Anda di halaman 1dari 34

KONTAMINASI PARTIKEL

INDUSTRI FARMASI
Dahlia Permatasari
Ferri Widodo
PSSF 2017
pendahuluan
Menjamin efek dan
KONTAMINASI keutuhan produk
PARTIKEL
Menjamin keamanan
pasien

• Definisi :
• Kontaminasi partikel (dalam larutan)  partikel asing yang tidak dapat
larut, yang tidak diinginkan yang terdapat dalam suatu sediaan larutan.
Sumber kontaminasi partikel

Produk  sediaan, wadah


kemasan, penutup kemasan

Proses pembuatan  lingkungan


pembuatan, personel yang terlibat

Sistem administrasi  peralatan,


proses penyiapan obat
Tempat & Bangunan
Pengurangan atau penghilangan risiko dg perancangan fasilitas yg
baik adalah dengan disertai pengamanan terhadap masuknya
serangga, burung atau hama lainnya. Masuknya orang yang
tidak berhak harus dicegah di dalam fasilitas produksi, pengemasan
& laboratorium. Orang yg tidak bekerja pd fasilitas seharusnya tidak
menggunakan fasilitas sebagai jalan atau berlalu-lalang. Dinding,
langit-langit & lantai fasilitas produksi harus halus (tidak kasar),
bebas dari retakan & sambungan yg terbuka. Pertemuan sambungan
dinding & lantai/langit-langit melengkung berbentuk hospital
plane agar mudah dibersihkan.
Peralatan
Peralatan harus mempunyai permukaan yang halus sehingga mudah dibersihkan
dan tidak menjadi tempat bersembunyinya kotoran. Biasanya peralatan merupakan
stainless steel atau bahan inert, bila stainless steel dipoles mirror.
Bila terpaksa peralatan sukar dibersihkan sebaiknya digunakan pada produk
dedicated (produk tersendiri/satu produk satu peralatan). Peralatan pembersih yang
berbulu, kuas, sikat, kain biasa yang dapat melepaskan partikel/debu tidak boleh
digunakan. Ini sesuai dengan CPOB 2012
Harus dipastikan bahwa semua material dari bahan produk
sebelumnya telah dipindah dan dibersihkan sehingga tidak tersisa
sisa-sisa bahan/produk. Perbaikan dan perawatan mesin tidak boleh
dilakukan selama operasi produksi kecuali bisa dijamin tidak ada
kontaminasi yang dapat mempengaruhi mutu produk. Bungkus
peralatan dengan pembungkus inert/polyetilen setelah dibersihkan
dan tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu (lama).
Personil
Semua personil yang terlibat dalam produksi harus dalam keadaan
sehat dan tidak menderita penyakit terutama penyakit menular
seperti TBC. Saya sendiri pernah meminta salah satu karyawan
untuk tidak bekerja karena terindikasi mempunyai penyakit
pernafasan. Personil harus mengenakan APD (Alat Pengamanan
Diri)/pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaannya.
Kontak langsung antara bagian tubuh personil (terutama tangan)
dengan bahan baku, bahan pengemas primer, bahan antara dan
produk jadi harus dihindarkan.
HVAC
Di area produksi/manufaktur dipasang sistem HVAC terkualifikasi
dengan airlock, HEPA filter dan perbedaan tekanan udara yang
sesuai. Suplai udara dan titik pengumpulan debu tidak boleh terlalu
dekat (dengan ruang produksi) dan kantung pembuangan adalah
sekali pakai. Tidak ada boleh ada risiko debu dari tempat
pengumpulan ke area produksi terutama terutama waktu proses
produksi dan pengemasan primer. Risiko kontaminan yang
disebabkan dari resirkulasi/masuk kembali udara harus diminimalisir.
Pembersihan bagian-bagian HVAC harus dipastikan tidak mencemari
fasilitas produksi.
Area yang banyak menghasilkan debu seperti area penimbangan dan
ruang pencampuran kering sebaiknya disertai sistem pengilangan
debu (dust collector). Pada ruang timbang dapat dilengkapi dengan
Weighing Booth.
Proses Produksi
Pada setiap tahapan proses, bahan baku, bahan antara atau bahan
cetak harus bebas kontaminan. Dalam penimbangan biasanya
pembungkus luar dari bahan dilepaskan ditempat khusus baru
dimasukkan ke dalam ruang produksi, untuk mengurangi risiko
kontaminasi. Risiko kontaminasi dari proses produksi ini juga kerap
kaintannya dengan desain bangunan, tahapan produksi yang tidak
logical order berpotensi menghasilkan banyak aktivitas yang memicu
kontaminasi.
Pakaian & Sepatu Kerja
Dengan memakai pakaian kerja khusus dapat meminimalkan bagian
tubuh personil bersentuhan dengan produk. Pakaian sebaiknya tidak
mengeluarkan kontaminan dan mudah dicuci. Personil atau operator
harus memakai pakaian bersih dan diganti berkala selama
melakukan aktivitas produksi obat. Pakaian kerja dan sepatu tidak
boleh dikenakan diluar area yang terlah ditentukan. Misalnya sepatu
khusus kelas steril tidak boleh dikenakan di kelas non steril.
Masing-masing kelas mempunyai pakaian/sepatu sendiri-sendiri
sesuai dengan kelas dan prosesnya. Usahakan pakaian/sepatu yang
tiap kelas berbeda baik dari sisi bentuk dan warna, agar
meminimalisir tertukar.
KLASIFIKASI AREA BERSIH INDUSTRI FARMASI
 Ketidakstabilan larutan PRODUK
 Terjadinya interaksi antara larutan dengan komponen
kemasan
 Kontaminasi dari WFI  partikel koloid yg tidak hilang dg
proses filtrasi
 Partikel koloid  pada larutan dekstrosa dan dekstran
(karena polimerisasi)
WADAH
 Gelas tipe I  mengandung Barium oksida  melepaskan
ion Ba2+ KEMASAN
 Jika z.a garam sulfat atau mengandung antioksidan golongan
bisulft  terbentuk Kristal barium sulfat BaSO4 yg
mengendap
 Interaksi yang melibatkan ion Mg2+, Ca2+, Al3+, CO3+,
PO4+ dg larutan asam, alkali atau alcohol  partikel tidak
PENUTUP
KEMASAN
 Ion Zn2+ (aktivator) dalam proses vulkanisasi pembentukan
karet
 Jika dalam sediaan mengandung garam fosfat atau dapar
fosfat  terbentuk Zn-fosfat yg tidak larut

