Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

OKSIGENASI

OLEH :

NAMA : HEFI ANNISA

NIM : 018.01.3538

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

2019
LAPORAN PENDAHULUAN
OKSIGENASI

I. KONSEP OKSIGENASI
A. Definisi
Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara
normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas. Masuknya
oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler dan keadaan
hematologi (Wartonah, Tarwoto 2010).
Fisiologi jantung mencakup pengaliran darah yang membawa oksigen dari sirkulasi
paru ke sisi kiri jantung dan jaringan serta mengalirkan darah yang tidak mengandung
oksigen ke sistem pulmonar.
Perawat seringkali menemukan klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
oksigennya. Pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen
dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada ,dan cara penghisapan
lendir(suction). Tujuan pemberian oksigenasi adalah : untuk mempertahankan oksigen
yang adekuat pada jaringan, untuk menurunkan kerja paru-paru dan untuk menurunkan
kerja jantung.

B. Fisiologi
1. Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer.
2. Perfusi
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk
dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah dioksigenasi yang mengalir
dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung.
3. Disfusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler
paru dan CO2, di kapiler dengan alveoli.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi


1. Faktor Fisiologis
a. Penurunan kapasitas membawa oksigen
b. Penurunan konsentrasi oksingen yang diinspirasi
2. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat mempengaruhijumlah kebutuhan oksigenasi,
mengingat usia organ dalam tubuh seiring usia perkembangan anak.
3. Perilaku atau gaya hidup
a. Nutrisi
b. Merokok
c. Kecemasan
d. Kerusakan fungsi katup
e. Gangguan konduksi

D. Macam- macam gangguan


1. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan
oksigen dalam tubuh akibat defesiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen
di tingkat sel,sehingga dapat memunculkna tanda seperti kulit kebiruan
(sianosis).Secara umum, terjadinya hipoksia ini disebabkan oleh menurunnya kadar
hb,menurunnya difusi O2 dari alvecli ke dalam darah, menurunnya perfusi
jaringan,atau gangguan ventilasi yang dapat menurunnya konsentrasi oksigen.
2. Perubahan pola perpasaan
Takipnea merupakan pernapasan dengan frekuensi lebih dari 24 kali per
menit.proses ini terjadi karena paru-paru dalam keadaan atelektaksis atau terjadi
emboli.
Bradipnea merupakan pola pernapasan yang lambat abnormal,kurang lebih
10 kali per menit.Pola ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan
intrakranial yang di sertai narkotik atau sedative.
Hiperventilasi merupakan cara tubuh mengompensasi metabolisme tubuh
yang terlamapau tinggi dengan pernapasan lebih cepat dan dalam sehingga terjadi
peningkatan jumlah oksigen dalam paru-paru.proses ini ditandai adanya peningkatan
denyut nadi,napas pendek,adanya nyeri dada,menurunnya konsentrasi CO2,dan lain-
lain.keadaan demikian dapat di sebab kan oleh adanya infeksi,ketidakseimbangan
asam basa,atau gangguan psikologis.Pasien dengan hiperventilasi dapat mengalami
hipokapnea,yaitu berkurangnya CO2 tubuh di bawah batas normal sehingga
rangsangan terhahadap pusat pernapasan menurun.
Kussmual merupakan pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat
ditemukan pada orang dalam keadaan asidosis metabolik.
Hipoventilasi merupan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida
dengan cukup pada saat ventilasi alveolar,serta tidak cukupnya jumlah udara yang
memasuki alveoli dalam penggunaan oksigen. Tidak cukupnya oksigen untuk di
gunakan ditandai dengan adanya nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi atau
ketidakseimbangan elektrolit yang dapat terjadi akibat atelectasis, otot-otot
pernapasan lumpu, depresi pusat pernapasan, peningkatan tahanan jalan udara
pernapasan, penurunan tahanan jaringan paru-paru dan toraks, serta perturunan
compliance paru-paru dan toraks. Keadaan demikian menyebabkan hiperkapnea,
yaitu retensi CO2 dalam tubuh sehingga PaCo2 meningkat (akibat hipoventilasi) dan
akhirnya mengakibatkan depresi susunan saraf pusat.
Dispnea merupakan sesak dan berat saat pernapasan.hal ini dapat disebabkan
oleh perubahan kadar gas dalam darah/jaringan kerja berat/kelebihan, dan pengaruh
psikis.
Ortopnea merupakan kesulitan bernapas kecuali dalam posisi duduk atau
berdiri dan pola ini sering di temukan pada seseorang yang mengalami kongestif
paru-paru.
Cheyne stokes merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mula-mula
naik kemudian menurun dan berhenti,lalu pernapasan dimulai lagi dari siklus
baru.periode apnea berulang secara taratur.
Pernapasan paradoksial merupakan pernapasan di mana dinding paru-paru
bergerak berlawanan arah dari keadaan normal.sering di temukan pada keadaan
etelektasis.
Biot merupakan pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne
stokes,akan tetapi amplitudonya tidak teratur.pernapasan ini di tandai dengan preode
apnea tak beraturan,bergantian dengan preode pengambilan empat atau lima napas
yang kedalamnya sama. Pola ini sering di jumpai pada pasien dengan radang selaput
otak,peningkatantekanan intrakranial,trauma kepala,dan lain-lain.
Stridor merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada
saluran pernapasan.pada umumnya di temukan pada kasus spasmetrakhea atau
abstruksi laring.
3. Obstruksi jalan napas
Obstruksi jalan napas merupakan suatu kondisi pada individu dengan pernapasan
yang mengalami ancaman,terkait dengan ketidakmampuan bentuk secara efektif.hal
ini dapat di sebabkan oleh secret yang kental atau berlebihan akibat penyakit
infeksi;immobilisasi;stasis sekresi; serta batuk tidak efektif karena penyakit
persarafan seperti cerebro vaskular accident(cva),akibat efek pengobatan sedatif,dan
lain-lain.
Tanda Klinis
a. Batuk tidak efektif atau tidak ada.
b. Tidak mampu mengeluarkan sekret di jalan napas.
c. Suara napas menunjukkan adanya sumbatan.
d. Jumlah,irama,dan kedalaman pernapasan tidak normal.
4. Pertukaran gas
Pertukaran gas merupakan suatu kondisi pada individu yang mengalami
penurunan gas,baik oksigen maupun karbondioksida,antara alveoli paru-paru dan
sistem vaskular.
Tanda klinis:
a. Dispnea pada usaha napas.
b. Napas dengan bibir pada fase ekspirasi yang panjang.
c. Agitasi.
d. Lelah,letargi.
e. Meningkatnya tahanan vaskular paru-paru.
f. Menurunnya saturasi oksigen dan meningkatnya PaCO2.
g. Sianosis

