RUTENG
Di Susun Oleh :
NPM : 23203015
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Asuhan keperawatan yang dilakukan kepada Tn. D, oleh Adelaha H. Noni telah disetujui
pada tanggal
Menyetujui,
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Hiperplasia prostat benigna adalah perbesaran atau hipertofi prostat, kelenjar
prostat membesar, memanjang kearah depan kedalam kandung kemih dan menyumbat
aliran keluar urine dapat mengakibatkan hidronefosis dan hidroureter (Brunner &
Suddarth, 2000).
Hyperplasia prostat benigna adalah pembesaran prostat yang mengenai uretra,
menyebabkan gejala urinaria dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari
buli-buli (Nursalam, 2006).
Benigna prostatic hyperplasia atau BPH adalah pembesaran prostaat yang
jinakbervariasa berupa hyperplasia kelenjat atau hyperplasia fibromuskular. Namum
banyak orang sering meneyebutnya dengan hipertropi prostat. Tetapi secara histopatologi
yang dominan adalah hyperplasia (Sabison, David C,2005).
2. Anatomi Fisiologi
Prostat adalah organ genetalia pria yang terletak disebelah inferior buli-buli, di
depan rectum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah kemiri dengan
ukuran 4x3x2,5 cm dan beratnya kurang lebih 20 gram. Kelenjar ini terdiri atas jaringan
fibromuskular dan grandular yang terbagi dalam beberapa daerah yaitu
perifer,,sntral,transisional,prepostatik sfingter dan anterior. Secara histopatologik kelenjar
prostat terdiri atas komponen kelenjar dan stroma. Komponen stromaa ini terdiri atas oto
polos,fibroblast,pembuluh darah,saraf,dan jaringan penyangga yang lain (Purmono
basuki,2011).
Prostat menghasilkan suatu cairan yang merupakan salah satu komponen dari
cairan ejakulat. Cairan ini dialirkan melalui duktud sekretorius dan bermuara di uretra
posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama cairan semen yang lainpada saat
ejakulasi. Volume cairan prostat merupakan kurang lebih 25% dari seluruh volume
ejakulat (purmono basuki, 2011).
3. Etiologi
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum diketahui.
Namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada hormon andogen. Faktor lain
yang erat kaitannya dengan BPH adalah proses penuaan. Ada beberapa faktor penyebab
antara lain:
Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen menyebabkan epitel
dan stroma dari kelenjar prostat mengalami hiperplasi.
Perubahan keseimbangan hormon estrogen-testoteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormone estrogen dan
penurunan testoteron yang mengakibatkan hipeplasi stroma.
Interaksi stroma-epitel
Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth factor dan
penurunan transmorning growth factor beta menyebabkan hiperplasi
stroma dab epitel.
Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat mengakibatkan peningkatan lama hidup stroma
dan epitel dari kelenjar prostat.
Teori sel stem
Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit.
6. Pemeriksaan diagnostik
a) Urinalisa
Analisis urin dan mikroskopik urin penting untuk melihat adanya sel leukosit,
sedimen, eritrosit, bakteri dan infeksi. Bila terdapat hematuri harus diperhitungkan
adanya etiologi lain seperti keganasan pada saluran kemih, batu, infeksi saluran
kemih, walaipun BPH sendiri dapat menyebabkan hematuri.
b) Pemeriksaan darah lengkap
Karena perdarahan merupakan komplikasi utama pasca operatif maka semua efek
pembekuan harus diatasi. Komplikasi jantung dan pernafasan biasanya menyertai
penderita BPH karena usianya yang sudah tinggi maka fungsi jantung dan pernafasan
harus dikaji.
c) Pemeriksaan radiologis
Biasanya dilakukan foto polos abdomen, pielografi intravena, USG dan sitoskopi.
tujuan pencitraan untuk memeperkirakan volume BPH, derajat disfungsi buli dan
volume resude urin.
7. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien BPH antara lain: sering dengan
semakin beratnyaBPH, dapat terjadi obstruksi saluran kemih, karena urin tidak mampu
melewati prostat. Hal ini dapa menyebabkan infeksi saluran kemih dan apabila tidak
diobati, dapat mengakibatkan gagal ginjal (Corwin, 2000).
Kerusakan traktus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik
mengakibatkan penderita harus mengejan pada miksi yang menyebabkan peningkatan
tekanan intraabdomen yang akan menimbulkan herniadan hemoroid. Stasis urin dalam
resiko urinaria akan membentuk batu endapan yang menambah keluhan iritasi dan
hematuria (Sjamsuhidajat, 2005).
BAB II
3. Analisis Data
Analisis data adalah upaya untuk memberikan pembuktian kebenaran pada data yang
telah diberikan dengan melakukan perbandingan data subjektif dan objektif yang
dikumpulkan dari pengkajian sebagai sumber berdasarkan standart nilai normal, untuk
menemukan kemungkinan pengkajian ulang atau pengkajian tambahan tentang data yang
ada (hidayat,2005).
Edukasi
14.Jelaskan penyebab,periode dan pemicu
nyeri
15.jelaskan staregi meredakan nyeri
16.anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
17.anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
18.ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
19.kolaborasi pemberian analgetik,jika
perlu
2 Retensi urin setelah dilakukan Manajemen eliminasi urin
berhubungan tindakan keperawatan
dengan …x….jam Observasi
peningkatan kemmapuan 1.identifikasi penyebab retensi urin
tekanan uretra berkembih membaik 2.monitor intake dan output cairan
dengan kriteria hasil 3.monitor distensi kandung kemih dengan
1.sensai berkemih palpasi/perkusi pasang kateter urin,jika
meningkat perlu
2.desakan kandung
kemih menurun Terapeutik:
3.distensi kandung 4.catat waktu dan haluaran berkemih
kemih menurun 5.batasi asupan cairan
4.berkemih tidak 6.ambil sampel urin tenga/kultur edukasi
tuntas menurun
5.nocturia menurun Edukasi;
6.dysuri menurun 7.jelaskan penyebab retensi urin
7.frekuensi BAK 8.anjurkan pasien atau keluarga mencatat
membaik output urin
8.karakteristik urin 9.ajarkan caraa melakukan rangsangan
membaik berkeemih
Kolaborasi
10.kolaborasi pemberiaan obat pengontrol
perdarahan
11.kolaborasi pemberian produk darah jika
perlu
6. Implementasi
Pedoman impelemntasi keperawatan menurut dermawan (2012) tindakan yang dilakukan
konsisten dengan rencana dan dilakukan setelah memvalidasi rencana. Validasi
menetukan apakah rencana masih relevan, masalah mendesak, berdasarkan pada rasional
yang baik dan individualisasikan.
7. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalaha kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan
apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana dilanjutkan, merevisi
rencana atau menghentikan rencana keperawatan (manurung,2011).evaluasi keperawatan
adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan intervensi keperawatan dan mengkaji
ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan (deswani,2009).
DAFTAR PUSTAKA
Adam J, 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Dalam: Dislipidemia, Jakarta:
Pusat Penerbitan Depertemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Pp.1948-1954.
Bruner & Suddarth, 2000. Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah. Terjemahan Suzanne
C. Smeltzer. Edisi 8.Vol 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta.
ASKEP
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DENGAN MASALAH KEBUTUHAN DASAR
1. Pengkajian
1. Identitas
a. identitas pasien
Nama : Tn.D
Umur : 66 tahun
Agama : katolik
Jenis kelamin : laki-laki
Status : sudah menikah
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : petani
Suku bangsa : manggarai
Alamat : ros
Tanggal masuk : 3 oktober 2023
Tanggal pengkajian : 4 oktober 2023
No.register : 250609
Diagnose medis : BPH (Hiperplasia prostat benigna)
b. identitas penanggung jawab
Nama : melkior mamonja
Umur : 42 tahun
Hub. Dengan pasien : anak klien
Pekerjaan : petani
Alamat : satarmese barat
2. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1. Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
Klien mengeluh perutnya membesar, susah BAK/BAK sedikit-sedikit, klien
merasa nyeri yang sangat hebat di kandung kemihnya sehingga klien
menggigil.
2. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan saat ini
Alasan klien masuk rumah sakit yaitu karena klien tidak tahan dengan nyeri
yang dialaminya, yang menyebabkan klien tidak bisa BAK dengan baik/lancar.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Klien mengatakan tidak ada upaya yang dilakukan, sehingga segera ke rumah
sakit
b. Status kesehatan masa lalu
1. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan bahwa ia pernah menderita DM dan rajin untuk mengontrol
di puskesmas terdekat.
2. Pernah dirawat
Klien mengatakan kalau ia pernah di rawat di Rs 2 minggu yang lalu terkait
penyakit DM yang diderita.
3. Alergi
Klien mengatakan tidak ada alergi yang dirasakan
4. Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol/dll)
Klien adalah perokok aktif, sering mengonsumsi alcohol, kopi, tidak
mengontrol makanan yang dimakan.
c. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan keluarganya menderita penyakit hipertensi, untuk mengontrol
penyakitnya hanya waktu sakit saja.
d. Diagnose medis dan terapy
Klien didiagnosa DM, serta petugas kesehatan menganjurkan klien mengonsumsi
makanan yang rendah gula serta rajin berolah raga agar berkeringat.
3. Pola kebutuhan dasar (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan (sebelum sakit dan setelah sakit)
Pola persepsi dan manajemen kesehatan kesehatan sebelum sakit klien sangat
pekerja keras sebagai petani yang aktif di kebun, setelah sakit klien banyak
beristirahat dan tinggal dirumah, tidak aktif ke kebun lagi.
b. Pola nutrisi metabolic (sebelum sakit dan setelah sakit)
Pola nutrisi metabolic sebelum sakit, klien mengatakan mengonsumsi apa saja tanpa
ada pantangan, serta jarang makan dan minum karena sibuk bekerja dikebun,
setelah sakit klien diminta untuk mengontrol makanannya.
c. Pola eliminasi
1. BAB
Sebelum sakit pola BAB klien mengatakan lancar, 1-3 kali per hari. Setelah sakit
klien mengatakan BABnya 1 kali saja karena klien merasa nyeri di kandung
kemihnya.
2. Saat sakit :BAK
Sebelum sakit pola berkemih pasien berkisar 6-7 kali dalam 24 jam. Setelah sakit,
pola berkemih klien sangat susah,sehingga dibantu dengan pemasangan kateter urin
dan urinnya bercampur darah.
d. Pola aktivitas dan latihan
1. Aktivitas selama sakit
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0:mandiri 1:alat bantu 2:dibantu orang lain 3:dibantu orang lain dan alat bantu
4:tergantung total
2. Latihan
Latihan sebelum sakit klien sangat aktif bekerja di kebun, setelah sakit klien
susah untuk berjalan dan hanya berbaring ditempat tidur.
e. Pola kognitif dan persepsi pasien tentang keadaan/sakit, sebelum sakit klien
mengatakan ruting mengecek gula darahnya, tetapi tidak mengikuti saran yang
diberikan oleh petugas kesehatan, agar gula darahnya turun. selama sakit klien
sangat mengatur makanan yang akan dikonsumsi sesuai petunjuk dari petugas
kesehatan.
f. pola persepsi-konsep diri (terkit dengan pandangan pasien tentang konsep diri)
untuk pola persepri-konsep diri klien mengatan sebelum dan setelah sakit aktivitas
bersosialnya berjalan dengan baik, tidak ada masalah, ia selalu bilang pasti ada
jalan kalau kita mau sungguh-sungguh untuk sembuh.
g. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit klien mengatakan pola tidurnya tepat waktu yaitu 8 jam, setelah
sakit, klien mengatakan pola tidurnya tidak dapat terkontrol dengan baik akibat
nyeri yang dirasakan. Setelah sakit klien dapat tidur 4 -5 jam dan sering
terbangun/tidur tidak nyenyak.
h. Pola peran-hubungan
Hubungan klien dan kelurga sangat baik, dimana ketika klien sakit keluarganya
selalu menemani di RS.
i. Pola seksual-reproduksi
Klien memiliki 1 istri dan anak 4.
j. Pola toleransi stress-koping
Pasien mengatakan bahwa ia menerima sakitnya dan mencoba untuk
menyembuhkannnya dengan mengikuti segala proses pengobatan.
k. Pola nilai-kepercayaan
Klien selalu berdoa ketika sebelum makan dan minum serta menyerahkan
semuanya pada kuasa Tuhan
4.pengkajian fisik
tingkat kesadaran :
c.tanda-tanda vital
TD:110/80 mmHg suhu:360c nadi:97x/mnt rr: 20x/mnt spo2:98%
d.keadaan fisik:
2.dada
Paru:
Jantung:
Inspeksi:tidak terjadi distensi vena jugularis baik kanan maupun kiri dan tidak ada sianosis
Palpasi: normal
3.integumen
Inspeksi:kulit kepala tampak bersih,rambut berwana putih dan sedikit hitam, kuku tangan
dan kaki panjang tidan bersih
f.pemeriksaan penunjang
5.terapi
6.analisa data
Data Etiologi Masalah
DS: Agen pencedera fisiologis Nyeri akut
1. pasien mengatakan
nyeri pada ujung penis
yang terpasang kateter
DO:
1. ekspresi wajah
menahan nyeri
2. TD: 115/68 mmHg
Nadi :27x/mnt
Suhu 360c
D. Implementasi keperawatan
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
RESUME
NAMA PASIEN :Ny. N HARI/TGL : 03 OKTOBER 2023
NO. REKAM MEDIS: 250292 RUANGAN : DAHLIA
DIAGNOSA MEDIS : HERNIA CI RUANGAN :
S O A P I E
-Pasien Pasien tampak Nyeri akut Setelah Manjemen S:pasien
mengatakan menahan rasa berhubunga dilakukan nyeri mengatakanye
nyeri perut sakit n dengan tindakan Observasi: riperut seperti
seperti TD:110/66mmH agen keperawatan - tertuduk,
ditusuk- g pencedera selama 3x24 identifikasi Mual dan
tusuk,mual N:97 fisiologis jam lokasi muntah.
dan muntah S:36 dibuktikan diharapkan nyeri,karak O:
diketahui RR:20x/mnt dengan kriteria teristik TD:120/80
pasien ada tanda dan hasil: - N:98
benjolan pada gejala -meringis durasi,frek S:36
perut sejak 2 Mengeluh menurun uensi SPO2:99
tahun yang nyeri,tampa -sikap kualitas,int RR:22x
lalu,namun k meringis menghindari ensitas P:
pasien belum nyeri nyeri Lanjutkan
pernah menurun - pemberian
control -gelisah identifikasi analgetik
-klien menurun skala nyeri
mengatakan -kesulitan -
takut untuk tidur identifikasi
bergerak,klien menurun skala nyeri
mengatakan Terpeutik;
semua Nyeri akut -berikan
aktifitas berhubunga teknik
dibantu oleh n dengan nonfarmak
keluarganya agen ologis
pencedera untuk
fisiologis mengurang
i rasa nyeri
-kontrol
lingkungan
yang
memperber
at nyeri
Edukasi :
-jelaskan
penyebab
periode,dan
pemicu
nyeri
Jelaskn
strategis
meredakan
nyeri
Kolaborasi;
Pemberian
analgetik
-pasien Kesadaran Gangguan Setelah Dukungan S:
mengatakan umum:lemah mobilitas dilakukan mobilisasi Pasien
takut bergerak Tampak fisik tindakan Observasi; mengatakan
-pasien berbaring berhubunga selama 3x24 - takut bergerak
mengatakan ditempat n dengan jam identifikasi cukup
semua tidur,klien gangguan diharapkan adanya membaik
aktifitasnya Nampak neuromuscu kriteria nyeri atau Pasien
oleh dibantu gelisah,klien lar hasil: keluhan mengatakan
oleh susah bergerak Ditandai -pergerakan fisik sedik demi
keluraganya TD:110/66 dengan ekstremitas lainnya sedikit
N:97 -mengeluh meningkat Terapeutik: kebutuhannya
S:36 sulit -kekuatan -fasilitasi bisa dilakukan
RR:20x/mnt menggerakk otot aktifitas sendiri
an meningkat mobilisasi TD:120/80
ekstremitas -rentang dengan alat N:97
-kekuatan gerak bantu S:36
otot meningkat -fasilitas RR:20X
menurun -nyeri melakukan Kesadaran
-rentang mundur gerakan Composmenti
gerak -kecemasan Edukasi: s
-nyeri saat menurun -jelaskan A:
bergerak tujuan dan Gangguan
prosedur mobilitas fisik
mobilisasi belum teratasi
-anjurkan P:
melakukan Ajarkan
mobilisasi pasien
dini melakukan
mobilisasi/per
gerakan