PROSES
 Air (WFI) PEMBUATAN
 Air untuk sterilisasi wadah  mungkin akan meninggalkan
residu
ADMINISTRASI
 Pemecahan ampul OBAT
 Fragmen karet
 Kontaminasi partikel dari komponen peralatan khusus injeksi
(plastic, gelas, karet, logam)
Efek biologis PLEBI
TIS

EMBO
LI

KEMAT
IAN
Standar dan regulasi

National Formulary VI
th 1936  larutan air USP
dalam kemasan ampul
harus bebas dari
adanya endapan,
kekeruhan, serat atau
rambut dan atau bahan
apapun yang tidak
terlarut
Metode untuk mendeteksi, menghitung &
mengukur partikel

Metode Mikroskopi Optik

Metode Otomatik
Metode mikroskopi optik
 Prinsip : pengamatan partikel dengan menggunakan mikroskop
 Cara umum : penyaringan larutan injeksi melalui suatu membran
yang dapat menahan partikel kemudian membrane diperiksa
 Filter dibersihkan dengan air (2 sisi filter)
 Digunakan blanko : air
 Jika dalam filter blanko  > 5 partikel dg ukuran ≥ 25 µm maka
proses pemberihan harus diulang
 Dua jenis mikroskop  5 – 100x dan 20 -1000x
 Keuntungan : membrane filter  sebagai bukti pemeriksaan yg
permanen untuk setiap sampel
 Kelemahan : tergantung pada keterampilan operator
Metode otomatik
 Prinsip : menggunakan instrument elektronik yang memiliki
sensor dimana jika ada partikel yang melewati maka akan
dibangkitkan sinyal elektrik yg sebanding dg ukuran partikel yg
ada
 Keuntungan : reprodusibilitas, waktu lebih singkat, tidak
tergantung keterampilan operator
 Kelemahan : alat harus dikalibrasi
pengawasan
 Pemeriksaan secara visual untuk setiap wadah
 Uji non-destruktif
 Sediaan dikocok  lebih mudah mengamati partikel
yang bergerak
 Diperiksa dengan cahaya
 Latar belakang : gelap dan putih
 Tergantung pada inspektor
 Pelatihan untuk inspektor  gerakan tangan yang baik,
konsentrasi
Identifikasi dan karakterisasi kontaminan

Mikroskop

SEM

Difraksi sinar X

Differential Scanning Calorimetry


Eliminasi dan pencegahan kontaminasi
partikel

Studi Preformulasi

CPOB  fasilitas produksi, cara


produksi

Good Hospital Practices


SEMOGA
BERMANFAAT
Kuis
1. Sebutkan & Jelaskan sumber kontaminasi partikel.
2. Sebutkan keuntungan & kelemahan masing-masing Metode untuk
mendeteksi, menghitung & mengukur partikel.
KUIS Bu Dahlia
• 1. Jelaskan prinsip pemilihan bahan pengawet pada formulasi
sediaan parenteral !
• 2. Jelaskan perbedaan perhitungan tonisitas (penambahan bahan
pengisotonis) dengan metode kelas satu dan kelas dua !
• 3. Jelaskan tiga contoh kegiatan pengisian sediaan parenteral yang
memiliki resiko lebih (dilakukan di luar kebiasaan) sehingga minimal
dilakukan hars pada kelas A !

Anda mungkin juga menyukai