Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

CKD
DI RUANG ASOKA RSUD dr. HARYOTO LUMAJANG

Periode Tanggal 13 – 20 Februari 2021

Oleh
Cantika Rosita Dewi
NIM 182303101010

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG
2021

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INI TELAH DISAHKAN PADA


TANGGAL …………………………….

MAHASISWA

Cantika Rosita Dewi


NIM 182303101010

PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING AKADEMIK

NIP…………………………………… ...............................................
KONSEP PENYAKIT

A. Definisi
Istilah Chronic Kidney Disease (CKD) atau gagal ginjal kronis merupakan terjadinya
kerusakan ginjal secara permanen yang akan memburuk seiring berjalannya waktu.
CKD merupakan penyakit ginjal stadium akhir yang membutuhkan penanganan
berupa transplantasi ginjal atau dengan upaya dialisis (American Kidney Fund,
2018.,). CKD merupakan kondisi dimana ginjal mengalami kerusakan sehingga tidak
dapat menyaring darah sebagaimana mestinya (Center for Disease Control and
Prevention, 2018).

B. Etiologi
Penyebab utama penyakit gagal ginjal kronik (CKD) adalah sebagai berikut :
a. Infeksi misalnya pielonefritis kronik (Infeksi saluran kemih) Pielonefritis adalah proses
infeksi peradangan yang biasanya mulai di renal pelvis, saluran ginjal yang
menghubungkan ke saluran kencing (ureter).
b. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna. Disebabkan karena
terjadinya kerusakan vaskulararisasi di ginjal oleh adanya peningkatan tekanan darah
akut dan kronik.
c. Gangguan jaringan ikat misalnya lupus eritematosus sistemik. Disebabkan oleh
kompleks imun dalam sirkulasi yang ada dalam membran basalis glomerulus dan
menimbulkan kerusakan (Price, 2006)..
d. Penyakit metabolik misalnya DM (Diabetes Mellitus), Penyebab terjadinya ini
dimana kondisi genetik yang ditandai dengan adanya kelainan dalam proses
metabolisme dalam tubuh akibat defisiensi hormon dan enzim.

C. Manifestasi Klinis
Brunnar & Sudarth’s (2010) menjelaskan bahwa manifestasi klinis CKD
adalah:
a. Sistem kardiovaskular: hipertensi, pitting edema (kaki, tangan, sakrum),efusi
jantung,dan hiperkalemi.
b. Sistem integumen: warna kulit, kurit kering dan mengelupas/bersisik, kuku
tipis dan rapuh, serta rambut tipis dan kasar.
c. Sistem respirasi: sputum banyak, sesak nafas, tachypnea, respirasi tipe
Kussmau.
d. Sistem gastrointestinal: nafas bau amonia, perdarahan, anoreksia, mual,
muntah, cegukan, sembelit atau diare.
e. Sistem neurologi: kelemahan, ketelahan, kebingungan, ketidakmampuan
berkonsentrasi,gelisah..

D. Pemeriksaan Penunjang
Dalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu pemeriksaa
penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara lain :
 Pemeriksaan urine
 Hematologi (Hemoglobin, Hematokrit, Eritrosit, Leukosit, Trombosit)
 RFT (Renal Fungsi Test)
 LFT (Liver Fungsi Test)
 BGA
BUN/ Kreatinin : meningkat, biasanya meningkat dalam proporsi kadar kreatinin
AGD : penurunan asidosis metabolik urine rutin

E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan CKD dapat dibagi menjadi dua tahap, pertama yaitu :
1. Tindakan non operasi: penggunaan obat-obatan, pengaturan diet dan hemodialisa
dan tahap
2. Tindakan operasi yaitu transplantasi ginjal.
Adapun penatalaksanaannya sebagai berikut :
a) Farmakologi
Sebelum menjalani hemodialisa pasien CKD diberikan terapi melalui obat-obatan
oral antara lain ; pemberian anti hipertensi, suplemen besi, dan Hemodialisa
(Brunner & Suddart, 2013) . Pemberian antihipertensi diindikasikan agar tekanan
darah pasien tetap dalam batas normal agar tidak memperberat kerja ginjal.
b) Nonfarmakologi
Prinsip penatalaksanaan ekresi yang dicapai oleh ginjal yang terganggu, jika ini sudah
diketahui maka cairan orang tersebut diatur dan diseussaikan dengan batas standar.
 Pengaturan diet protein
 Pengaturan diet kalium
 Pengaturan diet natrium dan cairan
 Terapi pengganti ginjal.

F. Komplikasi
Komplikasi Penyebab
Demam  Bakteri atau zat penyebab demam di dalam
darah

Reaksi anafilaksis yg  Tekanan darah rendah


berakibat fatal
Tekanan darah rendah Terlalu banyak cairan yang dibuang
Gangguan irama jantung Kadar kalium dan zat lainnya yang abnormal
dalam darah
Emboli udara Udara memasuki darah di dalam mesin
Perdarahan usus, otak, mata Penggunaan heparin di dalam mesin untuk
atau perut mencegah pembekuan

G. Patofisiologi
Disfungsi ginjal mengakibatkan keadaan patogenik yang konplek termasuk
diantaranya penurunan GFR, pengeluaran produksi urine dan eksresi air yang
abnormal ketidak seimbangan elektrolit dan metabolik abnormal. Hal ini terjadi
karena hipertrofi nefron hanya dapat mempertahankan ekskresi solates dan sisa2
produksi dengan jalan menurunkan reabsorbsi air, sehingga terjadi hepostenuria.
(kehilangan kemampuan memekatkan urin)
Tahap gangguan ginjal antara lain :
Tahap 1 : insufiensi gijal
Penurunan fungsi ginjal, tetatpi tidak terjadi penumpukan sisa-sisa metabolik
Tahap 2 : Renal Insufficiency
Pada Insufficiency ginjal sisa-sisa metabolik mulai berakumulasi dalam darah karena
jaringan ginjal yang lebih sehat tidak dapat berkompensasi secara terus menerus.
Tahap 3 : penyakit ginjal tahap lanjut
Sejumlah besar sisa nitrogen, berakumulasi dalam darah dan ginjal tidak mampu
memepertahankan hemostatis
A. PATHWAY CKD
Infeksi Saluran Kemis Penyakit metabolik (DM) Nefropati toksik
Penyakit vaskuler hipertensi Gangguan jaringan ikat Gangguan Kongenital

GAGAL GINJAL KRONIK

Proteinuria Peningkatan kadar kreatinin dan BUN serum


Penurunan laju infiltrasi glomelurus Renin meningkat Penurunan fungsi ginjal

Kadar protein dalam darah turun


Ginjal tidak mampu mengencerkan urin sec. maksimalAngiotensi I meningkat Asotemia

Penurunan fungsi ginjalProduksi eritropotin menurun

Kadar protein dalam darah turun


Angiotensi I meningkat Syndrom uremia

Produk urin turun dan kepekatan urin meningkat


Angiotensin II meningkat Penurunan T.Osmotik Organ GI
meningkat tekanan osmotik
Peningkatan Na& K
Penurunan eritrositeritrosit
Cairan keluar ke ekstravaskuler
Vasikontrisi pembuluh darah

Disuria / anuria Di kulit


(pruritus)
Edema
Tekanan darah meningkat
Anemia
Masuk ke vaskuler
Mual muntah

Dx : Intoleransi aktivitas
Berikan dengan air NaOH

Peningkatan Vol. vaskuler


Dx : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Beban jantung meningkat Tekanan hidrostatik meningkat

Sifat semi permiable pembuluh darah meningkat Dx : Risiko penurunan curah Jantung
Dx : Perubahan pola nafas

ekstravasasi
Dx : Kelebihan vol. cairan
Edema
(Brunner & Suddart, 2013 Levin, 2010 Price, 2006 Smeltzer, 200
9

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a) Identitas Klien
Gagal ginjal kronik terjadi terutama pada usia lanjut (50-70 tahun), usia muda
dapat terjadi pada semua jenis kelamin tetapi 70% pada pria.
b) Riwayat Kesehatan
1) Diagnosa medis
2) Keluhan utama Kencing sedikit, tidak dapat kencing, gelisah, tidak selera
makan (anoreksi), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, nafas
berbau (ureum), gatal pada kulit.
3) Riwayat penyakit sekarang, rincian penyakit mulai dari awal sampai saat
pertama kali berhubungan dengan petugas kesehatan. Waktu kejadian, cara
(proses), tempat, suasana, manifestasi masalah, perjalanan
penyakit/masalah (riwayat pengobatan, persepsi tentang penyebab dan
penyakit)
4) Riwayat penyakit dahulu, Riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran
kemih, payah jantung, hipertensi, penggunaan obat-obat nefrotoksik, Benign
Prostatic Hyperplasia, prostatektomi
5) Riwayat penyakit keluarga, adakah penyakit keturunan dalam keluarga
seperti jantung, DM, HT, dan penyakit lainnya.

c) Pola-pola fungsi kesehatan


1) Pola persepsi dan tata leksana hidup sehat
Pada pasien gagal ginjal kronik terjadi perubahan persepsi dan tata
laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak
gagal ginjalkronik sehingga menimbulkan persepsi yang negatif terhadap
dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan
dan perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya penjelasan yang
benar dan mudah dimengerti pasien.

2) Pola Nutrisi dan Metabolisme


Anoreksi, mual, muntah dan rasa pahit pada rongga mulut, intake minum
yang kurang, dan mudah lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan nutrisi dan metabolism yang dapat mempengaruhi
status kesehatan klien.
Gejala: peningkatan berat badan cepat (oedema) penurunan berat
badan (malnutrisi) anoreksia, nyeri ulu hati, mual muntah, bau mulut
(amonia)
Penggunaan diuretic Tanda: Gangguan status mental, ketidakmampuan
berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat
kesadaran, kejang, rambut tipis, kuku rapuhPola aktifitas
3) Pola eleminasi
Eliminasi uri: Kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari), warna urine
kuning tua dan pekat, tidak dapat kencing.
Gejala: Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut)
abdomen kembung, diare atau konstipasi.
Tanda: Perubahan warna urine, (pekat, merah, coklat, berawan) oliguria
atau anuria.
Eliminasi alvi: Diare
4) Pola istirahat dan tidur
Gelisah, cemas, gangguan tidur. Pasien dapat dengan mudah
mengalami kelelahan dan lemas menyebabkan klien tidak mampu
melaksanakan aktivitas sehari-hari secara maksimal.
Gejala: kelelahan ektremitas, kelemahan, malaise
Tanda: Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
5) Pola hubungan dan peran
Kesulitan mempertahankan fungsi peran.
6) Pola penanggulangan sters
Biasanya pasien sering melamun dan merasa cemas
7) Pola sensori dan kognitif
Pola sensori pada pasien dengan CKD cenderung
mengalami mati rasa.
8) Pola persepsi dan konsep diri
Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan
penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya
perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan
pasien mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga (self
esteem).
9) Pola reproduksi dan sosial
Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ
reproduksi sehingga menyebabkan gangguan potensi seksual,
gangguan kualitas maupun ereksi, serta memberi dampak pada proses
ejakulasi serta orgasme.
10) Pola tata nilai dan kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh
serta gagalg injal kronik dapat menghambat pasien dalam
melaksanakan ibadah maupun mempengaruhi pola ibadah pasien.
d) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum, Kepala: Edema muka terutama daerah orbita, mulut
bau khas ureum. Dada: Pernafasan cepat dan dalam, nyeri dada.
Perut: Adanya edema anasarka (ascites). Ekstrimitas: Edema pada
tungkai, spatisitas otot. Kulit: Sianosis, akral dingin, turgor kulit
menurun, hiperpigmentasi akibat penumpukan urea, kering, dan
bersisik
2) Tanda - tanda vital, meliputi tekanan darah, nadi, respiratory rate,
suhu, SpO2.
3) Pengkajian fisik head to toe, meliputi kepala, wajah, mata, hidung,
mulut, telinga, leher, dada (jantung dan paru), abdomen, ekstemitas
(atas dan bawah), kulit, dan kuku.

e) Pemeriksaan penunjang dan laboratorium


Meliputi pemeriksaan semua laboratorium, pemeriksaan radiologi dan
pemeriksaan penunjang lainnya

B. Prioritas Masalah Keperawatan (Sesuai dengan Pathway)

a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan ekskresi


urin dan retensi cairan dan natrium
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan hipermetabolisme, nausea, vomitting, intake
kurang
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi
produk sampah dan prosedur dialisis.

A. Intervensi Keperawatan
Masalah Keperawatan 1
a. Definisi (Kelebihan volume cairan)
Peningkatan retensi cairan isotonik
b. Batasan karakteristik
- Gangguan elektrolit
- Ansietas
- Perubahan tekanan darah
- Perubahan status mental
- Perubahan pola pernapasan
- Penurunan hematrokrit
- Penurunan hemoglobin
- Dispnea
- Edema
- Distensi vena jugularis
- Ortopnea
- Efusi pleura
- Perubahan tekanan arteri pulmunal
- Kongesti pulmunal
- Gelisah
- Perubahan berat jenis urin
- Penambahan berat badan dalam waktu sangat singkat
c. Faktor yang berhubungan
- Gangguan mekanisme regulasi
- Kelebihan asupan cairan
- Kelebihan asupan Natrium

Rencana tindakan
NOC NIC
1) Tujuan - Tentukan riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminasi
Setelah dilakukan tindakan
- Tentukan kemungkinan faktor resiko
keperawatan 1x24 Jam dan ketidakseimbangan cairan
(Hipertermia, terapi diuretik, kelainan
diharapkan klien tidak
renal, gagal jantung, diaporesis,
mengalami Kelebihan disfungsi hati, dll)
- Monitor berat badan, BP, HR, dan RR
volume cairan
- Monitor serum dan elektrolit urine
2) Kriteria hasil - Monitor tekanan darah orthostatik
dan perubahan irama jantung
- Terbebas dari edema,
- Monitor parameter hemodinamik
efusi, anaskara infasif
- Catat secara akurat intake dan output
- Bunyi nafas bersih, tidak
- Monitor adanya distensi leher, rinchi,
ada dvspneu/ortopneu eodem perifer dan penambahan BB
- Monitor tanda dan gejala dari odema
- Terbebas dari distensi
vena jugularis
- Memelihara tekanan vena
sentral, tekanan kapiler
paru, output jantung dan
vital sign dalam batas
normal
- Terbebas dan kelelahan,
kecemasan atau
kebingungan
- Menjelaskan indikator
kelebihan cairan

Masalah Keperawatan 2
a. Definisi (Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh)
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
a. Batasan karakteristik
- Menghindari makanan
- Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal atau penurunan berat
badan dengan asupan makanan adekuat
- Diare
- Kehilangan rambut berlebihan
- Kurang makanan dan kurang informasi
- Kurang minat terhadap makanan
- Ketidakmampuan memakan makanan
- Mengeluh gangguan sensasi rasa
- Sariawan rongga mulut
- Kelemahan otot pengunyah dan otot untuk menelan
b. Faktor yang berhubungan
- Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient
- Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
- Ketidakmampuan menelan makanan
- Faktor psikologis
c. Rencana tindakan
NOC NIC
1) Tujuan - Kaji status nutrisi klien dan kemampuan untuk
Setelah dilakukan tindakan pemenuhan nutrisi klien
keperawatan 1x24 jam - Identifikasi klien tentang riwayat alergi
diharapkan klien tidak mengalami makanan dan kaji makanan kesuskaan klien
Ketidakseimbangan nutrisi - Intruksikan kepada klien tentang cara
2) Kriteria hasil : pemenuhan kebutuhan nutrisi yang optimal
- Intake makanan perorak (misalnya dengan pelaksanan diet sesuai
(spontan/ naso feeding) anjuran)
adekuat - Hitung kebutuhan kalori klien setiap hari
- Intake cairan (per oral/ sediakan aneka ragam makanan sesuai
parenteral) adekuat dengan keinginan klien
- Nutrisi parenteral adekuat - Monitor asupan makanan harian
- Motivasi Pasien untuk mengkonsumsi
- Menyatakan nafsu makan baik
makanan dan minuman yang bernutrisi,
tinggi protein, kalori dan mudah
dikonsumsi serta sesuai kebutuhan
- Ciptakan lingkungan yang bersih, berventilasi,
santai dan bebas dari bau menyengat
- Timbang berat badan pasien
- Identifikasi penurunan berat badan
terakhir
- Tentukan pola makan
- Kolaborasikan dengan tim kesehatan lain
untuk mengembangkan rencana
keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. (2018) NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. 11
ed. Jakarta: EGC.
Moorhead, S. (2016) nursing outcomes classification (NOC). edisi keli. Singapore Pte Ltd:
elsevier.
Bulechek, gloria (2016) nursing interventions classification (NIC). edisi keen. Singapore Pte
Ltd.
LeMone, Priscillia,dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 5.Alih bahasa:
Egi Komara Yudha, dkk. Jakarta: EGC
Potter, P.A & Perry, A.G.(2012).Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik, Alih bahasa: Renata Komalasari. Jakarta :EGC.2010.

Anda mungkin juga menyukai