RESPIRASI
D-IV FISIOTERAPI
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
2019
KIRIYADI, SST.Ft
RESPIRASI / PERNAPASAN ADALAH :
Zona respirasi :
• Bronkiolus respiratori ~ alveolus
• Berfungsi untuk proses pertukaran gas (difusi)
GANGGUAN PADA FAAL PARU
A. Gangguan ventilasi
B. Gangguan difusi
C. Gangguan perfusi
A. GANGGUAN VENTILASI
1. RESTRIKSI
1. OBSTRUKSI
1. RESTRIKSI
• Parameter = KV
• KV 80 - 120% nilai prediksi = N
• KV < 80% nilai prediksi = restriksi
• KV > 120% = hiperinflasi
2. OBSTRUKSI
• Efusi pleura
• Pneumotoraks
• Pleuritis sicca / schwarte
• Tumor pleura
KELAINAN DINDING DADA /MUSKULOSKELETAL
• Patah iga
• Obesitas
• Pektus ekskavatus
• Skoliosis
• Khiposis
• Gibbus
B. KELAINAN DIFUSI
Didapat:
• Bronkhitis Kronis yang berkaitan dengan merokok
• Mengisap asap rokok/debu
• Pengaruh usia
• Genetik :
• Defesiensi alfa 1 antitripsin adalah satu kelainan yang diturunkan
secara autosom resesif.
PATOFISIOLOGI
• Berhenti merokok
• Patuhi perturan keamanan di tempat kerja seperti memakai
masker.
Penyakit Paru Obstruksi
Kronik (PPOK)
DEFINISI PPOK
Inspeksi –
• Bentuk dada: barrel chest (dada seperti tong)
• Terdapat cara bernapas purse lips breathing (seperti orang meniup)
• Terlihat penggunaan dan hipertrofi (pembesaran) otot bantu nafas - Pelebaran sela iga
Perkusi
• - Hipersonor
Auskultasi
• Fremitus melemah,
• Suara nafas vesikuler melemah atau normal
• ekspirasi memanjang
• Mengi (biasanya timbul pada eksaserbasi) –
• Ronki
•
Klasifikasi PPOK berdasarkan Global Initiative for Chronic Lung Disease
Derajat Karakteristik
• Mengacu pada data dari WHO, saat ini ada sekitar 300 juta orang yang
menderita asma di seluruh dunia. Terdapat sekitar 250.000 kematian yang
disebabkan oleh serangan asma setiap tahunnya
Inflamasi Kronik
Berbagai sel terlibat dan teraktivasi pada inflamasi kronik. Sel
tersebut ialah limfosit T, eosinofil, makrofag , sel mast, sel
epitel, fibroblast dan otot polos bronkus.
Airway Remodelling
Proses inflamasi kronik pada asma akan meimbulkan kerusakan
jaringan yang secara fisiologis akan diikuti oleh proses
penyembuhan (healing process) yang menghasilkan perbaikan
(repair) dan pergantian selsel mati/rusak dengan sel-sel yang
baru.
PENEGAKAN DIAGNOSA
• Diagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat episodik, gejala berupa
batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada dan variabiliti yang
berkaitan dengan cuaca.
Dewasa Anak
• Penyakit Paru Obstruksi Kronik • Benda asing di saluran napas
• Bronkitis kronik • Laringotrakeomalasia
• Gagal Jantung Kongestif • Pembesaran kelenjar limfe
• Batuk kronik akibat lain-lain • Tumor
• Stenosis trakea
• Disfungsi larings
• Bronkiolitis
• Obstruksi mekanis (misal tumor)
• Emboli Paru
TUJUAN PENATALAKSANAAN ASMA
1. spesifik
a. Asma
b. Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronchitis).
c. Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi mycoplasma,
chlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.
d. penyakit paru yang telah ada misalnya bronchiectasis.
e. Sindrom aspirasi
f. Penekanan pada saluran napas,dll
2. Non spesifik
a. Asap rokok
b. Polusi udara (Muttaqin, 2008)
PATOFISIOLOGI
• sering batuk
• produksi sputum berlebihan
• dahak mungkin jelas, kekuningan, atau kehijauan (tergantung pada infeksi
bakteri,dan kadang-kadang bercampur dengan darah jika pembuluh darah kecil yang
pecah)
• sesak napas, merupakan gejala umum lain dari bronkitiskronis dan secara bertahap
meningkat dengan tingkat keparahan penyakit.
• Bronkiektasis adalah kelainan kronik yang ditandai dengan dilatasi bronkus secara
permanen, disertai proses inflamasi pada dinding bronkus dan parenkim paru
sekitarnya. Manifestasi klinis primer bronkiektasis adalah terjadinya infeksi yang
berulang, kronis, atau refrakter, dengan gejala sisa yang terjadi adalah batuk
darah, obstruksi saluran napas kronis, dan gangguan bernapas secara progresif
• Bronkiektasis adalah kondisi ketika saluran bronkus yang terdapat di dalam paru-
paru mengalami kerusakan, penebalan, atau pelebaran secara permanen, dan
dapat terjadi pada lebih dari satu cabang bronkus. Kerusakan tersebut
menyebabkan bakteri dan cairan mukus lebih mudah terkumpul di dalam bronkus
yang dapat memicu penyumbatan saluran udara dan infeksi berulang. Penderita
bronkiektasis akan lebih mudah terkena infeksi bakteri yang dapat memperparah
kerusakan bronkus. (PDPI 2018)
ETIOLOGI
Gejala utama yang dapat diamati dari penderita bronkiektasis adalah batuk berdahak yang
tidak mereda meskipun diobati. Dahak yang dihasilkan dari batuk akibat bronkiektasis dapat
berwarna bening, kuning pucat, atau kuning kehijauan. Gejala lainnya adalah:
• Mengi.
• Sesak napas.
• Nyeri sendi.
• Perubahan bentuk ujung-ujung jari yang dinamakan clubbing finger,di mana kuku menebal
dan bentuk ujung jari menjadi bulat.
• Batuk mengeluarkan darah atau dahak dari batuk bercampur dengan darah.
• Mengalami infeksi saluran pernapasan berulang.
• Kehilangan berat badan.
• Lelah.
Jika penderita bronkiektasis mengalami infeksi sekunder akibat kerusakan
bronkus, gejala munculnya infeksi antara lain:
• Tidak enak badan.
• Nyeri menusuk di dada yang semakin terasa ketika bernapas.
• Batuk yang semakin memburuk dengan dahak yang mengental, berubah warna
menjadi lebih kehijauan, dan meneluarkan bau tidak sedap.
• Merasa sangat lelah.
• Sesak napas yang semakin memburuk.
• Batuk mengeluarkan darah.
Jika gejala-gejala berikut sudah muncul, berarti infeksi paru-paru yang dipicu
bronkiektasis sudah memburuk dan perlu dirawat di rumah sakit. Gejala-gejala
infeksi paru-paru yang perlu diperhatikan adalah:
• Komplikasi akibat bronkiektasisi yang paling berbahaya adalah batuk mengeluarkan darah
yang sangat hebat (hemoptisis). Kondisi ini terjadi akibat salah satu bagian pembuluh
darah yang menyediakan darah bagi paru-paru terbuka dan mengalami perdarahan.
Gejala hemoptisis antara lain adalah:
• Batuk berdarah lebih dari 100 ml selama 24 jam.
• Sulit bernapas yang disebabkan oleh darah menghalangi aliran udara di paru-paru.
• Kepala berkunang-kunang.
• Pusing.
• Kedinginan dan kulit terasa basah dan dingin akibat kehilangan darah dalam jumlah
banyak.
• Hemoptisis masif yang terjadi pada penderita bronkiektasis merupakan keadaan darurat
medis yang harus segera ditangani. Untuk mengatasi hemoptisis, dokter akan melakukan
embolisasi arteri bronki (BAE) dengan cara menyumbat sumber perdarahan di paru-paru
yang dipandu dengan pemindaian sinar-X.
PENCEGAHAN BRONKIEKTASIS
• Batuk berkepanjangan
• Napas pendek.
• Diare.
• Muntah
• Sesak napas atau sulit bernapas
• Mengi (bengek).
• Saluran udara melebar akibat peradangan (bronkiektasis).
DIAGNOSIS
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit fibrosis kistik adalah:
• Infeksi kronis, seperti bronkitis, pneumonia, dan sinusitis.
• Pneumotoraks, yaitu penimbunan udara pada rongga pleura (rongga yang
memisahkan paru-paru dan dinding dada).
• Bronkiektasis, yaitu kerusakan pada saluran pernapasan yang mengakibatkan
penderita lebih sulit lagi untuk mengeluarkan dahak.
• Eksaserbasi akut, yaitu memburuknya gejala secara tiba-tiba, yang ditandai
dengan napas pendek atau batuk selama beberapa hari atau beberapa
minggu, dan membutuhkan perawatan di rumah sakit.
• Hemoptisis atau batuk darah, akibat penipisan dinding saluran pernapasan.
• Gagal napas akibat kondisi paru-paru yang memburuk.
TERIMA KASIH