Anda di halaman 1dari 16

EMFISEMA

By
DOLINA WAMBRAUW
MARIA MAGDALENA UDAM
NUR FADILLAH RAMADANI
DEFINISI
Emfisema adalah suatu penyakit paru obstruktif kronis
atau PPOK yang ditandai dengan pernafasan yang pendek yang
disebabkan oleh kesulitan untuk menghembuskan seluruh udara
keluar dari paru-paru karena tekanan udara yang berlebihan dari
kantung udara di dalam paru-paru (alveoli). Normalnya ketika
bernafas, alveoli mengembang ketika udara masuk untuk
pertukaran gas antara alveoli dan darah. Sewaktu
menghembuskan nafas, jaringan elastis di alveoli menyebabkan
alveoli kembali menguncup, memaksa udara untuk keluar dari
paru-paru melalui saluran pernafasan. Pada emfisema, hilangnya
elastisitas yang demikian karena kerusakan akibat bahan kimia
dari asap tembakau atau polutan yang menyebabkan alveoli
berekspansi terus menerus dan udara sulit untuk dikeluarkan
ETIOLOGI
• Merokok
Merokok merupakan penyebab utama emfisema. Terdapat
hubungan yang erat antara merokok dan penurunan volume
ekspirasi paksa (FEV) menurut Nowak, 2004
• Keturunan genetik
Belum diketahui jelas apakan faktor keturunan berperan atau tidak
pada emfisema kecuali pada penderita dengan defisiensi enzim
alfa 1 antitripsin. Kerja enzim ini menetralkan enzim proteolitik
yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan,
termasuk jaringan paru, karena itu kerusakan jaringan lebih jauh
dapat dicegah. Defisiensi alfa 1 antitripsin adalah satu kelainan
yang diturunkan secara autosom resesif.
• Hipotesis Elastase-Antielastase

Di dalam paru terdapat keseimbangan antara enzim proteolitik elastase


dan antielastase agar tidak terjadi kerusakan jaringan. Perubahan
keseimbangan antara keduanya akan menimbulkan kerusakan pada
jaringan elastis paru. Struktur paru akan berubah dan timbulah emfisema.
Sumber elastase yang penting adalah pankreas, sel-sel PMN, dan
makrofag alveolar (pulmonary alveolar macrophag-PAM). Rangsangan
pada paru antara lain asap rokok dan infeksi menyebabkan elastase
bertambah banyak. Aktivitas sistem antielastase, yaitu sistem enzim alfa
1-protease-inhibitor terutama enzim alfa 1-antitripsin menjadi menurun.
Akibat yang ditimbulkan karena tidak ada lagi keseimbangan antara
elastase dan antielastase akan menimbulkan kerusakan jaringan elastis
paru dan kemudian emfisema.
• Polusi
Polutan industri dan udara juga dapat menyebabkan emfisema.
Insiden dan angka kematian emfisema bisa dikatakan selalu lebih
tinggi di daerah yang padat industrialisasi, polusi udara seperti
halnya asap tembakau, dapat menyebabkan gangguan pada silia
menghambat fungsi makrofag alveolar. Sebagai faktor penyebab
penyakit, polusi tidak begitu besar pengaruhnya tetapi bila
ditambah merokok resiko akan lebih tinggi.
PATOFISIOLOGI
Emfisema merupakan kelainan dimana terjadi kerusakan
pada dinding alveolus yang akan menyebabkan over distensi
permanen ruang udara. Perjalanan udara akan terganggu akibat dari
perubahan ini. Kesulitan selama ekspirasi pada emfisema merupakan
akibat dari adanya destruksi dinding (septum) diantara alveoli, jalan
napas kolaps sebagian, dan kehilangan elastisitas untuk mengerut
atau recoil. Pada saaat alveoli dan septum kolaps, udara akan
tertahan diantara ruang alveolus (disebut blebs) dan diantara
parenkim paru-paru (disebut bullae). Proses ini akan menyebabkan
meningkatkan ventilatori pada ‘dead space’ atau area yang tidak
mengalami pertukaran gas atau darah.
Kerja napas meningkat dikarenakan terjadinya
kekurangan fungsi jaringan paru-paru untuk melakukan
pertukaran O2 dan CO2. Emfisema juga menyebabkan destruksi
kapiler paru-paru, selanjutnya terjadi penurunan perfusi O2 dan
penurunan ventilasi.
MANIFESTASI KLINIK
• Sesak napas

• Batuk kronis

• Sering merasa gelisah

• Penurunan berat badan

• Sering merasa kelelahan

• Berkurangnya nafsu makan

• Edema

• Penurunan kemampuan untuk berolahraga


PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Spirometri

• CT-Scan

• Bronkodilator

• Terapi aerosol

• Oksigenisasi
PENATALAKSANAAN MEDIS
• Sebelum menjalani pengobatan, dokter akan menyarankan
semua penderita emfisema yang merokok untuk menghentikan
kebiasaan buruk tersebut.

• Program rehabilitasi paru akan mengajarkan cara untuk


berlatih pernafasan, cara mengurangi stres, dan cara
berolahraga yang baik bagi penderita emfisema

• Terapi oksigen

• Obat obatan untuk mengurai peradangan ( anti inflamasi )

• Obat obatan untuk membuka saluran udara dan


mengencerkan dahak ( bronkidilator )

• Antibiotik dan vaksinasi untuk mencegah infeksi


PROSES KEPERAWATAN
• Pengkajian
• Pemeriksaan TTV
• Pemeriksaan fisik atau head to toe
• Pemeriksaan penunjang
• Diagnosa keperawatan
• Intervensi keperawatan
• Diagnosa keperawatan

- Gangguan pertukaran gas b/d penurunan pertukaran gas


atau darah

- Bersihan jalan napas tidak efektif b/d peningkatan


produksi lendir

- Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia


• Intervensi keperawatan

- Gangguan pertukaran gas b/d penurunan pertukaran gas atau


darah :

1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.

2. Lakukan fisioterapi dada jika perlu.

3. Keluarkan secret dengan batuk efektif atau suction.

4. Auskultasi suara nafas.

5. Catat adanya suara tambahan.

6. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas


buatan.
- Bersihan jalan napas tidak efektif b/d peningkatan produksi
lender:

1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi dan


pengeluaran secret.

2. Ajarkan pasien untuk napas dalam dan batuk efektif.

3. Keluarkan secret dengan batuk atau suction.

4. Auskultasi adanya suara napas tambahan.

5. Identifikasi perlunya pemasangan alat jalan napas buatan.


- Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia:

1. Mencatat status nutrisi pasien, turgor kulit, berat badan,


integritas mukosa oral

2. Timbang BB pasien secara periodik

3. Pastikan pola diit biasa pasien, yang disukai atau tidak disuka
pasien

4. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan


berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)

5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan komposisi diet


TKTP rendah serat dan susu.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai