7/21/2017 1
TUJUAN
1. MENENTUKAN ADANYA PENURUNAN
KESADARAN PADA SAAT JUMPA
PERTAMA
2. MENENTUKAN URUTAN INTERVENSI
DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN
3. MENENTUKAN EVALUASI DAN
PENATALAKSANAAN
7/21/2017 2
KOMA
Gangguan SSP paling berat
Perlu penanganan yang cepat, tepat dan adekuat
7/21/2017 3
Terminologi tersebut bersifat subyektif
7/21/2017 4
Keterangan
Skala koma Glasgow (SKG)
Nilai tertinggi : 15
Nilai terendah : 3
Penurunan kesadaran ringan : 13-14
sedang: 9-12
berat : 3-8
7/21/2017 5
Penyebab koma
Jenis Koma Contoh kelainan/penyakit Gambaran Klinis
7/21/2017 8
DIAGNOSIS DAN PENILAIAN
Tentukan tipe koma dg penilaian klinis (tabel 2)
Carilah gejala dan tanda-tanda TTIK, juga
tanda-tanda lokalisasi misalnya hemiparese
A. ANAMNESIS
Trauma, kejang, riwayat kesehatan yl dan hub dg
pengobatan, alkohol dan toksin
Demam inf. SSP (meningitis, ensefalitis) atau
ensefalopati pasca infeksi
(sindroma Reye, ensefalomielitis pasca infeksi)
7/21/2017 9
B. PEMERIKSAAN FISIS
Tujuan utama: membedakan kelainan struktural
(supra atau subtentorial), dan non struktural
1. Pemeriksaan nerologis
- derajat kesadaran
- fungsi saraf otak
- fungsi sensori-motorik
Bagaimanan derajat kesadarannya?
Adakah tanda-tanda lokalisasi?
Apakah fungsi brainstem normal?
(mata: reaksi pupil, refleks gerakan bola mata;
respirasi; fungsi motorik)
7/21/2017 10
2. Pemeriksaan fisis umum
a. Tanda vital
Hiperventilasi: asidosis metabolik, keracunan
salisilat, atau sindroma Reye
Pernafasan Cheyne Stokes: disfungsi hemisfer
serebri bilateral
Hipertensi: peny ginjal, keracunan, TTIK
7/21/2017 11
DIAGNOSIS BANDING
Lesi Supratentorial
1. Gejala awal bersifat fokal
2. Progresifitas rostrokaudal
3. Kelainan neurologik tergantung daerah yg terkena
Lesi Infratentorial
1. Disfungsi batang otak sebagai gejala dini
2. Timbul koma mendadak
3. Kelumpuhan saraf otak
4.Timbul gangguan pernafasan secar dini
7/21/2017 12
Penyakit infeksi, metabolik, atau toksik
1. Mengacau atau stupor mendahului gejala motorik
2. Gejala motorik simetrik
3. Reaksi pupil tetap baik
4. Kejang, mioklonus, tremor atau asteriksis
5.Hipoventilasi atau hiperventilasi
7/21/2017 13
b. Tanda-tanda umum
Demam, kaku kuduk, infeksi SSP
Tanda trauma : memar, laserasi, hematoma dan
hemotimpanum
Ptekie atau perdarahan: kel. Perdarahan
7/21/2017 14
PENATALAKSANAAN KOMA
1. Langkah terpenting adalah mencegah kerusakan
otak lebih lanjut
7/21/2017 16
G. Bila tersangka meningitis bakterialis, pungsi
lumbal (konsul), ambil sampel darah untuk kultur
dan segera berikan antibiotik
H. Bila tersangka ensefalitis herpes simpleks, periksa
EEG (bila mungkin), obati dg asiklovir
I. Bila ada herniasi, berkan hiperventilasi dan
manitol
J. Bila keracunan benzodiaxzepin: obati Flumezenil
K. Bila TTIK : hiperventilasi dan obat-obatan
7/21/2017 17
Kematian otak
7/21/2017 18
DISPOSISI
7/21/2017 19
PROGNOSIS
7/21/2017 20
KEY POINTS
A. PADA ANAK 95% KOMA
DISEBABKAN KELAINAN NON
STRUKTURAL
B. JANGAN MELAKUKAN PUNGSI
LUMBAL PADA ANAK KOMA
KECUALI DALAM PENGAWASAN
DOKTER SPESIALIS ANAK, SARAF
ATAU NC
7/21/2017 21