0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan3 halaman
Sediaan sirup dievaluasi melalui beberapa uji kualitas, yaitu uji pH, kejernihan, dan bobot jenis. Hasil uji pH menunjukkan nilai awal di luar spesifikasi tetapi dapat dikoreksi. Uji kejernihan menunjukkan sediaan keruh sesuai dengan ekstraknya. Uji bobot jenis menghasilkan nilai sedikit berbeda dari literatur, kemungkinan karena kontaminan pada peralatan.
Sediaan sirup dievaluasi melalui beberapa uji kualitas, yaitu uji pH, kejernihan, dan bobot jenis. Hasil uji pH menunjukkan nilai awal di luar spesifikasi tetapi dapat dikoreksi. Uji kejernihan menunjukkan sediaan keruh sesuai dengan ekstraknya. Uji bobot jenis menghasilkan nilai sedikit berbeda dari literatur, kemungkinan karena kontaminan pada peralatan.
Sediaan sirup dievaluasi melalui beberapa uji kualitas, yaitu uji pH, kejernihan, dan bobot jenis. Hasil uji pH menunjukkan nilai awal di luar spesifikasi tetapi dapat dikoreksi. Uji kejernihan menunjukkan sediaan keruh sesuai dengan ekstraknya. Uji bobot jenis menghasilkan nilai sedikit berbeda dari literatur, kemungkinan karena kontaminan pada peralatan.
pH pH 4-7 - dilakukan pengukuran - pH awal = 3,8 (di (Depkes,1995) dengan pH meter adjust ph dengan Na - dilakukan penyesuaian bikarbonat pH dengan - pH akhir = 4.45 penambahan asam / basa Quality Control Uji Berat Jenis Hanya dapat - piknometer yang kering - berat A2 (piknometer + digunakan untuk diambil dengan teliti ekstrak) = 49,9834 cairan, kecuali yang sudah dikalibrasi gram dinyatakan lain, dengan menentukan - berat A1 didasarkan pada beratnya dan berat air (piknometer+air) = berat rasio, berat matang didalamnya 46,3357 gram cairan diudara pada suhu 25°C - berat A (pikno kosong) pada suhu 25°C - masukkan cairan dalam = 21,2546 gram terhadap volume piknometer air yang sama - bersihkan dari cairan 49,9834−21,2546 BJ = pada suhu yang yang tumpah dan 46,3357−21,2546 sama ditimbang = 1.14 g/cm3 A 2− A BJ = A 1− A (gram/cm3) Uji Kejernihan Larutan Dibandingkan dengan air Sediaan keruh/ tidak dianggap jernih jernih apabila sama dengan air
(-) Penetapan pH (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan : Mengetahui pH sediaan. Prinsip :Pengukuran pH menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi. Syarat :pH sediaan sirup sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Selanjutnya dilakukan uji pH, dimana rentang pH yang diharapkan yaitu 4-7 seperti yang tertera pada DEPKES, 1995. Pada saat praktikum, sediaan sirup diuji pHnya dan didapatkan nilai pH sebesar 3,8 apabila dibandingkan dengan literatur tidak masuk dala rentang nilai kemudian di adjust (penambahan) kadar ph dengan Natrium bicarbonate karena ini sediaan sirup untuk di konsumsi sehingga tidak menggunakan HCL setelah ditambahkan didapatkan PH sebesar 5,9 (-) Uji Kejernihan (Farmakope Indonesia edisi IV) Tujuan : Untuk memastikan bahwa larutan yang diuji jernih dan bebas pengotor. Prinsip :Membandingkan kejernihan larutan uji dengan suspense padanan (pembanding). Pengamatan dilakukan dibawah cahaya yang terdifusi, tegak lurus kea rah bawah tabung dengan latar belakang hitam. Alat uji kejernihan :Tabung reaksi alas datar dengan diameter 15 m, tidak berwarna, transparan dan terbuat dari kaca netral. Syarat : Kejernihan sama dengan air atau pelarut yang diamati. Selanjutnya dilakukan uji kejernihan sirup. Uji dilakukan secara visual oleh praktikan dengan mengamati sediaan. Hasil uji sediaan sirup ekstrak daun jambu biji keruh sesuai dengan warna ekstraknya
(-) Bobot Jenis (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan : Menjamin sediaan memiliki bobot jenis yang sesuai denganspesifikasi yang telah ditetapkan. Alatnya : Piknomemeter Prinsip :Membandingkan bobot sediaan sesuai dengan spesifikasi bobot air dalam volume dan suhu yang sama. Syarat :Bobot jenis sediaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Uji bobot jenis ini dilakukan menggunakan piknometer. Uji bobot jenis dilakukan dengan cara menimbang bobot piknometer kosong, kemudian piknometer diisi air dan ditimbang kembali. Setelah itu dilakukan penimbangan piknometer yang telah diisi sediaan. Masing- masing penimbangan diulang sebanyak 3 kali. Untuk uji bobot jenis hasil yang diharapkan sediaan memiliki bobot jenis sebesar 1,198 g/mL (Pfizer, 2007). Sementara hasil uji bobot jenis yang dilakukan pada saat praktikum menghasilkan nilai 1,14 g/mL. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan beberapa hal, seperti adanya kontaminan yang menempel piknometer yang membuat hasil bobot jenis dari sediaan lebih besar dari hasil pada literature yang kami dapatkan. Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Farmakope Indonesia edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim. 2007. Pfizer MSDS of Cetirizne HCl Syrup, USA Kementerian Kesehatan RI. Kesehatan dalam Kerangka Sistainable Development Goals (SDG'S). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015.