Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANGUAN OKSIGENASI


By:
Ns. Siti Rochani M.Kep

Akper Yatna Yuana Lebak


2023
Pengertian
• Oksigenasi
• memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan
cara membuka saluran masuknya oksigen
• Memberikan aliran gas oksigen sehingga konsentrasi
oksigen dalam tubuh meningkat
Tujuan Oksigenasi
• Mengatasi masalah hipoksia, hipoksemia, anoksia
• Menurunkan kerja napas
• Menurunkan kerja miokard jantung
Fisiologi Pernapasan
• Kekurangan O2 ke otak selama 3 menit akan
mengakibatkan kerusakan otak yang iriversible
(permanen )
• O2 berkurang dalam beberapa menit ( < 3 menit )
dapat menyebabkan :
• Kacau pikiran
• Anoksia cerebralis
• ( kekurangan oksigen dalam otak)
• Tanda seseorang kekurangan O2 dalam darah
yaitu adanya kebiru-biruan (sianosis) pada bibir,
kuku kaki/tangan
Faktor-Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi

• Tahap Perkembangan
• Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang
sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara.
• Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek.
• Lingkungan
• Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi.
• Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang
dapat dihirup individu. individu pada daerah ketinggian memiliki laju dan
kedalaman pernapasan serta jantung yang meningkat,
• Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi,
sehingga darah akan mengalir ke kulit.
• Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan
mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga
akan meningkat.
• Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah
perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan
kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
• Gaya Hidup
• Aktifitas dan latihan fisik
• Meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan, denyut jantung,dan
suplay oksigen dalam tubuh.
• Merokok dan pekerjaan tertentu ( tempat berdebu )
• Dapat menjadi predisposisi penyakit paru.
• Status Kesehatan
• Penyakit pada sistem kardiovaskuler berakibat pada terganggunya
pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh.
• Ex : anemia, mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke sel dan
dari sel (hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida)
• Narkotika
• Narkotika (morfin ) dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan
• Morfin menyebabkan terjadinya depresi pusat pernapasan dimedula.
• Bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau
laju dan kedalaman pernapasan.
Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan

• Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang


dapat mempengaruhi pernapasan yaitu :
• Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru ( ventilasi )
• Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan
kapiler paru
• Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke
dan dari sel jaringan ( haemoglobin)
Gangguan pada oksigenasi

• Hipoksia
• Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam
tubuh yang diinspirasi sampai jaringan.
• Dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh
darah
• Tanda gan gejala hipoksia
• Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan
membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam
hemoglobin.
• Hipoksia dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi serebral.
Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 - 5 menit
sebelum terjadi kerusakan permanen.
• Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.
• Perubahan pola nafas
• Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak) ( bradipnea dan
tachipnea)
• Terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat,
denyut jantung meningkat.
• Orthopnea yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi
duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.
• Obstruksi jalan napas (sumbatan jalan napas)
• Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau
trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan,
karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak
sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.
• Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau
lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru.
• Obstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara
mengorok selama inhalasi (inspirasi).
• Haemoptoe/hemoptisis
• batuk berdarah
Test Diagnostik

• Pemeriksaan rongen atau radiologi thorak


• COMPUTED TOMOGRAPH (CT) thorak
• PEMERIKSAAN BRONKOSKOPI
• PEMERIKSAAN OKSIMETRI NADI
• PEMERIKSAAN GAS DARAH ARTERI
• PEMERIKSAAN SPUTUM


PENGKAJIAN KEPERAWATAN
• Secara umum pengkajian dimulai dengan
mengumpulkan data tentang :
• Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
• Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik
secara fisik maupun psikologis,
• Jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui
hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya
masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh
terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.
• Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
• Keluhan umum penyakit pernapasan mencakup dispnea
( bradipneu/tachipneu), batuk, pembentukan sputum, hemoptisis (
batuk berdarah), mengi ( Whezzing), dan nyeri dada.
• Fokuskan pada manifestasi dan prioritaskan pertanyaan untuk
mendapatkan suatu analisis gejala.
• Riwayat Kesehatan Masa Lalu
• Riwayat kesehatan masa lalu memberikan informasi tentang riwayat
kesehatan klien dan anggota keluarganya.
• Kaji klien terhadap kondisi kronis manifestasi pernapasan, misalnya
batuk, dispnea, pembentukan sputum, atau mengi, karena kondisi ini
memberikan petunjuk tentang penyebab masalah baru.
• Selain mengumpulkan data tentang penyakit pada masa kanak-kanak
dan status imunisasi, tanyakan klien tentang kejadian TBC, bronkhitis,
influenza, asma, pneumonia, dan frekuensi infeksi saluran napas
bawah setelah terjadinya infeksi saluran napas atas.
• Tetapkan keberadaan masalah kongenital seperti fibrosis kistik atau
riwayat kelahiran bayi prematur. Masalah ini berkaitan dengan
komplikasi pernapasan seperti penyakit pulmonal obstruktif atau
restriktif.
• Tanyakan klien tentang perawatan di rumah sakit atau pengobatan masalah
pernapasan sebelumnya.
• Dapatkan pula informasi tentang kapan penyakit terjadi atau waktu
perawatan, tindakan medis (termasuk pembedahan, penggunaan ventilator,
dan pengobatan inhalasi atau terapi oksigen), dan status masalah saat ini.
• Tanyakan apakah klien telah menjalani pemeriksaan rontngen dan kapan,
dan apakah pemeriksaan diagnostik pulmonal dilakukan. Informasi ini
penting untuk membantu dalam mengeva-luasi masalah saat ini. Dapatkan
keterangan tentang cedera mulut, hidung, tenggorok, atau dada
sebelumnya (seperti trauma tumpul, fraktur iga, atau pneumotoraks), juga
informasi detail tentang penggunaan obat-obat bebas atau yang diresepkan.
• Tanyakan klien adakah riwayat keluarga tentang penyakit pernapasan.
Misalnya asma, fibrosis kistik, emfisema atau penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK), kanker paru, infeksi pernapasan, tuberkulosis, atau alergi.
• Sebutkan usia dan penyebab kematian anggota keluarga, termasuk ayah,
ibu, adik, kakak, anak-anak, nenek-kakek, bibi dan paman. Tanyakan
apakah ada anggota keluarga yang perokok. Perokok pasif sering kali
mengalami
• Riwayat perkembangan
• Neonatus : 30 - 60 x/mnt
• Bayi : 44 x/mnt
• Anak : 20 - 25 x/mnt
• Dewasa : 16 - 20 x/mnt
• Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
• Riwayat kesehatan keluarga
• Perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah
/ penyakit saluran napas
• Riwayat sosial
• Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya :
merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor
alergen, dll
• Riwayat psikologis
• Disini perawat perlu mengetahui tentang :
• Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
• Pengaruh sakit terhadap cara hidup
• Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
• Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi
• Riwayat spiritual
• Kepercayaan klien mengenai sakit/ penyakit yang dialami
• Pemeriksaan fisik
• Hidung dan sinus
• Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna,
bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
• Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
• Trakhea
• Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari
tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah
dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.
• thoraks
• Inspeksi :
• Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya :
• Pigeon chest ( dada burung ) yaitu bentuk dada yang ditandai
dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-posterior
membesar dan sternum sangat menonjol ke depan.
• Funnel chest ( dada tukang sol sepatu ) merupakan kelainan
bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu
sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior
mengecil.
• Barrel chest ( dada tong ) ditandai dengan diameter antero-
posterior dan tranversal sama atau perbandingannya 1 : 1.
• Kelainan tulang belakang diantaranya :
• Kiposis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke belakang.
• Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung.
• Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.
• Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji
• kecepatan/frekuensi pernapasan apakah pernapasan klien
• Eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 20 x/mnt,
klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya,
• Tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 20
x/mnt,
• Bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari
16 x/mnt,
• Apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.
• Perlu juga dikaji ritme/irama
• Pernapasan yang secara normal adalah reguler atau irreguler,
• Pernapasan cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi
lambat dan kadang diselingi apnea,
• Pernapasan kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam,
• Pernapasan biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak
teratur dan diselingi periode apnea.
• Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien,
• Dispnea yaitu sesak napas yang menetap dan kebutuhan oksigen tidak
terpenuhi,
• Ortopnea yaitu kemampuan bernapas hanya bila dalam posisi duduk atau
berdiri.
• Perlu juga dikaji bunyi napas, dalam hal ini perlu dikaji adanya
• Stridor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian
atas,
• Stridor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat inspirasi,
• Wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul,
• rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan didengar saat
inspirasi,
• Ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi.
• Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami
• batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi,
• batuk non produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi,
• hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah
• Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi apakah
• Takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt,
• Bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.
• Palpasi :
• Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa,
peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem
bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih
terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan
lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena suara pria besar
Klasifikasi Data
Data subyektif
Keluhan batuk
Batuk berdahak
Batuk kering
Keluhan sesak napas, sulit bernapas (apnea)
Keluhan ujung tangan dan kaki dingin
Keluhan nyeri dada
Keluhan badan terasa lemas, pusing, cepat letih
Data obyektif
Napas cepat, dangkal, lemah, dyspnea
Sianosis bibir dan jaringan perifer
Kulit pucat, turgor kulit kurang elastis
Nadi lemah dan cepat
Penurunan kesadaran
Pernapasan cuping hidung
Penggunaan alat bantu napas (otot pernapasan dada)
Adanya suara napas tambahan (wheezing, ronchi)
Analisa data
DS:
- Keluhan batuk
- Keluhan sulit bernapas
DO:
- Kesadaran menurun
- Ronchi +
- Perkusi thoraks suara flatness
- Sputum ++
No Data Etiologi Masalah

1. DS : Hipersekresi Bersihan jalan


 Pasien mengatakan batuk jalan nafas nafas tidak
berdahak
efektf
 Pasien mengatakan dahak
susah keluar
 
DO :
 Terdapat secret
 Suara nafas terdengar
ronckhi
 RR : 30 x/menit
 Tes mantouk positif
2. DS : Kelemahan otot Pola nafas tidak
 Pasien mengatakan sesak nafas pernafasan efektif
 Pasien mengatakan sesak terasa
seperti terhimpit beban berat
 
DO :
 Terdapat bunyi nafas tambahan
yaitu wheezing
 Pasien tampak nafas cuping
hidung
 Pasien tampak gelisah
 RR : 30 x/menit
 Spo2 : 92%
3 DS : Kelemahan tubuh Intoleransi
 Pasien mengatakan kakinya tidak aktivitas
bisa digerakan
 Pasien mengatakan BAB/BAK
ditempat tidur menggunakan
diapers
DO :
 Pasien tampak berbaring ditempat
tidur
 Segala kebutuhan tampak dibantu
oleh keluarga atau perawat
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien


dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
diantaranya adalah :
• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
akumulasi sekret yang berlebih
• Pola napas tidak efektif
• Gangguan pertukaran gas
• Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien
Intervensi
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL RENCANA INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN (SLKI)
1. Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan Intervensi keperawatan Latiha batuk efektif
efektif berhubungan dengan selama 2x24 jam , bersihan jalan nafas Observasi
hipersekresi jalan nafas meningkat dengan kriteri hasil : 1. Identifikasi kemampuan batuk
  1. Batuk efektif meningkat(5) 2. Monitor adanya retensi sputum
DS : 2. Produksi sputum menurun (5) 3. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
 Pasien mengatakan 3. Ronchi menurun (5) nafas
batuk berdahak
4. Dyspnea menurun (5) 4. Monitor input dan output cairan mis;jumlah
 Pasien mengatakan
dahak susah keluar 5. Gelisah menurun (5) dan karakteristik
  Terapeutik
DO : 5. Atur posisi semi – fowler atau fowler
 Terdapat secret 6. Pasang perlak dan bengkok dipankuan
 Suara nafas terdengar pasien
ronkhi 7. Buang secret pada tempat sputum
 RR : 30 x/menit  
Edukasi
8. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
9. Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung
selama 4 detik di tahan selama 2 detik
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
2. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi selama Manajemen jalan nafas
1x24 jam maka Pola napas
berhubungan dengan Observasi
membaik dengan kriteris hasil :
kelemahan otot pernafasan 1. Ventilasi semakin meningkat 1. Monitor pola napas (frekuensi,
  (5) kedalaman, usaha napas)
2. Kapasitas vital meningkat (5) 2. Monitor bunyi napas tambahan
DS :
3. Tekanan ekpirasi membaik (5) (mis. gurgling, mengi, wheezing,
 Pasien mengatakan 4. Tekanan inspirasi membaik (5) ronchi kering)
sesak nafas 5. Dyspnea menurun (5)
3. Monitor sputum ( jumlah,warna,
 Pasien mengatakan 6. Pernapasan cuping hidung
menurun (5) aroma)
sesak seperti 7. Frekuensi napas membaik (5) Trapeutik
terhimpit beban berat 8. Kedalaman napas membaik (5) 4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
  9. Ekskursi dada membaik (5) 5. Berikan oksigen, jika perlu
DO : 6. Posisikan semi powler
Terdapat bunyi nafas
7. Lakukan penghisapan lendir, jika

perlu
tambahan yaitu
8. Berikan oksigen
ronkhi
Edukasi
 Pasien tampak nafas 9. Ajarkan teknik batuk efekif
cuping hidung
Kolaborasi
 Pasien tampak
10. Kolaborasi pemberian bronkodilator
gelisah
 RR : 30 x/menit
 Spo2 92%
4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Intervensi Manajemen energi
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam maka Observasi
imobilitas toleransi aktivitas meningkat dengan 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
DS : kriteria hasil : yang mengakibatkan kelelahan
 Pasien 1. Saturasi oksigen meningkat (5) 2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
mengatakan 2. Kemudahan dalam melakukan selama melakukan aktivitas
kakinya tidak bisa aktivitas sehari hari meningkat Trapeutik
digerakan (5) 3. Sediakan lingkungan nyaman dan
 Pasien 3. Kekuatan tubuh bagian bawah rendah stimulus ( cahaya, suara)
mengatakan meningkat (5) 4. Lakukan latihan rentang gerak
BAB/BAK 4. Dyspnea saat aktivitas menurun pasif/aktif
ditempat tidur 5. Dyspnea setelah aktivitas 5. Fasilitasi duduk disisi tempat tidur
menggunakan menurun (5) Edukasi
diapers 6. Perasaan lemah menurun (5) 6. Ajarkan tirah baring
DO :   7. Anjurkan aktivitas secara bertahap
 Pasien tampak Kolaborasi
berbaring 1) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
ditempat tidur cara meningkatkan asupan makanan
 Segala kebutuhan
tampak dibantu
oleh keluarga atau
perawat
 

Anda mungkin juga menyukai