Oleh:
NIM 19037140061
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Telah Dilaksanakan Pada Tanggal …………………………… Di Ruang……………
RSD…………………………….
Laporan Pendahuluan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada Praktik
………………………….. …………………………..
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Pada Klien :
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Telah Dilaksanakan Pada Tanggal …………………………… Di Ruang……………
RSD…………………………….
Asuhan Keperawatan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada Praktik
………………………….. …………………………..
Kepala Ruangan
…………………………..
LEMBAR KONSULTASI
Nama :
NIM :
Ruangan :
LAPORAN PENDAHULUAN
CKD/ GAGAL GINJAL KRONIK
1. Definisi
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD) adalah
penurunan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel di mana ginjal tidak mampu
CKD adalah penyakit ginjal tahap akhir yang dapat disebabkan oleh berbagai
Gagal Ginjal Kronis (GGK) Merupakan penyakit ginjal tahap akhir, progresif
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia (Hadi,
2016)
2. Etiologi
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat pada setiap nefron (biasanya berlangsung beberapa tahun dan tidak
1) Glomerulonefritis
fungsi glomerulus.
2) Proteinuria
Adanya protein di dalam urine tubuh yang melebihi nilai normalnya yaitu lebih
dari 150 mg/24 jam atau pada anak-anak lebih dari 140 mg/m2
terjadinya batu saluran kemih, infeksi saluran kemih. pielonefritis, yang selalu disebut
4) Amiloidosis ginjal
5) Diabetes Melitus
Diabetes militus adalah penyebab utama dan terjadi lebih dari 30% pasien yang
3. Manifestasi Klinis
Pada tahap awal gagal ginjal kronik, mungkin tidak ditemukan gejala klinis
karena ginjal masih bisa beradaptasi dalam menjalankan fungsinya. Pada tahap lanjut,
gagal ginjal kronis dapat menyebabkan anemia dengan gejala lemas, letih, lesu, dan
sesak napas. Terjadi penumpukan cairan tubuh yang lebih banyak lagi sehingga
gejala yang disebabkan keadaan uremik (kadar urea dalam darah yang meningkat)
Pola napas
Nausea tidak efektif
5. Penatalaksanaan Medis
a) Dialisis
b) Obat-obatan: anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium,
furosemid
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Urine
1) Volume: biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tak ada (anuria)
2) Warna: secara abnormal urin keruh kemungkinan disebabkan oleh pus, bakteri, lemak,
fosfat atau uratsedimen kotor, kecoklatan menunjukkkan adanya darah, Hb, mioglobin,
porfirin
4) Osmoalitas: kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan ginjal tubular dan rasio
6) Natrium:lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium
b. Darah
6) Kalium: meningkat
7) Magnesium: Meningkat
8) Kalsium ; menurun
e. Ultrasono ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa , kista, obstruksi pada
f. Endoskopi ginjal, nefroskopi: untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan
7. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan
1. Pengkajian
A. Biodata
1) Identitas Klien
1) Keluhan Utama:
Pada umumnya akan ditemukan klien merasa lemah, sakit kepala, mual dan muntah.
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit saluran kencing, riwayat hipertensi.
Adakah anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien dan
1) Aktivitas istirahat
2) Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi: nyeri dada (angina)
Tanda: Hipertensi: nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki, telapak tangan,
nadi lemah dan halus, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia yang jarang terjadi
pada penyakit tahap akhir, friction rub pericardial (respon terhadap akumulasi rasa)
Gejala: Faktor stres, contoh finansial, hubungan, dan sebagainya. Peran tak berdaya, tak
4) Eliminasi
Gejala: Peningkatan berat badan cepat (edem), penurunan berat badan (malnutrisi).
Tanda: Perubahan warna urin, contoh kuning pekat, merah, coklat, berwarna Oliguria,
5) Makanan/Cairan
Gejala: Peningkatan berat badan cepat (edem), penurunan berat badan (malnutrisi).
Anoreksia, nyeri ulu hati, mual / muntah, rasa metalik tidak sedap pada mulut (pernafasan
Tanda: Distensi abdomen/acietas, pembesaran hati (tahap akhir), perubahan turgor kulit.
6) Neorosensasi
Gejala: Sakit kepala, penglibatan kabur, kram otot/kejang, sindrom kaki, gelisah, kebas
terasa terbakar ada telapak kaki, Kebas kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstermitas
berkonsentrasi, kehilangan memori, aktivitas kejang, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis
7) Nyeri /Kenyamanan
Gejala: Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki, memburuk pada malam hari
8) Pernafasan
Gejala: nafas pendek: dipsnea, nokturnal parosimal, batuk dengan / tanpa sputum kental
atau banyak.
kusmaul). Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru).
9) Keamanan
Tanda: Pruritus, Demam (sepsis, dehidrasi) normotemia dapat secara actual terjadi
peningkatan pada klien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari pada normal (efek
CKD/depresi respon imum) Ptekie, araekimosis pada kulit Fraktur tulang; defosit fosfat,
kalsium, (klasifikasi metastatik) pada kulit, jaringan lunak sendi, keterbatasan gerak
sendi.
10) Seksualitas
D. Pemeriksaan fisik
2. Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi meningkat dan reguler.
3. Antropometri.
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena kekurangan nutrisi, atau terjadi
4. Kepala.
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran telinga, hidung kotor
dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir kering dan pecah-pecah, mukosa
6. Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat otot bantu nafas,
pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada paru (rongkhi basah),
7. Abdomen.
8. Genital.
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat ulkus.
9. Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktivitas klien dibantu, terjadi edema, pengeroposan tulang, dan Capillary
10. Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat/ uremia, dan
Definisi
Penyebab
2. Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernafas, kelemahan otot pernapasan)
3. Gangguan neuromuscular
4. Penurunan energi
6. Sindrom hipoventilasi
7. Kecemasan
Subjektif
1. Dispnea
Objektif
Subjektif
1. Ortopnea
Objektif
1. Pernapasan pursed-lip
2. Cedera kepala
3. Trauma thoraks
5. Multiple sclerosis
6. Myasthenia gravis
7. Stroke
8. Kuadriplegia
9. Intoksikasi alkohol
a) Dispnea
c) Frekuensi napas
Observasi :
1. Monitor pola napas 1. Mengetahui frekuensi, kedalaman, irama
pernapasan
2. Monitor bunyi napas tambahan (mis.
2. Mengetahui bunyi napas tambahan
Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
Definisi
Penyebab
3. Imobilitas
Subjektif
1. Mengeluh lelah
Objektif
Subjektif
3. Merasa lemah
Objektif
4. Sianosis
1. Anemia
5. Aritmia
6. Penyakit paru obstruktif kronis PPOK
7. Gangguan metabolik
8. Gangguan musculoskeletal
2) Intoleransi Aktivitas
SLKI : Toleransi Aktivitas (L.05047)
a) Frekuensi nadi
b) Saturasi oksigen
c) Dispnea saat aktivitas
d) Tekanan darah
RENCANA INTERVENSI RASIONAL
Manajemen Energi (I.05178)
Observasi :
1. Monitor kelelahan fisik dan emosional 1. Mencegah kekakuan sendi , kelelahan
2. Mengetahui pola jam tidur
2. Monitor pola dan jam tidur
Edukasi :
4. Anjurkan tirah baring 4. Meningkatkan kenyamanan istirahat serta
5. Anjurkan melakukan aktivitas secara dukungan fisiologis
bertahap 5. Untuk menunjang proses kesembuhan
pasien secara bertahap
Kolaborasi :
6. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan 6. Mempercepat proses penyembuhan
Definisi
Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh
Penyebab
1. hiperglikemia
4. kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. Diabetes melitus, hiperlipidemia)
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
Subjektif
1. Parastesia
Objektif
1. Edema
4. Bruit femoral
Kondisi Klinis Terkait
1. Tromboflebitis
2. Diabetes melitus
3. Anemia
6. Trombosis arteri
7. Varises
9. Sindrom kompartemen
b) Edema perifer
c) Kelemahan otot
d) Akral
e) Tekanan darah
RENCANA INTERVENSI RASIONAL
Perawatan sirkulasi (I.02079)
Observasi :
1. Mengetahui kemungkinan adanya
1. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, gangguan pada perfusi perifer
edema, pengisian kapiler, warna, suhu, 2. Beberapa penyakit seperti diabetes,
hipertensi, kadar kolesterol tinggi
ankle brachial index) dapat menyebabkan gangguan
sirkulasi perifer
2. Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
(mis. Diabetes, perokok, orangtua, 3. Untuk mencegah kekurangan /
hipertensi dan kadar kolesterol tinggi) perubahan sirkulasi perifer
Terapeutik :
Edukasi :
Azib Susiyanto,Sy, 2020, Hijama ODT Semua Penyakit Insya Allah Sembuh, Jakarta: Gema
Insani
Fitria Hasanuddin, 2022, Adukasi Hemodialisa Pasien Gagal Ginjal Kronik, Makassar: Penerbit
NEM
Hadi Purwanto, 2016, Keperawatan Medikal Bedah II, Jakarta: Kementrian Republik Indonesia.
Janes Jainurakhma, Dkk, 2021, Dasar-dasar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam dengan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan