Disusun Oleh:
WINDA AMALIA
21317149
A. Definisi
Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah
nitrogen lain dalam darah) (Smeltzer & Bare, dalam Komang 2019)
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun) (Price & Wilson, dalam Komang 2019)
Gagal ginjal kronis adalah kondisi penyakit pada ginjal yang persisten
(keberlangsungan lebih dari 3 bulan dengan kerusakan ginjal dan kerusakan glomerulus
filtration rate (GFR) dengan angka GFR <60ml/menit/ 1.73m² (MC. Cllelan, dalam
Komang 2019).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal
kronis merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan ireversible dan sudah
berlangsung lama, sehingga mengakibatkan gangguan yang persisten dan mengganggu
berbagai sistem tubuh.
B. Etiologi
Etiologi gagal ginjal kronis menurut (Prabowo, eko dalam komang 2019).
a. Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonephritis
b. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteria renalis
c. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa,sklerosis sistemik progresif
d. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis
tubulus ginjal
e. Penyakit metabolik misalnya DM, gout,hiperparatiroidisme,amyloidosis
f. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
g. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis
netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra,
anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
h. Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasi
C. Klasifikasi
Klasifikasi Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :
a. Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum normal
dan penderita asimptomatik.
b. Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebih dari 75 % jaringan telah rusak, Blood
Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.
c. Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia.
a. Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG
yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2)
b. Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-89
mL/menit/1,73 m2
c. Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2
d. Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15- 29mL/menit/1,73m2
e. Stadium 5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal ginjal
terminal.
Obstruksi
Infeksi Vaskuler (Hipertensi Zat toksik saluran kemih
dan DM)
Peningkatan
Gagal Ginjal Suplai darah ke ginjal tekanan darah
GRF menurun
CKD
Penurunan fungsi eksreksi ginjal Tidak mampu Retensi Na & PH²O Kadar Ureum
sekresi asam (H) H²O
Sindrom uremia CES meningkat Sindrom
Asidosis uremia
Gg, keseimbangan asam basa
Hiperventilasi Tekanan kapiler Pruritus (gatal)
Produksi asam meningkat
Gg. Pola Tidur Edema Timbulnya lesi
Resiko Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari Gg. Pola Nafas Kelebihan Kerusakan
Kebutuhan tubuh Tidak Efektif Volume Cairan Integritas Kulit
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan lab.darah
- Hematologi
Hb, Hematokrit, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
- RFT ( renal fungsi test )
Ureum dan kreatinin
- LFT (liver fungsi test )
- Elektrolit
- Klorida, kalium, kalsium
2. Urine
- Urine rutin
- Urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
3. Pemeriksaan Kardiovaskuler
4. Radidiagnostik
- USG abdominal
- CT scan abdominal
- BNO/IVP, FPA
- Renogram
- RPG ( retio pielografi )
H. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan Curah Jantung
2. Hipertermia
3. Resiko Perfusi Renal Tidak Efektif
I. Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
No SIKI
1 I.02075 Perawatan Jantung
Tindakan :
Observasi
Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika
perlu)
Terapeutik
Berikan diet jantung yang sesuai (batasi asupan kafein, natrium,
kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
2 I.15506 Manajemen Hipertermia
Tindakan :
Observasi
Identifikasi pennyebab hipertermia
Monitor suhu tubuh
Monitor keluaran urin
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang dingin
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Lakukan pendinginan eksternal
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
3 I.03098 Manajemen Cairan
Tindakan :
Observasi
Monitor status hidrasi
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
Catat intake-output harian dan dihitung balance cairan 24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, 2019. Karya Tulis Ilmiaih “Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan
Chronic Kidney Disease (Ckd) Dengan Pemberian Inovasi Intervensi Terapi Musik Di Ambun
Suri Lantai Iv Achmad Mochtarbukittinggi 2019”
http://repo.stikesperintis.ac.id/939/1/42%20DARMAWAN.pdf Diakses pada tanggal 10 Oktober
2021, pukul 10.20 WIB.
Ni Komang Ari Milnawati, 2019. Karya Tulis Ilmiah “Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah Komprehensif Pada Tn. A.H Dengan Chronic Kidney Disease (CKD) di Ruang Komodo
RSUD Prof. Dr. W.Z Johanes Kupang”
http://repository.poltekeskupang.ac.id/426/1/KTI%20%20NI%20KOMANG%20ARI%20MILN
AWATI.pdf. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2021, pukul 10.20 WIB.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018 “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia” DPP
PPNI, Jakarta Selatan.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017 “Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia” DPP
PPNI, Jakarta Selatan.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018 “Standar Luaran Keperawatan Indonesia” DPP PPNI,
Jakarta Selatan.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CKD
Disusun Oleh:
WINDA AMALIA
21317149
( PSYSICAL ASSASSMENT )
BIODATA PASIEN
1. Nama : Tn. H
2. Umur : 55
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Sepatan
5. Status : Sudah menikah
5. Kekuarga terdekat : Ny. S (Istri)
6. Diaqnosa Medis : CKD
7. Tanggal Pengkajian : 09 November 2021
1. ANAMNESE
A. Keluhan Utama (Alasan MRS)
Saat Masuk Rumah Sakit : Klien di rawat di RS dengan diagnona CKD klien
mengeluh demam hari ke 4, kepala pusing, nyeri ulu hati, batuk dan sedikit sesak, mual
serta mengeluh badan terasa lemas. Pasien mengatakan memiliki hipertensi dan
konsumsi amlodipin 10 mg tetapi tidak teratur.
Saat Pengkajian : Tampak edema ekstermitas +2. Klien memakai
oksigen nasal kanul 3 liter. TD : 152/130 mmHg, RR : 24 x/menit, suhu : 37,8 0C, BB :
75 TB : 170, Asupan cairan : 2.250 cc, Output : 850 cc.
B. Riwayat Penyakit Sekarang : CKD
C. Riwayat Penyakit Yang Lalu : Hipertensi
D. Riwayat Kesehatan Keluarga : Hipertensi
2. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN
a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi :
No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit
Makan/Minum
1 Jumlah / Pagi : Jam 08.00 (klien Pagi : Jam 08.00
Waktu mengatakan biasanya pagi (sarapan)
sarapan uduk atau bubur) Siang : Jam 12.00
Siang : Jam 12.00. Malam : Jam 19.00
(Klien mengatakan jika
dirumah klien hanya
memakan nasi dan lauk)
2 Jenis Nasi : Nasi Putih Nasi : Bubur
Lauk : Ayam Lauk : Ayam
Sayur : Bayam Sayur : Bayam
Minum : Air putih 8 gelas Minum : Air putih 8
perhari (1500-2000cc) gelas perhari (1500-
2000cc)
3 Pantangan Tidak ada pantangan Tidak ada
4 Kesulitan Makan/ Tidak nafsu makan karena Tidak nafsu makan
Minum mual dan nyeri ulu hati karena mual dan nyeri
ulu hati
2 Gangguan Tidur Tidak ada gangguan tidur Tidak ada gangguan tidur
e. Aktivitas Lain
No Aktivitas Yang Di Rumah Di Rumah Sakit
Dilakukan
b. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat : Klien dan istri
Apakah ada masalah keuangan dan bagaimana mengatasinya : Tidak ada masalah
keuangan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. PEMERIKSAAN FISIK
A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
a. Tensi : 152/130 mmHg
b. Nadi : 80x/m
c. RR : 24 x/menit
d. Suhu : 37.8℃
e. BB : 75 Kg
f. TB : 170 cm
1) KEADAAN UMUM
A. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU
1. Integument
Inspeksi : Adakah lesi (-), Jaringan parut ( - ) Warna Kulit : Sawo matang
Bila ada luka bakar lokasi : Tidak ada luka bakar
Palpasi : Tekstur (halus), Turgor / Kelenturan ( baik ),
Struktur ( tegang ), Lemak subcutan ( tipis ), Nyeri tekan ( - ), Identifikasi
luka (-)
1) Tipe Primer
Makula ( - ), Papula ( - ) Nodule ( - ) Vesikula ( - )
2) Tipe Sekunder
Pustula ( - ), Ulkus ( - ), Crusta ( - ), Exsoriasi ( - ), Sear ( - ),
Lichenifikasi ( - )
Kelainan- kelainan pada kulit : tidak ada
3. Pemeriksaan Kuku
Inspeksi dan palpasi, warna (pink), bentuk (lonjong) kebersihan (bersih)
2. Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( - )
b. Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - )
3. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi
a. Amati bagian telinga luar: bentuk (lunak)
Ukuran ( 4 cm ), Warna(pink), lesi ( - ), nyeri tekan ( - ), peradangan
( - ), penumpukan serumen ( - ).
b. Dengan otoskop periksa membran tympany amati, warna (kuning),
transparansi (normal), perdarahan ( - ),perforasi (-).
Uji kemampuan kepekaan telinga :
6. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : tegang, Warna dan kondisi
wajah klien (Pucat), Struktur wajah klien : Kelumpuhan otot-otot fasialis
( -)
7. Pemeriksaan Leher
Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
b. Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba
(sama).
c. Perkusi
Area paru : ( sonor )
d. Auskultasi
1. Suara nafas
2. Suara Ucapan
3. Suara tambahan
Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru : Tidak ada
keluhan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
F. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : (rata) Massa/Benjolan ( - ), Kesimetrisan ( - ),
Bayangan pembuluh darah vena ( - ) Frekuensi peristaltic usus 21x/menit
( N = 5 – 35 x/menit, Borborygmi( - )
b. Palpasi
Palpasi Hepar :
Palpasi Ginjal :
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen : Tidak ada keluhan
G. PEMERIKSAAN GENETALIA:
1. Genital Pria
Inspeksi : Rambut pubis (bersih), lesi ( - ), benjolan ( - ) Lubang uretra :
penyumbatan (- ), Hipospadia ( - ), Epispadia ( - )Palpasi Penis : nyeri
tekan ( - ), benjolan (- ).
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
H. PEMERIKSAAN ANUS
a. Inspeksi
b. Palpasi
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Anus : Tidak ada
keluhan
J. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Nervus V, Thrigeminus :
d. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara ( ya ), apakah pola
komunikasinya ( spontan ), apakah klien menolak untuk diajak
komunikasi ( tdk ), Apakah komunikasi klien jelas ( tdk ), apakah
klien menggunakan bahasa isyarat (tdk).
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
e. Pola Interaksi
Kepada siapa klien berspon: perawat dan orang terdekat klien
Siapa orang yang dekat dan dipercaya klien : orang tua
Bagaimanakah klien dalam berinteraksi ( aktif ), Apakah tipe
kepribadian klien ( tertutup ).
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
K. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
A. DARAH LENGKAP :
Leukosit : 4.5
Eritrosit : 8.3
Trombosit : 6.6
Haemoglobin : 15 g/dl
Haematokrit : 155 gr / dl
MCV : 30
MCH : 36
B. KIMIA DARAH :
Ureum : 54 mg / dl
Creatinin : 2.9 mg / dl
C. GULA DARAH :
- Ondansentron 1 amp
- Furosemid 20 mg
- Captopril 25 mg
- Omeprazole 2x1
- Metamizole 3 x 1
- Paracetamol
ASUHAN KEPERAWATAN
A. DATA FOKUS
RENCANA KEPERAWATAN
Rencana Keperawatan
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1 D.0008 Penurunan Curah Jantung (L.02008) I.02075 Perawatan Jantung
Curah Jantung Setelah dilakukan tindakan Tindakan :
Kategori: fisiologi selama 60-120 menit, Observasi
Subkategori: sirkulasi diharapkan masalah dapat Monitor tekanan darah
teratasi dengan kriteria hasil: (termasuk tekanan darah
Edema (menurun) ortostatik, jika perlu)
Batuk (menurun) Terapeutik
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Kolaborasi
Berkolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu
Inisial Klien : Tn. H
Diagnosa Medis : CKD
Implementasi : Hari Ketiga. Jumat, 12 November, 2021
No Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan Tgl
1 D.0008 Jumat I.02075 Perawatan Jantung S :
Penurunan 12/11/ Observasi Klien mengatakan
Curah Jantung 2021 Memonitor tekanan sudah tidak pusing
Kategori: darah (TD: 130 mmHg) O:
fisiologi 09.00 Terapeutik Tekanan darah : 130
Subkategori: Memberikan diet jantung mmHg
sirkulasi yang sesuai (batasi A :
asupan kafein, natrium, Masalah tekanan
kolesterol, dan makanan darah teratasi sebagian
tinggi lemak) karena berkurang dari
Edukasi 145 mmHg menjadi
Menganjurkan 130 mmHg
beraktivitas fisik secara P :
bertahap Lanjutkan intervensi:
(memberikan intervensi Monitor tekanan
senam hipertensi) darah.
Berikan intervensi
senam hipertensi
2. D.0130 Kamis I.15506 Manajemen S:
Hipertermia 12/11/ Hipertermia Klien mengatakan
Kategori : 2021 Tindakan : sudah tidak demam
Lingkungan Observasi O:
Subkategori : 10.00 Memonitor suhu tubuh Klien terlihat segar
Kemanan dan (S: 36.5℃) (S: 36.5℃)
Proteksi Terapeutik A:
Menyediakan Masalah hipertermia
lingkungan yang dingin teratasi, karena suhu
Membasahi dan kipasi klien sudah normal (S:
permukaan tubuh 36.5℃.
Melakukan pendinginan P:
eksternal Lanjutkan intervensi
Edukasi Memonitor suhu
Menganjurkan tirah tubuh
baring
3 D.0016 Resiko Kamis I.03098 Manajemen Cairan S:
Perfusi Renal 12/11/ Tindakan : Klien mengatakan
Tidak Efektif 2021 Observasi masih sedikit buang
Kategori : Memonitor status hidrasi air kecil, namun lebih
Fisiologis 11.00 Memonitor hasil baik dari kemarin
Subkategori : pemeriksaan O:
Sirkulasi laboratorium Klien terlihat lebih
Terapeutik baik
Mencatat intake-output A:
harian dan dihitung Masalah teratasi
balance cairan 24 jam sebagian
Memberikan asupan P:
cairan sesuai kebutuhan Lanjutkan intervensi
Gita Pratiwi, Dkk, 2021. Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan
Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri
http://Journal.Akpergshwng.Ac.Id/Index.Php/Gsh/Article/View/202172503/119 Diakses Pada
Tanggal 10 November 2021. Pukul 15.00 WIB.
Wahyuningsih, dkk, 2017. Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Di Desa Blembem Wilayah Kerja Puskesmas Gondangrejo
http://jurnal.ukh.ac.id/index.php/JK/article/view/230/221 diakses pada tanggal 10 november
2021. Pukul 15.00 WIB.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018 “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia” DPP
PPNI, Jakarta Selatan.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017 “Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia” DPP
PPNI, Jakarta Selatan.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018 “Standar Luaran Keperawatan Indonesia” DPP PPNI,
Jakarta Selatan.
LAMPIRAN
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734
marnigsh030@gmail.com; wahyueub2019@gmail.com
ABSTRA
CT
Shallots (Allium Cepa var. ascalonicum) is a multipurpose tuber vegetable, can be used as a
cooking spice, vegetable, cooking flavoring, as well as a traditional medicine because of the
antiseptic effect of aniline and allicin compounds it contains. The purpose of this study was
to determine the effect of giving shallot compresses to decrease body temperature in
children. This study uses a case study design using a nursing process approach. The
population in this study with a number of 3 people who were selected based on
predetermined criteria. The results of this study indicate that there is an effect of giving
shallot compresses to decrease body temperature in children. The results of this study are
expected to provide new insights and can also increase knowledge about the use of shallot
compresses.
ABSTR
AK
Bawang merah (Allium Cepa var. ascalonicum) merupakan sayuran umbi yang multiguna,
dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap masakan, disamping sebagai
obat tradisional karena efek antiseptik senyawa anilin dan alisin yang dikandungnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres bawang merah terhadap
penurunan suhu tubuh pada anak. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Populasi pada penelitian ini dengan jumlah 3
orang yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Hasil penelitian ini
menunjukkan terdapat pengaruh pemberian kompres bawang merah terhadap penurunan suhu
Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page 42
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734
tubuh pada anak. Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan wawasan baru dan juga
dapat menambah ilmu pengetahuan tentang penggunan kompres bawang merah.
Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page 43
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734
Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page 44
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734
demam. Maka peneliti tertarik untuk mengenai keluhan penyakit yang dirasakan
melakukan penelitian yang berjudul responden, identitas responden, persepsi
“Efektivitas Kompres Bawang Merah tentang penyakit dan kesehatan, riwayat
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak”. penyakit keluarga dan responden, pengobatan
yang telah dijalani dan latar belakang kondisi
METODE
kesehatan responden. Metode ini dilakukan
Penelitian ini menggunakan desain penelitian
langsung pada saat preses pelaksanaan
quasi eksperimen dengan pendekatan one
tindakan keperawatan dilakukan sehingga data
group pretest-post test design (Sugiono, 2016),
yang diperoleh benar-benar nyata. 2)
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Observasi : Peneliti melakukan observasi
Peneliti mengukur tingkat kesembuhan pada
perubahan ekspresi wajah pada responden
anak demam sebelum dan sesudah di kompres
yang berkaitan dengan keadaan yang dirasakan
dengan bawang merah. Tempat Studi Kasus.
oleh responden dengan cara mengamati adanya
Penelitian kasus ini dilakukan di wilayah
perubahan perilaku pada responden, dari
Kecamatan Selogiri. Waktu Studi Kasus
responden dikaji sampai responden diberikan
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret
tindakan keperawatan dan di evaluasi.
2020. Peneliti mengambil subjek atau
Menjelaskan prosedur tindakan kepada
responden 3 orang, karena pendekatan studi
keluarga klien, ajarkan cara membuat kompres
kasus yang dipilih dalam studi kasus ini adalah
bawang merah yaitu dengan cara tumbuk
pendekatan deskriptif dengan strategi Studi
bawang merah,kemudian bawang merah, yang
Kasus. Peneliti mendapatkan data- data dari
sudah ditumbuk atau sudah dihaluskan, lalu
responden dengan menggunakan metode
dicampurkan sedikit minyak telon, setelah itu
sebagai berikut : Wawancara Peneliti
kompreskan pada ubun-ubun anak atau bisa
mendapatkan data-data dari responden dengan
juga dibalurkan diarea punggung dan perut
menggunakan metode sebagai berikut : 1)
anak dan anjurkan anak berbaring. 3)
Wawancara : Dalam penelitian ini peneliti
Pemeriksaan Fisik : Peneliti melakukan
dapat mendapatkan data dengan cara
pemeriksaan fisik pada responden untuk
mengadakan tanya jawab kepada pihak yang
mendapatkan data yang digunakan sebagai
terkait yaitu responden maupun keluarga
dasar untuk menegakkan diagnosa.
responden terutama
Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu
Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page 45
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734
pemeriksaan tanda-tanda vital (suhu, nadi dan
membandingkan sebelum dan sesudah
pernafasan). 4) Studi Dokumentasi: Peneliti
kompres bawang merah.
mengumpulkan data dari catatan medik dan
keperawatan serta pemeriksaan penunjang HASIL
responden. Gambaran Lokasi Penelitian
Instrumen Studi Kasus : Lembar observasi Desa Jaten adalah Sebuah Desa terhampar
suhu tubuh pada anak, SOP (Standar dengan dihiasi pesawahan dan dikelilingi
Operasional Prosedur) tindakan digunakan perbukitan yang subur dan indah.
sebagai intervensi managemen upaya Terbentang sungai-sungai kecil, yang
penurunan suhu tubuh dengan kompres bermuara kebengawan solo, disambungkan
bawang merah pada anak hipertermi. dengan jalan yang menghubungkan satu
Metode Uji dusun dengan dusun yang lain atau dengan
Keabsahan Data
desa yang lain. Desa Jaten terbagi ke dalam
Data yang digunakan peneliti dengan metode
14 (empat belas) Dusun yakni Dusun
ini yaitu dengan cara pengambilan data baru
Ngadipiro, Jomboran, Ringinanom, Getas,
dengan menggunakan instrumen pengkajian
Karang talun, Gempeng, Karang tengah,
sehingga menghasilkan data yang validitas
Karang anyar, Pulosari, Brangkulon, Jaten,
tinggi jika sudah melaksanakan prosedur
Majan, Pronogaten dan Mantenan, terdiri
tindakan yang sesuai dengan Standart
dari 14 (empat belas) Rukun Warga (RW)
Operating Procedure (SOP). Dalam
dan 31 (tiga puluh satu) Rukun Tetangga
melakukan penelitian ini, peneliti
(RT). Desa Jaten mempunyai luas wilayah
menggunakan perawat, klien, keluarga klien
505,2 Ha dengan jumlah penduduk 4.914
dan sumber dokumentasi sebagai informasi.
orang yang terdiri dari laki-laki 2.489 orang
Metode Analisa Data Pada penelitian ini,
dan perempuan 2.425 orang. Sedangkan
peneliti mengambil enam responden dengan
jumlah Kepala Keluarga 1.472 KK. Peneliti
semua responden adalah anak demam yang
ini dilakukan di Dusun Karang Anyar.
akan dilakukan dengan tindakan kompres
Adapun batas wilayah Desa Jaten sebagai
hangat. Dan peneliti akan mengamati
berikut: Sebelah Utara: Desa Nambangan,
perubahan suhu tubuh pada anak tersebut.
