senyawa: 5,6-methylenedioxy-Isoquinoline

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Isoquinolin

Bioaktivitas: Inhibitor Korosi

e. Nama Senyawa: 5-Oxo-pyrrolidine-2-carboxylic acid methyl ester

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Pyrrolidine

Bioaktivitas: -

12
f. Nama Senyawa: 2- Methoxy-5-methylphenol

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Crinane

Bioaktivitas: Antibakteri

g. Nama Senyawa: 3-(1-Methyl-2-pyrrolidinyl)-2-pyridinylamine

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Pyridine-Pyrrolidine

Bioaktivitas: Insektisida

h. Nama Senyawa: 4-Methylpyrrole[2,3-d]pyrimidine

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Purin

Bioaktivitas: Insektisida

13
i. Nama Senyawa: 2-Methyl-5H-pyrrolo[3,4-b]pyridine-5,7(6H)-dione

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Pyridine-Pyrrolidine

Bioaktivitas: -

j. Nama Senyawa: 6-Ethoxy-9H-purine

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Purin

Bioaktivitas:-

k. Nama Senyawa: N-Phenylaniline

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Aromatik

Bioaktivitas: -

14
l. Nama Senyawa: Viridiflorol

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Steroid

Bioaktivitas: Aktivitas Antibakteri

m. Nama Senyawa: Spiro[2,3-Dihydro-1-Methylindol-2-one-3,3’-[2-(4-


Methoxy phenyl)] Pyrrolidine]

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Pyrrolidine

Bioaktivitas: -

n. Nama Senyawa: 3,4 Dichloro[1,6]Naphthyridine

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Kuinolin

Bioaktivitas: -

15
o. Nama Senyawa: 6-(Dimethyl Nitrosyl)-4,4-diphenyl-3-heptanone

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Amina

Bioaktivitas: -

p. Nama Senyawa: Nicotine

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Pyridine-Pyrrolidine

Bioaktivitas: Aktivitas Stimulan

q. Nama Senyawa: Nornicotine

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Pyridine-Pyrrolidine

Bioaktivitas: Insektisida

16
r. Nama Senyawa: Anabasine

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Piridin-Piperidin

Bioaktivitas: Insektisida

s. Nama Senyawa: Catharanthine

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Terpen Indol

Bioaktivitas: Anti Tumor (Ihibisi aktivitas cAMP phosphodiesterase)

t. Nama Senyawa: Salvinorin A

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Terpen

Bioaktivitas: Aktivitas anti diare dan anti rematik

17
u. Nama Senyawa: Salvinorin B

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Terpen

Bioaktivitas: Analog dari Salvinorin A dengan durasi aksi sekitar 2-3 jam
terhadap reseptor k-opioid.

v. Nama Senyawa: Salvinorin C

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Terpen

Bioaktivitas: -

w. Nama Senyawa: Octadecanamide

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Crinane

Bioaktivitas: Antioksidan dan Aktivitas hypnotic- sedative.

18
x. Nama Senyawa: Dihydro-oxodemethoxy haemanthamine

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Crinane

Bioaktivitas: Aktivitas Inhibisi perkembangan sel HeLa dan Sintesis


Protein, serta sebagai agen sitotoksik pada sel tumor (MOLT-4).

y. Nama Senyawa: Oxoassoanine

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Steroid

Bioaktivitas:-

z. Nama Senyawa: Crinane-3e-ol

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Crinane

Bioaktivitas: Aktivitas induksi aptotosis.

19
 Sedangkan dari jurnal kedua didapat senyawa alkaloid yang terisolasi dari tanaman
Toddalia asiatica L. adalah

Nama Senyawa: Skimmianin

Struktur:

Golongan Alkaloid: Alkaloid Furokuinolin

Bioaktivitas: Inhibisi sel kanker leukemia murin P-388

4.2 Hasil Analisis

 Jurnal Pertama

Sampel : daun Epipremnum aureum (Linden dan Andre) Bunting

Metode : Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS)

20
Berdasarkan dari hasil pengujian dengan kromatografi gas-spektrofotometri
mass didapatkan kromatogram seperti di atas. Daun Epipremnum aureum diketahui
memiliki kuantitas senyawa alkaloid yang teridentifikasi minor atau memiliki jumlah
yang sedikit/kecil. Walaupun demikian, daun ini memiliki sebanyak 26 alkaloid
dimana 15 diantaranya tanpa mengalami derivatisasi dan 11 diantaranya
dikarakterisasi berdasarkan pola fragmentasi massa. Diantaranya berdasarkan tabel
sebagai berikut.

21
Senyawa alkaloid yang dikarakterisasi tanpa mengalami derivatisasi

22
Berdasarkan tabel di atas identifikasi senyawa dilakukan sesuai dengan rentang retensi
waktunya, senyawa 2-Pyrazolin-5-one,3,4,4-Trimethyl-5-pyrazolone teridentifikasi pada
menit 6,892. Senyawa Methyl 5-Hydroxy-1-(4-Methylbenzoyl) -5Phenyl, 4,5-Dihydro-1H-
Pyrazole-3-Carboxylate pada menit 8,817. Senyawa 2,6-Dimethylmorpholine pada menit
11,225. Pada menit 12,05 teridentifikasi senyawa 5,6-methylenedioxy-Isoquinoline. Pada
menit 12,1 teridentifikasi senyawa 5-Oxo-pyrrolidine-2-carboxylic acid methyl ester.
Senyawa 2- Methoxy-5-methylphenol teridentifikasi pada menit 12,192. Senyawa 3-(1-
Methyl-2-pyrrolidinyl)-2-pyridylamine pada menit 13,225. Senyawa 4-Methylpyrrole[2,3-
d]pyrimidine pada menit 13,583. Senyawa 2-Methyl-5H-pyrrolo[3,4-b]pyridine-5,7(6H)-
dione pada menit 14,333. Pada menit 14,525 terindetifikasi senyawa 6-Ethoxy-9H-purine.
Pada menit 14,942 teridentifikasi senyawa N-Phenylaniline. Pada menit 15,575
teridentifikasi senyawa Viridiflorol. Senyawa Spiro [2,3-Dihydro-1-Methylindol-2-one-3,3’-
[2-(4-Methoxy phenyl)]Pyrrolidine] teridentifikasi pada menit 22,483. Senyawa
3,4Dichloro[1,6] Naphthyridine teridentifikasi pada menit 24,425 dan senyawa 6-
(Dimethylnitroryl)-4, 4-diphenyl-3-heptanone (C21H27NO2) teridentifikasi pada menit
43,43.

23
Senyawa alkaloid yang dikarakterisasi berdasarkan pola fragmentasi massa

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui % total jumlah 11 senyawa yang


telah dikarakterisasi dengan perbandingan senyawa yang diketahui pada retensi
waktu kromatogram. Senyawa-senyawa makromolekul seperti tabel di atas akan
mengalami pola fragmentasi massa dimana makromolekul dipecah menjadi fragmen-
fragmen yang lebih sederhana.

Sampel daun Epipremnum aureum memiliki kadar alkaloid nikotin yaitu


100%, nornikotin yaitu 83,33%, Anabasin yaitu 100%, Catharanthine yaitu 100%,
Salinorin A yaitu 54,54%, Salinorin B yaitu 54,54%, Salinorin C yaitu 100%,
Octadecanamide yaitu 100%, Dihydro-oxo-demethoxy haemanthamine yaitu 100%,
Oxoassoanine yaitu 100%, Crinane-3e-ol yaitu 100%. % kadar senyawa diketahui
dari perbandingan fragmen yang diketahui dengan fragmen berdasarkan literatur lalu
dikali dengan 100%.

24
 Jurnal Kedua

Sampel : Ranting Toddalia asiatica L.

Metode : Spektroskopi UV-Vis, Spektroskopi IR, dan Spektroskopi 1D dan


2D NMR (Nuclear Magnetic Resonance)

Berdasarkan hasil pengujian spektroskopi UV-Vis, spektrum UV senyawa alkaloid


dalam metanol memperlihatkan serapan panjang gelombang maksimum seperti pada
tabel berikut :

maks (nm) Log ɛ

241 sh 3,82

249 3,99

269 2,96

281 1,91

291 2,93

293 2,93

319 3,07

331 3,05

25
Dari pengujian spektroskopi IR, spektrum IR senyawa memperlihatkan beberapa
bilangan gelombang seperti pada tabel berikut :

Bilangan gelombang (cm-1) Gugus

3132 Vibrasi ulur C=C furo

2920 Vibrasi ulur C-H aromatik

2853

1622 Vibrasi ulur C=C aromatik

1587

1510

1385

1367

1092 Vibrasi tekuk C=O eter


terkonjugasi

Pengujian menggunakan spektroskopi NMR menghasilkan spektrum 1H-


NMR dan 13C-NMR. Spektrum 1H-NMR menunjukkan adanya 7 sinyal proton pada
daerah pergeseran kimia δH 4,02-8,01 ppm. Dari 7 sinyal tersebut terdapat 2 sinyal
proton aromatik. Sinyal proton aromatik tersebut merupakan sepasang sinyal proton
orto aromatik pada δH 8,01 dan δH 7,22 ppm. Dari 7 sinyal tersebut juga didapatkan
sepasang sinyal proton doblet dari cincin furo pada δH 7,57 dan 7,03 ppm. Tiga sinyal
lainnya dari 7 sinyal tersebut merupakan sinyal proton metoksi pada δH 4,42; 4,02
dan 4,10 ppm.

Spektrum 13C-NMR menunjukkan 14 sinyal C yang terpisah secara sempurna.


Sinyal karbon tersebut terdistribusi atas 4 atom karbon tersier CH (δC 143,1; 118,3;
112,0; 104,7 ppm); 7 atom karbon kuartener (δC 164,4; 157,3; 152,2; 141,9; 141,5;
114,9; 103,4 ppm) dan 3 atom karbon primer metoksi (δC 61,7; 56,8; dan 59.1 ppm).
Dari data spektrum 1D dan 2D NMR, disimpulkan bahwa struktur senyawa alkaloid

26
furokuinolin hasil isolasi adalah 4,7,8-trimetoksi furo[2,3,b]kuinolin atau dikenal
dengan nama senyawa skimmianine.

Melalui pengujian spektroskopi NMR, didapatkan juga spektrum HMBC


yang menunjukkan korelasi sinyal proton dengan sinyal karbon. Tabel dibawah
merupakan ringkasan hasil spektrum NMR dan korelasi antara sinyal proton dan
sinyal karbon. v

Korelasi sinyal proton dan sinyal karbon juga dapat dilihat lebih jelas pada
gambar dberikut :

27
4.3 Perbandingan Metode dan Analisis

a. Perbandingan Metode
Jurnal Isolasi Jurnal Gas
Senyawa Alkaloid Chromatography–Mass
Turunan Spectrometry (GC-MS)
Furokuinolin dari Analysis of Alkaloid
No Perbedaan
Ranting Toddalia Isolated from
asiatica L. dan Uji Epipremnum aureum
Aktivitas (Linden and Andre)
Antikanker Bunting
1. Bagian tumbuhan yang Ranting pohon Daun
digunakan
2. Tahapan pengerjaan Ektraksi, maserasi, Pengeringan simplisia,
uji kemurnian dan ektraksi, pemisahan dan
identitas senyawa pemurnian, analisis KG-
(KLT, KKG, dan uji MS.
warna dengan
preaksi
Dragendoff),
analisis UV, IR, 1D
dan 2D NMR.
2. Pelarut pada proses Metanol Etil asetat
ekstraksi
3. Kandungan senyawa kimia Alkaloid, kumarin, Plavonoid, alkaloid,
terpenoid. saponin, polifenol, dan
steroid.
4. Alat analisis senyawa Spektrometer UV- Kromatografi Gas-
turunan akaloid Vis, IR, 1D dan 2D Spekrometri Massa
NMR.
5. Instrumen Spektrometer UV- GCMS-2010 Shimadzu,
Vis Shimadzu 1800, 70eV, Restek-5MS
spektrometer IR column (30m x 0,25 mm
Shimadzu, x 0,25 μm),

28
spektrometer NMR menggunakan gas
JEOL ECA 400 helium 1.21 ml/min.
yang beroperasi
pada 400 MHz, 1D
(H-NMR dan C-
NMR) dan 2D
NMR (HMBC dan
HMQC)

Pada Jurnal 1, Pemisahan dan pemurnian dengan kromatografi kolom


gravitasi (KKG) menggunakan silika gel G60, kromatografi radial menggunakan
silika gel 60 PF254 (Merck), dan kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan plat
KLT Kieselgel 60 GF254 0.25 mm (Merck). Pereaksi Dragendroff digunakan sebagai
penampak noda senyawa alkaloid. Instrumentasi yang digunakan dalam penentuan
struktur alkaloid hasil isolasi antara lain meliputi spektrometer UV-Vis Shimadzu
1800, spektrometer IR Shimadzu, spektrometer NMR JEOL ECA 400 yang
beroperasi pada 400 MHz.
Ekstraksi serbuk ranting Toddalia asiatica L. seberat 7,2 kg menggunakan
metanol pada suhu kamar dengan cara maserasi selama 24 jam dan dilakukan
sebanyak dua kali. Hasil maserasi disaring dan pelarut diuapkan menggunakan rotary
vacuum evaporator untuk menghasilkan ekstrak kental metanol (900 gr). Hasil
kromatografi lapis tipis (KLT) senyawa alkaloid positif memperlihatkan adanya spot
coklat kemerahan dengan pereaksi Dragendoff. Ekstrak kental metanol dipartisi
dengan n-heksana.
Ekstraksi metanol ditambahkan asam sulfat 5% pH 3-4 dan dipartisi dengan
etil asetat. Fasa asam ditambahkan ammoniak sampai larutan pH 9 dan dipartisi
dengan etil asetat menghasilkan ekstrak etil asetat (ekstrak alkaloid). Ekstrak kental
etil asetat dicuci dengan air sampai pH 7 menghasilkan ekstrak alkaloid sebanyak
6,53 gr.
Pemisahan ekstrak alkaloid dengan kromatografi kolom gravitasi (KKG)
menggunakan campuran n-heksana : etil asetat (9:1 sampai 3:7) menghasilkan lima
fraksi utama A-E. Pemisahan fraksi C (781,8 mg) dengan kromatografi radial dengan
eluen n-heksana : kloroform (9:1 sampai 1:9), kloroform, dan kloroform : etil asetat

29
9:1 menghasilkan tiga subfraksi utama yaitu C1-C3. Pemurnian subfraksi C2
dilakukan dengan menggunakan kromatografi radial dengan eluen n-heksana :
kloroform (8:2 sampai 3:7), kloroform, kloroform : etil asetat 9:1 menghasilkan
senyawa alkaloid murni sebanyak 19,7 mg yang berwujud padatan coklat kekuningan.
Etel
Pada jurnal 2, bahan tanaman dikumpulkan pada bulan Juli 2014 dari kota
Jaipur Rajasthan, India. Spesies tanaman diidentifikasi dan disahkan oleh Survei
Botani India, Jodhpur, India, sebagai Epipremnum aureum (Linden dan Andre)
Bunting. Bahan tanaman yang dikumpulkan dicuci, dikeringkan dengan udara dan
digunakan untuk studi lebih lanjut.
Isolasi alkaloid
Bahan tanaman bubuk (50 g) dicampurkan dengan 15 ml NH4OH (25%) pada
suhu kamar dan dilakukan ekstraksi dengan 300 ml etil asetat selama 72 jam. Ekstrak
disaring dan dikeringkan dengan pada suhu 40° C. Residu dilarutkan dalam H2O dan
diasamkan dengan H2SO4 hingga pH 3-4. Itu diekstraksi dengan petroleum eter dan
dietil eter dan menyesuaikan pH fase berair menjadi 9-10 dengan NH4OH (25%). Itu
diekstraksi dengan kloroform dan dicuci dengan air suling. Alkaloid kasar dipekatkan
sampai kering di bawah tereduksi tekanan dan dikeringkan dengan natrium sulfat
[14]. Residu yang diperoleh dilarutkan dalam metanol dan dikenai

Analisis GC-MS.

Karakterisasi menggunakan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa


Karakterisasi alkaloid dilakukan dengan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa. GC-
MS dicatat dalam instrumen GCMS-2010 Shimadzu yang beroperasi dalam mode EI
pada 70ev. Kolom Restek-5MS (30m x 0,25mm x 0,25μm) digunakan. Program suhu
oven adalah 1000 hingga 2500C pada 50C min-1 dan ditahan selama 5 menit pada
2500C dan dari 2500C hingga 2800C pada 100C min-1 dan ditahan selama 10 menit
pada 2800C. Suhu injektor adalah 2500C dengan mode injeksi normal. Laju aliran
helium gas pembawa adalah 1,21 ml min-1. Identifikasi alkaloid adalah dikonfirmasi
dengan membandingkan data spektral massa dengan senyawa asli dan dengan data
yang diperoleh dari literatur.

