Anda di halaman 1dari 44

Agustina Lestari

 Sistem perkemihan merupakan suatu sistem


dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-
zat yang masih dipergunakan tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh ini
larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih).
 Sistem perkemihan terdiri dari beberapa organ,
seperti Ginjal, Ureter, Vesika Urinaria, dan
Uretra.
1. Gagal Ginjal
Kronik (GGK)
2. Benign Prostatic
Hyperplasia (BPH)
3. Infeksi Saluran
Kemih (ISK)
4. Batu Ginjal
 Gagal ginjal kronik merupakan salah satu
penyakit gagal ginjal yang tidak banyak
disadari oleh banyak orang. Karena pada
dasarnya penyakit gagal ginjal ini
merupakan penyakit yang membunuh
secara diam-diam (silent disease and silent
killer), sehingga tak sedikit orang yang
memiliki ciri-ciri penyakit gagal ginjal
selalu mengabaikan dan dianggap sebagai
penyakit biasa saja (Bahar et al., 2014).
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah
penurunan faal ginjal yang menahun
mengarah pada kerusakan jaringan
ginjal yang tidak reversible dan
progresif. Adapun GGT (Gagal Ginjal
Terminal) adalah fase terakhir dari Gagal
Ginjal Kronik (GGK) dengan faal ginjal
sudah sangat buruk. Kedua hal tersebut
bisa dibedakan dengan tes klirens
kreatinin (Irwan, 2016)
 Etiologi
Penyebab terbanyak Gagal Ginjal Kronik
(GGK) dewasa ini adalah nefropati DM,
hipertensi, glomerulus nefritis, penyakit
ginjal herediter, uropati obstruki, nefritis
interstitial.
Sedangkan di Indonesia, penyebab Gagal
Ginjal Kronik (GGK) terbanyak adalah
glomerulus nefritis, infeksi saluran kemih
(ISK), batu saluran kencing, nefropati
diabetic, nefrosklerosis hipertensi, ginjal
polikistik, dan sebagainya (Irwan, 2016).
 Patofisiologi
Fungsi renal menurun, produk
akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan
kedalam urin) tertimbun dalam
darah. Terjadi uremia dan
mempengaruhi setiap system
tubuh. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialysis
(Smeltzer & Bare, 2002).
Manifestasi Klinis
 Kerusakan pada berbagai siste organ menyebabkan Poliuria
dan Nocturia hal ini dikarenakan ginjal tidak mampu
memekatkan urine.
 Pada kondisi lanjut akan terjadi oliguria akhirnya terjadi
anuria dan sering ditemukan proteinuria apabila urin masih
tetap keluar.
 Gangguan juga akan terjadi pada :
 Sistem metabolik
 Sistem hematologi
 Sistem Kardiovaskuler
 Sistem respitatory
 Sistem gastrointestinal
 Dan sistem lainnya
Pemeriksaan Diagnostik
 Laboratorium
 Kreatinin dan BUN
 Elektrolit Serum
 Radiology
 Foto polos abdomen
 EKG
 Pemeriksaan foto dada
 Penatalaksanaan untuk mengatasi komplikasi
Hipertensi diberikan antihipertensi
 Intervensi diet yaitu diet rendah protein (0,4-0,8
gr/kgBB), vitamin B dan C, diet tinggi lemak
dankarbohirat
 Asidosis metabolic diatasi dengan suplemen
natriumkarbonat.
 Abnormalitas neurologi diatasi dengan Diazepam
IV (valium), fenitonin (dilantin).
 Anemia diatasi dengan pemberian zat besi
 Cuci darah (dialisis) yaitu dengan hemodialisa
maupun peritonealdialisa
 Transplantasi ginjal.
 Definisi
BPH (Benign Prostat Hyperplasia) adalah
suatu keadaan dimana kelenjar prostat
mengalami pembesaran, memanjang keatas
kedalam kandung kemih dan menyumbat
aliran urin dengan menutup orifisium
uretra. BPH merupakan kondisi patologis
yang paling umum pada pria.
 Menurut Tanto (2014) Hiperplasia
prostat jinak (benign prostate
hyperplasia-BPH) merupakan tumor
jinak yang paling sering terjadi pada
laki-laki. Insidennya terkait
pertambahan usia, prevelensi yang
meningkat dari 20 % pada laki-laki
berusia 41-50 tahun menjadi lebih
dari 90% pada laki-laki berusia lebih
dari 80 tahun.
 Kelenjar prostat adalah salah satu organ
genitalia pria yang terletak disebelah inferior
buli-buli di depan rektum dan membungkus
uretra posterior. Bentuknya sebesar buah
kenari dengan berat normal pada orang
dewasa kurang lebih 20 gram. Kelenjar prostat
yang terbagi atas beberapa zona, antara lain
zona perifer, zona sentral, zona transisional,
zona fibromuskuler, dan zona periuretra.
Sebagian besar hiperplasia prostat terdapat
pada zona transisional (zona yang terdapat
bagian salah satu organ genitalia pria yang
menjadi besar akibat penumpukan urine)
(Tanto, 2014).
 Etiologi
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) akan
timbul seiring dengan bertambahnya usia,
sebab BPH erat kaitannya dengan proses
penuaan. Penyebab BPH belum diketahui
secara pasti, tetapi sampai saat ini
berhubungan dengan proses penuaan yang
mengakibatkan penurunan kadar hormon
pria, terutama testosteron. Hormon
testosteron dalam kelenjar prostat akan
diubah menjadi dihidrotestosteron (DHT).
DHT inilah yang kemudian secara kronis
merangsang kelenjar prostat sehingga
membesar
 Berdasarkan beberapa penelitian faktor risiko
yang berpengaruh terhadap BPH:
- Usia ≥ 50 tahun
- Riwayat keluarga dengan BPH
- Obesitas
- Kebiasaan berolahraga
- Minum alkohol
- Merokok
 Kelenjar Prostat
 Perubahan organ karena BPH
 Sel stem yg meningkat mengakibatkan
proliferasi sel transit
 Perubahan peningkatan terjadi dengan
derajat BPH
 Obstruksi saluran kemih karena urin tidak
mampu melewati prostat
 Patofisiologi
Kelenjar prostat terletak dibawah kandung
kemih dan tembus oleh uretra.kelenjar ini
dibagi empat zona yaitu zona perifer, sentral,
stoma fibromuskularis anterior, dan
transsisional, yang disebut dengan benign
prostat obstruksi (BPO). Gejala klinis yang
timbul terbagi atas dua jenis yaitu gejala
obstruksi dan gejala iritasi, gejala obstruksi
timbul akibat sumbatan secara langsung
akibat uretra, gejala iritatif terjadi sekunder
pada kandung kemih sebagai respon
meningkatkan resitensi pengeluaran dan
pengosongan yang tidak sempurna
menyebakan ransangan pada kandung kemih
berkontraksi pada kondisi belum penuh.
Gejala Obstruksi
 Miksi terputus
 Hesitancy: saat miksi pasien harus menunggu
sebelum urin keluar
 Harus mengedan saat mulai miksi
 Kurangnya kekuatan dan pancaran urine
 Sensasi tidak selesai berkemih
 Miksi ganda (berkemih untuk kedua kalinya dala
waktu ≤ 2 jam setelah miksi sebelumnya )
 Menetes pada akhir miksi
Gejala Iritasi
 Frekuensi sering miksi
 Urgensi : rasa tidak dapat menahan lagi, rasa
ingin miksi
 Nokuria : terbangun dimalam hari untuk miksi
 Inkotenensia: urine keluar di luar kehendak
Derajat berat BPH menurut Tanto (2014) adalah
sebagai berikut :
 Stadium I
Ada obstruksi tapi kandung kemih masih mampu
mengeluarkan urine sampai habis.
 Stadium II
Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu
mengeluarkan urine walaupun tidak sampai habis
masih tersisa kira-kira 60-150 cc. Ada rasa tidak
enak saat BAK atau disuria dan menjadi nocturia.
 Stadium III
Setiap BAK urine tersisa kira-kira 150 cc
 Stadium IV
Retensi urine total, buli-buli penuh pasien
tampak kesakitan. Urine menetes secara
periodik.
 Penatalaksanaan
1. Pemantauan Ketat / Watchful Waiting
Terapi farmakoterapi awal pada pasien dengan
gejala lower urinary tract symptoms (LUTS) yang
mengganggu dapat membantu memperlambat
progresifitas gejala.
2. Medikamentosa
Diberikan terapi farmakologis. Jika terapi farmakologis
tidak berhasil mengatasi gejala yang ada, maka dapat
dilakukan tindakan pembedahan
3. Pembedahan
Tindakan pembedahan pada benign prostatic
hyperplasia dapat dilakukan pada pasien dengan skor IPSS
8 hingga 35. Indikasi tindakan pembedahan pada benign
prostatic hyperplasia adalah kegagalan terapi
farmakologi, retensi urin yang sulit diatasi (evakuasi
dengan kateter tidak berhasil), infeksi saluran kemih
berulang, hematuria, batu saluran kemih, dan insufisiensi
renalis karena obstruksi.
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi di mana
terjadinya infeksi pada organ yang termasuk di
dalam sistem kemih, yaitu ureter, ginjal,
kandung kemih, dan juga uretra.
Umumnya, infeksi tersebut menyerang dua area,
yaitu uretra dan juga kandung kemih.

Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi akibat


berkembang biaknya mikroorganisme kedalam
saluran kemih, yang dalam keadaan normal air
kemih tidak mengandung bakteri, virus,
mikroorganisme lain. (Nanda NicNoc, 2012).
Infeksi saluran kemih dapat menyerang lebih
banyak pada perempuan dibandingkan laki-
laki dan juga tidak memandang umur karena
bisa menyerang semua umur baik anak-anak
usia remaja, dewasa dan lansia.
Kebiasaan menahan buang air kecil, kurang
minum air putih dan oliguria (air kencing
susah keluar dan sedikit)
Penyebab dari infeksi saluran kemih
penyebab terseringnya adalah E.coli.
Penyebab lain ialah klebsiela,
enterobakteri, pseudomonas,
streptokok, dan stafilokok.
 Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut,
antara lain :
- Sisa urin dalam kandung kemih yang
meningkat akibat pengosongan kandung
kemih yang kurang efektif.
- Mobilitas menurun
- Nutrisi yang sering kurang baik
- Sistem imunitas menurun, baik seluler
maupun humoral
- Adanya hambatan pada aliran darah
- Hilangnya efek bakterisid dari sekresi
prostat.
 Bakteriuria
 Nyeri yang sering dan rasa panas ketika
berkemih (sistisis)
 Hematuria (kencing berdarah)
 Nyeri punggung
 Demam
 Menggigil, nyeri ketika berkemih
 Terdesak kencing (urgency), disuria (nyeri)
 Frekuensi terkait dengan iritasi otot kandung
kemih
 Urgensi terkait dengan iritasi otot kandung
kemih
 Biopsi ginjal
 Pemeriksaan USG ginjal atau kandung kemih
 Pemeriksaan USG (skrotum)
 Computed tomography (CT)
 Pemerikaan kultur dan sensitivitas urine
Keperawatan
 Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila
tidak ada kontra indikasi.
 Perubahan pola hidup diantaranya :
1. Membersihkan perineum dari depan ke
belakang
2. Pakaian dalam dari bahan katun
3. Menghindari kopi, alkohol
Medis
 Pemberian antibiotik
 Pemberian Analgetik dan Antispasmodik
 Pemberian obat untuk meredakan iritasi pd
saluran kemih
Penyakit batu ginjal merupakan penyakit yang
terbentuk karena terjadinya pengkristalan kalsium
dan atau asam urat dalam tubuh (ginjal), cairan
mineral ini memompa dan membentuk kristal yang
mengakibatkan terjadinya batu ginjal.

Penyakit batu ginjal biasanya terdapat di dalam ginjal


tubuh seseorang, dimana tempat bernaungnya urin
sebelum dialirkan melalui ureter menuju kandung
kemih (Nurqoriah dkk, 2012).
 Genetik (Bawaan)
 Makanan (yang mengandung
kalsium tinggi)
 Aktivitas
 Rasa sakit yang dimulai dari pinggang
bawah menuju ke pinggul, kemudian ke
alat kelamin luar.
 Rasa sakit yang parah terjadi bila batu
telah pindah ke bagian ureter.
 Mual dan muntah selalu mengikuti rasa
sakit yang berat.
 Panas/ kedinginan
 Darah di dalam urin bila batu melukai
urin
 Distensi perut
 Nanah dalam urin
Substansi kristal yang seharusnya larut
didalam urine membentuk endapan, hal
ini juga dapat disebabkan oleh
konsentrasi bahan pembentuk batu yang
tinggi didalam darah dan urine serta
kebiasaan makan atau obat tertentu
sehingga terbetuklah batu ginjal,
peningkatan pH atau penurunan pH urine
jg sangat berpengaruh terhadap
pembentukan batu serta aktivitas yang
kurang juga ikut mempengaruhi .
 Urinalisa
 Laboratorium
 Foto KUB (Foto Kandung Kemih)
 Endoskopi Ginjal
 USG Ginjal
 EKG
 Rotgen
 dll
Keperawatan
 Pengurangan Nyeri
 Terapi Nutrisi dan Medikasi

Medis
 Tindakan Minimal Invasif dibidang Urologi
(bertujuan mengangkat batu ginjal)
 Terapi Konservatif
Semoga
Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai