Disusun Oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah salah satu profesi yang berfokus pada respon pasien dan pemenuhan
kebutuhannya. Dalam memberikan pelayanan, perawat memberikan asuhan keperawatan yang
terangkum dalam satu siklus yaitu proses keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan yang
simultan tersebut akan mendatangkan implikasi terhadap tingkat kepuasan klien. Salah satu ciri
profesionalism adalah adanya cara kerja profesional setiap subyek yang ada di dalamnya dan
diantaranya didukung dengan dokumentasi yang akurat, jelas, terpercaya dan sah secara
hukum.
Dokumentasi keperawatan yang berlaku di rumah sakit saat ini umumnya dilakukan secara
tertulis (paper based documentation). Metode ini mempunyai kelemahan yaitu memerlukan
waktu yang cukup lama untuk mengisi form yang tersedia, membutuhkan biaya pencetakan
form yang cukup mahal, sering hilang atau terselip, memerlukan tempat penyimpanan yang
luas dan menyulitkan pencarian kembali saat diperlukan. Pencatatan berbasis elektronik
telah lebih dahulu dilakukan oleh negara-negara maju, namun di Indonesia baru dilakukan pada
dekade 20an dan masih seputar uncomprehensive data. Terdapat beberapa rumah sakit di
Indonesia yang telah mencoba menggunakan EHR/ENR/EMR/EPR sebatas pada data
demografi, diagnosa penyakit, hasil laboratorium dan tindakan khusus, sedangkan catatan
keperawatan sendiri masih tetap berada pada lembaran.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan
kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk
mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu
keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi
dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea
& Cococran,1989). Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi
keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi
dan pengetahuantentang standar dokumentasi , komunikasi, mendukung proses pengambilan
keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas,
efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih
asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi
terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan
menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu
organisasi.
B. TUJUAN
1. Mengkomunikasikan data klien ke semua anggota tim kesehatan sehingga tidak terjadi data
yang tumpang tindih, berulang dan kesenjangan dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Memberikan bukti-bukti untuk tujuan evaluasi hasil implementasi asuhan keperawatan
(audit keperawatan). Selain itu membantu administrator mengevaluasi prestasi kerja karyawan
serta dipakai untuk akreditasi institusi.
3. Memberi jaminan kepada masyarakat tentang lingkup dan mutu pelayanan keperawatan dan
membuktikan pekerjaan perawatan serta meningkatkan tanggung gugat perawat.
5. Sebagai catatan tetap untuk dokumentasi yang sah dan untuk tujuan finansial, pencatatan ini
membantu dalam tindakan hukum [AY1] dan untuk meyakinkan bahwa tindakan, obat, terapi
telah diberikan dan dihubungkan dengan pembayaran
C. PEMBAHASAN
A. KELEBIHAN
B. KEKURANGAN
C. PROSEDUR
Secara umum prosedur pada sistem ini disusun dengan menyediakan data dasar yang
terintegrasi dengan diagnosa dan intervensi keperawatan sampai dengan tindakan apa yang
harus dilakukan perawat untuk 1 diagnosa. Perawat hanya membutuhkan waktu beberapa menit
untuk log in dengan password untuk kemudian meng-klik itrm-item data sampai dengan
implementasinya. Ini lebih mudah, efektif dan efisien.
D. KESIMPULAN
Dokumentasi keperawatan yang berlaku di rumah sakit saat ini umumnya dilakukan secara
tertulis (paper based documentation). Metode ini mempunyai kelemahan yaitu memerlukan
waktu yang cukup lama untuk mengisi form yang tersedia, membutuhkan biaya pencetakan
form yang cukup mahal, sering hilang atau terselip, memerlukan tempat penyimpanan yang
luas dan menyulitkan pencarian kembali saat diperlukan. Pencatatan berbasis elektronik
telah lebih dahulu dilakukan oleh negara-negara maju, namun di Indonesia baru dilakukan pada
dekade 20an dan masih seputar uncomprehensive data.
DAFTAR PUSTAKA
Green and Thomas. Pediatric Nursing Journal. May-June 2008. Vol. 34. No.
3. Interdiciplinary Collaboration and the Electronic Medical Record. Continuing Nursing
Education Series.
Angelina, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People
Journal. Building an Innovation electronic Nursing Record Pilot Structure with Nursing
Clinical Pathway. H. A. Park et. al. (Eds.). IOS Press