Anda di halaman 1dari 59

Sistim pernapasan

Terdiri dari saluran yang


bercabang-cabang seperti
pohon yang terdiri atas :

1. Saluran napas bagian atas :


- Hidung
- Faring
- Laring

2. Saluran napas bagian


bawah:
- Trakea
- Bronkus
- Bronkiolus
o Bronkiolus
terminalis
o Bronkiolus
respiratorius

- Duktus alveolus
- Alveolus
Susunan saluran pernapasan
1. trakea
-diameter +/- 1,5cm
-cincin tulang rawan berbentuk C
dengan membran fibroelastik
-sel epitel kolumner bersilia
-sel goblet

2. bronkus
-sama dengan trakea
-tulang rawan lebih kecil

3. bronkiolus
-diameter +/- 1mm
-otot polos sirkuler
-tidak ditemukan tulang rawan
-Terdapat saraf simpatis dan
parasimpatis
Susunan saluran pernapasan

4. Alveolus

-Kantung udara mikroskopik yang


terdapat di ujung bronkiolus
-pada orang dewasa terdapat 350
juta alveoli
-luas permukaan kira-kira sebesar
lapangan tenis
-mengandung makrofag untuk
menangkap dan menelan benda
asing
-mengantar O2 ke dalam aliran
darah dan mengambil CO2 dari
dalam darah
ARSITEKTUR ALVEOLI
Fisiologi sistim pernapasan

A. Fungsi hidung
•Membersihkan udara yang diisap
•Menghangatkan udara yang diisap
•Melembabkan udara yang diisap
•Penciuman

B. Respirasi
bisa dibedakan menjadi 2 :
•inspirasi yaitu menarik napas
•ekspirasi yaitu mengeluarkan napas
Fisiologi sistim pernapasan
C. Proses pernapasan

1. Ventilasi
Pertukaran (O2 & CO2) antara paru dan lingkungan luar

2. Respirasi eksterna
Pertukaran udara antara paru dan kapiler paru

3. Transportasi
Hemoglobin di sel darah merah membawa
- O2 dari paru ke jaringan
- CO2 dari jaringan ke paru

4. Respirasi Interna
Pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan jaringan
Fisiologi sistim pernapasan
D. sekresi bronkial terdiri dari :

1. fase/lapisan gel dihasilkan oleh:


• sel goblet
• kelenjar mukus bronkus
2. surfaktan dihasilkan oleh:
• sel pneumosit tipe II
• sel clara
3. fase sol dihasilkan oleh :
• kelenjar seromukus

secara kimiawi, mukus terdiri dari protein dan karbohidrat,


maka disebut mukopolisakarida (MPS)
Persarafan sistim pernapasan

1. simpatis, bila dirangsang terjadi bronkodilatasi


2. parasimpatis, bila dirangsang, terjadi :
- bronkokonstriksi
- pengentalan sekresi bronkial
SISTEM SARAF PUSAT DAN
SISTEM SARAF TEPI
Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi

Otak Korda
Saraf-saraf Saraf-saraf Saraf-saraf
spinalis
Otak(efferent) Spinal(afferent) Otonom

Saraf-saraf Saraf-saraf
Simpatis Parasimpatis
NEUROTRANSMITTER DAN
RESEPTOR DI SSS dan SSPa
SSS SSPa

Istilah-istilah untuk adrenergik kolionergik


membedakan
neurotransmitter dan
reseptor
Jenis neurotransmitter Norepinefrin dan Asetilkolin
utama epinefrin
Jenis-jenis reseptor utama Alfa (alfa1 dan alfa2) Muskarinik
Beta (beta1 dan nikotinik
beta2)
Hasil dari stimulasi Dilatasi jalan napas Konstriksi jalan
dan mengurangi napas dan
obstruksi aliran udara menambah
(bronkodilatasi) obstruksi aliran
udara
(bronkokonstriksi)
KONTROL SALURAN NAPAS
BRONKODILATASI DAN
BRONKOKONSTRIKSI

Tonus bronkomotor
Dalam kondisi normal , dengan
stimulasi rendah SSPa, bronki tidak
dilatasi dan tidak kontraksi,tegangan
konstan

Sewaktu ventilasi, SSS


menyebabkan dilatasi otot
polos di sekitar bronki
Sebaliknya SSPa
menyebabkan konstriksi

Peningkatan tonus bronkomotor kronik


SISTEM KEKEBALAN

Sistem kekebalan berfungsi untuk melindungi


seluruh sistem respirasi. Ada beberapa sistem
kekebalan :
• Kekebalan bawaan dan kekebalan dapatan
• Peranan fagosit, lekosit dan limfosit dalam
proses inflamasi
• Pembentukan antibodi
• Respons tubuh terhadap antigen dan alergen
ASMA

•Suatu keadaan inflamasi kronis saluran napas


dengan manifestasi obstruksi saluran napas yang
bersifat reversibel

•Hiperresponsif pada berbagai rangsangan.

•Penyempitan saluran napas dapat terjadi tiba-


tiba dan berat namun dapat kembali baik secara
spontan, atau karena obat anti asma.
RESPON TERHADAP ALERGEN PADA ASMA

Fase dini
•Terjadi sangat cepat 30 menit mencapai puncak
•2-3 jam faal paru kembali normal
•Disebabkan pelepasan mediator dari sel mast:
histamin, serotonin
•Dapat diatasi dengan beta-2 agonist
Fase lambat
•Dimulai 3-4 jam setelah terkena alergen 8-12jam
mencapai puncak
•Kembali normal setelah 24 jam
•Disebabkan pelepasan mediator eosinofil :
leukotrien, C4, PAF dll
•Dapat dicegah dengan kortikosteroid
ASMA

Gejala obstruksi saluran napas yang biasa terlihat


pada asma adalah :

•Sesak napas
•Mengi
•Batuk

Gejala-gejala ini tidak selalu timbul terus menerus


dan tidak selalu ada
Sesak napas (dyspnoea)

 Adalah perasaan tidak enak serta susah untuk


bernapas. Sesak napas pada asma bisa terjadi selama
beberapa menit atau jam.

 Nocturnal dyspnoea sangat khas pada asma, dimana


pasien seringkali terbangun di malam hari. Hal ini
diperkirakan sebagai akibat dari peningkatan responsif
saluran napas pada jam dini hari – refleksi suatu
penyimpangan dari circadian rhythm pada orang normal.
Mengi

Adalah suara desis yang disebabkan karena sulitnya


bernapas.

Mengi pada asma adalah suatu gangguan ekspirasi


yang ditimbulkan oleh gesekan udara normal –
turbulens – dalam bronkus.

Mengi dapat menghilang bila serangan asma begitu


berat karena aliran udara tidak cukup kuat untuk
menimbulkan turbulens.
Batuk

•Adalah mekanisme refleks pertahanan tubuh yang


dapat dicetuskan oleh partikel-partikel iritan, gas atau
perubahan mekanik, seperti menguncupnya paru
(collapse).

•Batuk ditujukan untuk membersihkan serta melindungi


bagian bawah saluran napas.

•Batuk nokturnal biasanya terjadi pada pasien asma


yang kurang pengobatan.

•Pada asma, batuk disertai dengan sputum yang kuning


maupun putih karena adanya eosinofil.
Bronkus yang hiperresponsif

Karakteristik/sifat saluran napas penderita


asma untuk berkonstriksi setelah kontak
dengan rangsang yang pada individu normal
tidak ada pengaruh.
Faktor-faktor yang penyebab
 Keturunan
 Infeksi akut saluran napas (virus)
 Zat-zat kimia
 Polusi SO2, NO2
 Cuaca dingin
Hyperresponsive bronchus akan berakibat
bronkus lebih mudah menyempit bila kontak
dengan rangsang.
JENIS-JENIS ASMA
Asma dapat dibagi menjadi 2 tipe dasar yaitu :

Asma ekstrinsik
Disebut juga asma alergik atau atopik. Jadi ada
hubungan dengan alergen eksternal. Tipe asma
seperti ini umumnya dimulai sejak anak-anak dan
dapat terjadi lagi pada masa dewasa muda.

Asma intrinsik
Lebih sering terjadi pada dewasa.
JENIS-JENIS ASMA

Istilah asma ekstrinsik dan intrinsik yang kuno ini


sudah mulai ditinggalkan dan sekarang cenderung
untuk mengetahui alergen atau faktor pencetus
pada pasien asma. Dokter sekarang lebih sering
menyebut asma kanak-kanak dan asma dewasa.

Pembagian lain adalah :

•Exercise Induced Asthma (EIA)


•Occupational Asthma
•Nocturnal Asthma
•Brittle Asthma (timbulnya tiba-tiba dan memburuk
secara tak terduga tanpa penyebab yang diketahui).
Pathogenesis - Atopic Asthma:
Beratnya asma

Gejala asma berkisar antara ringan dan


intermiten sampai berat dan kronik. Kebanyakan
pasien mempunyai bentuk yang ringan dari
asma episodik.
Tingkatan asma secara klinis

Tingkat gejala :

1A – melakukan pekerjaan dengan sedikit kesulitan


- tidur kadang terganggu
1B – melakukan pekerjaan dengan banyak kesulitan
- tidur sering terganggu
2A – bangkit dari duduk dan tidur dengan sedikit kesulitan
- tidur terganggu dan sedikit tertolong dengan inhalasi
bronkodilator
2B – bangkit dari duduk dan tidur dengan kesulitan yang berat
- tidak dapat tidur
3 - tidak dapat bangkit dari duduk dan tidur
- tidak hilang dengan inhalasi bronkodilator
4 - tidak bisa bergerak dan benar-benar sangat kelelahan
Mast cells in Asthma Pathogenesis:
Eosinophils in Asthma Pathogenesis:
Lung Morphology in Asthma

 Bronchial inflammation
 Edema, Mucousplugging
 Bronchospasm
 Obstruction
 Over inflation/Atelectasis
 COPD
Lung Hyperinflation in Asthma
Mucous plug in asthma:
PENGOBATAN ASMA

Pengobatan basic/dasar (preventer /pencegah)


Pengobatan simtomatis ( reliever /pelega)
Pengobatan dasar
(pencegah/preventer)

Penyebab utama asma adalah inflamasi, maka obat


antiinflamasi adalah pengobatan dasar asma.

Obat antiinflamasi dapat dibedakan :

o Steroid
o Ketotifen
o Sodium cromoglycate
a. Steroid

Steroid mempunyai banyak efek dan yang bermanfaat


untuk asma antara lain efek antialergi dan efek
antiinflamasi.
Efek antialergi dan antiinflamasi adalah :
1. menghambat pelepasan mediator dari :
a. eosinofil
b. makrofag
c. limfosit
2. menghambat masuknya eosinofil ke paru-paru
3. mencegah terjadinya edema
Selain efek tersebut diatas, bila diberikan per oral,
steroid juga mempunyai efek sebagai berikut:
• Hiperglikemia
• Lipolisis
b. BRONKODILATOR

Bronkodilator untuk pengobatan ASMA


Antikolinergik Agonis Beta2 Agonis Beta2 methylxanthine
Kerja singkat kerja singkat kerja lama
Bronkodilator Ipratropium Salbutamol Salmeterol Aminophylline
yang paling bromida (albuterol) Formoterol (SR)
sering Oxitropium Terbutaline Theophylline
digunakan bromida Fenoterol (SR)
Tulobuteral
Rimiterol
Pirbuterol
Onset kerja 30-60 menit 5-15 menit +/- 45 menit Tergantung
pasien
Lama kerja 6-8 jam 3-6 jam 12 jam Bervariasi,
hingga 12 jam
ADRENERGIC & CHOLINERGIC ( MUSCARINIC ) RECEPTORS

ADRENERGIC CHOLINERGIC
RECEPTORS RECEPTORS
OBAT-OBAT ANTIKOLINERGIK

•Bronkodilator antikolinergik telah digunakan pengobatan


sejak 3 abad yang lalu.

•Atropin merupakan antikolinergik pertama yang


dimurnikan secara kimia dan tersedia dalam bentuk :
tablet, cairan dan obat suntik.

•Atropin menembus sawar darah otak, menimbulkan efek


samping : mulut kering, takikardi, pandangan kabur,
retensi urin dan konstriksi usus.
OBAT-OBAT ANTIKOLINERGIK

Ipratropium bromide (Atrovent)


•antikolinergik sintetik ammonium kuartener
•digunakan sebagai antikolinergik inhaler
•tersedia bentuk metered dose inhaler (MDI) dan sediaan
nebulisasi.
Oxitropium bromide ( Duovent)
•bronkodilator antikolinergik kuartener
•tersedia di berbagai negara kecuali USA
•blokade reseptor mirip ipratropium bromide
•dosis lebih tinggi secara inhalasi
•efeknya berlangsung lebih lama.
•efektif sebagai terapi pemeliharaan untuk PPOK
OBAT-OBAT ANTIKOLINERGIK
Mekanisme kerja

Memblok reseptor kolinergik saluran napas


Menghambat efek dari sspa bronkodilatasi
Efek hambatan ini hanya terjadi di paru-paru

Profil keamanan

Ditoleransi dengan baik,


Tidak terjadi penurunan respons pada terapi jangka
panjang
Efek samping sistemik jarang terjadi
MEKANISME KERJA
ANTIKOLINERGIK
Asetilkolin
Blok Atrovent, Spiriva,
atropin
Reseptor
kolinergik
Ca2+ ekstrasel
stimulasi
guanilsiklase

Reservoir
katalisasi Ca2+ (inaktif)

GTP intrasel
GMP
siklik
Ca2+ sitoplasma (aktif)

Penambahan Ca2+

Bronkokonstriksi
OBAT-OBAT ANTIKOLINERGIK

Efek samping

rasa pahit  menyebabkan ketidakpatuhan


batuk dan gelisah
mulut kering
retensi urine dan konstipasi (jarang)
OBAT-OBAT AGONIST BETA-2
Digunakan untuk mengobati bagian yang reversibel
dari bronkitis kronik dan asma, dianggap obat pilihan
untuk asma

Mekanisme kerja

►Stimulasi langsung reseptor beta2 di otot polos


saluran napas  relaksasi
►Menghambat pelepasan mediator oleh mast cell
►Mencegah eksudasi plasma dan edema jalan napas
►Mengurangi batuk
MEKANISME KERJA AGONIS
BETA 2
RESEPTOR BETA 2 ALUPENT, BEROTEC

STIMULASI

CA 2 + EKSTRA SEL
ADENILSIKLASE

RESERVOIR CA 2 +
KATALISASI

ATP AMP SIKLIK


INTRASEL CA 2 + SITOPLASMA AKTIF

PHOSPHO PENGURANGAN CA
DIESTERASE
5 AMP
BRONKODILATASI
DIHAMBAT OLEH
DERIVAT XANTHINE
OBAT-OBAT AGONIST BETA-2

SABA (Short Acting Beta Agonist)

Albuterol , terbutaline, Orciprenaline, Fenoterol


mula kerjanya cepat dan segera meredakan gejala
durasi kerjanya singkat

LABA (Long Acting Beta Agonist)

Salmeterol , formoterol
lama kerjanya mencapai 12 jam
digunakan untuk pengobatan nokturnal
OBAT-OBAT AGONIST BETA-2

Profil keamanan

Umumnya ditoleransi dengan baik


Efek sampingnya ringan

Efek samping

tremor halus, sakit kepala, insomnia, keluhan


gastrointestinal, batuk, vasodilatasi perifer
dosis tinggi dapat menyebabkan hipokalemia dan
takikardia
METHYLXANTHINE

theophylline, salahsatu bronkodilator yang paling tua.

tidak ada bentuk MDI

bagian dari terapi kombinasi

pada pasien dengan keluhan nokturnal

bagi yang tidak bisa menggunakan inhaler

kebanyakan panduan terapi memperingatkan


akan toksisitas theophylline
METHYLXANTHINE

Mekanisme kerja

Contoh theophylline
Menghambat fosfodiesterase sehingga cAMP
tidak berubah menjadi 5 AMP
Efek bronkodilatasi kurang dibanding Beta2
agonist

Profil keamanan

Dapat menyebabkan berbagai efek samping


terkait dengan kadar plasma
METHYLXANTHINE

efek samping
gejala-gejala gastrointestinal, kardiovaskular, neurologik
dan perubahan metabolik

