TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Mutu Pelayanan
Mutu menurut ISO 9000 adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang
inheren dalam memenuhi persyaratan yaitu : kebutuhan atau harapan yang
dinyatakan, biasanya tersirat atau wajib.
Konsep mutu sendiri sendiri pada dasarnya bersifat relatif, yaitu tergantung
dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri ciri dan spesifikasi. Pada
dasarnya terdapat tiga orientasi mutu yang harus konsisten satu sama lain :
persepsi konsumen, produk ( jasa ), dan proses konsistensi kualitas suatu jasa.
Untuk ketiga orientasi tersebut dapat memberi konstribusi pada keberhasilan
suatu perusahaan atau pelayanan ditijau dari kepuasan pelanggan, kepuasan
karyawan dan profitabilitas organisasi.
Meskipun tidak ada definisi mengenai mutu yang diterima secara
universal, namun dari definisi diatas tedapat beberapa persamaan, yaitu :
a. Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
b. Mutu mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan.
c. Mutu merupakan suatu kondisi yang berubah.
2. Aspek aspek pelayanan kesehatan.
Menurut Jacobalis ( 1989 ) mutu pelayanan suatu sarana kesehatan adalah
produk akhir dari interaksi dan ketergantungan yang saling terkait antara berbagai
komponen atau aspek pelayanan kesehatan itu sebagai suatu sistem. Komponen komponen tersebut menurut Donabedian,1988 ( dalam Jacobalis, 1989 ), adalah
sebagai berikut :
(a) Struktur, adalah sarana fisik, perlengkapan dan peralatan organisasi dan
manajemen, keuangan, sumber daya manusia serta sumber daya lainnya.
(b) Proses adalah semua kegiatan medis atau dokter, perawat dan profesional
lainnya dalam interaksi professional dengan pasien,
(c) Out put adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan profesional terhadap pasien
dalam meningkatkan derajat kesehatan dan kepuasan pasien.
3. Menjaga mutu pelayanan kesehatan.
Pelayanan dengan mutu yang baik adalah dambaan konsumen dan
merupakan keberhasilan sebuah perusahaan, oleh karena itu perusahaan yang baik
selalu menjaga mutu. Mutu pelayanan yang baik menyebabkan konsumen puas
sehingga bersedia menggunakan jasa pelayanannya diwaktu yang akan datang.
Mengerti kebutuhan pelanggan sangatlah penting untuk mempertahankan usaha
yang telah ada. Sebagai organisasi penyedia jasa pelayanan, kepuasan dan
kebutuhan pelanggan merupakan titik tumpu yang harus diperhatikan, sehingga
pelanggan akan selalu menggunakan dan bahkan akan membawa pelanggan baru.
Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang
dinginkan, banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat yang dimaksud paling tidak
mencakup delapan hal pokok yakni tersedia ( available ), wajar ( appropriate ),
berkesinambungan ( continue ), dapat diterima ( acceptable ), dapat dicapai
( accessible ), dapat dijangkau ( affordable ), effesien ( efficient ) serta bermutu
( quality ), ( Azwar, 1996 ).
Namun dari kedelapan syarat tersebut diatas, syarat mutu ( quality ) makin
bertambah penting, hal tersebut dikarenakan apabila pelayanan kesehatan yang
bermutu dapat diselenggarakan, bukan saja akan dapat memperkecil kemungkinan
timbulnya mal praktek, namun sekaligus dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan
masyarakat.
( service quality
perbandingan dua faktor utama, yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang
nyata mereka terima ( perceived service ) dengan layanan uyang sesungguhnya
diharapkan ( expected service ). Lima dimensi mutu pelayanan ( Service
Quality ), terdiri dari :
a. Wujud nyata ( tangibles ) adalah wujud langsung yang meliputi fasilitas
fisik, yang mencakup kemutahiran peralatan yang digunakan, kondisi
sarana, kondisi SDM perusahaan dan keselarasan antara fasilitas fisik
dengan jenis jasa yang diberikan.
b. Kehandalan ( reliability ) adalah aspek aspek keandalan system pelayanan
yang diberikan oleh pemberi jasa yang meliputi kesesuaian pelaksanaan
pelayanan dengan rencana, kepedulian perusahaan kepada permasalahan
yang dialami pasien, keandalan penyampaian jasa sejak awal, ketepatan
waktu pelayanan sesuai dengan janji yang diberikan,keakuratan penanganan.
c. Ketanggapan ( responsiveness ) adalah keinginan untuk membantu dan
menyediakan jasa yang dibutuhkan konsumen. Hal ini meliputi kejelasan
informasi waktu penyampaian jasa, ketepatan dan
kecepatan dalam
dukungan
B.