Sebelah Timur:Desa Gemantar, Sebelah
Pengolahan Data Metode pengolahan data
Selatan: Desa Pule, Sebelah Barat: Desa
yang dipakai dalam peneliti ini dengan cara
Karang asem
Karakterikstik Responden
Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page 23
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734
Tabel 1 Jenis Kelamin Responden
fisik yang dilakukan pada pasien yaitu TTV
No Jenis Frekuen Presenta : nadi : 90 kali per menit, respirasi : 18 kali
Kelamin si se
per menit, suhu : 38,00C.
1 Laki-laki0 0
2 Perempuan3 100% Hasil Pengkajian pada Responden 2, yaitu
Tota 3 100% An. A dengan penanggung jawab Ny. D,
l
Sumber: Data Primer berjenis kelamin perempuan, beragama
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak perilaku anak sangat gelisah dan sangat
0 anak (0%) dan yang berjenis kelamin rewel. Dari hasil wawancara dengan ibu
perempuan sebanyak 3 anak (100%). Hal ini responden, peneliti mendapati data berupa
dapat diketahui bahwa responden berjenis klien berumur 6 tahun dengan keluhan
prosentase seimbang.
Tabel 2 Usia Responden
No Usi Frekuensi mengalami demam sejak semalam.
a Presenta
se
Responden berupa klien berumur 5,5 tahun dengan
keluhan utama keluarga mengatakan anaknya
1 5,5-6 tahun 2 75%
mengalami demam sejak semalam.
2 6,5-7 tahun 1 25%
Tota 3 100% Pengkajian pemeriksaan
l
Sumber: Data Primer Pengkajian pemeriksaan fisik yang dilakukan
pada pasien yaitu TTV : nadi 92 kali per
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa
menit, respirasi : 18 kali permenit, suhu :
responden umur 5,5-6 tahun sebanyak 2
38,50C.
(75%) dan yang berumur 6,5-7 tahun sebanyak
Hasil Pengkajian pada Responden 3, yaitu
1 (25%). Hal ini dapat diketahui bahwa total
An. S dengan penanggung jawab Ny. F,
terdapat 3 responden (100%).
berjenis kelamin perempuan, beragama
Hasil Pengkajian pada Responden 1, yaitu
islam, dilakukan observasi menunjukkan
An. S dengan penanggung jawab Ny. F,
perilaku anak sangat gelisah. Dari hasil
berjenis kelamin perempuan, beragama islam,
wawancara dengan dengan ibu responden,
dilakukan observasi menunjukkan perilaku
peneliti mendapati data berupa klien
anak sangat gelisah, rewel selalu berpegangan
berumur 5,5 tahun dengan keluhan utama
erat dengan ibunya. Dari hasil wawancara
keluarga mengatakan anaknya mengalami
dengan ibu responden, peneliti mendapati data
demam sejak semalam. Pengkajian
Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page 24
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734
pemeriksaan fisik yang dilakukan pada
pasien yaitu TTV : nadi : 95 kali per menit,
respirasi : 18 kali per menit, suhu : 38,70C.
Diagnosis Keperawatan merupakan
masalah kesehatan potensial atau aktual
Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page 25
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734
yang diperoleh dari wawancara, pengamatan, penggunaan teknik non farmakologi yaitu
pengkajian dan studi dokumentasi. Dari kompres bawang merah.
keseluruhan responden penelitian diperoleh Kompres bawang merah ini dapat dilakukan
data yang sama yaitu hipertermi. setiap pagi dan sore atau jika keluarga merasa
Dari data-data tersebut terdapat kesesuaian suhu tubuh pada anak bertambah. Lokasi yang
batasan karakteristik : kenaikan suhu tubuh tepat untuk pemberian kompres bawang merah
diatas rentang normal, saat disentuh terasa adalah di punggung, perut karena bagian ini
hangat (Ridha, 2014 : 319). Maka ditegakkan merupakan area yang memiliki pembuluh
diagnosa keperawatan Hipertermi darah yang besar. Lama pemberian kompres
berhubungan dengan proses penyakit (ridha, bawang merah sekitar
2014). 15 menit setiap tindakannya. Posisi yang
Rencana Keperawatan adalah bagian perawat digunakan adalah posisi terlentang. Alat dan
merencanakan suatu tindakan keperawatan bahan yang digunakan adalah bawang
agar dalam melakukan perawatan terhadap merah, minyak telon, handuk, waslap, perlak
pasien efektif dam efesien. Rencana pengalas, handscoon dan kasa. Prosedur
keperawatan yang dilakukan dalam penelitian pengompresan adalah pertama tempelkan
ini lebih ditujukan untuk menghindari kebagian tubuh dengan kasa yang telah
terjadinya hipertermi yang berlebih yaitu diberi tumbukan halus bawang merah dan
dengan memberikan kompres bawang merah minyak telon, kedua kompres sekitar 15
untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien sampai 20 menit dan dapat diperpanjang
hipertermi. sesuai kebutuhan, ketiga sebaiknya diikuti
Rencana keperawatan disusun sesuai dengan latihan pergerakan atau pemijatan.
pedoman Nursing Intervensions Implementasi Keperawatan merupakan
Classification (NIC) (2013). Rencana serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
keperawatan penelitian ini adalah : berikan perawat untuk membantu pasien dari
penggunaan teknik non farmakologi : kompres masalah status kesehatan yang dihadapi ke
bawang merah. Dari perencanaan yang tertulis status kesehatan yang lebih baik lagi.
dapat diambil tindakan yang sesuai dengan Implementasi keperawatan dilakukan pada
diagnosa keperawatan penelitian ini adalah pagi dan sore hari dengan memantau suhu
memberikan tubuh anak kemudian dilakukan kompres
bawang merah dengan tujuan bisa
menurunkan hipertermi.
Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page 26
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734
Pertemuan ke-1, Responden 1 memberikan
Pertemuan ke-1 Responden 2 memberikan
klien kompres bawang merah dengan masalah
klien kompres bawang merah dengan masalah
kenaikan suhu tubuh karena hipertermi dimulai
kenaikan suhu tubuh karena hipertermi dimulai
hari pertama. Sebelum : keluarga mengatakan
hari pertama. Sebelum : keluarga mengatakan
sebelum diberikan kompres bawang merah
sebelum diberikan kompres bawang merah
0
suhu tubuh sangat tinggi yaitu 38,0 C. Sesudah
suhu tubuh sangat tinggi yaitu 38,50C. Sesudah
: setelah diberikan kompres bawang merah
: setelah diberikan kompres bawang merah
keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang
keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang
dan anak tampak nyaman dengan suhu tubuh
dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu
0
37,7 C, sehingga intervensi masih dilanjutkan.
38,00C, sehingga intervensi perlu dilanjutkan.
Pertemuan ke-2 memberikan klien kompres
Pertemuan ke-2 memberikan klien kompres
bawang merah dengan masalah kenaikan suhu
bawang merah dengan masalah kenaikan suhu
tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga
tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga
mengatakan sebelum diberikan kompres
mengatakan sebelum diberikan kompres
0
bawang merah suhu tubuh 38,5 C. Sesudah :
bawang merah suhu tubuh 38,00C. Sesudah :
setelah diberikan kompres bawang merah
setelah diberikan kompres bawang merah
keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang
keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang
dan anak tampak nyaman dengan suhu 37,80C,
dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu
sehingga intervensi masih dilanjutkan.
37,80C, sehingga intervensi perlu dilanjutkan.
Pertemuan ke-3 memberikan klien komores
Pertemuan ke-3 memberikan klien kompres
bawang merah masalah kenaikan suhu tubuh
bawang merah dengan masalah kenaikan suhu
karena hipertermi. Sebelum : keluarga
tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga
mengatakan sebelum diberikan kompres
mengatakan sebelum diberikan kompres
bawang merah suhu tubuh kadang masih tinggi 0
bawang merah suhu tubuh 37,7 C. Sesudah :
yaitu 37,90C. Sesudah : setelah diberikan
setelah diberikan kompres bawang merah
kompres bawang merah keluarga mengatakan
keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang
suhu tubuh berkurang dan tampak nyaman
dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu
0
dengan suhu 36,5 C sehingga intervensi
36,80C, sehingga intervensi dihentikan.
dihentikan.
Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page 27
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734
Pertemuan ke-1 Responden 3 memberikan
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematik
klien kompres bawang merah dengan masalah
dan terencana tentang kesehatan pasien dengan
kenaikan suhu tubuh karena hipertermi dimulai
tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
hari pertama. Sebelum : keluarga mengatakan
cara berkesinambungan dengan melibatkan
sebelum diberikan kompres bawang merah
pasien dan tenaga kesehatan lainnya.
0
suhu tubuh sangat tinggi yaitu 38,7 C. Sesudah
Evaluasi kepada responden 1 selama kurang
: setlah diberikan kompres bawang merah
lebih 15 menit pada waktu yang ditetapkan
keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang
1x24 jam, keluarga mengatakan anak lebih
dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu
nyaman setelah dilakukan kompres bawang
0
38,2 C, sehingga intervensi perlu dilanjutkan.
merah, hasil pengkajian Suhu : 36,50C, RR :
Pertemuan ke-2 memberikan klien kompres
18 kali per menit masalah teratasi sebagian,
bawang merah dengan masalah kenaikan suhu
dengan rencana yang dilanjutkan adalah
tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga
melakukan kompres bawang merah.
mengatakan sebelum diberikan kompres
Evaluasi kepada responden 2 keluarga
0
bawang merah suhu tubuh 38,1 C. Sesudah :
mengatakan anak lebih nyaman setelah
setelah dilakukan kompes bawang merah
dilakukan kompres bawang merah, hasil
keluraga mengatakan suhu tubuh berkurang
pengkajian Suhu : 36,80C, RR : 16 kali per
dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu
menit masalah tertasi sebagian, dengan
37,80C, sehingga intervensi dilanjutkan.
rencana yang dilanjutkan adalah melakukan
Pertemuan ke-3 memberikan klien kompres
kompres bawang merah.
bawang merah dengan masalah kenaikan suhu
Evaluasi kepada responden 3 keluarga
tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga
mengatakan anak lebih nyaman setelah
mengatakan sebelum diberikan kompres
dilakukan kompres bawang merah, hasil
bawang merah suhu tubuh 37,70C. Sesudah :
pengkajian Suhu : 36,60C, RR : 16 kali per
setelah dilakukan kompres bawang merah
menit masalah teratasi sebagian, dengan
keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang
rencana yang dilanjutkan adalah melakukan
dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu
tindakan kompres bawang merah.
0
36,6 C, sehingga intervensi dihentikan.
PEMBAHASAN
Pengkajian Keperawatan adalah tahap
awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis
Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page 28
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber pertambahan RR, takikardi, dan saat disentuh
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi tangan terasa hangat.
status kesehatan klien (Budiono, 2016 : 127) Diagnosa Keperawatan merupakan suatu
Dari hasil pengkajian yang peneliti lakukan pertanyaan yang menggambarkan respons
pada 3 responden, peneliti mengutamakan manusia (keadaan sehat atau perubahan pola
pengakajian pada peningkatan suhu tubuh interaksi aktual / potensial) dari individu atau
yang dialami anak tersebut, hal ini peneliti kelompok tempat perawat secara legal
lakukan karena mengingat diagnosa utama mengidentifikasi dan perawat dapat
yang peneliti angkat adalah mengenai memberikan intervensi secara pasti untuk
hipertermia berhubungan dengan proses menjaga status kesehatan atau untuk
penyakit (Ridha, 2014). mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah
Hasil pengkajian menunjukkan usia responden perubahan (Budiono, 2016 : 146).
semua berusia 5 sampai 6 tahun dengan jenis Berdasarkan data pengkajian diatas semua
kelamin semuanya perempuan. Pengkajian keluarga responden mengatakan anak
TTV didapatkan suhu tubuh pada tiap mengalami hipertermia, sehingga dari data
responden berada diatas nilai normal yaitu tersebut masalah keperawatan yang
0
37,9 C. Hal ini sesuai dengan yang ditemukan adalah hipertermia berhubungan
disampaikan oleh Kurnia Dewi Anisa tahun dengan proses penyakit (Ridha, 2014).
2019 bahwa hipertermi adalah peningkatan Hipertermi adalah suhu tubuh mengalami
pada suhu tubuh dimana otak mematok suhu kenaikan diatas rentang normal 36,50C
diatas setting normal yaitu diatas 38,00C. sampai dengan 37,50C (Ridha, 2016 : 318).
Peningkatan suhu tubuh ini dapat disebabkan Berdasarkan karakteristik : kenaikan suhu
karena akibat bahan toksik yang tubuh diatas rentang normal, pada saat
mempengaruhi pusat pengaturan suhu (Nanda, disentuh terasa hangat.
2015-2017 dan Judith M. Wikinson, 2016). Sedangkan alasan mengapa peneliti memilih
Secara umum gejala yang sering timbul pada proses penyakit sebagai etiologi, karena
anak saat mengalami hipertermi bervariasi dan adanya penyakit yang menyebabkan suhu
berbeda, menurut Nanda (2012) tanda dan tubuh naik, hal ini sesuai dengan teori Ridha,
gejala hipertermi meliputi kenaikan suhu tubuh (2014) faktor yang berhubungan dengan
diatas rentang normal, konvulsi (kejang), kulit hiperterma : penyakit atau trauma, aktivitas
kemerahan, yang berlebihan, ketidakmampuan atau
penurunan kemampuan untuk
Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page 28
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734
berkeringat, dehidrasi, dan pakaian yang tidak SMART (Spesifik, Measurable, Achievable,
tepat. Reasonable, Time), yaitu tujuan telah spesifik
Perencanaan keperawatan adalah bahwa pemberian kompres bawang merah
pengembangan strategi desain untuk dapat membantu mengurangi hipertermi serta
mencegah, mengurangi, dan mengatasi memberikan rasa nyaman, dengan hasil suhu
masalah-masalah yang telah diidentifikasi tubuh 36,50C sampai 37,50C, tujuan telah
dalam diagnosa keperawatan. Desain tercapai dengan semua keluarga responden
perencanaan menggambarkan sejauh mana telah melaporkan bahwa hipertermi berkurang
perawat mampu menetapkan cara dengan waktu 1x24 jam perawatan.
menyelesaikan dengan efektif dan efisien Implementasi keperawatan adalah realisasi
(Budiono, 2016 : 169). tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
Rencana tindakan keperawatan yang dapat perawat tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
adalah dengan menganjurkan pasien untuk mengobservasi respons klien selama dan
melakukan kompres bawang merah. Tindakan sesudah pelaksanaan tindaka serta menilai data
keperawatan ini telah diambil dari intervensi yang baru (Budiono, 2016 : 191).
Aspiani (2014) untuk menganjurkan pasien Dari semua responden didapatkan respon yang
untuk melakukan kompres bawang merah sama, yaitu sebelum diberikan kompres
dengan teori Mubarak (2015) bahwa kompres bawang merah keluarga responden mengataka
bawang merah dapat memberikan rasa hangat bahwasuhu tubuh berada diatas batas normal
pada pasien dengan menggunakan alat atau dan keluarga responden mengatakan bahwa
cairan yang menimbulkan hangat pada bagian suhu tubuh berkurang setelah diberikan
yang memerlukan (punggung dan perut). kompres bawang merah. Hal ini sesuai dengan
Tujuan yang peneliti tetapkan adalah darah teori Bandiyah (2015) kompres bawang merah
pasien lancar, demam berkurang, pasien rileks disasarkan pada klien dengan perut kembung,
dan pasien merasa nyaman dan tenang hal ini klien yang kedinginan, dank lien yang
sesuai dengan Nursing Outcomes mengalami demam.
Classification (NOC) (2013). Evaluasi keperawatan adalah penilaian
Kriteria hasil yang ada telah sesuai dengan dengan cara membandingkan perubahan
standart Nursing Outcomes Classification
(NOC) dan sudah memenuhi kriteria
Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page 29
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734
keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang
yang perawat buat pada tahap intervensi
telah dilakukan dan pembahasan yang telah
(Budiono, 2016 : 201).
dikemukakan, maka dapat diambil
Pada penelitian ini evaluasi keperawatan
kesimpulan yaitu hasil pengkajian dari
dilakukan setelah pasien mendapatkan kompres
keseluruhan subjek yang menunjukkan data
bawang merah selama kurang lebih 15 menit
subjektif semua keluarga responden
pada waktu yang ditetapkan 1x24 jam. Hasil
mengatakan dengan keluhan hipertermi,
dari evaluasi keperawatan semua keluarga
didukung dengan data objektif yang
responden mengatakn bahwa hipertermi
didapatkan yaitu S : 37,70C dan 38,70C.
berkurang, dan rileks. Hal ini tersebut sudah
Semua responden berjenis kelamin
sesuai dengan kriteria hasil yang telah
perempuan dan rata-rata umur responden
ditetapkan peneliti pada tahap perencanaan
berada di umur 5 sampai 6 tahun. Hasil
keperawatan, sehingga masalah hipertermia
diagnosa keperawatan berdasarkan hasil
dapat teratasi sebagian dan tindakan kompres
pengkajian, responden mengalami masalah
bawang merah dilanjutkan apabila pasien
keperawatan hipertermia berhubungan
mengalami suhu tubuh tinggi diatas rentang
dengan proses penyakit. Tindakan
normal, hal ini karena laju proses terapi
keperawatan yang dilakukan peneliti untuk
nonfarmakologi (kompres bawang merah)
mengatasi masalah hipertermi yaitu dengan
membutuhkan waktu yang lebih lama dan tidak
cara memberikan kompres bawang merah
bisa secepat proses terapi farmakologi
pada anak dapat menurunkan intensitas suhu
(paracetamol).
pada anak dengan indikasi hipertermi.
Berdasarkan penelitian ini, didapatkan hasil
Rencana keperawatan yang telah ditetapkan
yang berbeda antara responden satu dengan
oleh peneliti telah dilaksanakan dengan
responden yang lain. Pada responden 1 setelah
waktu kurang lebih 15 menit tiap pemberian
dilakukan kompres bawang merah mengalami
kompres bawang merah dengan mayoritas
penurunan suhu sebesar 1,50C. Pada responden
responden melaporkan rasa rileks dan
0
2 mengalami penurunan suhu sebesar 1,7 C.
hipertermi berkurang. Kompres hangat
Sedangkan pada responden 3 mengalami
dilakukan setiap 5 jam atau apabila suhu
0
penurunan suhu sebesar 2,1 C.
tubuh responden tinggi. Masalah hipertermia
KESIMPULAN
teratasi sebagian dengan menunjukkan
penurunan suhu tubuh dan hasil
pemeriksaan suhu tubuh normal. Saran :
Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page 30
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734
Memberikan penanganan secara langsung
AnP, Hipertermia DD. Efeketiftas kompres
dalam kehidupan nyata cara menangani hangat untuk menurunkan suhu
tubuh pada an.d dengan hipertermia.
hipertermi secara mandiri akibat proses
2019;5:122-7.
penyakit. Tambahkan wawasan mahasiswa Harnani NM, Andri I, Utoyo B. Pengaruh
Kompres Bawang Merah terhadap
tentang penatalaksanaan non medis dengan
Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien
memberikan kompres bawang merah. Demam Thypoid di RS PKU
Muhammadiyah Gombong.
Kembangkan pendidikan di masa yang akan
2019;361-7.
datang dan menambah literatur perpustakaan Inarno, 2012. Obat Golongan Anagesik dan
tentang pemberian kompres bawang merah Antipiretik.
pada pasien hipertermi. Anjurkan sebagai salah Cahyaningrum. (2014). Efektvitas kompres
hangat dan kompres bawang merah
satu sumber data untuk penelitian selanjutnya
terhadap penurunan suhu tubuh pada
dan dilakukan penelitian lebih lanjut anak dengan demam.
berdasarkan factor lainnya, variabel yang
berbeda, jumlah sampel yang lebih banyak,
dan desain yang lebih tepat. Dapat menambah
proses pengkajian yang lebih detail,
menambah pengetahuan dan wawasan tentang
tepatnya pemberian kompres bawang merah
pada pasien hipertermi.
DAFTAR PUSTAKA
Tubuh S, Demam A. Pengaruh kompres
bawang merah terhadap suhu tubuh
anak demam. :80-9.
Rsud M, Moeloek HA, Lampung P.
Perbandingan Efektifitas Pemberian
Kompres Hangat Dan Tepidsponge
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh
Anak Yang Mengalami Demam
Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung. 2014;4(1):44-56.
rachmad*), Dr. Suryani sri, DEA*), Dr.
gareso paulus lobo MS. penentuan
efektifitas bawang merah dan ekstrak
bawang merah (allium cepa
var.ascalonicum) dalam menurunkan
suhu tubuh.
Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page 31