30
b. Pebandingan Analisis

Analisis senyawa turunan alkaloid pada jurnal 1 (Jurnal Isolasi Senyawa


Alkaloid Turunan Furokuinolin dari Ranting Toddalia asiatica L. dan Uji Aktivitas
Antikanker) menggunakan metode Spektum UV, IR, 1D (H-NMR dan C-NMR) dan
2D NMR (HMBC dan HMQC). Spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sampel
dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebgai
sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Karena sinar UV tidak dappat
dideteksi oleh mata kita, senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang
merupakan senyawa yang tidak memiiki warna (bening dan transparan).
Spektrofotometri IR bedasarkan pada panjang gelombang infra merah 2,5-1000
mikrometer. Spektro IR biasanya digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi
pada seuatu senywa terrutama senyawa organik. Setiap serapan pada panjang
gelombang ertentu menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik. Hasil
analisa bisanya beruupa signal kromatogram hubngan n intensitas IR terhadap
panjang gelombang. Spektroskopi reonansi magneti nuklir (NMR) memerikan
gambaran mengenai jenis atom, jumlh, maupun lingkungan atomm hidrogen (1H
NMR) maupun karbon (13C NMR). Spektrooskopi NMR didasarkan pada penyerapan
ggelombang radio oeh inti-inti terrtentu dalam molekul organi, apabila mmolekul
tersebut berada dalam medan magnet yang kuat.

Analisis senyawa turunan alkaloid pada jurnal 2 (Gas Chromatography–Mass


Spectrometry (GC-MS) Analysis of Alkaloid Isolated from Epipremnum aureum
(Linden and Andre) Bunting) menggunakan metode KG-SM (Kromatografi Gas –
Spektrometri Massa) yang menggabungkan prinsip kerja dari Kromatografi Gas dan
Spektrometri Massa. Kromatografi gas bertujuan untuk menguji tingkat kemurnian
dari bahan atau sampel dan memisahkan berbagai komponen kimia dari cammpuran.
Sedangkan Spektrometri massa digunakan untuk menyeleksi molekul-molekul gas
bermuatan berdasarkan massa atau beratnya. Peroleh kurang lenih 26 turunan
alkaloid yanng berhasil diidentifikasi.

31
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Didapatkan 26 senyawa alkaloid yang terisolasi dari tanaman Epipremnum aureum,


dimana 15 diantaranya tanpa mengalami derivatisasi dan 11 diantaranya
dikarakterisasi berdasarkan pola fragmentasi massa. Sedangkan pada tanaman
Toddalia asiatica terisolasi senyawa skimmiamin.

2. Dari kedua jurnal disimpulkan bahwa semua metode spektrofotometri dapat


digunakan untuk menganalisis senyawa alkaloid dalam suatu tanaman. Dan metode
yang paling efektif dan umum digunakan adalah spektrofotometri IR dan UV-Vis.

5.2 Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

32
DAFTAR PUSTAKA

Catalogue Of Life. 2020. Epipremnum aureum. Tersedia Online di


http://www.catalogueoflife.org/col/details/species/id/238ef35447a66c9c5b7ddd748bc
4cde9 [Diakses pada 30 Mei 2020]

Kariuki, H., Titus I., Abiy Y., Nilesh P., Paul M. 2013. Antinocieptive and Anti-
inflammatory Effects of Toddia asiatica (L) Lam. (Rutaceae) Root Extract in Swiss
Albino Mice. PanAfrican Medical Journal. Vol. 14 (133) : 1-5.

Keystone Foundation. 2020. Toddalia asiatica (L.) Lam. Tersedia online di


https://indiabiodiversity.org/species/show/250752. [Diakses pada 30 Mei 2020].

Kristianingrum S. 2014. HANDOUT SPEKTROSKOPI MASSA. Tersedia online di


http://staffnew.uny.ac.id/upload/131872520/pendidikan/HandoutINSTRUMENSpektr
ometri+Massa-Susi.pdf [Diakses pada 30 Mei 2020].

Meshram, A., Ajai K., Nidhi S. 2015. Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS)
analysis of alkaloids isolated from Epipremnum aureum (Linden and Andre) Bunting.
IJPSR. Vol. 6 (2):337-342.

Nazar, M. 2018. Spektroskopi Molekul. Aceh : Syiah Kuala University Press.

PlantList. 2020. Epipremnum aureum. Tersedia Online di


www.theplantlist.org/tpl1.1/record/kew-70476 [Diakses pada 30 Mei 2020].

Rahayu, D., Tjitjik S., dan Mulyadi T. 2018. Isolasi Senyawa Alkaloid Turunan Furokuinolin
dari Ranting Toddalia asiatica L. dan Uji Aktivitas Antikanker. Jurnal Kimia Riset.
Vol. 3 (2) : 102-107.

Rubiyanto, D. 2017. Metode Kromatografi Prinsip Dasar, Praktikum, dan Pendekatan


Pembelajaran Kromatografi.Yogyakarta : Deepublish.

Sembiring, T., Indri D., dan Martha R. 2019. Alat Penguji Material. Bogor : Guepedia.

Sudjadi dan Abdul R. 2018. Analisis Derivat Babi. Yogyakarta : UGM Press.

33

Anda mungkin juga menyukai