Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEBUTUHAN

DASAR MANUSIA DENGAN KEBUTUHAN RASA AMAN


NYAMAN (NYERI)

DOSEN PENGAMPU : Ria Anggara Hamba S.Kep., Ns., M.MKes

Disusun Oleh :

Arini Cahaya Kusuma Wardani (20.200.0012)

Bunga (20.200.0005)

Eka Silvia Noor Rahmi (20.200.0016)

Ni Luh Putu Syifa Ayu Carolina (20.200.0002)

Nur Afni Afifah (20.200.0009)

Siti Lathipah (20.200.0022)

Sri Rahayu (20.200.0008)

UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA

TAHUN AJARAN 2020/2021


KONSEP NYERI

A. Pengertian.

Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan


yang muncul akibat kerusakan jaringan actual atau potensial yang di gambarkan
sebagai kerusakan (Internalional association for the study of poin); awita
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan berakhirnya
dapat diantisipasi atau di prediksi (Nanda International INC, 2015 - 2017).
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi
fisik psikospiritual, lingkungan dan social. (SDKI, 2016).
Jadi dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah suatu rasa yang tidak
nyaman, baik ringan maupun berat.

B. Klasifikasi.

Klasifikasi nyeri di bagi menjadi 2 yaitu:

1. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onsel mendadak atau lambat
dan berinteraksi ringan hingga berat yang berlangsung kurang 3 bulan.
(NANDA, 2018-2020)
2.Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
Dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onsel mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih
dan 3 bulan. (NANDA, 2018-2020)

C.Etiologi.

Agen cidera sebagai berikut:

1. Biologis: penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau jaringan tubuh.
2. Zat kimia: penyebab nyeri karena bahan kimia.
3. Fisik: penyebab fisik karena trauma fisik.
4. Psikologi: penyebab nyeri yang bersifat psikologi seperti kelainan organic,
nekrosis traumatic, eulzofronia. (SDKI, 2016)

D. Anatomi dan Fisiologi.

Reseptor nyeri adalah organ yang berfungsi untuk menerima rangsangan


nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas
dalam kulit yang berespon hanya terhadap sebagai reseptor nyeri adalah ujung
syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara
potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis
reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak
bermielin dari syaraf perifer Berdasarkan letaknya, nosireceptor dapat
Dikelompokan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit (kutaneus), somatic
dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-
beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda. Nosireceptor
kutaneus berasal dari kulit dan subkutan nyeri berasal dari kulit dan subkutan
biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit
(Kutaneus) dibagi menjadi 2 komponen yaitu:
1. Reseptor A delta merupakan serabut komponen cepat (kecepatan transmisi 6-
30m/detik) yang memungkinkan timbulny nyeri tajam yang cepat hilang apabila
penyebab nyeri dihilangkan.
2. Serabut C merupakan serabut komponen lamabat (kecepatan transmisi
0,5m/detik) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat
tumpul dan sulit dilokalisasi. (SDKI,2016)

Struktur reseptor nyeri sosmatik dalam melipati receptor nyeri yang terdapat pada
tulang pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainya. Karena
struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul
dan sulit dilokalisasi. Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor visceral seperti
jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini
biasanya tidak sensitife terhadap pemotongan organ, tetapi sangat cenitif terhadap
penekanan iskemia dan inflamasi. (Price, 2007)

E.Patofisiologi.

Reseptor nyeri (nosiseptor) mencakup ujung-ujung saraf bebas yang


berespon terhadap berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanik, deformasi,
suhu yang ekstrim dan berbagai bahan kimia. Pada rangsangan
yang intensif, reseptor-reseptor lain misalnya badan pacini dan misner juga
mengirim informasi yang dipresepsikan sebagai nyeri. Zat-zat kimia yang
memperparah nyeri antara lain adalah histamine, bradikini serotonin, beberapa
prostaglandin, ion kalium dan ion hydrogen. Masing-masing zat tersebut
tertimbun ditempat cidera hipoksi atau kematian sel. Nyeri cepat (fast pain)
disalurkan kekorda spindlis oleh serat A delta, nyeri lambat (slow pain) disalurka
kekorda spinalis oleh sera C lambat (Kowalak, 2013).

F. Manifestasi Klinis.

1.Tanda dan gejala nyeri akut yaitu (SDKI, 2016) :

a. Mengeluh nyeri.
b. Tampak meringis.
c. Bersikap protektif.
d. Frekuensi nadi meningkat.
e. Gelisah.
f. Sulit tidur.
g. Tekanan darah meningkat.
h. Pola nafas berubah.

2. Tanda dan gejala nyeri kronis yaitu (SDKI, 2016) :


a. Mengeluh nyeri.
b. Merasa depresi (tertekan)
c. Tampak meringis.
d. Gelisah.
e. Tidak mampu menuntaskan aktivitas.
f. Merasa takut mengalami cidera ulang.
g. Bersikap protektif.
h. Waspada.
i. Pola tidur berubah.
j. Anoreksia.

G. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan diabdomen.
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal.
3. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan lainya (Asmadi,
2010) .

H. Penatalaksanaan Nyeri.

1. Farmakologi, dengan pemberian obat - obatan.

2. Non farmakolongi:
a. Imaging guide.
b. Music theraphy.
c. Fisik dan psikis.
d. Akupresus/akupuntur.
e. Distrksi/relaksasi.
f. Hipnotis
g. Stimulus kutaneus: massage, rendam air hangat. (Nursing Interventions
Classification)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas

a. Pasien

b. Penanggung jawab

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan saat pengkajian

b.Riwayat Kesehatan Sekarang


Mulai kapan dimulai nyeri, skala nyeri, lokasi, intensitas, kualitas, gejala yang
menyertai perjalanan nyeri dan pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari.
Skala nyeri yang digunakan adalah 0-5 / 0-10.
Keterangan:
0 = tidak nyeri
1-3 = nyeri ringan
4-6 = nyeri sedang
7-9 = nyeri berat terkontrol
10 = nyeri berat tidak terkontrol

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Pengalaman nyeri di masa lalu
d.Riwayat Penyakit Keluarga
Meliputi penyakit menular atau menahun yang disebabkan oleh nyeri

3.Pola Pengkajian Fungsional


a. Pola Oksigenasi
Keluhan sesak napas, bersihan napas, pola napas
b. Pola Nutrisi
Asupan nutrisi, pola makan, kecukupan gizi, pantangan makanan
c. Pola Eliminasi
Pola BAB dan BAK
d. Pola Aktivitas
Meliputi gerakan (mobilitas), aktivitas yang dapat menimbulkan nyeri
e. Pola Istirahat
Meliputi kebiasaan tidur/istirahat pasien
f. Personal Hygiene
Meliputi kebiasaan menjaga kebersihan pasien
g.Pola Beribadah
h.Pola Bekerja
i.Pola Sekesualitas

B.Pemeriksaan

a.Pemeriksaan Umum
1)Kesadaran umum
2)Kesadaran
3)Tekanan darah
4)Nadi
5)Suhu
6)Respirasi rate
7)Berdasarkan P,Q,R,S,T
P (Provoking) : factor yang mempengaruhi berat atauringannya nyeri.
Q (Quality) : kualitas nyeri seperti tajam, tumpul, tersayat, atau tertusuk.
R (Region) : daerah perjalanan nyeri.
S (Seeverity) : parahnya nyeri, skala nyeri secara umum : (0-10 skala)

b. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala
Ada lesi atau tidak, hematom maupun ada kelainan bentuk kepala
pasien serta keadaan rambut pasien.
2) Mata
Bentuk simetris atau tidak, konjumgtiva anemia atau tidak, ada nyeri
atau tidak, ada alat bantu atau tidak..
3) Hidung
Bentuk simetris atau tidak, ada sekret atau tidak, adapembengkakan didaerah polip
atau tidak, ada alat bantu atau tidak.Fungsi dari pemeriksaan hidung untuk
mengetahui adanya secret dan pembengkakan.
4) Telinga
Bentuk simetris atau tidak, ada cairan berlebih atau tidak, ada infeksi atau tidak,
ada alat bantu atau tidak.Fungsi dari pemeriksaan telinga untuk mengetahui ada
cairan yang berlebih atau adanya infeksi di sekitar telinga.
5) Mulut
Bibir kering atau tidak, gigi kotor atau tidak. Fungsi untuk pemeriksaan mulut
untuk mengetahui adanya infeksi mulut atau adanya gigi kotor dan berlubang.
6) Leher
Ada lesi atau tidak, ada pembengkakan kelenjar getah bening atau tidak, ada
pembengkakan kelenjar tiroid atau tidak
7) Dada
Ada lesi atau tidak, inspirasi dan ekspirasi, suara paru, suara jantung
.
a)Inspeksi : Normal. Tujuan untuk mengetahui bentuk dada
b)Perkusi : Sonor/Resonan.
c)Palpasi : Kesimestrisan Dada
d)Auskultasi : Terdengar suara lapang paru normal.

8) Abdomen
Ada lesi atau tidak, suara bising usus
a)Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan.
b)Palpasi : Nyeri tekan pada abdomen.
c)Perkusi : Normal tidak ada gangguan.
d)Auskultasi :
Tidak terdengar bising usus.
9) Integumen
a) Warna kulit: Sawo Matang
b) Keadaan kulit: Kering
c) Turgor kulit : Normal
10) Genetalia
Ada kelainan atau tidak, kebersihan genetalia

C.Diagnosa Keperawatan

1.Dx : Nyeri akut berhubungan dengan agen


cidera fisik.

a)Nyeri akut
adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual/fungsional, dengan onset mendadak/lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

b)Batasan karakteristik :
1.Bukti nyeri dengan menggunakan standard daftar periksa nyeri untuk pasien
yang tidak dapat mengungkapkanya.
2.Diforesis
3.Dilatasi pupil
4.Ekspresi wajah nyeri
5.Perilaku distraksi
6.Perubahan selera makan
7.Putus asa
8.Sikap melindungi area nyeri
9.Keluhan tentanf karakteristik nyeri
10.Keluhan dengan menggunakan standard skala nyerI

c) Faktor yang berhubungan


1. Agen cidera biologis ( misalnya infeksi, isekemia, neoplasma)
2. Agen cidera fisik (misalnya apses, amputasi, luka bakar,
terpotong)
3. Agen cidera fisik kimiawi (misalnya luka bakar, kapsaisin, agen mustard)

d) Pemeriksaan P,Q,R,S,T
P (Provokator) : factor yang menyebabkan nyeri
Q (Quality) : kualitas nyeri apakah tajam, tumpul dan tersayat
S (Severly) : Keparahan atau intensitas nyeri
T (Time) : lama/waktu serangan nyeri

D. Intervensi

No / NOC NIC Rasional


Dx
1 Setelah dilakukan - Lakukan pengkajian - Untuk mengetahui
tindakan keperawatan Nyeri skala nyeri
selama ... x 24 jam, - Lakukan teknik - Untuk menurunkan
nyeri berkurang atau relaksasi skala nyeri
hilang dengan kriteria - Ajarkan teknik non - Untuk menambah
hasil: Farmakologi pengetahuan pasien
- Klien dapat - Kolaborasi tentang cara
beradaptasi dengan pasien, orang menurunkan nyeri
terhadap nyeri terdekat dan tim - Untuk menentukan
- Klien dapat kesehatan lainnya untuk tindakan yang akan
mengenali nyeri memilih dan dilakukan
- Klien dapat mengimplementasikan
merasakan tindakan
nyeri berkurang
- Klien dapat
melakukan aktivitas
sendiri tanpa bantuan
orang lain

E.Implementasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan:
- Melakukan pengkajian dengan menobservasi ttv dan keadaan
- Menerapkan teknik relaksasi
- Memberikan penanganan non farmakologis

F. Evaluasi
S (Subjective) : Data berdasarkan keluhan yang disampaikan pasien setelah
dilakukan tindakan
O (Objektif) : data berdasarkan hasil pengukuran / observasi langsung kepada
pasien setelah dilakukan tindakan
A (Analysis) : Masalah keperawatan yang terjadi akibat perubahan status klien
dalam data subyektif dan obyektif
P (Planning) : Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan,dihentikan atau
dimodifikasi
DAFTAR PUSTAKA

Nanda International. 2018. Nanda International Nursing Diagnoses :


Definitions and Classification 2018 –2020. 11 Edition. Jakarta:Penerbit Buku
th

Kedokteran EGC

Mosby. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Measurement of health


Outcomes 5 Indonesian Edition. Singapore : Elsevier
th

Mosby. 2016. Nursing Interventions Classifications (NIC) Measurement of


health Outcomes 6 Indonesian Edition. Singapore : Elsevier
th

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016). Definisi dan Indikator


Diagnostik. Indonesia Persatuan Perawat Indonesia Edition Jakarta Selatan.

NANDA-I 2018-2020. Diagnosis Keperawatan. Edition 11. Jakarta :Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai