(PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF KRONIK)
KONSEP DASAR PENYAKIT
PPOK/ COPD
PENDAHULUAN
• PPOK/ COPD (CRONIC OBSTRUCTION PULMONARY
DISEASE) merupakan istilah yang sering digunakan untuk
sekelompo penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai
o/ peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai
gambaran patofisiologi utamanya (Price, Sylvia Anderson :
2005)
1. ASMA
2. BRONKITIS KRONIS
3. EMFISEMA
4. BRONKIEKTASIS
1. ASMA
• Adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa
penyempitan bronkus yang reversibel.
• Adalah penyakit jalan nafas obstruktif
intermiten, reversibel dimana trakea dan
bronkus berespon secara hiperaktif terhadap
stimulasi tertentu
ETIOLOGI & KLASIFIKASI ASMA
1. EKSTRINSIK/ ALERGI
1. Biasanya dimulai pada masa kanak-kanak
2. Ada anggota keluarga dgn riwayat penyakit atopik
(asma, ekzema, dermatitis)
3. Disebabkan oleh kepekaan individu terhadap
alergen (biasanya protein) dalam bentuk serbuk
sari yang dihirup, bulu halus binatang, spora
jamur, debu, serat kain, makanan seperti susu atau
coklat
2. INTRINSIK/ IDIOPATIK
1. Tidak ditemukan faktor-faktor pencetus secara jelas
2. Faktor non-spesifik seperti flu biasa, latihan fisik, atau
emosi) dapat memicu serangsan asma
3. Lebih sering timbul pada usia diatas 40 tahun
4. Sering berlanjut menjadi bronkiektasis atau emfisema
3. CAMPURAN
– Terdiri dari komponen ekstrinsik dan intrinsik
– Sebagian besar pasien asma intrinsik akan berlanjut
menjadi campuran
PATOFISIOLOGI
• Obstruksi jalan nafas disebabkan oleh satu atau lebih
dari berikut ini :
– Kontraksi otot –otot yang mengelilingi bronkus
menyempitkan jalan nafas
– Pembengkakan membran yang melapisis bronki
– Pengisian bronkus dengan mukus kental
• Sistem imunologi
– Antigen masuk antigen dan antibody Ig E
sel Mast (mediator) : histamin, bradikinin,
prostaglandin merangsang otot polos & kelenjar
jalan nafas bronkospasme, pembengkakan
membran mukosa, pembentukan mukus
• Sistem syaraf otonom
– Asma idiopatik/non alergi/intrinsik
– Faktor penyebab (infeksi, latihan, dingin,
merokok, emosi, polutan)
– Sistem parasimpatis
– bronkokontriksi
MANIFESTASI KLINIK
• Dispnea
• Pasien merasa seperti tercekik, harus berdiri (posisi
inspirasi maksimal) atau duduk, berusaha penuh
mengerahkan tenaga untuk bernafas
• Percabangan trakeobronkela melebar dan memanjang
selama inspirasi tetapi sulit u/ memaksakan udara
keluar dari bronkiolus yg sempit, mengalami edema,
dan terisi mukus
• Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding
inspirasi mendorong pasien duduk tegak dan
menggunakan otot2 aksesori pernafasan
• Udara terperangkap pada bag distal
hiperinflasi progresif paru
• Turbulensi arus udara dan getaran ke bronkus
Mengi ekspirasi memanjang
• Ketidakmampuan mencapai angka aliran udara
normal terutama saat ekspirasi FEV1 rendah
• Serangan berlangsung selama beberapa menit
sampai jam
• Batuk produktif
EVALUASI DIGNOSTIK
• Tidak ada satu tes yang dapat menegakkan diagnosa
asma
• Riwayat kesehatan yang lengkap (keluarga,
lingkungan , riwayat pekerjaan) mengungkapkan
faktor2 yang mencetuskan asma
• Episode akut rontgent dada : hiperinflasi dan
pendataran diafragma
• Kadar serum Ig E meningkat pada asma alergi
• selama seranga akut peningkatan kapasitas TLC
dan FRV, penurunan FEV dan FVC
PENGOBATAN
Price, SA :
• Pemberian bronkodilator
• Desensitisasi spesifik yang lama
• Menghindari alergen yang sudah dikenal
• Smeltzer, SC :
– Terdapat lima kategori pengobatan yang digunakan dalam
mengobati asma yaitu
– Agonis beta
– Metilsanin
– Antikolinergik
– Inhibitor sel mast
• Agonis beta (agen β adrenergik)
– Dilatasi otot2 bronkeal
– Meningkatkan gerakan isliaris
– Menurunkan mediator kimiawi
– Obat : epinefrin, albuterol, metaproterenol, terbutalin (inhalasi atau
parenteral)
• Metilsantin
– Relaksasi otot polos bronkus
– Meningkatkan geraan mukus,
– Meningkatkan gerakan diafragma
– Misal aminofilin dan teofilin
• Antikolinergik
– Misal atropin
– Tida pernah digunakan u/ pengobatan asma sec rutin krn efeknya sistemik
• Kortikosteroid
– Mengurangi inflamais dan bronkokontriksi
– Misal prednison, prednisolon
• Inhibitor sel mast natrium kromolin inhalasi
