Internal Mitokhondria
Inspirasi
Ventilasi
Ekspirasi
Eksternal Difusi
Oksigen
Transportasi Asidosis
CO2
Alkalosis
Anatomi fisiologi sistem pernafasan
Secara umum saluran respirasi terbagi menjadi ;
a. Saluran Nafas bagian atas
b. Saluran nafas bagian bawah
Volume Paru
1. Tidal Volume
2. Volume cadangan inspirasi ( IRV )
3. Volume cadangan ekspirasi ( ERV)
4. Volume residual volume
Mekanisme ventilasi paru
KORTEKS CEREBRI
• Berperan dlm pengaturan pernafasan yg bersifat volunter sehingga
memungkinkan kita dpt mengatur nafas dan menahan nafas.
MEDULLA OBLONGATA
• Terletak dibatang otak ,berperan dalam pernafasan spontan atau
automatis.
d. Respiratory Volume :
Hiperventilasi :
• Peningkatan jumlah udara paru – paru di tandai dgn napas cepat dalam
Hipoventilasi :
• Penurunan jumlah udara dlm paru ditandai dengan nafas dangkal
"PENGKAJIAN SISTEM
PERNAFASAN
PENGKAJIAN SISTEM PERNAFASAN
1. RIWAYAT KESEHATAN
• Riwayat kesehatan yg dikaji meliputi data saat ini dan masalah yg
lalu.
• Kaji klien atau keluarga dan berfokus kepada manifestasi klinik dari
keluhan utama, kejadian yg membuat kondisi sekarang ini, riwayat
perawatan dahulu, riwayat keluarga dan riwayat psikososial.
• Riwayat kesehatan dimulai dari biografi klien, dimana aspek biografi
yg sangat erat hubungannya dgn gangguan oksigenasi mencakup usia,
jenis kelamin, pekerjaan (terutama yg b/d kondisi tempat kerja) dan
tempat tinggal.
• Keadaan tempat tinggal mencakup kondisi tempat tinggal serta
apakah klien tinggal sendiri atau dgn orang lain yg nantinya berguna
bagi perencanaan pulang (“Discharge Planning”).
a. KELUHAN UTAMA
b) Funnel Chest (Pectus Excavatum) Timbul jika terjadi depresi dari bagian bawah dari
sternum. Hal ini akan menekan jantung dan pembuluh darah besar, yang
mengakibatkan murmur. Kondisi ini dapat timbul pada ricketsia, marfan’s syndrome
atau akibat kecelakaan kerja.
c) Pigeon Chest (Pectus Carinatum) Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum,
dimana terjadi peningkatan diameter AP. Timbul pada klien dengan kyphoscoliosis
berat.
d) Kyphoscoliosis Terlihat dgn adanya elevasi scapula. Deformitas ini akan mengganggu
pergerakan paru-paru, dapat timbul pd klien dengan osteoporosis dan kelainan
muskuloskeletal lain yg mempengaruhi thorax.
Komplikasi bronkoskopi :
• - reaksi terhadap anestesi lokal,
• - infeksi,
• - aspirasi,
• - bronkospasme,
• - hipoksemia
• - pneumotoraks,
• - perdarahan dan perfusi.
Torakoskopi
• Prosedur diagnostik dimana kavitas pleura diperiksa.
• Insisi kecil dibuat kedalam kavitas pleura dlm suatu spasium
interkosta, lokasi insisi tergantung pada temuan-temuan
klinis dan diagnostik.
• Setelah cairan yg ada dlm kavitas pleura diaspirasi,
mediastinoskop serat optik dimasukkan kedalam kavitas
pleural dan permukaannya diInspeksi melalui intstrumens
tersebut.
• Indikasi torakoskopi adalah u/ evaluasi diagnostik efusi
pleura, penyakit pleura, dan pentahapan tumor.
Pemeriksaan Sputum
• Secara umum kultur sputum digunakan u/ mendiagnosis, pemeriksaan
sensitivitas obat, dan sebagai pedoman pengobatan.
• Ekspektorasi metode yg biasanya digunakan u/ mengumpulkan spesimen
sputum.
• Pasien diintruksikan u/ membersihkan hidung dan tenggorok dan membilas
mulut u/ mengurangi kontaminasi sputum.
• Setelah melakukan beberapa kali napas dalam, pasien membatukkan
(meludahkan), menggunakan diafragma dan mengeluarkan kedalam wadah
steril.
Torasentesis
• Adalah aspirasi cairan pleural u/ tujuan diagnosa dan terapeutik. Biopsi
jarum pleura mungkin dilakukan pd saat yg bersamaan dgn tindakan
torasentesis.
Biopsi Pleura
• Biopsi pleural diselesaikan dgn biopsi jarum pleural atau dgn pleuroskopi, yg
merupakan eksplorasi visual bronkoskopi serat optik yg dimasukkan kedalam
spasium pleural.
• Biopsi pleural dilakukan ketika terdapat kebutuhan u/ kultur atau
pewarnaan jaringan u/ mengidentifikasi tuberkulosis atau fungi
DIAGNOSA KEPERAWATAN