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan tentang fungsi kardiopulmonar klien harus
mencakup :
1. Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam memenuhi
kebutuhan oksigen. Riwayat keperawatan untuk mengkaji fungsi keperawatan.
a. Keletihan
Keletihan merupakan sensasi subjektif, yaitu klien melaporkan bahwa ia
kehilangan daya tahan.
b. Dispnea
Merupakan tanda klinis hipoksia dan termanifestasi dengan sesak
napas.Dispnea merupakan sensasi subjektif pada pernapasan yang sulit dan
tidak nyaman.
c. Batuk
Batuk merupakan pengeluaran udara dari paru-paru yang tiba-tiba dan dapat
didengar.
d. Mengi
Mengi disebabkan oleh gerakan udara berkecepatan tinggi melalui jalan nafas
yng sempit.
e. Nyeri
Nyeri jantung tidak menyertai variasi pernapasan.Nyeri ini paling sering
terjadi di sisi kiri dada dan menyebar.Nyeri pericardium, merupakan akibat
inflamasi kantong perikardium, biasanya tidak menyebar dan dapat terjadi
saat inspirasi.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi jaringan klien
yang meliputi evaluasi keseluruhan sistem kardiopulmonar.
a. Inspeksi
- Warna membran mukosa
- Penampilan umum
- Tingkat kesadaran
- Keadekuatan sirkulasi sistemik
- Pola pernapasan
- Gerakan dinding dada.
b. Palpasi
- Dinding thorak, adakah pulsasi, rasa nyeri, tumor, cekungan ?
- Pengembangan dinding horak, bandingkan kiri dan kanan
- Taktil fremitus
Getaran meningkat pneumonia, penumpukan secret, atelektasis yang
belum total, infark atau fibrosis paru.Sedangkan getaran menurun
pleural effusion, pneumothorak, penebalan pleura, emphysema atau
sumbatan bronchus.
c. Perkusi
macam suara ketukan:
- sonor.
Suara yang normal terdengar diseluruh lapangan paru-paru.
- Redup
- Suara yang timbul akibat adanya konsolidasi paru (pemadatan) : tumor,
atalektasis, cairan.
- Hipersonor
Suara yang ditimbulkan lebih keras dibandingkan dengan suara
sonor.Akibat adanya udara berlebihan di paru-paru, pneumothorak,
emphysema paru.
- Tympani
Akibat adanya udara dalam suatu kantong atau ruang tertutup.
suara yang terdengar nyaring seperti kalau kita memukul gendang.
Kalau terdengar di dinding thorak artinya tidak normal.
Normalnya terdengar dibawah diafragma kiri dimana terletak lambung
dan usus besar.
Teknik perkusi
- Jari tengah diletakkan di dinding thorak
- Ujung jari tengah tangan yang lain mengetuk dibagian distal jari tengah
yang berada di dinding thorak
- Gerakan mengetuk hanya dari pergrlangan tangan, setelah mengetuk
segera diangkat.
- Bandingkan kiri dan kanan.
- Mulai mengetuk dari bagian atas paru, kemudian menurun.
d. Auskultasi
- Auskultasi sistem kardiovaskuler meliputi : pengkajian dalam mendeteksi
bunyi S1 dan S2 normal/tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi
gesekan. Auskultasi juga digunakan untuk mengidentifikasi bunyi bruit
di atas arteri karotis, aorta abdomen, dan arteri femoral.
- Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan udara
disepanjang lapangan paru. Suara napas tambahan terdengar, jika suatu
daerah paru mengalami kolaps, terdapat cairan atau terjadi obstruksi.
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. EKG, menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi
transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
b. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung
terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberiakn informasi tentang respond
miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan menentukan
keadekuatan aliran darah koroner.
c. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ;
pemeriksaan fungsi paru, BGA.

B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan gangguan
batuk.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pemasukann oksigen yang
tidak adekuat.
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
C. INTERVENSI
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan gangguan batuk.
No Diagnosa Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
Keperawatan
(NANDA) ( NOC ) (NIC )

1. Ketidak efektifan  Status Respirasi : jalan nafas Manajemen jalan nafas


pembersihan jalan paten/lancar  Jaga kepatenan jalan nafas : buka
nafas berhubungan  Status Respirasi :Ventilasi jalan nafas, suction, fisioterapi dada
dengan : efektif sesuai indikasi
 Identifikasi kebutuhan insersi jalan
Gangguan batuk
 Status Respirasi : Pertukaran gas nafas buatan
Efektif  respirasi : adanya suara nafas
 Tidak terjadi aspirasi tambahan.
KRITERIA HASIL :  Identifikasi sumber alergi :
obat,makan an, dll, dan reaksi yang
 Klien mampu mengidentifikasi
biasa terjadi
dan mencegah faktor yang dapat
 Monitor respon alergi selama 24 jam
menghambat jalan nafas
 Menunjukkan jalan nafas yang
 Ajarkan/ diskusikan dgn
klien/keluraga untuk menghindari
paten : klien tidak merasa
alergen
tercekik, tidak terjadi aspirasi,
frekuensi pernafasan dalam  Ajarkan tehnik nafas dalam dan
rentang normal : Respirasi: batuk efektif
Dewasa:16-20/mnt  Pertahankan status hidrasi untuk
 Tidak ada suara nafas abnormal menurunkan viskositas sekresi
 Mampu mengeluarkan sputum  Kolaborasi dgn Tim medis :
dari jalan nafas pemberian O2, obat bronkhodilator,
obat anti allergi, terapi nebulizer,
 Menunjukkan pertukaran gas
insersi jalan nafas, dan pemeriksaan
efektif
laboratorium: AGD
 Tidak ada dyspnea dan sianosis,
Penghisapan jalan nafas
mampu bernafas dengan mudah
 Tentukan kebutuhan penghisapan
 Menunjukkan ventilasi adekuat
sekret melalui oral maupun tracheal
 Ekspansi dinding dada simetris,
 Monitor saturasi oksigen klien dan
tidak ada : penggunaan otot-otot
status hemodinamik selama dan
nafas tambahan, retraksi dinding
setelah penghisapan
dada, nafas cuping hidung,
 Catat tipe dan jumlah sekresi
dyspnea, taktil fremitus
Pencegahan Aspirasi
 Monitor tingkat kesadaran, reflek
batuk, muntah dan kemampuan
menelan.
 Tinggikan posisi kepala tempat tidur
30-45 derajad setelah makan, untuk
mencegah aspirasi dan mengurangi
dispnea.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pemasukan oksigen yang tidak adekuat.
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan

(NANDA)Tgl: Jam : ( NOC ) (NIC )

Gangguan pertukaran gas  Status respirasi : Manajemen jalan nafas


Pertukaran gas adekuat  Kaji bunyi paru, frekuensi,
berhubungan dengan :
 Status respirasi : kedalaman, usaha nafas, dan
pemasukan oksigen yang tidak
Ventilasi efektif produksi sputum.
adekuat
 Keseimbangan elektrolit  Identifikasi kebutuhan insersi
dan asam basa jalan nafas, dan siapkan klien
KRITERIA HASIL : untuk tindakan ventilasi mekanik
 Menunjukkan pertukaran sesuai indikasi
gas efektif  Monitor vital sign tiap ...jam,
 Tidak ada dyspnea dan adanya sianosis, dan efektifitas
sianosis, mampu bernafas pemberian oksigen yang
dengan mudah dilembabkan.
 Menunjukkan ventilasi  Jelaskan penggunaan alat bantu
yang dipakai klien : oksigen,
adekuat, ekspansi dinding
mesin penghisap, dan alat bantu
dada simetris, suara nafas
nafas
bersih, tidak ada :
penggunaan otot-otot  Ajarkan tehnik nafas dalam,
nafas tambahan, retraksi batuk efektif
dinding dada, nafas  Lakukan tindakan untuk
cuping hidung, dyspnea, mengurangi konsumsi oksigen :
taktil fremitus kendalikan demam, nyeri,
 TTV dalam batas normal ansietas, dan tingkatkan periode
istirahat yang adekuat
 Menunjukkan orientasi
kognitif baik, dan status  Kolaborasi dgn Tim medis :
mental adekuat pemberian O2, obat
bronkhodilator, terapi
 Menunjukkan
nebulizer / inhaler, insersi
keseimbangan elektrolit
jalan nafas
dan asam basa
Manajemen Elektrolit & Asam-basa
 Pertahankan kepatenan IV line,
dan balance cairan
 Monitor status mental, elektrolit,
dan abnormalitas serum
 Monitor tanda-tanda gagal nafas :
hasil AGD abnormal, kelelahan
 Berikan terapi oksigen sesuai
indikasi
 Monitor status neurologi dan atau
neuromuskular : tingkat kesadaran
dan adanya kebingungan,
parestesia, kejang
 Kolaborasi dengan Tim medis
untuk pemeriksaan AGD,
pencegahan dan penanganan
asidosis dan alkalosis:
Respiratorik & Metabolik

3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.


No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan

(NANDA) ( NOC ) (NIC )

Ketidakefektifan pola nafas  Status pernafasan : Manajemen Jalan Nafas


berhubungan dengan ventilasi  Atur posisi tidur untuk
obstruksi jalan napas adekuat memaksimalkan ventilasi.
 Jaga kepatenan jalan nafas:
 Status Tanda Vital Stabil suction, batuk efektif
KRITERIA HASIL
 Kaji TTV, dan adanya sianosis
 Sesak nafas berkurang  Pertahankan pemberian O2 sesuai
sampai dengan hilang kebutuhan
 Ekspirasi dada simetris  Kaji adanya penurunan ventilasi
dan bunyi nafas tambahan,
 Tidak ada penggunaan otot
kebutuhan insersi jalan nafas: ET,
bantu pernafasan, tidak ada
TT
nafas pendek
 Bunyi nafas tambahan
 Tentukan lokasi dan luasnya
krepitasi di tulang dada
tidak ada (wheezing,
ronchi, ....)  Kaji peningkatan kegelisahan,
ansietas dan tersengal-sengal
 Tidak ada nyeri dan cemas
 Monitor pola pernafasan
 TTV dalam batas normal;
(Bradipnea, takipnea,
hiperventilasi): kecepatan, irama,
kedalaman, dan usaha respirasi
 Monitor tipe pernafasan :
Kusmaul, Cheyne Stokes, Biot
 Ajarkan teknik relaksasi kpd klien
dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi KebutuhanDasar


Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Aziz, Alimul. 2012. Pengatur Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika

Kusuma, H. 2015.Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan NANDA NIC-


NOC. Jogjakarta : Mediaction

Mubarok, W. Labal, Chayatin N. 2005. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC

Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses DanPraktik.
Edisi 4. Jakarta: EGC

Tarwoto dan  Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.Jakarta:


Salemba Media

Anda mungkin juga menyukai