10
11
12
Standar dokumentasi
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui catatan
keperawatan yang dibuat oleh perawat dilakukan dalam rekam medis
sesuai aturan dokumentasi atau tidak.
2)
Observasi
Dilakukan selama pemberian asuhan keperawatan berlangsung
yang dilakukan oleh observer.
3)
Angket.
Indikator masukan untuk memahami persepsi pasien terhadap
proses asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat selama
proses asuhan keperawatan berlangsung.
13
C. Kepuasan
1.
Pengertian Kepuasan.
Ada beberapa pakar yang memberikan definisi mengenai kepuasan atau
ketidakpuasan pelanggan. Kepuasan adalah kesesuain jasa yang diterima atau
dirasakan dengan yang diharapkan. Parasuraman et. al, ( 1985 ). Menurut Kotler
( 2005 ) kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja ( hasil ) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Menurut
Tjiptono (1997 ), kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon
pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan
sebelumnya atau norma kinerja lainnya dan kinerja aktual produk yang
dirasakan pemakaiannya. Wilkie ( dalam Tjiptono, 1997 : 16 ) mendifinisikan
kepuasan atau ketidakpuasan sebagai suatu tanggapan atau respon emosional
pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk jasa. Menurut
Jacobalis ( 1989 ), kepuasan sebagai rasa lega atau senang karena harapan atau
hasrat tentang sesuatu terpenuhi. Kepuasan mempuyai dimensi fisik, mental dan
sosial. Kepuasan konsumen merupakan dimensi persepsi multi dimensional
yang tekait dengan struktur, proses dan out come layanan, sedangkan ketidak
puasan merupakan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan layanan yang
diterima oleh pasien. Ketidakpuasan adalah kekecewaan. Ketidakpuasan
terhadap layanan kesehatan diungkapkan dalam
kemarahan, surat terbuka dalam media massa, pengaduan pada ikatan profesi
sampai pada pengaduan ke pengadilan dengan tuntutan mal praktek.
Dari berbagai pandangan diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan
konsumen adalah perasaan emosional yang dirasakan konsumen setelah
14
15
3.
16
2)
3)
4)
5)
Efektifitas pelayanan
17
D.
Rawat Inap
Menurut Crosby, l997 ( dalam Nasution, 2005 ) rawat inap adalah kegiatan
penderita yang berkelanjutan ke rumah sakit untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang berlangsung lebih dari 24 jam. Secara khusus pelayanan rawat
inap ditujukan untuk penderita atau pasien yang memerlukan asuhan keperawatan
secara terus menerus ( Continous Nursing Care ) hingga terjadi penyembuhan.
18
Khusus pelayanan rawat inap ini adalah adanya tempat tidur ( hospital bed ).
Tempat tidur ini dikelompokkan menjadi ruang perawatan ( nursing units ) yang
merupakan inti dari sebuah rumah sakit. Pengelolaan ruangan perawatan ini
secara umum diserahkan kepada seorang perawat ( nurse ) yang juga bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan pelayanan medik, serta instruksi dari dokter yang
ditujukan pada penderita misalnya penggunaan alat bantu pernafasan, alat pacu
jantung, dan sebagainya.
Dengan kualitas pelayanan rawat inap yang memuaskan, akan mendorong
pasien untuk tetap memilih rumah sakit tersebut apabila membutuhkan lagi
fasilitas pelayanan kesehatan. Pelayanan rawat inap merupakan pusat kegiatan
yang paling banyak terjadi interaksi antara perawat dengan pasien, karena unit ini
paling banyak memberikan pelayanan dibandingkan dengan yang lainnya.
.
19
D. Kerangka Teori
Standar praktek
keperawatan
Standar asuahan
keperawatan
Mutu pelayanan
keperawatan :
1. Wujud nyata
2. Kehandalan
3. Ketanggapan
4. Jaminan
5. Empati
Indikator
mutu pelayanan
rumah sakit
Kepuasan pasien :
1.Harapan terlampaui
( Sangat memuaskan )
2.Harapan terpenuhi
( Memuaskan )
3.Harapan tidak terpenuhi
( Kepuasan menurun )
Factor pendukung :
1.Komunikasi dari
mulut kemulut
2.Kebutuhan pribadi
3.Pengalaman masa
lalu.
20
E. Kerangka Konsep
Kerangka penelitiannya sebagai berikut :
Mutu Pelayanan
Keperawatan
Gambar 2.2.
Kepuasan Pasien
F. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang diteliti meliputi :
1. Variabel terikat (y) yaitu kepuasan pasien.
2. Variabel bebas (x) yaitu mutu pelayanan keperawatan..
G. Hipotesis
Ada hubungan antara mutu pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien di
instalasi rawat inap RSUD Tugurejo Semarang.