Disusun Oleh :
Nurajijah (J.0105.22.007)
B. Etiologi
1. Infeksi misalnya : vielonefritis kronik ( infeksi saluran kemih) glomerulonephritis
(penyakit peradangan).
2. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya : nefroskloresis benigna, nefroskloresis
maligna, stenosis arteria renalis.
3. Gangguan jaringan ikat misalnya : lupus eritematosus sistemik, poliatrenitis
arteritisnodosa sclerosis sitemik progresif.
4. Gangguan kongenital dan herediter misalnya : penyakit ginjal polikistik, asidosis
tubulus ginjal.
5. Penyakit metabolik misalnya : DM, gout, hiperparatiroidisme, amyloidosis.
6. Nefropati toksik misalnya : saluran kemih bagian atas : kalkuli neoplasma, fibrosis
netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah : hipertropiprostat, striktururertra
anomaly kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
7. Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis.
C. Manifestasi Klinis
1. Gejala dini : sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang,
mudah tersinggung, depresi.
2. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia atau mual disertai muntah nafsu makan turun,
nafas dangkal atau sesak nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak, oedema yang
disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
- Menurut smeltzer, 2009 antara lain : hipertensi, gagal jantung kongestif dan
oedema pulmoner dan pericarditis.
- Menurut mahas dan Levin (2010) adalah sebagai berikut : Gangguan
kardiovaskuler, Gangguan pulmoner, Gangguan gastrointestinal, Gangguan
musculoskeletal, Gangguan integument, Gangguan endikrin, Gangguan cairan
elektrolit dan keseimbangan asam dan basa, Sistem hematologik.
D. Klasifikasi
1. Gagal ginjal kronik /cronoik renal failure (CRF) dibagi 3 stadium :
Stadium I : penurunan cadangan ginjal
- Kreatinin dan kadar BUN normal
- Asimptomatik
- Tes beban kerja pada ginjal : pemekatan kemih, tes GFR
Stadium II : insufisiensi ginjal
- Kadar BUN meningkat (tergantung pada kadar protein dalam diet)
- Kadar kreatinin serum meningkat
- Nocturia dan poliuri (karena kegagalan pemekatan)
Ada 3 insufisiensi ginjal :
1. Ringan : 40-80% fungsi ginjal dalam keadaan normal.
2. Sedang : 15-40% fungsi ginjal normal
3. Berat : 2-20% fungsi ginjal normal
Stadium III : gagal ginjal stadium akhir atau uremia
- Kadar ureum dan kreatinin sangat meningkat
- Ginjal sudah tidak bisa menjaga homeostasis cairan dan elektrolit
- Air kemih / urine issosmotis dengan plasma dengan BJ 1,010
2. KDOQI (kidney disease outcome quality initiative) merekomendasikan
pembagian CKD berdasarkan stadium akibat penurunan LFG (laju filtrasi
glomelurus):
a. Stadium I : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminuria persisten dan
LFG yang masih normal (< 90 ml/menit / 1,73 m2)
b. Stadium II : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminuria persisten dan
LFG antara 60-89 ml/menit / 1,73 m2
c. Stadium III : kelainan ginjal ditandai dengan LFG antara 30-59 ml/menit /
1,73 m2
d. Stadium IV : kelainan ginjal ditandai dengan LFG antara 15-29 ml/menit /
1,73 m2
e. Stadium V : kelainan ginjal ditandai dengan LFG antara < 15 ml/menit / 1,73
m2 atau gagal ginjal terminal.
E. Pathways
F.
Infeksi Obstruksi seluruh kemih
Vaskuler (hipertensi, DM) Zat toksik
hidronefrosis Vaskulerisa
Suplai darah ginjal turun si (ginjal)
Peningkatan tekanan
Iskemia
GFR turun ginjal
Nefron rusak
CKD
Penurunan ekskresi ginjal Pertukaran retensiNa & H2O Sekresi kalium Eksresi Sekresi
menurun mineral eritropoitin turun
Sindrom uremia CES meningkat air
Kelebihan
turun Produksi Hb turun
cairan hiperkalemia
Prurirus
Tekanan kapiler naik
Gangguan Oksi Hb turun
Gangguan Edema penghantaran
integritas kulit jaringan Tidak mampu krlotrikan jantung Gangguan
mengekresi perfusi
Vol Interstisial naik asam (H) jaringan
Diaritmia
Gangguan Edema paru Peningkatan preload
pertukaran gas
RAA Suplai O2
Perubahan proses pikir Asidosis Penurunan COP
jaringan
turun
Anoreksia
mual muntah Intake turun Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
F. Pemeriksaan Diagnostik
- Hematologi : haemoglobin, hematokrit, heritrosit, eritrisit, leukosit, trombosit.
- RFT (renal fungsi tes) : ureum dan kreatinin
- LFT (liver fungsi tes)
- Elektrolit : klorida, kalium, kalsium
- Urine rutin
- ECG
- ECO
- USG abdominal
- CT scan abdominal
- Renogram
G. Penatalaksanaan Klinis
1. Terapi konservatif tujuannya yaitu :
- Mencegah memburuknya fungsi ginjal secara profresi.
- Meringankan keluhan-keluhan akibat akumulasi toksi asotemia.
- Mempertahankan dan memperbaiki metabolisme secara optimal.
- Memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Terapi simtomatik
a. Asidosis metabolik
Jika terjadi harus segera dikoreksi, sebab dapat meningkatkan serum K
(hiperkalemia) :
- Suplemen alkali dengan pemberian kalsium karbonat 5 mg/hari.
- Terapi alkali dengan sodium bikarbonat IV, bila PH <atau sama dengan 7.35
atau serum bikarbonat < atau sama dengan 20 mEq/L.
b. Anemia
- Anemia normokrom normositer
Berhubungan dengan retensi toksin polyamine dan defisiensi hormone
eritopoetin (ESF : Eritroportic Stimulating Faktor). Anemia ini diterapi dengan
pemberian Recombinant Human Erythropoetin (r-HuEPO) dengan pemberian
30-530 Uper kg BB.
- Anemia hemolisis berhubungan dengan toksin asotemia, terapi yang
dibutuhkan adalah membuang toksin asotemia dengan hemodialisis atau
peritoneal dealisis.
- Anemia defisiensi besi berhubungan dengan perdarahan saluran cerna dan
kehilangan besi pada dialiser (terapi pengganti hemodialisis).
c. Kelainan kulit
- Pruritus (uremic itching) keluhan gatal ditemukan pada 25% kasus CKD,
insiden meningkat pada klien yang mengalami HD.
- Easy bruishing yaitu kecendrungan perdarahan pada kulit dan selaput serosa
berhubungan dengan reteksi toksin asotemia dan gangguan fungsi trombosit.
Terapi yang diperlukan adalah dialysis.
H. Pengkajian keperawatan
a. Keluhan utama
merupakan pernyataan klien mengenai masalah atau penyakit yang mendorong
penderita memeriksakan diri.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Mengapa pasien masuk rumah sakit dan apa yang menjadi masalah utama pasien,
sehingga dapat ditegakkan sebagai prioritas masalah keperawatan yang dapat
muncul.
c. Riwayat kesehatan dahulu
mengidentifikasikan riwayat kesehatan yang dimiliki, hubungan atau dengan
memperberat keadaan penyakit yang sedang diderita saat ini dan faktor
predisposisi penyakit.
d. Riwayat kesehatan keluarga
kaji kesehatan keluarga, apakah dikeluarganya yang menderita penyakit yang
sama seperti klien atau penyakit yang ditularkan atau diturunkan.
e. Riwayat psikosoial spiritual
kaji hubungan klien dengan keluarga, tim kesehatan dan lingkungan sekitar,
tingkat kecemasan dan persepsi klien terhadap penyakit dan harapan klien akan
kesembuhannya serta keyakinan klien mengenai sehat dan sakit.
I. Pengkajian Primer
a. Airway
- Bersihan jalan nafas
- Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas
- Distress pernafasan
b. Breathing
- Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada
- Suara pernafasan melalui hidung atau mulut
- Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas
c. Circulation
- Denyut nadi karotin
- Tekanan darah
- Warna kulit, kelembaban kulit
- Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal
d. Disability
- Tingkat kesadaran
- Gerakan ekstremitas
- GCS
- Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya
e. Eksposure
- Tanda-tanda trauma yang ada
j. Pemfis persistem:
- Sistem pernafasan: biasanya ditemukan pernafasan kausmaull, nafas bau
aseton, batuk dengan/tanpa sputum kental.
- Sistem kardiovaskuler: adanya data hipertensi, disritmia jantung, nadi lemah,
hipotensi orthostatik, pucat, edema jaringan umum atau pitting edema pada
kaki dan kecenderungan perdarahan. Pada area nefrostomy, pembentukan
fistula/infeksi.
- Sistem pencernaan: biasanya ditemukan keluhan mual, nafsu makan menurun,
nyeri ulu hati, muntah, rasa tidak nyaman dimulut, distensi abdomen,
perubahan turgor kulit/kelembaban dan penampilan tampak lemas.
- Sistem integument: adanya kulit pucat/kekuningan, gatal – gatal, rambut tipis,
kulit kering atau lembab, adanya pemasangan selang melalui luka
pembedahan/insisi.
- Sistem musculoskeletal: ditemukan kelelahan, penurunan rentang gerak.
- Sistem perkemihan: kaji adanya penurunan frekuensi urine, oliguri, anuria,
abdomen kembung, pemasanagan selang/kateter untuk pengeluaran urine,
warna urine kuning tua.
- Sistem reproduksi: adanya penurunan libido, amenorhoe dan infertilitas.
- Sistem persarafan: ditemukan adanya keluhan nyeri/pegal yang disertai adanya
rasa panas terbakar pada area ekstrimitas bawah, kram otot/kejang, kesemutan
keluhan pusing/sakit kepala.
I. Analisa Data
No Data senjang Etiologi Masalah keperawatan
.
1. Ds : CKD Gangguan integritas kulit
↓
Penurunan fungsi ekskresi ginjal
Do : ↓
- Kerusakan jaringan dan/atau lapisan Sindrom uremia
kulit ↓
- Nyeri Pruritus
- Perdarahan ↓
- Kemerahan Gangguan integritas kulit
- Hematoma
J. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit b.d pruritas, gangguan status metabolic sekunder
2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti paru, penurunan curah jantung, penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat
3. Hipervolemia b.d kelebihan asupan cairan
4. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)
5. Deficit nutrisi b.d Faktor psikologis (mis. Stress, keengganan untuk makan)
6. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
7. Perfusi perifer tidak efektif b.d peningkatan tekanan darah, kekurangan volume cairan, kurang aktivitas fisik, hiperglikemia
8. Intoleransi aktivitas b.d lemah
K. Perencanaan Keperawatan
No. Dx kep Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan integritas Setelah dilakukan Perawatan integritas kulit Observasi Observasi
kulit tindakan 1. Identifikasi penyebab gangguan 1. Untuk mengetahui orang tubuh yang
keperawatan selama integritas terjeba gangguan integritas kulit
Ds : 3x24 jam gangguan Teraupeutik Teraupeutik
integritas kulit 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah 1. Untuk tidak terjadi kelembaban ti tubuh
teratasi dengan baring 2. Agar kulit lembab
Do : kriteria hasil: 2. Gunakan produk berbahan Edukasi
- Kerusakan jaringan - kerusakan petroleum atau minyak pada kulit 1. Agar kulit tetap lembab
dan/atau lapisan jaringan dan/atau kering 2. Cairan didalam tubuh agar terpenuhi
kulit lapisan kulit Edukasi 3. Untuk tetap menjaga tahan tubuh
- Nyeri teratasi 1. Anjurkan menggunakan pelembab supaya terpenuhi asupan makan
- Perdarahan - nyeri teratasi 2. Anjurkan minum air yang cukup 4. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh
- Kemerahan - tidak ada 3. Anjurkan untuk meningkatkan 5. Agar tubuh tidak terjadi kemerahan
- Hematoma perdarahan asupan makanan
- kemerahan 4. Anjurkan untuk meningkatkan buah
teratasi dan sayur
- tidak ada 5. Anjurkan menghindari dari suhu
hematoma yang ekstrem