Anda di halaman 1dari 8

ASKEP GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN

AKIBAT PATOLOGI GANGGUAN PERNAFASAN


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Disusun oleh :

Nama : Mutiara Adinil Fortuna

Nim : 2014401069

Kelas : Tingkat 2 Reguler 2

Dosen :
TORI RIHIANTORO, SKp., M.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN
KEPERAWATAN TANJUNG KARANG PRODI D-III
KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN 2021/2022
ASKEP GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN AKIBAT PATOLOGI
GANGGUAN PERNAFASAN

TOPIK 1
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan
Pada akhir pembelajaran pokok bahasan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan oksigen akibat
patologis sistem pernafasan.
2. Merumuskan masalah keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan oksigen dan masalah
lainnya akibat patologis sistem pernafasan
3. Menyebutkan intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan oksigen akibat
patologis sistem pernafasan.
4. Melakukan intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan oksigen akibat patologis sistem
pernafasan.

Kasus
Seorang perempuani usia 41 tahun dirawat di bangsal RS dengan keluhan sesak nafas. Hasil
pemeriksaan RR 34 kali/menit, pada auskultasi terdengan suara ronchi kering dan ronchi basah.
Riwayat pengobatan TB paru selama 6 bulan, tetapi gagal. Hasil pemeriksaan BTA (+++) dan rontgen:
TB paru aktif.

Perintah
Isilah kolom / kotak di bawah ini dengan jawaban yang benar sesuai dengan tugas atau pertanyaannya!

1. Apakah keluhan utama yang sering dikeluhkan pada penderita gangguan sistem
pernafasan: ISPA, pneumonia dan TB paru?

- Keluhan utama pada ISPA : infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi di
saluran pernapasan, yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam
- Keluhan utama pada pneumonia : Orang dengan pneumonia sering kali disertai batuk
berdahak, sputum kehijauan atau kuning, demam tinggi yang disertai dengan menggigil.
Disertai nafas yang pendek, nyeri dada seperti pada pleuritis ,nyeri tajam atau seperti
ditusuk. Salah satu nyeri atau kesulitan selama bernafas dalam atau batuk.
- Keluhan utama pada TB paru : Masalah yang sering mucul pada pasien TB paru yaitu
sesak nafas, batuk berdarah, nyeri pada dada, penurunan berat badan.
2. Sebutkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pasien/keluarga untuk menggali keluhan
utama lebih dalam!

1. Apa yang dirasakan oleh pasien


2. Apakah ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
3. Sudah berapa lama penyakit diderita
4. Apakah penyakit sering kambuh diwaktu-waktu tertentu

3. Jelaskan pemeriksaan fisik (inpeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi) yang diperlukan pada kasus
di atas!
Jawaban :
1. Inspeksi
Dada dikaji tentang postur bentuk, kesimetrisan serta warna kulit, perbandingan
bentuk dada anterior, posterior, dan transversal pada bayi 1 : 1, dewasa 1 : 2 bentuk
abnormal pada kondisi tertentu:
a. Pigeon chest: bentuk dada seperti burung diameter transversal sempit, anterior
posterior, membesar atau lebar, tulang sternum menonjol kedepan.
b. Funnel chest : bentuk dada diameter sternum menyempit, anterior posterior
menyempit, transversal melebar.
c. Barrel chest : bentuk dada seperti tong, diameter anterior posterior transversal
memiliki perbandingan 1:1, juga amati kelainan tulang belakang seperti kifosis,
lordosis, dan scoliosis.

Pada pengkajian dada dengan inspeksi juga perhatikan:

a. Frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya bernapas.


b. Sifat bernapas : pernapasan perut atau dada
c. Adakah retraksi dada, jenis : retraksi ringan, sedang, dan berat
d. Ekspansi paru simetris ataukah tidak
e. Irama pernapasan : pernapasan cepat atau pernapasan dalam (pernapasan
kussmoul)
f. Pernapasan biot : pernapasan yang ritme maupun amplitudenya tidak teratur
diselingi periode apnea
g. Cheyne stokes : pernapasan dengan amplitude mula-mula kecil makin lama makin
besar kemudian mengecil lagi diselingi peripde apnea.
2. Palpasi
Palpasi dada bertujuan mengkaji kulit pada dinding dada, adanya nyeri tekan, masssa,
kesimetrisan ekspansi paru dengan menggunakan telapak tangan atau jari sehingga dapat
merasakan getaran dinding dada dengan meminta pasien mengucapkan tujuh puluh tujuh
secara berulang –ulang . getaran yang diraskan disebut : vocal fremetus.
Perabaan dilakukan diseluruh permukaan dada(kiri,kanan depan, belakang) umumnya
pemeriksaan ini bersifat membandingkan bagian mana yang lebih bergetar atau kurang
bergetar,adanya kondisi pendataan paru akan terasa lebih bergetar, adanya kondisi pemadatan
paru akan terasa lebih bergetar seperti pnimonia,keganasan pada pleural effusion atau
pneumathorak akan terasa kurang bergetar.
3. Perkusi

Perkusi dinding thorak dengan cara mengetuk dengan jari tengah, tangan kanan pada jari
tengah tangan kiri yang ditempeklan erat pada dinding dada celah interkostalis. Perkusi dindng
thorak bertujuan untuk mengetahui batas jantung, paru, serta suara jantung maupun paru. Suara
paru normal yang didapat dengan cara perkusi adalah resonan atau sonor, seperti dug, dugm
dug, redup atau kurang resonan suara perkusi terdengar bleg, bleg, bleg. Pada kasus terjadnya
konsolidasi paru seperti pneumonia, pekak atau datar terdengar mengetuk paha sendiri seperti
kasus adanya cairan rongga pleura, perkusi hepar dan jantung . hiperesonan/tympani suara
oerkusi pada daerah berongga terdapat banyak udara seperti lambung, pneumothorax dan
coverna paru terdengar dang, dang, dang.
a. Batas paru hepar : di ICS 4 sampai ICS ke 6
b. Batas atas kiri jantung ICS 2-3
c. Batas atas kanan jantung :ICS 2 linea sternalis kanan
d. Batas kiri bawah jantung line media clavicuralis ICS ke 5 kiri.

4. Auskultasi
Auskultasi paru adalah menedengarkan suara pada dinding thorax menggunakan
stetoskope karena sistematik dari atas ke bawah dan membandngkan kiri maupun kanan suara
yang didengar adalah :
a. Suara napas
1) Vesikuler : suara napas vesikuler terdengar di semua lapang paru yang normal, bersifat
halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang dari ekspiasi.

2) Brancho vesikuler: tedrdengar di daerah percabangan bronchus dan trachea sekitar


sternum dari regio inter scapula maupun ICS 1: 2. Inspirasi sama panjang dengan
ekspirasi.

3) Brochial : terdengar di dzerah trachea dan suprasternal notch bersifat kasar, nada tinggi,
inspirasi lebih pendek, atau ekspirasi
b. Suara tambahan
Pada pernapasan normal tidak ditemukan suara tambahan, jika ditemukan suara tambahan
indikasi ada kelainan,adapun suara tambahan adalah :
1) Rales/Krakles
Bunyi yang dihasilkan oleh exudat lengket saat saluran halus pernapasan mengembang dan
tidak hilang, suruh pasien batuk, sering ditemui pada pasien dengan peradangan paru seperti
TBC maupun pneumonia.
2) Ronchi
Bunyi dengan nada rendah, sangat kasar terdengar baik inspirasi maupun ekspirasi akibat
terkumpulnya secret dalam trachea atau bronchus sering ditemui pada pasien oedema paru,
bronchitis.
3) Wheezing
Bunyi musical terdengar “ngii...” yang bisa ditemukan pada fase ekspirasi maupun ekspirasi
akibat udara terjebak pada celah yang sempit seperti oedema pada brochus.

4) Fleural Friction Rub


Suatu bunyi terdengar kering akibat gesekan pleura yang meradang, bunyi ini biasanya
terdengar pada akhir inspirasi atau awal ekspirasi, suara seperti gosokan amplas.

5) Vocal resonansi
Pemeriksaan mendengarkan dengan stethoscope secara sistematik disemua lapang guru,
membandingkan kanan dan kiri pasien diminta mengucapkan tujuh puluh tujuh berulang-ulang.
1) Vokal resonan normal terdengar intensitas dan kualitas sama antara kanan dan
kiri.
2) Bronchophoni : terdengar jelas dan lebih keras dibandingkan sisi yang lain
umumnya akibat adanya konsolidasi.
3) Pectorilequy : suara terdengar jauh dan tidak jelas biasanya pada pasien
effusion atau atelektasis.
4) Egopony : suara terdengar bergema seperti hidungnya tersumbat.

4. Sebutkan pemeriksaan penunjang pada kasus di atas serta peran dan tugas perawat dalam
pemeriksaan tsb!
Jawaban :

Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan pada tuberkulosis paru (TB paru) adalah
tuberkulin tes, foto rontgen dada, tes resistensi OAT, gene Xpert MTB/ RIF assay, dan
DNA sequencing. peran perawat dalam mempersiapkan kondisi fisik pasien dengan cara
mengumpulkan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik (TTV), membantu pasien
memahami perlunya pemeriksaan diagnostik (analisis darah, rontgen, endoskopi, biopsi
jaringan, dan pemeriksaan feses dan urine), menilai serta mempersiapkan status seluruh
sistem tubuh.

5. Sebutkan masalah keperawatan utama yang sering muncul pada pasien kasus di atas!
Jawaban :

- bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas
- gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan perifer
yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung
- defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan

6. Sebutkan intervensi keperawatan pada pasien kasus di atas!


Jawaban :
Diagnosa Intervensi
No Keperawatan
NOC NIC

1 Bersihan jalan nafas NOC : Respiratory status NIC : Airway suction


tidak efektif : ventilation
berhubungan dengan 1.1 Auskultasi suara nafas
spasme jalan napas Respiratory status : sebelum dan sesudah
airway patency suctioning
1.2 Keluarkan sekret
1. Dengan kriteria hasil : dengan batuk efektif
mendemonstrasikan batuk atau suction
efektif dan suara nafas 1.3 Berikan O2
yang bersih, tidak ada 1.4 Anjurkan pasien untuk
sianosis dan dyspneu istirahat dan
(mampu mengeluarkan napas dalam
sputum,mampu bernafas 1.5 Posisikan pasien untuk
dengan mudah). memaksimalkan
2. Menunjukkan jalan nafas ventilasi
yang paten (klien tidak 1.6 Atur intake untuk
merasa tercekik, irama cairan mengoptimalkan
nafas, frekuensi pernafasan keseimbangan.
dalam rentang normal, dan 1.7 Monitor respirasi dan
tidak ada suara nafas status O2
abnormal). 1.8 Pertahankan hidrasi yang
3. Mampu mengidentifikasi adekuat untuk
dan mencegah faktor yang mengencerkan secret
dapat menghambat jalan
nafas.
2 Gangguan pertukaran gas NOC : Respiratory status NIC : Airway Management
berhubungan dengan : Gas exchange
kengesti paru, 2.1 Posisikan pasien untuk
hipertensi Respiratory status : memaksimalkan
pulmonal, penururnan ventilation ventilasi
perifer yang 2.2 Keluarkan sekret
Vital sign status dengan batuk efektif
mengakibatkan asidosis
lakta t dan penurunan atau suction
1. Dengan kriteria hasil : 2.3 Atur intake untuk
curah jantung mendemonstrasikan cairan mengoptimalkan
peningkatan ventilasi keseimbangan.
dan oksigenasi yang 2.4 Monitor respirasi dan
adekuat status O2
2. Memelihara kebersihan 2.5 Catat pergerakan
paru-paru dan bebas dari dada,amati
tanda tanda distress kesimetrisan,
pernafasan penggunaan otot
3. Mendemonstrasikan batuk tambahan, retraksi otot
efektif dan suara nafas supraclavicular
yang bersih dan intercostal
4. Tidak ada sianosis dan 2.6 Monitor suara nafas,
dyspneu (mampu seperti dengkur
mengeluarkan sputum 2.7 Monitor pola nafas
Mampu bernafas
bradipena,
dengan mudah), tanda- tanda
takipenia,kussmaul,hip
vital dalam rentang normal
erventilasi, cheyne
stokes, biot
2.8 Auskultasi suara nafas,
catat areapenurunan /
tidak adanya ventilasi
dansuara tambahan
Observasi sianosis
3 Defisit nutrisi NOC : Nutritional status : NIC :
berhubungan dengan food and fluid Intake Nutrition

Anda mungkin juga menyukai