Oleh :
NIM 19037140061
1.1 Definisi
Benign prostatic hyperplasia (BPH) suatu kondisi yang sering terjadi sebagai
hasil dari pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat. (Smelzel,2015) atau
disebut dengan pembesaran kelenjar prostat yaitu suatu kondisi umum ketika pria
semakin tua. Kelenjar prostat yang membesar dapat menyebabkan gejala kemih
yang tidak nyaman, seperti menghalangi aliran urin keluar dari kandung kemih.
Ini juga dapat menyebabkan masalah kandung kemih, saluran kemih atau ginjal
(Mayo Clinic, 2018).kelenjar prostat membesar meluas ke atas menuju kandung
kemih dan menghambat aliran urine. Benign prostatic hyperplasia ini banyak
terjadi pada laki – laki berusia 40 tahun ke atas (Smeltzer, 2015).
BPH juga dikenal sebagai hipertrofi prostat jinak, adalah diagnosis
histologis yang ditandai oleh proliferasi elemen seluler prostat. Obstruksi kandung
kemih kronis sekunder akibat BPH dapat menyebabkan retensi urin, insufisiensi
ginjal, infeksi saluran kemih berulang, hematuria kotor, dan batu kandung kemih
(Medscape, 2019).
Secara makroskopis kelenjar prostat dibagi menjadi lima buah lobus, yaitu
lobus anterior atau istmus yang terletak didepan uretra dan menghubungkan lobus
dextra dan lobus sinistra. Bagian ini tidak mengandung kelenjar dan hanya berisi
otot polos. Lobus medius yang terletak diantara uretra dan duktus ejakulatorius.
Banyak mengandung kelenjar dan merupakan bagian yang menyebabkan
terbentuknya uvula vesicae yang menonjol kedalam vesica urinaria bila lobus ini
membesar. Sebagai akibatnya dapat terjadi bendungan aliran urin pada waktu
berkemih. Lobus posterior yang terletak dibelakang uretra dan dibawah ductus
ajakulatorius. Lobus lateralis yang terletak di sisisi kiri dan kanan uretra (Sutysna,
2016).
1.3 Etiologi
Etiologi dari BPH hingga saat ini belum ada kejelasannya, tetapi menurut
penelitian yang dilakukan oleh Tawaleiiet al.,(2016) mengatakan bahwa kemungkinan
penyebab terjadinya BPH berkaitan erat dengan penuaan dan disertai dengan
perubahan hormon. Terjadinya penurunan kadar hormon testosterone karena penuaan
bisa menjadi faktor resiko terjadinya BPH (BPOM, 2012). Etiologi yang belum jelas
juga melahirkan beberapa hipotesa yang diduga menjadi penyebab timbulnya Benign
Prosat, teori penyebab BPH menurut Purnomo (2011) meliputi, Teori
Dehidrotestosteron (DHT), teori hormone(ketidakseimbangan antara estrogen dan
testosteron), faktor interaksi stroma dan epitel-epitel, teori berkurangnya kematian sel
(apoptosis), dan teori seli stem.
1.5 Patofisiologi
1.7 Komplikasi
Bersadarkan Mayoclicic (2018) Benigna prostat hyperplasia dapat
menyebabkan komplikasi sebagai berikut:
1. Ketidakmampuan untuk buang air kecil secara tiba-tiba (retensi urin).
Pasien BPH perlu memasukkan tabung (kateter) ke dalam kandung
kemih untuk mengeringkan urin. Beberapa pria dengan pembesaran
prostat membutuhkan pembedahan untuk mengurangi retensi urin.
2. Infeksi saluran kemih (ISK). Ketidakmampuan untuk sepenuhnya
mengosongkan kandung kemih dapat meningkatkan risiko infeksi pada
saluran kemih. Jika ISK sering terjadi, diperlukan pembedahan untuk
mengangkat bagian prostat.
3. Batu kandung kemih. Ini umumnya disebabkan oleh ketidakmampuan
untuk benar-benar mengosongkan kandung kemih. Batu kandung
kemih dapat menyebabkan infeksi, iritasi kandung kemih, darah dalam
urin dan sumbatan aliran urin.