Created by :
1. Rora Lusiana
3. Emfisema Paraseptal
Patologi
Emfisema menyebabkan overdistensi
permanen ruang udara. Perjalanan
udara terganggu akibat dari
perubahan ini. Kesulitan selama
ekspirasi pada emfisema merupakan
akibat dari adanya destruksi dinding
(septum)di antara alveoli, jalan
napaskolapssebagian, dan kehilangan
elastisitasuntuk mengerut ataurecoil.
Merokok
Inflamasi
Destruksi
kapiler paru
CLE
Masih ada bronkiolus
dan alveolus yang sehat
Emfisema paraseptal
- Elastisitas paru
Perfusi O2
Terbentuk :
-Blebs (di distal alveoli)
perfusi
jaringan perifer
-Sesak
ventilasi
Kelelahan / kelemahan
Upaya menangkap O2
Intoleransi aktivitas
Reflex batuk
Sekret tertahan
- RR > 20 x/menit
-CO2 hiperkapnia
-O2
hipoksia
RR
Retraksi otot
bantu nafas
Nyeri dyspnea
Manifestasi
Klinis
Pemfis
Sianosis
Tekanan darah
menurun
Warna kulit
pucat
Penampilan
Umum
Auskultrasi :
terdapat
penurunan
suara napas
Ditemukan
wheezing
Sputum dan
batuk
Pemeriksaan
Jantung
Riwayat
merokok
Pemeriksaa
n LAB
Komplikasi
Daya tahan
tubuh kurang
sempurna
Tingkat
kerusakan paru
semakin parah
Atelaktasis
Pneumonia
Proses
peradangan
yang kronis
pada saluran
nafas
Pneumothoraks
Meningkatkan
resiko gagal
nafas pada
pasien
Sering
mengalami
infeksi ulang
pada saluran
pernapasan
Infeksi saluran
napas
Penatalaksanaan Medis
Pendekatan Terapi :
1. Teknik terapi fisik untuk memperbaiki dan
meningkatkan ventilasi paru
2. Memelihara kondisi lingkunganyang
memungkinkan untuk memfasilitasipernapasan
yang edekuat
3. Dukungan psikologis
4. Edukasi dan rehabilitasi klien(Suradi. 2004. 60).
Edukasi yakni memberikan pemahaman kepada
penderita untuk mengenali gejala dan faktorfaktor pencetus kekambuhan emfisema paru.
#Lanjutan
Jenis obat yg diberikan :
1. Bronkodilator
digunakan untuk mengontrol gejalagejala dari emphysema sebagai
terapi pemeliharaan, dan dapat
bekerja secara singkat ketika gejalagejala menyala atau timbul (terapi
pertolongan).
2. Terapi aerosol
Aerosolisasi dari
bronkodilator sering kali
digunakan untuk
membantu dalam
bronkodilatasi. Hal ini
memudahkan proses
pembersihan bronkiolus,
membantu
mengendalikan proses
inflamasi, dan
memperbaiki fungsi
ventilasi
3. Terapi infeksi
Pasien dengan emfisema
rentan terjadap infeksi paru
dan harus diobati pada saat
awal timbulnya tandatanda infeksi.
4. Kortikosteroid
Digunakan setelah tindakan
lain untuk melebarkan
bronkiolus dan membuang
sekresi. Prednison
biasanya diresepkan.
Proses Keperawatan
1.
-.
-.
-.
-.
-.
-.
-.
-.
-.
Pengkajian
Aktivitas/Istirahat
Sirkulasi
Makanan/Cairan
Hygine
Pernapasan
Keamanan
Seksualitas
Interaksi Sosial
Penyuluhan atau
Pembelajaran
2. Diagnosa
Keperawatan
Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan
kerusakan alveoli
yangreversible.
Pola pernapasan tidak
efektif berhubungan
dengan ventilasi alveoli.
Bersihan jalan nafas tidak
efektif berhubungan
dengan adanya sekret.
3. Intervensi
1. Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan kerusakan
alveoli yangreversible.
Tujuan :Perbaikan dalam
pertukaran gas.
Rencana Tindakan:
- Berikan bronkodilator sesuai yang
diresepkan.
- Evaluasi tindakan nebuliser,
inhaler dosis terukur, atau IPPB.
- Instruksikan dan berikan dorongan
pada pasien pada pernapasan
diafragmatik dan batuk efektif.
- Berikan oksigen dengan metode
yang diharuskan.
4. Implementasi
Lakukan tindakan
sesuai dengan
intervensi yang
akan diberikan.
4. Evaluasi
Diagnosa 1 :
Pasien bisa bernapas normal tanpa menggunakan otot
tambahan pernapasan
Pasien tidak mengatakan nyeri saat bernapas.
Diagnosa 2 :
Pasien memperlihatkan frekuensi pernapasan yang
efektif dan mengalami
Perbaikan pertukaran gas pada paru.
Pasien menyatakan faktor penyebab, jika mengetahui.
Diagnosa 3:
Sekret encer dan jalan napas bersih
KESIMPULAN
Kesimpulan yang di dapat :
Emphysema (emfisema) adalah penyakit paru kronis yang
dicirikan oleh kerusakan pada jaringan paru, sehingga paru
kehilangan keelastisannya. Gejala utamanya adalah
penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara
di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami
kerusakan yang luas.
Terdapat 3 (tiga) jenis emfisema utama, yang diklasifikasikan
berdasarkan perubahan yang terjadi dalam paru-paru : PLE
(Panlobular Emphysema/panacinar), CLE (Sentrilobular
Emphysema/sentroacinar), Emfisema Paraseptal.
Asuhan keperawatan pada penderita emfisema secara garis
besar adalah membantu menjaga keseimbangan antara
kebutuhan dan suplai oksigen klien.