– Mencegah pelepasan mediator kimia menurunkan inflamasi dan
menyebabkan bronkodilatasi
2. BRONKITIS KRONIS
• Didefinisikan sebagai adanya batuk produktif
yang berlangsung 3 bulan dalam 1 tahun
selama 2 tahun berturut-turut. (smeltzer, SC :
2001)
• Etiologi : Merokok atau pemajanan terhadap
polusi adalah penyebab utama bronkitis kronis
PATOFISIOLOGI
• Iritasi jalan nafas hipertrofi kelenjar mukus
Hipoksemia
• Menyumbat bronkus
HIPOKSEMIA
MANIFESTASI KLINIK
• Batuk kronik
• Pembentukan sputum purulent dalam jumlah
yang sangat banyak
• Spesimen sputum membentuk lapisan yang
khas (lapisan atas berbusa, tengah bening,
lapisan bawah berartikel tebal)
• Hemoptisis
• Insufisiensi pernafasan clubbing finger
PENATALAKSANAAN
• Tujuan
– Mengontrol infeksi
• Antibiotika sesuai haisl kultur
– Meningkatkan drainase
– Bronkodilator
– Nebulizer u/ meningkatkan pengeluaran sputum
– Intervensi bedah
STATUS ASMATIKUS
• Adl asma yang berat dan persisten yang tidak
berespon terhadap terapi konvensional
• Faktor2 yang mempengaruhi serangan
– Infeksi, ansietas
– Penggunaan tranquilizer berlebihan/
penyalahgunaan
– Dehidrasi, peningkatan blok adrenergik
– Iritan non-spesifik
PATOFISIOLOGI
• Karakteristik dasar asma : kontriksi otot polos
bronkus, pembengkakan mukosa bronkus
• Mengurangi diameter bronkus dan nyata pada status
asmatikus
• Abnormalitas ventilasi-perfusi
• Hipoksemia
• Alkalosis respiratorik : penurunan PaO2, penurunan
PaCO2, peningkatan ph
• Asidosis respiratorik : peningkatan PaCo2 ,
penurunan ph
MANIFESTASI KLINIK
• Sama dengan manifestasi asma berat
• Perpanjangan ekspirasi
• Pembesaran vena leher
• Wheezing
• Main besarnya obstruksi mengi hilang
bahaya gagal nafas
PENATALAKSANAAN
• Agonis beta seperti metaproterenol, terbutalin,
albuterol.
• Kortikosteroid
• Oksigen suplemen
• Cairan intravena untuk hidrasi
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KASUS PPOK/ COPD
PENGKAJIAN
• DOENGOES, MARILYNN E (2001)
– AKTIVITAS
• Gejala : keletihan, kelelahan, malaise, ketidkamampuan melakukan
aktifitas sehari-hari, dispnea saat istirahat atau tidur,
ketidakmampuan dalam tidur
• Tanda : keletihan, kelemahan umum, gelisah, insomnia
– SIRKULASI
• Tanda : peningkatan Tekanan darah, peningkatan frekuensi jantung,
takikardia, distensi vena leher, edema, sianosis, clubbing finger
• NUTRISI/ HIDRASI
– Gejala : mual, muntah, nafsu makan buruk,
penurunan berat badan, atau peningkatan BB
karena edema
– Tanda : turgor kulit buruk, edema, penurunan/
peningkatan BB
• HIGIENE
– Gegala : penurunan kemampuan
– Tanda : kebersihan kurang, bau badan
• PERNAFASAN
– Gejala : dispnea, rasa dada tertekan, ketidakmampuan u/
bernafas (asma), batuk menetap dengan produksi sputum
setiap hari minimal 3 bulan berturut-turut tiap tahun
sedikitnya 2 tahun. Produksi sputum banyak sekali
(bronkitis kronis). Episode batuk hilang timbul biasanya
tidka produktif pada tahap dini meskipun bisa menjadi
produktif (emfisema).
– Tanda : fase ekspirasi memanjang, penggunaan otot bantu
pernafasan, dada bentuk barrel chest. Hiperesonan pada
emfisema, krekels pada bronkitis kronis, ronki dan
wheezing pada asma, sianosis, clubbing finger pada
emfisema
MASALAH KEPERAWATAN
YANG MUNGKIN MUNCUL
• Bersihan jalan nafas takefektif
• Kerusakan pertukaran gas
• Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh
• Resiko tinggi infeksi
Bersihan jalan nafas tak efektif
• Kemungkinan penyebab
– Bronkospasme
– Peningkatan produksi sputun yang banyak, kental,
menumpuk
• Ditandai dengan :
– Keluhan sesak nafas/ dispnea
– Perubahan kedalam/ kecepatan pernafasan
– Pengg otot aksesori pernafasan
– Bunyi nafas abnormal seperti wheezing, ronchi
– Batuk dengan atau tanpa produksi sputum
• Intervensi : (disertai rasionalisasi)
Tindakan mandiri/ independen :
– Auskultasi bunyi nafas
– Kaji dan pantau frekuensi pernafasan
– Catat derajat dispnea
– Kaji posis yang nyaman u/ pasien
– Pertahankan lingkungan minimal polusi seperti debu, asap,
bulu bantal
– Observasi karakteristik batuk
– Tingkatkan masukan cairan (air hangat) sesuai toleransi
jantung
Tindakan kolaborasi :
– Berikan obat sesuai indikasi (bronkodilator, kortikosteroid,
antibiotika, )
– Berikan humidifikasi tambahan : nebulizer
– Berikan oksigen tambahan