‘jendela terapetik’nya rendah sehingga sulit untuk


memberikan dosis yang aman dan efektif

berinteraksi dengan banyak obat lain


pasien memberi respons berbeda terhadap obat, tergantung
kemampuan me-metabolisme obat.
Market of Beta Stimulants R03A4 ABCD
QI/08

Rank Product Contents Unit Price


1 Ventolin (GSK) Salbutamol 71000-103000
Rebules 7125
2 Berotec (Boehringer) Fenoterol 87300
3 Alupent Metaproterenol 81200
4 Meptin (Otsuka) Procaterol 79202-102000
5 Bricasma (Astra Zeneca) Terbutaline 133346-152074
Respules 7358
Market of Anticholinergic R03G3 & R03G4 ABCD
QI/08

Rank Product Contents Unit Price


1 Spiriva (Boehringer) Tiotropium Br 136300-142600
2 Atrovent (Boehringer) Ipratropium Br 91200
Sol 117200
3 Combivent (Boehringer) Salbutamol + 86000
Ipratropium Br
UDV 8480
4 Berodual (Boehringer) Fenpterol + 93800
Ipratropium Br
A T R O V E N T
6. Kemasan :
- MDI : 0.02 mg / semprot, kanister 10 ml
- Larutan inhalasi : 0.25 mg / 1 ml, botol tetes 20 ml
- Nasal MDI : 0.02 mg / semprot, kanister 10 ml

7. Mula kerja : 5 - 10 menit


Efek puncak : 1 - 2 jam setelah inhalasi
Lama kerja : 5 - 6 jam

8. Tema promosi
- Atrovent efektif pada asma atopik maupun non atopik
- Atrovent lebih cocok dipakai sebagai pencegahan
- Kombinasi dengan bronkodilator lain akan
Memberikan hasil yang lebih maksimal
C O M B I V E N T

1. Deskripsi / uraian
- Combivent adalah bronkodilator yang
mengandung agonis beta 2 dan antikolinergik
MDI
salbutamol 120 mcg /puff
ipratropium 21 mcg/puff
UDV
salbutamol 2.5mg/2.5ml.
ipratropium 0.5mg/2.5ml.

2. Cara kerja
lihat cara kerja agonis beta 2 dan antikolinergik
C O M B I V E N T

3. Keuntungan :

- kerja ganda yang unik dan logis dalam 1 inhaler


- Efek bronkodilatasinya lebih baik dan lebih
lama
- Bermanfaat bagi pasien asma dan PPOK
- Efek samping yang lebih minimal
- Harga lebih murah
C O M B I V E N T
4. Indikasi
Pengobatan bronkospasme yang berhubungan
dengan penyakit obstruksi paru kronis dari
ringan
sampai berat yang memerlukan pengobatan
lebih
dari 1 bronkodilator
Kontraindikasi :
hipersensitif terhadap zat tambahan dalam
Combivent atau atropin serta derivatnya
C O M B I V E N T

Efek samping

- Tremor ringan pada otot rangka


- Rasa gelisah
- Sedikit takikardia, palpitasi
- Pusing
- Reaksi lokal seperti mulut kering, iritasi
tenggorokan atau reaksi alergi
C O M B I V E N T

5. Dosis
- Dewasa (termasuk orang tua)
4 x 2 semprot maksimum 12 semprot sehari
- Anak2 : tidak ada pengalaman penggunaan
Combivent pada anak2 dibawah 12
tahun
6. Kemasan :
kanister 10 ml mengandung 200 semprot
7. Mula kerja : segera
Efek puncak : 15 menit
Lama kerja : 4 - 6 jam
TEMA PROMOSI

- Combivent, kombinasi ipratropium, bronkodilator


antikolinergik dan salbutamol, bronkodilator beta 2 agonis
yang paling banyak diresepkan di dunia karena efektifitas dan
keamanannya.
- Kerja ganda yang unik dalam 1 inhaler
- Pengobatan yang logis pada asma dan PPOK
- Lebih efektif dan efeknya lebih lama daripada Salbutamol
dalam pengobatan PPOK
- Meningkatkan efek salbutamol dalam pengobatan asma
- Harganya bersaing dengan Ventolin
- Diakui oleh FDA sebagai bronkodilator yang efektif
pada terapi obstruksi pernapasan

Anda mungkin juga menyukai